PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS DAN TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA LPD

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERTUMBUHAN TABUNGAN DAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERIODE PENGUMPULAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN JUMLAH PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA PT. BPR CAHAYA BINA PUTRA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES)

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN JUMLAH DEBITUR TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SEKECAMATAN BULELENG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA KOPERASI

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keras dan persyaratan lingkungan yang diterapkan juga semakin lama semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. benar. Ini merupakan konsep matematika atau merupakan perhitungan ratio

PENGARUH CAR, LDR, DAN BANK SIZE TERHADAP NPL PADA LEMBAGA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

17 Analisis Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada PT. Afresh Indonesia Jambi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berupa uang/surat-surat berharga lainnya. hidup krama desa untuk menunjang pembangunan.

PENGARUH PENYALURAN KREDIT DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

PENGARUH MODAL SENDIRI, TOTAL ASET, DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SWASTHI MANDIRI SINGARAJA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

Prosiding Manajemen ISSN:

PENGARUH TABUNGAN DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

PENGARUH KREDIT YANG DISALURKAN DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

BAB II LANDASAN TEORI

Ni Komang Ariani, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

ANALISIS PENGGUNAAN MODAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFISIENSI USAHA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TEGAL. Inayah Adi Sari ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS Teori Stakeholder Teori Stakeholder digagas oleh R. Edward Freeman menyatakan bahwa :

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS, KOMPOSISI PENDANAAN, UMUR OPERASIONAL, DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH

PENGARUH OPERATING LEVERAGE DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI LOGAM DAN SEJENISNYA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana

Putu Agustina Indrayani, Fridayana Yudiaatmaja, I Wayan Suwendra. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

Ni Made Anik Nasa Suryawati, Wayan Cipta, Gede Putu Agus Jana Susila. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat digolongkan menjadi: (a) peusahaan jasa; (b) perusahaan. pabrik (manufaktur); dan (c) peusahaan dagang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENJUALAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN, JASA DAN INVESTASI DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WORKING CAPITAL MANAGEMENT ROLE IN IMPROVING ECONOMIC PROFITABILITY IN SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES (SMES) IN BANYUMAS REGION

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya. Untuk menjalankan

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH AKTIVA PRODUKTIF DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KINERJA OPERASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja sangat

Pengaruh LDR, LAR, DER dan CR Terhadap ROA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA KOPERASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali persaingan yang terjadi. Dalam hal ini suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

Analisis Pengaruh Cash Turnover, Receivable Turnover,

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG, LDR, SPREAD MANAGEMENT, CAR, DAN JUMLAH NASABAH PADA PROFITABILITAS LPD DI KECAMATAN KUTA

Transkripsi:

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS DAN TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA LPD Ketut Yuli Astini, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: Yulimbem67@yahoo.com, cipta1959@yahoo.co.id, yc9da@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang pengaruh tingkat (1) perputaran kas terhadap rentabilitas ekonomis, (2) perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis, dan (3) perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Subjek dalam penelitian ini adalah LPD Desa Pakraman Busungbiu dan objeknya adalah perputaran kas, perputaran piutang dan rentabilitas ekonomis. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh tingkat perputaran kas terhadap rentabilitas ekonomis (2) tidak ada pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis, dan (3) ada pengaruh tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis pada LPD Desa pakraman Busungbiu. Kata-kata kunci: perputaran kas, perputaran piutang, rentabilitas ekonomis. Abstract This study aims to obtain an explanatory findings were tested on the effect of the level of (1) cash turnover on economic rentability, (2) the accounts receivable turnover against economic rentability, and (3) cash turnover and accounts receivable turnover of the economic rentability of the LPD Desa Pakraman Busungbiu at 2008 th until in the years 2012 th. Subjects in this study were LPD Desa pakraman Busungbiu and its object is the velocity of cash, accounts receivable turnover and economical rentability. The type of data required in this study were collected quantitative data with documentation techniques and analyzed using multiple linear regression analysis. Results showed (1) the level of cash turnover affect the economic rentability, (2) the accounts receivable turnover rate does not affect the economic rentability and (3) the level of cash turnover and accounts receivable turnover rate simultaneously positive and significant impact on economic rentability. Keywords: cash turnover, receivable turnover, economic rentability. PENDAHULUAN LPD adalah lembaga perkreditan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, dimana pengelolanya dilakukan oleh desa pakraman itu sendiri, sehingga keberadaan LPD hampir ada disetiap desa di Bali. LPD mempunyai peran sangat

strategis dalam melayani warga desa pakraman termasuk usaha kecil mikro dan rumah tangga di desa pakraman sesuai harapan nasabah yaitu prosedur sederhana, proses cepat, serta kedekatan jarak/ lokasi. LPD juga berperan menunjang program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Demikian juga dengan LPD Desa Pakraman Busungbiu yang bertujuan untuk mengembangkan perekonomian di Desa Pakraman Busungbiu, menggerakkan pembangunan desanya, serta melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. LPD Desa Pakraman Busungbiu melakukan penerimaan dana dari pihak ketiga yang berasal dari masyarakat berupa tabungan dan deposito, serta menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit, yang mana prosedur penerimaan tabungan, deposito dan pemberian kreditnya dilakukan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan untuk mencegah terjadinya kredit non lancar atau kredit macet. Tujuan suatu perusahaan atau lembaga keuangan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba. Demikian halnya dengan LPD Desa Pakraman Busungbiu walaupun LPD tidak semata-mata berorientasi pada laba namun di dalam menjalankan aktivitas usahanya harus memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan sehingga kelangsungan dapat terjaga. Akan tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan atau lembaga keuangan itu telah bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, untuk mengetahui efisien atau tidaknya hal tersebut dapat dihitung dengan rentabilitas. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh LPD Desa Pakraman Busungbiu ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya, salah satunya dengan memperhatikan tingkat perputaran kas dan perputaran piutang. Telah banyak dilakukan penelitian untuk mengkaji masalah pengaruh perputaran kas dan perpuatarn piutang terhadap rentabilitas ekonomis. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Elwiyana (2007) yang menyimpulkan bahwa untuk uji secara parsial perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Untuk uji secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Jepara Tahun 2004-2005. Sedangkan penelitian yang dilakukan Nugroho (2011) menyimpulkan secara simultan perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis. Sedangkan untuk uji secara parsial perputaran kas dan perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas ekonomis. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Busungbiu, dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang dan rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Rata-rata Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Rentabilitas Ekonomis Tahun 2008-2012. Tahun Tingkat Perputaran Kas (kali) Tingkat Perputaran Piutang (kali) Rentabilitas Ekonomis (%) 2008 2,00 0,09 3,90 2009 2,90 0,10 4,12 2010 3,60 0,11 4,70 2011 5,11 0.16 3,50 2012 3,06 0,11 2,75 Berdasarkan Tabel 1 di atas, rentabilitas ekonomis pada tahun 2011 mengalami penurunan dari 4,70% menjadi 3,50% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan lagi dari 3,50% menjadi 2,75%. Penurunan Rentabilitas Ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu diduga karena adanya pengelolaan modal kerja yang kurang baik terutama pengelolaan keseluruhan dari jumlah aktiva lancarnya seperti kas, dan piutang. Sebagai alternatif solusinya adalah dengan mengatur tingkat perputaran kas, dan tingkat perputaran piutang. Tingkat perputaran kas, dan tingkat perputaran piutang tersebut diharapkan tinggi, sehingga tingkat

rentabilitas ekonomis yang dicapai oleh LPD Desa Pakraman Busungbiu juga meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh penjelasan yang teruji tentang pengaruh simultan dan parsial tingkat perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam ilmu manajemen khususnya manajemen keuangan mengenai pengaruh tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis. Disamping itu secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ke dalam upaya meningkatkan perputaran kas dan perputaran piutang sehingga dapat tercapainya rentabilitas ekonomis yang tinggi. Menurut Indriyo (2002: 61), mengemukakan bahwa kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya. Gitosudarmo (1999: 61), mengemukakan bahwa kas merupakan nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial atau kebutuhan operasional perusahaan, yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya sehingga kas dapat digunakan sewaktu-waktu. Sedangkan Munawir (2001: 14), mengemukakan bahwa Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah check yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kas adalah seluruh uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan untuk membiayai operasional perusahaan, sehingga dapat dikatakan kalau kas merupakan aktiva yang paling likuid atau lancar. Menurut Martono dan Harjito (2003: 80), perputaran kas merupakan berputarnya kas menjadi kas kembali. Riyanto (2012: 95) menyatakan semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya. Sebaliknya semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan. Sedangkan menurut Indriyo (2002: 61), tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan, karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas yang telah ditanamkan didalam modal kerja menjadi kas kembali. Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu kas itu dibutuhkan. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan.dimana rata-rata kas dapat dihitung dari saldo kas awal ditambah saldo kas akhir dibagi dua. Makin tinggi perputaran kas, berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tingkat perputaran kas dapat dihitung dengan membagi pendapatan usaha dengan kas rata-rata. Menurut Anton (1980: 52), piutang adalah unsur modal kerja yang selalu berputar menurut siklus kegiatan perusahaan. Selanjutnya Harngren dan Harison (1997), piutang adalah suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang.

Piutang mengandung makna tagihan yang akan timbul atas penyerahan barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan yang akan dilunasi dengan uang dimasa yang datang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa piutang adalah tagihan atau hak untuk menagih sejumlah uang yang timbul karena adanya penjualan secara kredit dimana pembayarannya dilakukan paling lambat pada saat jatuh tempo yang akan menimbulkan aliran kas masuk dimasa yang akan datang dan merupakan unsur modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Menurut Menurut Riyanto (1999: 90), perputaran piutang merupakan tingkat perputaran selama periode tertentu yang dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivable). Menurut Munawir (2002: 75), makin tinggi perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit. Ratarata piutang dapat dihitung dengan piutang awal ditambah piutang akhir dibagi dua. Tingkat perputaran piutang dihitung dengan membagi total penjualan kredit dengan rata-rata piutang dikali satu. Perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar selama satu periode, dengan kata lain rasio perputaran piutang bisa diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu membalikkan atau menerima kembali kas dari piutangnya. Semakin cepat perputaran piutang menunjukkan bahwa modal dapat digunakan secara efisien. Jadi dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran piutang yang tinggi menunjukkan cepatnya dana terikat dalam piutang atau dengan kata lain cepatnya piutang dilunasi oleh debitur. Makin tinggi tingkat perputaran piutang maka makin cepat pula menjadi kas. Selain itu cepatnya piutang menjadi kas berarti kas dapat digunakan kembali serta risiko kerugian piutang dapat diminimalkan. Menurut Husnan (1996: 136), rentabilitas ekonomis adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari operasi perusahaan, karena itu dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Tohar (2004: 160), mengemukakan bahwa rentabilitas ekonomis adalah kemampuan perusahaan dengan seluruh modal, baik modal sendiri maupun modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba. Sedangkan Riyanto (2001: 37), menyatakan rentabilitas ekonomis adalah kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Jadi dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa rentabilitas ekonomis adalah cara untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal yang dimiliki baik itu modal asing maupun modal sendiri. Modal yang diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (operating capital/ asset). Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yang disebut laba usaha. Faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis adalah profit margin dan tingkat perputaran aktiva. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income atau laba usaha dengan net sales atau penjualan bersih yang dinyatakan dalam persentase. Dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Sedangkan tingkat perputaran aktiva yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. Turnover of operating assets dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan operating assets yang digunakan dalam operasi perusahaan. Untuk menghitung rentabilitas ekonomis yaitu dengan mengalikan profit margin dengan tingkat perputaran aktiva.

METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah LPD Desa Pakraman Busungbiu dan objeknya adalah perputaran kas, perputaran piutang dan rentabilitas ekonomis. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data perputaran kas, perputaran piutang dan rentabilitas ekonomis yang dikumpulkan dengan teknik pencatatan dokumentasi dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis regresi linear berganda dengan bantuan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS) 17,00 for windows maka diperoleh hasil penelitian seperti yang nampak pada tabel 2. Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda dengan Bantuan SPSS Parameter Koefisien P-Value α Keputusan Kesimpulan Ryx1x2 0,531 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh simultan dari X 1 dan X 2 R 2 yx1x2 0,282 0,000 0,05 Menolak Ho Ada sumbangan pengaruh simultan X 1 dan X 2 Pyx1 0,485 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh parsial dari X 1 terhadap Y P 2 yx1 0,235 0,000 0,05 Menolak Ho Ada sumbangan pengaruh parsial dari X 1 Pyx2 0,226 0,085 0,05 Menerima Ho Tidak ada hubungan pengaruh parsial dari X 2 P 2 yx2 0,051 0,085 0,05 Menerima Ho Tidak ada sumbangan pengaruh parsial X 2 Py α β1 β2 0,796 0,498 13.383 0,371 0,000 0,085 Tidak signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak bisa memprediksi Bisa memprediksi Tidak bisa memprediksi Sumber: hasil output SPSS Berdasarkan Tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa signifikansi α dan β 2 lebih kecil dari α 0,05 sehingga tidak dapat digunakan untuk memprediksi. Oleh sebab itu persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ɛ Y = 0.498X 1 + ɛ Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis karena p-value = 0,000< α = 0,05. Temuan penelitian ini berarti tingkat perputaran kas berperan dalam upaya meningkatkan rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012 dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 0,485 (48,5%) dan sumbangan pengaruh sebesar 0,235 (23,5%). Hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis karena p-value = 0,085 > α = 0,05. Temuan penelitian ini berarti tingkat perputaran piutang tidak berperan dalam upaya meningkatkan rentabilitas ekonomis tahun 2008-2012. Hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomis karena p- value = 0,000< α = 0,05. Temuan ini berarti tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang berperan secara bersama-sama dalam upaya meningkatkan rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012

dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 0,531 (53,1%) dan sumbangan pengaruh sebesar 0,282 (28,2%), sedangkan pengaruh variabel lain di luar variabel tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang yaitu sebesar 0,718 (71,8%). Temuan ini juga mengindikasikan masih terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhi rentabilitas ekonomis diluar tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang. Variabel lain yang diduga kuat mempengaruhi rentabilitas ekonomis diluar tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang yang memerlukan penelitian lebih lanjut yaitu profit margin, efisiensi penggunaan biaya, dan struktur modal (Wasis, 1993). Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh tingkat perputaran kas (X 1 ) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini mendukung teori dari Riyanto (2012: 95) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran kas ini akan semakin baik, ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Elwiyana (2007) yang menyimpulkan secara parsial perputaran kas berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Namun Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Nugroho (2011) yang menyimpulkan bahwa secara parsial perputaran kas tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas ekonomis. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena LPD Desa Pakraman Busungbiu lebih efisien dalam penggunaan kas. Sehingga tingkat perpuataran kas tinggi, makin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada LPD. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan lagi untuk membiayai kegiatan operasional sehingga laba yang diterima LPD menjadi lebih besar. Besarnya laba yang diterima akan membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi, sehingga tingkat perputaran kas secara langsung mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi pada LPD Desa Paktraman Busungbiu tahun 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh tingkat perputaran piutang (X 2 ) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini mendukung hasil temuan teoritik dari Munawir (2002: 75) yang mengemukakan, makin tinggi perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Nugroho (2011) yang menyimpulkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Gunarto (2007) dan Elwiyana (2007) yang menyimpulkan bahwa tingkat perputaran piutang secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena rendahnya tingkat perputaran piutang pada LPD Desa Pakraman Busungbiu hal ini disebabkan karena banyaknya piutang yang tidak dapat ditagih pada waktunya. Tingkat perputaran piutang yang kecil ini menunjukkan bahwa LPD Desa Pakraman Busungbiu belum efisien dalam memutarkan komponen piutangnya, sehingga rentabilitas ekonomis menjadi rendah. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara tingkat perputaran kas (X 1 ) dan tingkat perputaran piutang (X 2 ) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Elwiyana (2007), dan Nugroho (2011) yang menyimpulkan bahwa secara simultan perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. Disamping itu hasil penelitian ini juga mendukung hasil

temuan teoritik dari Riyanto (1999: 37) yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi juga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Profit margin dan tingkat perputaran aktiva usaha. Dalam penelitian ini terlihat sangat jelas bahwa tingkat perputaran kas (X1), dan tingkat perputaran piutang (X2) berperan secara bersama-sama dalam upaya meningkatkan rentabilitas ekonomis (Y) tahun 2008-2012. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut. (1) Ada pengaruh tingkat perputaran kas (X 1 ) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu. (2) Tidak ada pengaruh tingkat perputaran piutang (X 2 ) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) tahun 2008-2012. (3) Ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara tingkat perputaran kas (X 1 ) dan tingkat perputaran piutang (X 2 ) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu. Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan kepada (1) Peneliti lain yang berminat untuk mendalami bidang manajemen keuangan diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Busungbiu terhadap variabel lain yang di duga memiliki pengaruh terhadap rentabilitas ekonomi, seperti variabel volume penjualan, efisiensi penggunaan biaya, profit margin, dan struktur modal agar mendapatkan hasil yang lebih relevan dan lebih baik, dan bagi peneliti lain yang berminat mendalami kajian tentang pengaruh tingkat perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini dengan mengembangkan metode yang sama pada LPD yang berbeda maupun pada lembaga keuangan lainnya. Hal ini berguna agar nantinya dapat menguji kehandalan dari penelitian ini. (2) Bagi LPD Desa Pakraman Busungbiu diharapkan meningkatkan rentabilitas ekonomis dengan berfokus pada tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang. Hal ini dikarenakan tingkat perputaran piutang sangat rendah, hal ini disebabkan karena kurang efisien dalam pengumpulan piutang. Jika pengumpulan piutang dapat ditingkatkan tentunya tingkat perputaran piutang juga akan meningkat sehingga rentabilitas ekonomisnya akan tinggi. DAFTAR RUJUKAN Anton M, Samosir. 1980. Ilmu Belanja (Introdution to Business Finance). Medan: Fakultas Ekonomi dan Fakultas Administrasi Niaga Universitas HKBP Nommensen. Elwiyana, Syarifa. 2007. Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Jepara Tahun 2004-2005. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Gunarto. 2007. Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis pada KPRI di Kabupaten Kudus Tahun 2004-2006.Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Gitosudarmo, Indriyo. 1999. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Harngren dan Harison. 1997. http://id.shvoong.com/writing-and speaking/ presenting/2061522 - pengertian-piutang.1 Maret 2012. Husnan, Suad. 1996. Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Liberty. Indriyo. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE UGM. Martono dan Agus Harjito. 2003. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekomisia. Munawir, S. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. ---------,2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Nisfan Nugroho Zulmi. 2011. Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Food & Baverage yang Go Public yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia. ---------,2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. ---------,2012. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Tohar, M. 2004. Permodalan dan Perkreditan koprasi.yogyakarta: Kanisius Wasis. 1993. Manajemen Keuangan. Salatiga: UKSW.