BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good govermance) adalah mengenai

dokumen-dokumen yang mirip
2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah harus memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 40 ayat 2 Penciptaan perluasan kesempatan kerja dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT.POS Indonesia adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan kinerja karyawan. Dalam era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan yang tidak dapat kita prediksi sebelumnya. Dengan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat, persaingan yang dihadapi semakin kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai fungsi serta kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, tantangan terhadap perubahan

I. PENDAHULUAN. kinerja individu dalam organisasi. Setiap individu dalam organisasi, ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dari potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya kinerja karyawan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. memasuki Negara lain untuk mencari pekerjaan dengan menawarkan keahlian dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas kinerjanya agar terus

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Untuk dapat bersaing dan bertahan, maka organisasi perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi, baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Sumber daya

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peran penting di dalam setiap kegiatan. keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. alat utama untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, setiap organisasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menjalankan operasional guna mencapai tujuan yang

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fokus utama semua aktivitas yang dilaksanakan dalam setiap organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas adalah mengenai menurunnya kinerja karyawan pada divisi MSDM

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan, pemanfaatan, dan pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. PLN P3B RJBR sadar akan hal tersebut sehingga berusaha melakukan penilaian

2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang pesat membawa dampak pada persaingan usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan faktor-faktor tersebut jika

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak memberikan perhatian pada kontribusi dari fungsi masing-masing individu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good govermance) adalah mengenai kinerja karyawan. Dimana kinerja karyawan merupakan tolak ukur sejauh mana suatu organisasi dapat dinilai baik oleh public dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan ataukah tidak. Pada era globalisasi dan perkembangan zaman sekarang ini, setiap perusahaan atau instansi pemerintah dituntut untuk lebih produktif dalam menjalankan setiap pekerjaan. Hal yang paling utama dari sebuah organisasi adalah sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Sumber daya manusia menjadi salah satu aspek yang terpenting dalam perusahaan, karena apabila suatu sumber daya manusia dalam suatu perusahaan kurang memiliki performa yang baik maka akan menghambat tercapainya tujuan organisasi yang telah di tetapkan. Masalah kinerja sudah menjadi masalah yang umum yang dihadapi oleh setiap perusahaan ataupun instansi pemerintahan. Apabila karyawan tidak memiliki kinerja (performance) yang baik maka hal tersebut perlu sagera dibenahi oleh perusahaan. Karena dengan rendahnya performa karyawan mereka

2 akan kurang termotivasi dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang diberikan. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi tidak pernah luput dari peran karyawan sebagai sumber daya manusia milik perusahaan. Karena karyawan dapat menjadi perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan. Seperti apa yang diungkapkan oleh T Hani Handoko (1998:80) yang menyatakan bahwa: Karyawan adalah kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian dapat dinilai bahwa peran sumber daya manusia merupakan suatu hal yang sangat mahal dan berharga bagi pengembangan kegiatan organisasi untuk menjalankan visi dan misi organisasi, memenuhi kebutuhan perusahaan secara kuantitas maupun kualitas, komponen terhadap tugas-tugas, serta menghasilkan kinerja yang efektif hingga superior pada jabatan dan peranan masing-masing serta berkontribusi secara optimal dalam memajukan organisasi, serta perannya yang dapat memenuhi tuntunan tidak hanya kondisi internal tapi juga dapat memenuhi tuntutan eksternal organisasi. Kinerja pegawai menunjukkan kesuksesan setiap individu atau kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya. Upaya meningkatkan kinerja tidak hanya bersumber dari satu faktor saja, akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja. Selain faktor dari dalam diri

3 individu, faktor lingkungan atau luar pun turut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kualitas kinerja karyawan. Dengan melihat uraian diatas, masalah kinerja karyawan merupakan persoalan yang akan dijadikan kajian dalam penelitian ini. Faktor utama yang yang sangat berperan dalam mewujudkan kinerja yang baik adalah sumber daya manusia. Dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan di dukung oleh kondisi lingkungan dan iklim organisasi yang baik maka diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan motivasi karyawan yang menyebabkan tercapainya tujuan organisasi yang telah direncanakan. Baik tidaknya suatu organisasi tergantung pada perusahaan yang dapat mengoptimalkan hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan, baik secara individu maupun kelompok. Kinerja pegawai atau kinerja individu merupakan dasar dari kinerja organisasi. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa adalah instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pengurusan perkebunan seperti menangani bidang perkaretan dan tanaman keras lainnya. Dinas perkebunan Provinsi Jawa membawahi Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP), Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP), dan Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan(BP2MB). Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Memiliki Visi yaitu tercapainya masyarakat agribisnis perkebunan yang mandiri, dinamis, dan sejahtera. Adapun Misi dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa yaitu 1) meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas usaha

4 perkebunan, 2) meningkatkan mutu hasil nilai tambah dan pemasaran produk usaha perkebunan, dan 3) meningkatkan pemberdayaan sumber daya perkebunan. Tentunya visi dan misi tersebut bisa terlaksana jika setiap pegawai memiliki kinerja yang tinggi serta ditunjang dengan iklim organisasi yang baik dan sesuai. Adapun fenomena-fenomena yang penulis dapat dari hasil pra penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Iwan selaku pimpinan bagian kepegawaian pada 24 Februari 2014 mengatakan bahwa, tingkat absensi karyawan Dinas Perkebunan Jawa mengalami kenaikan dan penurunan secar fluktuatif. Seperti terlihat dalam tabel berikut ini: Tahun Tabel 1. 1 Persentase Tingkat Kehadiran Pegawai Dinas Perkebuna Provinsi Jawa Periode Tahun 2009-2013 Total Pegawai Target Kehadiran (%) Realisasi Kehadiran (%) Realisasi Ketidakhadiran (%) Keterangan (%) 2009 165 100 85,04 14,96-2010 168 100 93,09 6,91 Naik 8,05 2011 162 100 94,92 5,08 Naik 1,83 2012 155 100 88,12 11,88 Turun 6,8 2013 135 100 84,96 15,04 Turun 3,16 Sumber:Dinas Perkebunan Provinsi Jawa. Dari tabel diatas terlihat bahwa periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 penurunan persentase ketidakhadiran paling tinggi jatuh pada tahun 2013 dimana besaran persentase nya adalah 15,04%. Periode tahun 2009 persentase

5 kehadiran sebanyak 85,04% dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 yaitu menjadi 93,09%. Dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami kenaikan kehadiran dengan selisih sebesar 8,05%. Kemudian di tahun 2011 kembali mengalami kenaikan ketidakhadiran yaitu menjadi 94,92% dengan selisih kenaikan sebesar 1,83%. Pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2012 persentase kehadiran mengalami penurunan secara signifikan sebanyak 6,8%. Dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 dari yang tadinya 88,12% menjadi 84,96%, dimana pada tahun 2013 menjadi tahun yang paling tinggi tingkat ketidakhadirannya. Jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan kinerja perusahaan akan menurun yang mengakibatkan pula pada penurunan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut ini: No Tahun Pelaksana Tabel 1. 2 Rekapitulasi Pencapaian Kinerja (RPK) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Periode Tahun 2009-2013 Persentase Pencapaian Kinerja (%) Pejabat Pejabat Struktural Fungsional Eselon IV Pejabat Struktural Eselon III Jumlah Keterangan 1. 2009 96,8 97,4 85,9 93,2 93,3-2. 2010 76,6 94,2 77,5 78,2 81,6 Turun 11,7 3. 2011 95,5 99,7 87,1 100 95,5 Naik 13,9 4. 2012 90,2 87,5 79,7 75 83,1 Turun 12,4 5. 2013 95,5 99,7 80,6 89,5 91,3 Naik 8,2 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jawa.

6 Dari tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa tingkat pencapaian kinerja karyawan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 terjadi secara fluktuatif. Standar minimal penilaian kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa adalah sebesar 85%. Dari hasil pencapaian kinerja karyawan yang dilakukan masih terdapat beberapa pejabat yang pencapaian kinerja nya kurang nilai yang telah ditentukan. Mulai dari pejabat pelaksana persentase penilaian kinerja dari tahun ketahunnya mengalami kenaikan dan penurunan dengan persentase penilaian kinerja tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan persentase sebanyak 96,8% dan kinerja terendah terjadi pada tahun 2010 dengan persentase sebanyak 76,6%. Pada pejabat fungsional persentase kinerja tertinggi berada pada tahun 2011 yaitu sebesar 99,7 dan kemudian mengalami penurunan persentase kinerja pada tahun 2012 yaitu menjadi 87,5%. Untuk pejabat struktural eselon IV persentase penilaian kinerja dari tahun ketahunnya mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif, dengan persentase kinerja tertinggi jatuh pada tahun 2011 dengan persentase sebanyak 87,1% dan persentase terendah pada tahun 2010 dengan persentase sebanyak 77,5%. Dan pada pejabat struktural eselon III persentase penilaian kinerja nya mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif seperti yang terjadi pada pejabat pelaksana dan pejabat struktural eselon IV dimana untuk persentase kinerja tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan persentase sebanyak 100% dan persentase terndah terjadi pada tahun 2012 dengan persentase sebanyak 75%.

7 Bisa dilihat pada tahun 2009 persentase pencapaian kinerja karyawan sebesar 93,3% dan mengalami penurunan di tahun 2010 dengan selisih 11,7% menjadi 81,6%. Pada tahun 2011 pencapaian kinerja karyawan mengalami kenaikan sebesar 13,9% persentase pencapaian kinerja nya menjadi 95,5%. Pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2012 persentase pencapaian kinerja mengalami penurunan sebanyak 12,4% dan persentase kinerjanya menjadi 83,1%. Dan pada tahun terkhir yaitu tahun 2013 persentase pencapaian kinerja karyawan nya mengalami kenaikan kembali sebanyak 8,2% dengan persentase pencapaian kinerja karyawan menjadi 91,3%. Dari hasil analisis yang dilakukan penulis menyimpulkan bahwa persentase penilaian kinerja tertinggi dari setiap pejabat yang dinilai rata-rata terjadi pada tahun 2011 kecuali pada pejabat pelaksana dan terjadi pula di tahun 2009 dan 2013 nilai perolehan tingkat kinerja karyawan sudah melebihi standar minimal yaitu sebesar 85%. Penurunan tingkat kinerja karyawan terjadi pada tahun 2010 dan 2012, tingkat kinerja karyawan memperoleh nilai kurang dari batas minimum yang telah ditetapkan. Data empiris yang peneliti ambil dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa menunjukkan terjadinya penurunan kinerja karyawan. Untuk lebih jelas nya di gambar kan pada grafik berikut ini. Gambar 1. 1 Grafik Pencapaian Kinerja Dinas Perkebunan Profinsi Jawa Periode Tahun 2009-2013

8 100 95 90 85 80 75 70 2009 2010 2011 2012 2013 Pencapaia Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti, 2014 Dari grafik di atas terlihat jelas bahwa penurunan tingkat kinerja terjadi secara fluktuatif dimana penurunan tingkat kinerja paling rendah terjadi pada tahun 2012. Pentinya pengelolaan kinerja ini akan berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap instansi yang telah ditugaskan oleh pemerintah untuk mengelola sumber perkebunan mereka menjadi tidak baik. Jika kinerja karyawan terus menurun dikhawatirkan akan merugikan instansi dan mempengaruhi citra nama baik instansi pemerintah. Penulis mengambil data empiris mengenai data absensi karyawan karena dari absensi tersebut dapat terlihat seberapa besar persentase karyawan mengalami kemangkiran dan salah satu aspek penilaian kinerja yang ada di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa adalah aspek penilaian sikap yang salah satu nya adalah absensi. Selain itu peneliti mengambil data empiris tentang kinerja karyawan dikarenakan untuk mengetahui seberapa besar persentase

9 pencapaian kinerja yang dilakukan oleh karyawan. Dari ke dua data empiris tersebut dapat dinilai sejauh mana pencapaian kinerja dari karyawan. Dari fenomena yang didapat dilapangan menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat kinerja karyawan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka salah satu nya harus menciptakan lingkungan yang nyaman agar perilaku yang ditimbulkan oleh karyawan pun akan sesuai dengan situasi lingkungan yang mereka rasakan. Penulis menduga bahwa hal yang telah terjadi yaitu rendahnya kinerja pegawai yang disebabkan oleh permasalahan kurang kondusifnya iklim organisasi yang ada di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa. Pada dasarnya suatu iklim yang kondusif dan nyaman akan meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan. Seperti yang dinyatakan oleh Gibson, Ivancevich, and Donelly (Nunuk, Adiarni, 1996: 702) bahwa: Iklim organisasi merupakan serangkaian dari sifat lingkungan kerja yang dinilai oleh karyawan baik secara langsung ataupun tidak langsung, dan dianggap menjadi kekuatan utama dalam mempengaruhi perilaku karyawan. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan penulis melihat bahwa iklim organisasi yang ada di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa banyak dipengaruhi oleh komunikasi yang terjalin antar karyawan dan tanggung jawab yang telah diberikan pada setiap karyawan. Iklim organisasi yang ada di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa dirasa belum kondusif karena keadaan lingkungan kerja disana kurang nyaman, karena masih banyak tercecer berkasberkas kerja sehingga terlihat bahwa tanggung jawab dari setiap karyawan untuk

10 menjaga lingkungan kerja nya masih kurang serta ruangan yang sempit. Hal tersebut menunjukkan bahwa iklim organisasi merupakan suatu hal yang penting karena perilaku yang titunjukkan oleh pegawai akan menunjukkan peningkatan kinerja yang tinggi. Iklim yang bermanfaat bagi individu dapat mengharapkan tingkat perilaku dalam bekerja ke arah tujuan yang tinggi (Steers dalam Magdalena, 1985: 124). Iklim organisai yang baik akan memunculkan motivasi sehingga sangat mendukung ketercapaian kinerja yang optimal. Oleh karena itu salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menciptakan suatu lingkungan iklim organisasi yang kondusif dan nyaman. Seperti yang dikemukakan oleh Robert Stringer dalam Wirawan (2007:126) bahwa...iklim organisasi berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, terutama yang memunculkan motivasi, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi. Untuk memecahkan masalah tentang kinerja karyawan yang ada di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa maka diperlukan suatu pendekatan tertentu, dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan perilaku organisasi. Dimana Luthans (2006) dan Gibson, et al. (1997) mengungkapkan bahwa stimulus merupakan suatu rangkaian yang akan menghasilkan konsekuensi atau hasil tertentu. Yang dimana stimulus merupakan rangsangan dari situasi lingkungan yang dihadapi. Lingkungan dapat menghasilkan suatu perilaku sebagai reaksi dari individu. Maka dari itu individu dan lingkungan akan selalu

11 berada dalam suatu hubungan yang tidak terpisahkan. Maka erdasarkan model teori perilaku organisasi ini, stimulus yang dihadapi individu akan menghasilkan suatu prilaku yang akan berdampak pada hasil kerja karyawan. Berdasarkan paparan diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa. 1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah kinerja karyawan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa. Masalah tersebut tentunya dapat menghambat organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dimana kinerja karyawan merupakan salah satu aspek penting dalam mengukur keberhasilan suatu perusahaan. Menurut A. Dale Timple (1992:31) dalam Sedarmayanti (2011:391), faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan eksternal. 1) Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifatsifat seseorang (misal: kinerja seseorang baik karena mempunyai kemampuan tinggi, tipe pekerja keras). 2) Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti: perilaku, sikap, tindakan rekan kerja, bawahan/pimpinan, fasilitas kerja, iklim organisasi. Dari beberapa faktor diatas diduga salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah iklim organisasi. Karena apabila iklim organisasi kondusif akan menciptakan rasa nyaman berada di lingkungan instansi dan merasa termotivasi serta kepuasaan kerja karyawanpun akan

12 meningkat sehingga tugas yang dijalankan karyawanpun akan optimal sesuai dengan yang diharapkan organisasi. Salah satu masalah yang dihadapi oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa adalah mengenai tingkat kinerja karyawannnya. Hal ini diindikasi dengan banyaknya karyawan yang tidak masuk kerja. Masalah kinerja yang menurun ini harus segera dibenahi agar tidak berlarut-larut dan tujuan perusahaanpun dapat dioptimalkan. Dengan demikian berdasarkan uraian diatas, fokus masalah dalam penelitian ini adalah iklim organisasi terhadap kinerja karyawan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kondusif tidaknya iklim organisasi yang ada di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa? 2. Bagaimana gambaran tingkat kinerja karyawan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa? 3. Adakah pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja karyawan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang telah diuraikan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh iklim

13 organisasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa. berikut: Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kondusif tidaknya iklim organisasi yang ada di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa. 2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat kinerja karyawan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja karyawan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa. 1.5 Manfaat Penelitian dan praktis. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi untuk bidang manajemen serta sumber daya manusia. Dan diharapkan dapat menjadi salah satu kajian untuk menambah pengetahuan. 2. Manfaat praktis Bagi instansi terkait, semoga hasil penelitian ini dapat dapat dijadikan pertimbangan dalam mengelola iklim organisasi yang berperan untuk

14 meningkatkan kinerja pegawai, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Bagi peneliti, penelitian ini berfungsi untuk dapat menambah dan meningkatkan kemampuan berfikir agar dapat mengaplikasikan teori yang telah di dapat dengan gejala, fenomena dan fakta yang ada di lapangan