TANAMAN OBAT MENINGKATKAN EFISIENSI PAKAN DAN KESEHATAN TERNAK UNGGAS

dokumen-dokumen yang mirip
V. PEMANFAATAN HERBAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH AYAM KUB

SUPLEMENTASI JAMU TERNAK PADA AYAM KAMPUNG DI PETERNAKAN UNGGAS SEKTOR 4

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pakan ternak sehingga diperlukan penggunaan pakan alternatif. Sumber

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. Non-nutritive feed additive merupakan suatu zat yang dicampurkan ke. dalam ransum ternak dengan bermacam-macam tujuan misalnya, memacu

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

Nurhayati, Nelwida, dan Marsadayanti Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

I. PENDAHULUAN. protein hewani yang sangat penting bagi masyarakat. Salah satu sumber gizi asal

I. PENDAHULUAN. ayam broiler. Ayam broiler merupakan jenis unggas yang berkarakteristik diantara

I. PENDAHULUAN. dan ekonomis. Permintaan terhadap daging ayam semakin bertambah seiring

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

Pengaruh Pemberian Jus Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) dalam Air Minum Terhadap Penampilan Ayam Broiler Jantan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bagi kesehatan. Pengobatan tradisional telah banyak digunakan sebagai

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

I. PENDAHULUAN. Ayam pedaging merupakan salah satu ternak penghasil daging yang. Ayam pedaging merupakan ternak yang paling ekonomis bila

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

II. TINJAUAN PUSTAKA. strain Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI JAMU UNTUK AYAM BURAS

I. PENDAHULUAN. Perkembangan populasi ternak unggas di Indonesia semakin hari semakin

PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

PEMANFAATAN TANAMAN TRADISIONAL SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM UPAYA MENCIPTAKAN BUDIDAYA AYAM LOKAL RAMAH LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai 60%-80% dari biaya produksi (Rasyaf, 2003). Tinggi rendahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

PELUANG BUDIDAYA AYAM BURAS DI PEDESAAN SEBAGAI PENYANGGA INDUSTRI BOGA

I. PENDAHULUAN. produk yang bernilai gizi dan ekonomis tinggi. Pertambahan berat badan yang. maupun kuantitasnya (Supratman dan Iwan, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

ANALISIS BERAT DAN KUALITAS KARKAS AYAM BROILER YANG DIBERIKAN JAMU PROBIOTIK DAN TANAMAN HERBAL MELALUI AIR MINUM

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peubah* Konsumsi Ekstrak Daun Konsumsi Saponin

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda :

Tabel 1. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat No Nama Tumbuhan. Bagian yang Dimanfaatkan

PENGGUNAAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN DALAM PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KONSUMSI DAN EFISIENSI PAKAN AYAM PEDAGING

Tradisional Bagian Daun dan Buah

Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

S.A. ASMARASARII dan E. SUPRIJATNAZ ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN RAMUAN HERBAL PADA AIR MINUM TERHADAP PERSENTASE KARKAS, PERSENTASE LEMAK ABDOMEN DAN PERSENTASE HATI PADA AYAM KAMPUNG SUPER

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sebagai salah satu sumber protein hewani untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah

POTENSI BUDIDAYA AYAM KAMPUNG SECARA INTENSIF DAN RAMAH LINGKUNGAN DI PROVINSI JAMBI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

Transkripsi:

TANAMAN OBAT MENINGKATKAN EFISIENSI PAKAN DAN KESEHATAN TERNAK UNGGAS DESMAYATI ZAINUDDIN Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221, Bogor 16002 ABSTRAK Ramuan tanaman obat pada umumnya dikonsumsi oleh manusia untuk tujuan menjaga kesehatan atau sebagai pengobatan beberapa penyakit tertentu. Sejak krisis moneter yang terjadi di Indonesia sampai saat ini harga obat-obatan buatan pabrik (impor) sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh para petani ternak, khususnya peternak dalam skala menengah ke bawah. Oleh karena itu peternak berupaya mencari alternatif lain dengan memanfaatkan beberapa tanaman obat sebagai obat tradisional yang disebut jamu hewan yang dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air minum dan atau dalam bentuk simplisia (tepung) yang dicampur kedalam ransum sebagai feed additive maupun feed supplement. Tujuan makalah ini untuk mensosialisasikan dan menginformasikan manfaat dan khasiat dari tanaman obat sebagai jamu dan atau feed additive untuk ternak. Jamu hewan atau ramuan beberapa tanaman obat tersebut dapat dibuat sendiri oleh petani ternak dan harganya lebih murah dibandingkan obat pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas, antara lain penyakit gangguan pernafasan (Snot dan CRD), koksidiosis, kurang nafsu makan, diare, feses hijau. Pemberian jamu hewan maupun tanaman obat obat sebagai feed additive sudah banyak dilakukan oleh peternak unggas (ayam lokal, ayam ras broiler, layer, puyuh, itik serta unggas kesayangan) di wilayah DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Riau). Ternak ayam lokal (kampung) pedaging maupun petelur yang dipelihara pada kelompok ternak di Jakarta Selatan, setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai feed additive menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak Kata kunci: Tanaman obat, jamu hewan, feed additive, kesehatan unggas PENDAHULUAN Obat tradisional adalah obat yang terbuat dari bahan alami terutama tumbuhan dan merupakan warisan budaya bangsa dan telah digunakan turun temurun secara empirik. Ramuan tanaman obat (jamu) selain untuk konsumsi manusia dapat digunakan untuk kesehatan ternak. Akhir-akhir ini merebak berbagai penyakit pada ternak unggas terutama flu burung yang memusnahkan ternak unggas ras maupun unggas lokal, sangat merugikan para peternak. Berdasarkan laporan dari para peternak unggas bahwa peternak yang secara rutin sebelum ada wabah flu burung telah diberikan ramuan obat tradisional pada ayam dan puyuh baik melalui air minum atau dicampur dalam pakan, dan ternaknya terhindar dari serangan penyakit flu burung, Karena obat pabrik mahal maka para peternak skala kecil mencari alternatif lain dengan menggunakan jamu hewan. Secara umum didalam tanaman obat (rimpang, daun, batang, akar, bunga dan buah) terdapat senyawa aktif seperti alkoloid, fenolik, tripenoid, minyak atsiri glikosida dan sebagainya yang bersifat sebagai antiviral, anti bakteri serta imunomodulator. Komponen senyawa aktif tersebut berguna untuk menjaga kesegaran tubuh serta memperlancar peredaran darah. Bahan ramuan tanaman obat (empon-empon) dibuat sesuai kepentingan dan fungsinya yang bisa dipilih dari satu jenis atau beberapa jenis tanaman obat antara lain kunyit, lengkuas, jahe, temulawak, kencur dan lainnya dibuat menjadi ramuan yang biasa disebut jamu hewan. Respon ternak terhadap jamu hewan, dapat meningkatkan nafsu makan, ternak menjadi 202

lebih sehat (tidak mudah diserang penyakit, pertumbuhan optimal dan kandang tidak menimbulkan bau (ammonia) yang menyengat. Tanaman obat lainnya seperti mengkudu, sambiloto, lidah buaya, temu ireng, bawang putih, meniran, daun sirih dan lain sebagainya juga telah digunakan sebagai feed supplement atau feed additive dalam ransum ternak unggas khususnya. Bahan-bahan tanaman obat tersebut dapat berupa sediaan dalam bentuk tepung (simplisia) atau sediaan yang diminum (per-oral). Secara umum manfaat penggunaan tanaman obat bagi manusia maupun hewan adalah untuk peningkatan daya tahan tubuh (sebagai imunomodulator), pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. (SOEDIYO, 1992). MANFAAT TANAMAN OBAT PADA TERNAK UNGGAS Tanaman obat dalam bentuk ramuan jamu atau simplisia (bahan dikeringkan, ditepung) yang diberikan kepada ternak khususnya unggas melalui air minum dan atau dicampur kedalam pakan sebagai feed additive maupun feed supplement berdampak positif terhadap peningkatan kesehatan dan stamina (sebagai immunomodulator) ternak, pertumbuhan, produktivitas menjadi optimal, meningkatkan efisiensi pakan (lebih ekonomis); lemak abdominal lebih sedikit, aroma karkas tidak amis; warna kuning telur lebih orange (nilai skore diatas 7) serta dapat mengurangi bau kotoran disekitar kandang. Pembuatan jamu hewan fermentasi Komposisi bahan pembuat jamu hewan dapat dilihat pada Tabel 1. Semua bahan rimpang dan umbi akar dikupas, ditumbuk/ diparut kemudian dihaluskan dengan alat blender yang ditambah air bersih secukupnya. Air yang digunakan sebaiknya air sumur, jangan air ledeng (PAM) karena mengandung unsur kimia (chlor) yang dapat mengganggu pertumbuhan bakteri positif yang terkandung didalam bahan fermentasi (EM4 atau M-Bio). Tabel 1. Komposisi bahan jamu hewan fermentasi dan bagian-bagian tanaman obat yang digunakan (untuk pembuatan 10 liter) No Bahan tanaman obat dan rempah Bagian yang digunakan Jumlah 1 Bawang putih (Allium sativum. L) Umbi akar 250 gram 2 Kencur (Kaempferia galanga L) Rimpang 250 gram 3 Jahe (Gingeber officinale Rosc) Rimpang 125 gram 4 Langkuas (Langkuas galanga Stunz) Rimpang 125 gram 5 Kunyit (Curcuma domestica Vahl) Rimpang 125 gram 6 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Rimpang 125 gram 7 Kayu manis (Cinnamomum burmanii B) Kulit batang 62,5 gram 8 Sirih (Piper betle L) Daun 62,5 gram 9 Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl) Daun 62,5 gram 10 Gula tetes tebu atau gula merah kental Larutan 250 ml 11 EM4 (efektif mikroba) atau M-Bio Larutan 250 ml Sumber: ZAINUDDIN dan WAKRADIHARDJA, 2002 Semua bahan jamu dibersihkan, dihaluskan, disaring dan diperas untuk diambil sarinya. Selanjutnya air perasan ditambahkan 250 ml tetes tebu atau molasses atau larutan gula merah kental yang sudah dicampur rata sebelumnya dengan 250 ml EM4 atau M-bio, kemudian diaduk rata (warna kecoklatan), tambahkan air bersih hingga volumenya menjadi 10 liter. Ramuan jamu tersebut dimasukan ke dalam drum atau jerigen bertutup rapat, difermentasi selama 6 hari. Setiap hari selama 5 menit jamu diaduk agar keluar gas, tutup rapat kembali. Setelah 6 hari jamu siap digunakan untuk ternak unggas (ZAINUDDIN dan WAKRADIHARDJA, 2002). 203

PENGGUNAAN TANAMAN OBAT PADA AYAM RAS PETELUR DAN PEDAGING Pemberian tepung jahe merah (Zingeber officinale Roxb) dengan level 0,5; 1,0;1,5 dan 2,0% kedalam ransum starter tanpa koksidiostat (ISKANDAR dan HUSEIN., 2003). Pengujian ini bertujuan untuk mengatasi terjadi koksidiosis pada ternak ayam ras petelur fase pertumbuhan (umur 4 s/d 8 minggu). Perlakuan level pemberian tepung jahe merah dibandingkan dengan kelompok ayam yang diberi coxy (buatan pabrik) dan kontrol (tanpa jahe merah dan tanpa coxy pabrik). Hasil yang diperoleh pada kelompok ayam yang diberi 0,5% tepung jahe merah, bahwa penggunaan pakan lebih efisien dibandingkan perlakuan lainnya. Pemberian tepung jahe merah dapat menekan perlukaan (lesi) pada sekum (P<0.,05) dibandingkan dengan pemberian koksidiostat baik melalui air minum maupun dicampur kedalam pakan. Ransum atau bahan pakan unggas yang terkontaminasi aflatoksin akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan (GINTING, 1988). Pengujian yang dilakukan (ROMSYAH et al. 2003) pada ayam ras petelur (periode produksi) dengan pemberian sebanyak 4% ekstrak bawang putih (Allium sativum) kedalam pakan. Bila dilihat dari respon bobot badan maka pemberian 4% ekstrak bawang putih dalam pakan hanya efektif pada perlakuan aflatoksin dosis rendah (0,4 mg/kg bobot badan), tetapi dapat menurunkan residu aflatoksin dalam telur dan gejala aflatoksikosis (aktivitas enzim GOT, GPT dan y-gt menurun). Kemudian jika 4% ekstrak bawang putih dalam ransum diberikan pada perlakuan aflatoksin dosis tinggi (5 mg/kg bobot badan) tidak berpengaruh terhadap kenaikan bobot badan dan produksi telur. Artinya pemberian bawang putih 4% belum cukup untuk menetralisir efek aflatoksin pada dosis tinggi, sehingga dosis bawang putih perlu ditingkatkan agar lebih efektif menetralisir aflatoksin. Pemberian feed additive kombinasi antara bawang putih dan kencur kedalam ramsun sebanyak 0,25 sampai 1,0% tepung kencur, dan 0,02% tepung bawang putih diamati BINTANG dan NATAAMIJAYA (2003) pada ayam broiler sampai umur 4 minggu. Hasil pengujian menunjukkan bahwa feed additive kencur maupun yang dikombinasi dengan 0,02% bawang putih belum berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi dan konversi pakan. Bila dilihat secara kuantitatif maka ayam broiler yang diberi perlakuan 0,5% kencur + 0,02% bawang putih, jumlah konsumsi pakan lebih sedikit (3380 gram/ekor/4 minggu) dibandingkan perlakuan lainnya (3473 gram/ekor/4 minggu), dan rataan bobot badan lebih tinggi (1697 gram/ekor) vs (1586 1623) gram/ekor, sehingga penggunaan pakan lebih efisien. Hasil analisis ekonomi terhadap nilai Income over feed cost per ekor ayam yang diberi 0,05% kencur + 0,02% bawang putih, lebih tinggi 20% vs ransum kontrol. Dalam hal ini terbukti bahwa pemberian feed additive tanaman obat dapat meningkatkan efisiensi pakan unggas, dan level penggunaan bawang putih dalam ransum masih dapat ditingkatkan. Ransum ayam ras petelur yang mengandung bahan aktif lidah buaya (Aloe vera) sebanyak 0,5 gram dalam bentuk kering (LBK) dan 1,0 gram semi liquid (SLLB) yang telah diuji pada ayam ras petelur (Pasaribu et al. (2004). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ayam ras petelur yang diberi perlakuan 1,0 gram SLLB, konsumsi pakan lebih rendah 6% vs ransum kontrol (tanpa bioaktif lidah buaya), produksi telur tidak berbeda nyata (sekitar 75% HD), tetapi bobot telur nyata lebih rendah (56,42 g/butir) vs kontrol (57,17 g/butir), dan pakan lebih efisien yaitu FCR 2,8, vs 3,4 (kontrol), serta kejadian mortalitas sebanyak 1,6% selama 29 minggu pengamatan. Pada ternak ayam broiler penggunaan bioaktif lidah buaya (Aloe vera) sebagai feed additive sebanyak 0,25; 0,5 dan 1 gram (bentuk gel atau ekstrak) dalam ransum, tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, walaupun terlihat ada peningkatan efisiensi pakan. Selanjutnya setelah diukur saluran pencernaan ayam broiler yang diberi perlakuan gel lidah buaya, ternyata ukurannya lebih besar, jumlah total bakteri aerob lebih sedikit dibandingkan ransum kontrol (SINURAT et al. 2003). Ternak ayam ras strain Isa Brown (fase produksi telur) yang diberi perlakuan ransum mengandung sari buah mengkudu dan tepung daun mengkudu masing-masing sebanyak 3; 6 dan 9% terhadap produktifitas, kualitas telur 204

dan kadar kolesterol telur (WARDINY, 2005). Hasil pengujian menunjukkan bahwa rataan produksi dan warna kuning telur ayam yang diberi tepung daun mengkudu nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan sari buah mengkudu yaitu 73,03% HD vs 64,33% HD. Hal ini disebabkan daun mengkudu mengandung mineral F, Zn dan β karoten yang dapat diubah dalam tubuh ayam menjadi vitamin A. Selain protein, vitamin dan mineral ini juga berperan dalam meningkatkan produksi dan warna kuning telur. Rendahnya produksi telur ayam yang diberi 6 dan 9% sari buah mengkudu dalam ransum yaitu 62 dan 63,5% HD, antara lain disebabkan senyawa aktif tannin yang dapat menekan retensi nitrogen dan penurunan daya cerna asam amino yang seharusnya dapat diserap oleh villi-villi usus untuk perkembangan jaringan tubuh dan produksi telur. Tabel 2. Beberapa jenis tanaman obat yang digunakan sebagai obat (jamu) dan meningkatkan stamina ternak unggas Nama tanaman Nama latin Pencegahan dan Bagian tanaman pengobatan terhadap yang digunakan penyakit Jahe Zingeber officinale Roxb Rimpang Koksidiosis, CRD, kekebalan tubuh Referensi ISKANDAR dan HUSEIN. 2003 Bawang putih Allium sativum Linn Umbi akar Aflatoksikosis MARYAM et al., 2003 Kunyit Curcuma domestica Rimpang Nambah nafsu makan, pencernaan, anti bakteri Langkuas Langua galanga (L) Stuntz Rimpang Nambah nafsu makan, stamina, tonikum SUKAMTO P., 2005; BINTANG dan NATAAMIDJAYA, 2003 ZAINUDDIN dan WAKRADIHARDJA. 2002 Lidah buaya Aloe vera Daging daun Mortalitas rendah, pakan efisiensi Temulawak Curcuma xanthorrhiza Rimpang Nambah nasfu makan ZAINUDDIN et al., 2002; PUJIASTUTI, 2001 SINURAT et al., 2004 Lempuyang Zingiber aromaticum Rimpang Batuk, diarrea, perbaiki SUMARDI. 2006 ; se-sel yang rusak akibat virus, nambah JARMANI dan NATAAMIJAYA, 2001 nafsu makan Sambiloto Andrographis paniculata Herba (daurn, batang, bunga) Menekan afla toksin dalam pakan, snot/flu, tingkatkan stamina, antiviral, koksidiosis Mengkudu Morinda citrifolia Daun, buah Stamina, efisiensi pakan, warna kuning telur. Pepaya Carica papaya Linn Daun Meningkatkan daya tahan tubuh, turunkan lemak karkas itik. Temu ireng Jamu hewan campuran 9 jenis tanaman obat Jamu flu burung campuran 5 jenis tanaman obat Curcuma aeruginosa Roxb Lihat Tabel 1 Curcuma xanthorriza R. Curcuma aeruginosa R. Aegle marmelos, L Corr Piper retrofractum, V Zingiber aromaticum, V ZAINUDDIN. 2003; CAHYANINGSIH dan SURYANI. 2006 ZAINUDDIN. 2003; WARDINY et al., 2005; NURHAYATI et al. 2005 SUKAMTO, P. 2005; TJOKORDA. 2004 Rimpang Cacingan SUMARDI. 2006 ; Rimpang, daun, kulit batang Rimpang, Rimpang Buah Buah Rimpang Stamina, produktifitas, ZAINUDDIN dan ketahanan penyakit WAKRADIHARDJA 2002; BAKRIE et al., 2003. Mencegah flu burung, SUMARDI. 2006 antiviral, meningkatkan produktifitas 205

Pemberian tepung buah mengkudu dalam ransum yang diujicobakan pada anak ayam broiler jantan selama 4 minggu (NURHAYATI et al., 2005). BANGUN dan SARWONO melaporkan bahwa dalam buah mengkudu mengandung zat anti bakteri antara lain antrakuinon, acubin dan alizarin, dan zat nutrisi (protein 9,02% dan energi metabolis 3117 kkal/kg), xeronin dan precusor xeronin. Proxeronin akan diubah menjadi xeronin didalam usus oleh enzim proxeronase yang selanjutnya akan diserap oleh sel-sel tubuh untuk mengaktifkan proteinprotein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang tidak aktif. Oleh karena itu buah mengkudu dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak dalam batasan tertentu (5-10% dalam ransum), karena kandungan serat kasar cukup tinggi (NURHAYATI et al. 2005). Hasil pengujian NURHAYATI et al. (2005), pemberian tepung buah mengkudu dari level 2,5 sampai 10% dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, bobot badan, persentase bobot karkas. (68,51-70,85%). Secara kuantitatif terjadi penurunan bobot badan masing-masing 3,1 dan 5,8% pada ayam broiler jantan yang diberi ransum 7,5 dan 10% buah mengkudu. Penggunaan mengkudu sebagai tanaman obat karena mengandung sejumlah zat aktif yang secara sinergi memberi efek yang baik bagi kesehatan tubuh seperti antistress (LI et al, 2001), anti bakteri (LEACH et al. 1998) dan anti kanker (FURUSAWA, 2003; JOHNSON et al. 2003). PENGGUNAAN TANAMAN OBAT PADA TERNAK AYAM LOKAL (KAMPUNG) DAN ITIK Beberapa jenis tanaman obat yang telah diujicobakan pada ternak unggas lokal (ayam dan itik) diantaranya mengkudu (Morinda citrifolia), sambiloto (Androgaphis paniculata), jahe (Zingeber officinale), kunyit (Curcuma domestica), Lengkuas (Langua galanga L), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza R), daun sirih (Piper betle L), daun Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boer), kencur (Kaempferia galanga L), Bawang putih ( Allium sativum L) dan lainnya. Beberapa jenis tanaman obat diberikan dalam satu jenis tanaman, dan kebanyakan diramu dari beberapa tanaman obat dalam bentuk tepung maupun larutan jamu (Tabel 2). Respon pemberian tanaman obat dalam sediaan air minum pada ternak ayam kampung fase pertumbuhan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Pemberian 3 macam ramuan tanaman obat selama 7 minggu (umur 40-75 hari) terhadap kinerja ayam kampung fase pertumbuhan Perlakuan tanaman obat Bobot akhir umur 75 hari (gram/ekor) Pertambahan bobot badan (gram/ekor) Konsumsi pakan (gram/ekor) Konversi pakan (gram/gram) Kontrol 999,17 675,69 a 2158,64 3,20 a Jamu hewan 1028,63 712,33 ab 2153,00 3,02 ab Sambiloto 1189,14 851,97 ab 2362,00 2,77 b (Andrographis paniculata) Buah mengkudu (Morinda citrifolia) 1182,85 875,77 b 2417,60 2,76 b Sumber: ZAINUDDIN 2003 Dari Tabel 3 terlihat bahwa pertambahan bobot badan ayam kampung yang diberi buah mengkudu (875,77 gram/ekor) nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan ransum kontrol (675,69 gram/ekor). Bila dihitung dari konversi pakan, maka pemberian mengkudu dan sambiloto lebih efisien daripada kontrol dan tidak berbeda nyata dengan jamu hewan. Perlu diinformasikan bahwa pada ayam percobaan yang diberi perlakuan mengkudu, kondisi bulu primer lebih berkilap dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut komponen zat lain yang terkandung didalam buah mengkudu yang membuat tampilan bulu berkilap. Para peternak unggas khususnya peternak unggas lokal umumnya selalu memberikan tambahan ramuan tanaman obat seperti kunyit, 206

temulawak, temu ireng, daun pepaya dan daun mengkudu, dan sebagainya, kedalam ransum atau dicampur dengan air minum. Contohnya Peternak di RRMC Garut (SUKAMTO, 2005) sejak tahun 1990 memberi 0,5% tepung temulawak; 0,5% tepung kunyit; 5% irisan daun pepaya dengan frekuensi 2 kali seminggu, dan pemberian 100 gram temu ireng/liter air minum. Pemberian obat tradisional agar daya tahan tubuh ayam meningkat, mencegah penyakit pencernaan dan cacing. Ransum itik yang mengandung 0,25% daun pepaya diberi perlakuan suplementasi lactobacillus complex. yaitu terdiri atas Lactobacillus sp, bakteria, Acsomycies dan yeast (ragi). Ransum itik afkir diformula iso kalori (2800 kkal/kg) dan iso protein 15%), diberikan pada ternak itik Bali betina afkir (umur 2 tahun) selama 60 hari dibandingkan kontrol (tanpa daun pepaya dan lactobacillus komplek). Diperoleh hasil bahwa perlakuan suplementasi lactobacillus dapat meningkatkan bobot karkas dan persentase karkas, dan menurunkan persentase lemak termasuk kulit karkas itik betina afkir (TJOKORDA, 2004). Diketahui bahwa lemak kulit pada karkas itik sangat tebal, sehingga banyak konsumen yang kurang menyukai daging itik tersebut akibat bau amis dan berlemak. Ternyata penambahan larutan turunan EM4 dapat meningkatkan dayacerna serat kasar, bahan kering dan bahan organik (BELAWA, 2003) yang berpengaruh positif terhadap bobot karkas itik. KESIMPULAN Tanaman obat sebagai feed supplement atau feed additive dapat diberikan melalui air minum atau dicampur ke dalam ransum. Ternak unggas yang diberi ramuan tanaman obat akan meningkatkan daya tahan tubuh (kesehatan) ternak unggas, produktivitas, efisiensi pakan, kualitas karkas daging ayam lebih baik (perlemakan abdomen berkurang), aroma daging dan telur tidak amis, serta kotoran ternak tidak berbau (ammonia) yang menyengat. Bahan jamu tanaman obat dan rempah Dibersihkan/kupas Bahan jamu yg telah bersih, digiling halus/blender, disaring, ambil sarinya Beri gula tetes tebu yang telah dicampur degan EM4 (mikroba utk fermentasi) Tambahkan air bersih hingga volume 10 L diaduk sampai homogen Larutan disimpan dalam jerigen yang bertutup rapat. difermentasi selama 6 hari Jerigen disimpan dalam suhu ruang, setiap hari tutup dibuka selama 5 menit, larutan diaduk, dan seterusnya sampai hari ke 6 Jamu hewan Siap digunakan untuk ternak unggas Lampiran 1. Bagan proses pembuatan jamu hewan fermentasi 207

DAFTAR PUSTAKA BAKRIE, B., D. ANDAYANI, M. YANIS dan D. ZAINUDDIN. 2003. Pengaruh Penambahan Jamu ke Dalam Air Minum Terhadap Preferensi Konsumen dan Mutu Karkas Ayam Buras. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. September 2003. Puslitbang Peternakan. Bogor. BANGUN, A.P. dan B. SARWONO. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agromedia Pustaka. Jakarta. BELAWA, Y.T.G. 2003. The Effect of Syzygium Polyanthum Walp. Supplementation in Diets Containing Different Crude Fibre Sources on Betutu Characteristic Composition and Quality on Betutu of Baliness Duck. Proceedings. International Conference on Functional and Health Foods: Market, Technology & Health Benefit, Gadjah Mada University. Yogyakarta. BINTANG, IAK. dan A.G. NATAAMIJAYA. 2003 Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit (Curcuma domestica Val) dan Tepung Lempuyang (Zingiber Aromaticum Val) dalam Ransum terhadap Berat Organ dalam dan Daya Simpan Daging Broiler pada Suhu Kamar. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. September 2003. Puslitbang Peternakan. Bogor. CAHYANINGSIH, U. dan A. SURYANI. 2006. Pemberian Serbuk Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) dalam Pakan terhadap Mortalitas, Jumlah Ookista, Pertambahan Bobot Badan pada Ayam yang Diinfeksi Eimeria tenella. Prosisding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXIX. Surakarta Maret 2006. Fakultas Kedokteran Hewan Univ. Sebelas Maret Surakarta bekerjasama dengan POKJANAS Tanaman Obat Indonesia. Surakarta. FURUSAWA, E. 2003. Anti Cancer Activity of Noni Fruit Juice Against Tumors in Mice. Proceedings of the 2002 Hawai I Noni Conference. University of Hawaii at Manoa, College of Tropical Agriculture and Human Resources: 23-24. GINTING, N.G. 1988. Sumber dan Pengaruh Aflatoksin terhadap Pertumbuhan dan Performa Ayam Broiler. Desertasi. Universitas Padjadjaran. Bandung. ISKANDAR, T. dan A. HUSEIN. 2003. Pemberian Campuran Serbuk Jahe Merah (Zingirber officinale Rubra) pada Ayam Petelur untuk Penanggulangan Koksidiosis. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. September 2003. Puslitbang Peternakan. Bogor. JOHNSON, A., S.T. HEMSCHEIDT and W.K. CSISZAR. 2003. Cytotoxicity of Water and Ethanol Extracts of Morinda Citrifolia (L) Against Normal Epithelia and Breast Cancer Lines. Proceedings of the 2002 Hawai I Noni Canference. University Of Hawaii at Manoa College of Tropical Agriculture and Human Resources: 22. LEACH, A.J., D.N. LEACH and G.J. LEACH. 1988. Antibacteial Activity of Some Medical Plants of Papua New Guinea. Sci. Guinea 14 : 1-7. LI, Y.F.,L. YUAN, Y.K. XU., M. YANG, Y.M. ZHAI and Z.P, LUO. 2001. Antistress Effect of Oligosaccharides Extracted from Morinda Officinalis in Mice and Rats. Acta Pharmacol. Sin. 22 (12) : 1084-1088. MARYAM, R., Y. SANI, S. JUARIAH, R. FIRMANSYAH dan MIHARJA. 2003. Efektifitas Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum Linn) dan Penanggulangan Aflatoksikosis pada Ayam Petelur. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. September 2003. Puslitbang Peternakan. Bogor. NURHAYATI, NELWIDA dan MARSADAYANTI. 2005. Pengaruh Penggunaan Tepung Buah Mengkudu dalam Ransum terhadap Bobot Karkas Ayam Broiler. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis (Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture). Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang. PASARIBU, T, A.P. SINURAT, T. PURWADARIA, S. SITOMPUL, J. ROSIDA dan SUSANA IWR. 2004. Pengaruh Pemberian Bioaktif Lidah Buaya (Aloe vera) dan Anthrakuinon terhadap Produktivitas Ayam Petelur. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan. Bogor. SINURAT, A.P., T. PURWADARIA, M.H. TOGATOROP dan T. PASARIBU. 2003. Pemanfaatan Bioaktif Tanaman sebagai Feed additive pada Ternak Unggas. Pengaruh Pemberian Gel Lidah Buaya atau Ekstraknya dalam Ransum terhadap Penampilan Ayam Pedaging. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan. Bogor. 208

SOEDIBYO, B.M. 1992. Pendayagunaan Tanaman Obat. Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah. Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya Tanaman Obat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Bogor. SUKAMTO, P. 2005. Strategi Pembibitan yang Dilaksanakan di RRMC Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. SUMARDI. 2006. Sumardi dan Jamu Tahan Flu Burung. Dilaporkan C. WAHYU HARYO dalam Harian Kompas tanggal 17 Juli 2006. hlm 16. Jakarta. WARDINY, T.M. 2005. Kandungan Kolesterol dan Vitamin A Telur Ayam yang Diberi Mengkudu (Morinda citrifolia) dalam Ransum Ayam Ras Petelur. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor. ZAINUDDIN, D dan E. WAKRADIHARDJO. 2002. Racikan Ramuan Tanaman Obat dalam Bentuk Larutan Jamu dapat Mempertahankan dan Meningkatkan Kesehatan serta Produktivitas Ternak Ayam Buras. Prosiding Seminar Nasional XIX Tumbuhan Obat Indonesia. Kerjasama POKJANAS Tumbuhan Obat Indonesia dengan Puslit Perkebunan. Bogor. ZAINUDDIN, D dan W. PUASTUTI. 2002. Pengaruh Suplementasi Tepung Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dalam Ransum Ayam Ras Terhadap Kualitas Telur, Kadar Kolesterol Telur dan Feses. Prosiding Seminar Nasional XIX Tumbuhan Obat Indonesia. Kerjasama POKJANAS Tumbuhan Obat Indonesia dengan Puslit Perkebunan. Bogor. ZAINUDDIN, D. 2003. Pengaruh tumbuhan obat buah Mengkudu dan Sambiloto terhadap Pertumbuhan Ayam Kampung. Prosiding Seminar Tumbuhan Obat Indonesia XXIII, Maret 2003. Fakultas Farmasi Univ. Pancasila bekerjasama dengan POKJANAS Tanaman Obat Indonesia. Jakarta. 209