BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

belaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1. Adapun tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dapat memahami masalah-masalah yang berada dalam. lingkungan, baik yang berasal dari lingkungan sosial yang membahas

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. juga belajar diluar kelas supaya siswa itu tidak merasa bosan, misalnya saja siswa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikembangkan, serta peningkatan pengetahuan seseorang. Menurut Noeng

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. harus terus diupayakan demi kepentingan masa depan bangsa. bersifat terus menerus. Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penentu dalam kehidupan manusia. Manusia sejak lahir memiliki fitrah untuk mencari tahu terhadap apa yang selama ini belum diketahuinya. Di era globalisasi ini manusia dituntut untuk mengetahui setiap informasi yang berkembang. Kemampuan memperoleh informasi secara cepat akan menjadikan manusia sebagai orang yang siap memegang kendali dalam persaingan global. Dalam rangka inilah manusia memerlukan kompetensi yang tinggi sehingga dapat membawa kehidupan manusia pada tahap pencapaian pengetahuan yang unggul dalam pendidikan. Menurut Muhadjir Pendidikan pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, Paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos (2002:20-21). Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan dan kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa (Brubacher, 1987:371). Pentingnya pendidikan dirasakan oleh setiap individu di muka bumi ini tanpa terkecuali masyarakat Indonesia. Karena pentingnya menjadi individu yang berpendidikan, maka pendidikan Indonesia diatur dalam undang-undang dasar 1945 peraturan perundang-undangan RI yang paling banyak membicarakan adalah undangundang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaranagar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. 1

2 Undang-undang mengatur pendidikan pada umumnya. Artinya, segala sesuatu yang bertalian dengan pendidikan dari prasekolah sampai pendidikan tinggi ditentukan di undang-undang ini. Pasal 1, ayat 2 dan ayat 5. Ayat 2 berbunyi sebagai berikut Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman undang-undang ini mengharuskan pendidikan berakar pada kebudayaan nasional dan nilai-nilai agama yang berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945. Ini berarti teori-teori pendidikan dan praktik-praktik pendidikan yang diterapkan di indoensia harus berakar pada kebudayaan Indonesia dan agama. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menurut adanya perubahan dan perkembangan di segala bidang terutama bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia, kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan kualitas pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Oleh karena itu peningkatan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan harus terus dilakukan agar tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai. Berbagai usaha dalam peningkatan kualitas pendidikan telah dilakukan salah satunya dengan perubahan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 atau pendidikan berbasis karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, keahlian atau keterampilan, dan pendidikan karakter. Dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan prsentasi serta memiliki sopan santun dan disiplin yang tinggi. Penggunaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran membuat pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan kurikulum sebelumnya atau KTSP. Tujuan umum diberlakukannya kurikulum 2013 ini dalam rangka mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai warga negara yang produktif kreatif, inovatif, dan

3 afektif serta mampu untuk berkembang di kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Hidayat, 2013:16). Kurikulum 2013 mengharuskan seorang guru menjadi fasilitator yang membimbing anak dalam proses pembelajaran sehingga memungkinkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut seorang guru akhirnya dituntut untuk dapat bisa mengajar sekaligus mendidik peserta didik dengan cara yang berbeda-beda. Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk paling banyak ketiga di dunia hal ini otomatis berkenaan langsung dengan pendidikan di Indonesia. Banyaknya peserta didik membuat jumlah peserta didik per-kelasnya menjadi sangat banyak, sedangkan guru yang mengajar hanya seorang dan diharuskan untuk memahami setiap karakter dari peserta didik yang diajarnya. Dengan begitu seorang guru haruslah memiliki cara yang kreatif, unik, dan inovatif dalam setiap pembelajarannya agar peserta didik bisa tetap dalam keadaan kondusif dan tujuan dari pembelajaran tersampaikan dengan baik. Menciptakan pendidikan yang efektif sangatlah sulit. Banyak sekali kendala-kendala dan masalah yang dapat ditemukan dalam dunia pendidikan. Seperti bagaimana usaha meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien dan membangkitkan semangat belajar peserta didik di kelas sehingga kelas yang ramai dan gaduh bukanlah kelas yang ditempati oleh peserta didik yang kurang pintar namun kelas yang ramai dan gaduh merupakan salah satu bentuk keaktifan belajar di kelas yang membetuk euphoria semangat antara peserta didik. SMA Batik 1 Surakarta merupakah salah satu SMA favorit di Surakarta yang memiliki visi mewujudkan lembaga pendidikan menengah umum swasta yang unggul dengan bertumpu pada peningkatan iman dan taqwa, penanaman disiplin dan tertingkatnya prestasi (IDASI). Untuk mencapai visi tersebut salah satu misi SMA Batik 1 Surakarta adalah menyelenggarakan pendidikan menengah umum yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat kini dan mendatang. Oleh karena itu SMA Batik 1 Surakarta memenuhi kebutuhan siswa dalam pembelajaran seperti lengkapnya fasilitas yang ada di SMA Batik 1 Surakarta,

4 setiap kelas dilengkapi dengan dua buah Air Conditioner, LCD, Projector, dan Sound System yang mendukung proses pembelajaran di kelas. Selain itu juga didukung oleh para guru yang berkompeten dalam bidang pelajarannya masingmasing. Upaya melakukan perbaikan di bidang pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, salah satunya adalah guru. Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat ditunjukan oleh siswanya (Hamzah B. Uno, 2008:17). Oleh karena itu guru hendaknya memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode pengajarannya. Melalui wawancara dengan siswa yang dilakukan pada saat Pengalaman Program Lapangan diketahui bahwa dalam mengajar guru memahami materi dengan sangat baik. Pembelajaran sejarah di kelas sering kali dikemas guru dalam metode pembelajaran ceramah dan memberikan point-point penting yang harus dicatatat oleh siswa hal tersebut dilakukan guru agar siswa dapat kembali mengulang pembelajaran di kelas ketika sudah di rumah atau ketika akan ujian. Dalam pembelajaran di kelas sesekali guru juga mengimplementasikan model pembelajaran diskusi dan tanya jawab kelompok agar dapat mengaktifkan suasana belajar dikelas dan pada akhir semester siswa diberikan tugas untuk membuat kliping dari salah satu kompetensi dasar pembelajaran pada semester yang sedang dijalani. Melalui observasi yang dilakukan peneliti selama proses Pengalaman Program Lapangan dapat diketahui bahwa penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dapat menghasilkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Semangat dan antusisas siswa terhadap pembelajaran sejarah akan meningkat ketika peneliti menggunakan model-model pembelajaran, model pembelajaran yang pernah digunakan peneliti saat Pengalaman Program Lapangan diantaranya adalah model kooperatif Jigsaw, Two Stay Two Stray, Snowball Throwling, dan Picture and Picture. Perkembangan zaman yang semakin modern membuat siswa di SMA BATIK 1 Surakarta menjadi mudah untuk menemukan sesuatu yang baru dalam proses pembelajaran dan menuntut guru untuk melakukan inovasi dalam proses

5 pembelajaran. Semakin aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran bertanda semakin harus jeli seorang guru untuk melihat kondisi keaktifan belajar di kelas agar pembelajaran dan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Berdasarkan data hasil belajar siswa pada prasiklus yang dillakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa dari 47 siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta 40,42% atau 19 siswa lulus tes ranah kognitif prasiklus dan 59,58% atau 28 siswa belum lulus tes. Menurut wawancara peneliti pada siswa hal tersebut terjadi dikarenakan siswa belum sepenuhnya memahami materi dalam pembelajaran sejarah. Untuk mengatahui masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran sejarah di SMA maka dari itu peneliti meneliti hal tersebut dengan menggunakan model-model yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar sejarah dan peserta didik pun menjadi bergairah dalam belajar sejarah di kelas. Menanggapi kelesuan siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta dalam belajar sejarah peneliti memberikan solusi dengan mengimplementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang ditekankan pada keaktifan belajar siswa dan keaktifan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang pola interaksi siswa. Dengan model ini siswa juga akan termotivasi dalam belajar dan siswa akan mendapat kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan siswa. Dengan teknik ini siswa dapat berpartisipasi melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapan melalui percakapan (Hartono, 2008:29). Pemaduan Question Student Have dengan teknik permainan Talking Stick akan menambah semangat siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas sehingga diharapkan dapat meningktkan hasil belajar sejarah siswa khususnya pada kompetensi dasar Menganalisis Peran Sumpah Pemuda dalam Kehidupan Kebangsaan di Indonesia pada Masa itu dan Masa Kini. Oleh karena itu peneliti membuat penelitian yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran

6 Kooperatif Teknik Question Student Have dan Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah di kelas XI IPS 4 SMA BATIK 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. B. Pembatasan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi pada upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Peminatan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif kombinasi Question Student Have dan Talking Stick di kelas XI IPS 4 tahun pelajaran 2015/2016 di SMA BATIK 1 Surakarta. C. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah Implementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick di kelas XI IPS 4 SMA BATIK 1 Surakarta? 2. Bagaimanakah Implementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar sejarah kelas XI IPS 4 SMA BATIK 1 Surakarta? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk memperbaiki hasil belajar dalam pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS SMA BATIK 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran kooperatif Question Student Have dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil siswa pada mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS SMA BATIK 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

7 E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar pada mata pelajaran sejarah. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan pertimbangan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian dibidang pendidikan sejarah dimasa yang akan datang. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa: 1) Membantu siswa mencapai kompentensi diri dalam menuntaskan materi pembelajaran sejarah 2) Membantu siswa meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran sejarah 3) Membantu siswa memahami konsep, kejadian, peristiwa, fakta, data dan interprestasi serta kebenaran sejarah. 4) Semakin termotivasi untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran Sejarah. b. Bagi Guru: 1) Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang penelitan tindakan kelas. 2) Mengembangkan kurikulum 2013 secara komprehensif dengan pendekatan saintifik dan penilaian. 3) Menemukan inovasi pembelajaran yang akan memberikan perbaikan dan peningkatan. 4) Memotivasi untuk selalu eksplorasi dalam teknik, metode dan model pembelajaran yang kreatif serta inovatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa