International Symposium Menuju Aksi Restorasi Lahan Gambut Indonesia yang Terintegrasi secara Nasional Terms of Reference

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI RESTORASI GAMBUT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG BADAN RESTORASI GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN TENTANG BADAN RESTORASI GAMBUT

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

LAPORAN TRIWULAN BADAN RESTORASI GAMBUT RI KEPADA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA JULI SEPTEMBER 2016

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

LESTARI BRIEF KETERPADUAN DALAM PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

ULASAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

KEYNOTE SPEECH MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT RI PADA LOKAKARYA NASIONAL TENTANG PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 35/PUU-X/2012

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Saudara-saudara yang saya hormati,

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA KONFERENSI INTERNASIONAL EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100.

Menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS): Saatnya Bertindak Sekarang

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

TOR GELAR TEKNOLOGI HASIL LITBANG DAN INOVASI

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pendahuluan Daniel Murdiyarso

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Susunan Acara Rembuk Stunting Tahap 2 Hotel Borobudur, Jakarta Senin-Selasa, Maret 2018

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan. Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pada

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perspektif Good Governance dan RPP Pengendalian Perubahan Iklim

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

PIPIB untuk Mendukung Upaya Penurunan Emisi Karbon

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

Waktu: April Tempat: Ruang Sonokeling, Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270

SIMPOSIUM NASIONAL DAN INTERNASIONAL KELAUTAN DAN PERIKANAN IV

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG DAN INOVASI PADA ACARA SEMINAR INTERNASIONAL:

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI PADA HARI PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN SEDUNIA. Jakarta, 17 Juni 2017

BAB VI PENUTUP. Formulasi Kebijakan Publik Ripley dan David Eastone, yang telah peneliti

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

Forestry Options Launching, Feb 2007, p. 1

Diperlukan Infrastruktur Tangguh untuk Kurangi Risiko Bencana di Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI PP 57/2016

Dewan Perubahan Iklim Menyongsong Kopenhagen Dewan Perubahan Iklim Menyongsong Kopenhagen

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

AGENDA. Workshop Bridging Research and Policy through Evidence-based Policy Advocacy

Membangun Kolaborasi Peningkatan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan Melalui Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)

Garis-Besar NAP. Latar Belakang. Tujuan dan Strategi Pembangunan Nasional Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim. Rencana Aksi Nasional

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016

KAJIAN RESTORASI GAMBUT DALAM PUSARAN PILKADA

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI

Perlindungan Terhadap Biodiversitas

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

Dialog Nasional Program Investasi Kehutanan di Indonesia

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Komite Advokasi Nasional & Daerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Proyek TPSA Mengadakan Tiga Pelatihan tentang Analisis Gender dalam Perdagangan bagi Pejabat Kementerian Perdagangan Indonesia

TOR (Term of Reference)

Deklarasi Dhaka tentang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

Sambutan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas selaku Ketua Majelis Wali Amanat ICCTF dalam

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Kegiatan GCF 2010 didukung oleh ClimateWorks dan Yayasan Gordon and Betty Moore

Knowledge Management Forum April

SIARAN PERS 1/6. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI BAKTI RIMBAWAN TAHUN 2016 JAKARTA, RABU, 16 MARET 2016

URGENSI MONITORING DAN EVALUASI dalam PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SDGs. Djonet Santoso Universitas Bengkulu November 2017

Transkripsi:

International Symposium Menuju Aksi Restorasi Lahan Gambut Indonesia yang Terintegrasi secara Nasional Terms of Reference BACKGROUND Degradasi lahan gambut semakin besar terjadi sejak tahun 1990 an. Penyebab utama terjadinya degradasi ini adalah akibat dari upaya pembukaan hutan gambut untuk kepentingan industri dan perkebunan. Hal ini menyebabkan terjadinya kebakaran lahan gambut pada tahun 2009. 2011, 2013 dan 2015. Kebakaran di tahun 2015 adalah kebakaran yang terburuk dalam sejarah Indonesia, yang menyebabkan kerusakan dan memberikan dampak hebat di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan (diperkirakan 43 juta orang terkena dampak kebakaran ini). Selain itu, kebakaran ini juga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang serius seperti berkurangnya keanekaragaman hayati, efek gas rumah kaca, dan merugikan kesehatan dan mata pencaharian masyarakat. Menindaklanjuti langkah penangangan kebakaran di tahun 2015, Presiden RI menyerukan agar diadakan pendekatan secara institusional untuk menangani isu ini, dengan membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG) pada bulan Januari 2016, melalui Perpres No. 1 tahun 2016. Menurut Perpres tersebut BRG diberi mandat untuk memfasilitasi dan melakukan upaya koordinasi restorasi dua juta hektar lahan gambut yang telah terdegradasi di tujuh provinsi hingga tahun 2020. Selain itu upaya BRG itu juga diharapkan bisa memberikan pengaruh positif dalam melindungi lahan gambut yang masih baik kondisinya, mengatur lahan gambut dengan bijak dan merestorasi lahan gambut yang tidak termasuk dalam lokasi prioritas BRG. Tugas ini bukan tugas yang ringan. Karena itu, BRG harus mengoptimalkan semua kapasitas dan modal yang ada untuk memenuhi target. Selain itu, pemerintah Indonesia sudah memberlakukan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2014 di tahun 2014, yang menggariskan syarat-syarat hukum untuk lahan gambut yang berkelanjutan, yang beberapa diantaranya sedang diberlakukan pada saat ini di Indonesia. Langkah pertama yang dilakukan BRG untuk melakukan restorasi lahan gambut adalah melakukan pemetaaan daerah yang menjadi prioritas, dengan cara melakukan pengelompokan dalam zona perlindungan indikatif dan zona kultivasi. BRG telah memulai upaya fasilitasi restorasi lahan gambut di beberapa provinsi di tahun ini: Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Pada saat yang sama BRG juga belajar dari upaya restorasi lahan gambut, termasuk yang dilakukan secara tradisional oleh masyarakat lokal. Saat ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan transformasi dari skala percontohan (pilot) menuju ke skala restorasi yang besar, dari intervensi yang dilakukan secara sendiri-sendiri ke intervensi 1

yang lebih terintegrasi, dari upaya restorasi yang berbasis ilmu pengetahuan ke upaya restorasi yang lebih populer, dari mekanisme pendanaan melalui individual donor atau pemerintah ke mekanisme pendanaan yang lebih inovatif, dari aksi yang dilakukan secara sendiri-sendiri ke arah yang lebih kolaboratif. Semua pengetahuan, jaringan, institusi dan sumber daya telah tersedia dan bisa dioptimalkan. Secara khusus, kesepakatan Paris telah diratifikasi, sumber daya nasional tersedia dan sumber daya internasional akan tersedia di tahun-tahun berikutnya. Simposium lahan gambut internasional ini dimaksudkan untuk memperkuat momentum dan menjadikannya menjadi aksi untuk mentransformasi restorasi lahan gambut dari fase persiapan menuju ke fase implementasi secara penuh menuju aksi restorasi lahan gambut di Indonesia yang terintegrasi, terstruktur dan masif, melalui pembentukan rencana aksi bersama yang didukung oleh semua pemangku kepentingan kunci (pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil) melalui kegiatan berbagi informasi dan pembelajaran, melalukan aksi, berbagi sumber daya, memberikan input kepada pemerintah lokal, sektor swasta, masyarakat sipil dan masyarakat adat. Hal ini sejalan dengan dari HKSN (Hari Kesetiakawanan Sosial) 2016 yang bertemakan Indonesia Nyata Menuju Indonesia Sejahtera. Sehingga rangkaian acara symposium ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan Hari kesetiakawanan Nasional 2016. Dengan proses restorasi lahan gambut yang meliputi pembasahan, penanaman kembali dan peningkatan ekonomi masyarakat untuk kesejahteraan adalah upaya nyata dalam meweujudkan Indoonesia Sejahtera. Pada simposium ini juga akan disediakan ruang pameran (market place) bagi organisasi dan mitra BRG untuk memberikan informasi mengenai kegiatan mereka dan praktik-praktik terbaik yang pernah mereka lakukan terkait dengan pendekatan terhadap restorasi lahan gambut. Diharapkan pameran ini akan diikuti oleh organisasi pemerintah, organisasi internasional, perwakilan masyarakat. TUJUAN Simposium gambut internasional ini bertujuan untuk: Mengidentifikasi bagaimana Indonesia bisa melakukan transformasi dari fase persiapan menuju ke fase implementasi penuh dan mengurangi risiko kebakaran dan menghentikan kabut asap; Berbagi pengetahuan dan menjadi sarana forum pertukaran ide untuk publik, masyarakat sipil, sektor swasta, LSM, akademisi, yang terkait dengan praktik manajemen dan restorasi lahan gambut; Menunjukkan komitmen dari pemangku kepentingan untuk melakukan upaya restorasi lahan gambut dengan aksi yang terintegrasi dan masif di tahun 2017 dan seterusnya; Mengumpulkan pengetahuan dan informasi untuk memfasilitasi akses ke upaya mekanisme pendanaan yang lebih inovatif yang bisa ditingkatkan; meningkatkan efisiensi dari pekerjaan yang dilakukan saat ini. HASIL YANG DIHARAPKAN Kesadaran dari pemangku kepentingan akan pentingnya kerjasama antara kementerian, lembaga, institusi dan sektor swasta; Kerjasama antara BRG dan pemangku kepentingan kunci untuk melakukan aksi restorasi lahan gambut; Komitmen donor dalam mendukung aksi restorasi lahan gambut. WAKTUDAN TEMPAT Simposium internasional Menuju Aksi Restorasi Lahan Gambut Indonesia yang Terintegrasi secara Nasional akan diadakan pada tanggal 15-16 Desember 2016 di Hotel Borobudur Jakarta. 2

AGENDA Pada internasional simposium ini, pemangku kepentingan, terutama pemerintah dan sektor swasta akan mempresentasikan kemajuan mereka dan menegaskan komitmen mereka untuk memastikan keberhasilan restorasi lahan gambut. Agenda simposium juga akan membahasa hal-hal apa yang dibutuhkan pemerintah, terutama BRG, dalam rangka mewujudkan aksi restorasi lahan gambut yang lebih terintegrasi, terstruktur dan masif di Indonesia. Simposium ini juga dimaksudkan untuk mencapai keberhasilan yang besar yang akan menjadi center of excellence. WAKTU AGENDA PENANGGUNG JAWAB KETERANGAN Thursday, 15 December 2016 08.00-09.00 Registrasi Registrasi online tersedia dan akan ditutup sehari sebelum event; Sebelum sesi pembukaan akan diputar film pendek mengenai lahan gambut. 09.00-10.00 Sesi Pembukaan Ucapan selamat datang dan pembukaan Kepala BRG Presentasi kemajuan BRG, capaian dan target berikutnya Presentasi mengenai tujuan dari simposium dan manfaat bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Ucapan Sambutan Ketua HKSN Sambutan Ketua HKSN atas rangkaian kegiatan Symposium Internasional dengan HKSN 2016 Keynote Speech Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Presentasi upaya pemerintah untuk menangani kebakaran di lahan gambut, kebijakan perlindungan lahan gambut dan kesiapan KLHK untuk menghadapi kebakaran hutan di tahun 2017 (agenda kunci). Pengumuman pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Keynote Speech Dr. Darmin Nasution, Menko Perekonomian Mengambil kesempatan untuk paradigma pertumbuhan yang baru Pentingnya dukungan internasional, sektor swasta dan peran kunci publik, masyarakat, sektor swasta dan 3

kemitraan dengan pemerintah Tanggung jawab Pemerintah Nasional dan Pemerintah Daerah dalam menjalankan aksi restorasi lahan gambut. Komitmen Indonesia dan langkahlangkah untuk memastikan implementasi kebijakan yang efektif (secara keuangan, politik dan institusi) Pemutaran Film Pemetaan Lahan Gambut Penjelasan oleh Ketua BIG 10.15 11.45 Sesi Brief Policy: Memperdalam Momentum, menuju Restorasi berbasis sains dan inklusif dengan Konteks Ekonomi Hijau Prof. Dr. Sri Mulyani, Menteri Keuangan Prof. Dr. Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Douglas Broderick, Resident Coordinator untuk United Nations Moderator: Sarwono Kusumaatmadja Menekankan kebijakan dan komitmen keuangan Menekankan dukungan politik Status dari kebijakan dan regulasi yang ada terkait dengan pemanfaatan lahan gambut di Indonesia. Apa yang dibutuhkan untuk mencapai manajemen dan pemanfaatan lahan gambut yang berkelanjutan? Lahan gambut dalam konteks keuangan terkait dengan iklim global: bagaimana UN bisa membantu Indonesia di tingkat internasional untuk mencapai target? Bagaimana masyarakat sipil, kalangan bisnis dan pemangku kepentingan mengambil langkah dalam berkontribusi ke agenda ini? Siapa yang bertanggunjawab untuk mengumpulkan para aktor untuk memastikan respon yang koheren terhadap keberlanjutan. Bagaimana koordinasi dan pendanaan bisa meningkatkan efektifitas kegiatan? Bagaimana memastikan akuntabilitasi dan kemitraan yang lebih besar untuk pekerjaan operasional yang lebih baik di 4

lapangan? Para pembicara akan membahas pertanyaan-pertanyaan atau topik yang diuraikan di atas (masing-masing 10 menit), kemudian akan diikuti dengan diskusi yang melibatkan semua peserta. 11.45-12.00 Penyerahan surat penugasan restorasi Lahan Gambut kepada wakil perusahaan Penyerahan Symbolis kepada Sinar Mas dan RAPP di saksikan oleh APHI dan GAPKI 12:00-13:00 MAKAN SIANG 13.00 15.00 DISKUSI SESI I Memperkuat momentum dan mengubahnya menjadi aksi menuju restorasi lahan gambut di tingkat provinsi yang terintegrasi, terstruktur dan masif. Experts Panel Gubernur Sumatera Selatan Gubernur Jambi Gubernur Riau Gubernur Kalimantan Barat Gubernur Kalimantan Tengah Gubernur Kalimantan Selatan Gubernur Papua Tanggapan dari tiap panelis: Mendeskripsikan kegiatan prioritas untuk konservasi lahan gambut dan restorasi di provinsi mereka; Mendeskripsikan target-target provinsi; Mendeskripsikan kegiatan prioritas dan: Dukungan dan partisipasi apa yang dibutuhkan dari pemangku kepentingan yang lain. Moderator: Myrna Savitri, Deputiuntuk Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG 15.00-17.00 DISKUSI SESI II Pelajaran dari lapangan dan kegiatan yang tengah berlangsung terkait dengan Restorasi Lahan Gambut berkelanjutan yang berbasis sains, masyarakat dan sektor swasta yang inovatif: Panelis A. Hooijer, DELTARES Memberikan contoh-contoh yang ada di lapangan, pelajaran Mempresentasikan modalitas yang berbeda Hambatan ketika melakukan upaya peningkatan Apa yang dibutuhkan untuk mengatasi hambatan 5

Dharsono Hartono, Direktur PT Rimba Makmur Utama Prof. Osaki, Hokaido University Prof. Gerald Smilewski, PresidenInternational Peat Society Oka Karyanto, Universitas Gadjah Mada Sukirman, Jaringan Masyarakat Gambut Dr. Line Rocheford/Kedutaan Kanada/Pembahas Pembicara membahas pertanyaan dan poin-poin di atas (7 menit setiap pembicara), diikuti dengan diskusi yang melibatkan semua peserta. Makanan kecil, kopi dan teh disediakan ketika diskusi. Moderator: Johan Kieft Diskusi hari pertama selesai. 18.00 21.00 RESEPSI MAKAN MALAM BERSAMA MENTERI-MENTERI Jumat 16 Desember 2016 08.30 10.30 DISKUSI SESI III Pendanaan yang berkelanjutan untuk restorasi lahan gambut: Bagaimana meningkatkan kemitraan publik, sektor swasta dan orang-orang. Panelis Kuntoro Mangkusobroto, TLFF Kedutaan Norwegia Kedutaan EU Kedutaan Besar Jerman Kedutaan Besar Inggris President JICA UNDP Indonesia Moderator: USAID Dampak kebakaran hutan dan lahan gambut bagi ekonomi Penggunaan lahan gambut yang berkelanjutan Bagaimana memastikan keberlangsungan mata pencaharian bagi masyarakat yang terkena dampak dan pada saat yang bersamaan melakukan upaya manajemen bagi lahan gambut? Bagaimana cara kerja kegiatan restorasi lahan gambut yang dipimpin masyarakat? Bagaimana pemangku kepentingan bekerja menuju pemanfaatan lahan gambut yang berkelanjutan? Pemanfaatan lahan secara tradisional / pembelajaran Konservasi lahan gambut dan restorasi yang seperti apa yang bisa didukung pelaksanaannya? Bagaimana upaya dukungan kepada BRG bisa dilakukan untuk? 6

Panelis akan memberikan tanggapan terkait dengan poin-poin di atas, kemudian akan ada dialog yang dipimpin moderator yang melibatkan semua peserta. 10.30 11.00 SESI RANGKUMAN Langkah-langkah kunci restorasi lahan gambut: Apa yang akan kita lakukan di tahun 2017 Moderator: Ketua Panitia Acara Ringkasan dari poin-poin penting yang diajukan pada sesi-sesi diskusi sebelumnya Diskusi terbuka Garis besar untuk langkah-langkah restorasi lahan gambut berikutnya yang terstruktur, terintegrasi dan masif. 11.00 11. 15 Penutupan Konferensi: Ibu Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kunjungan lapangan ke Kalimantan Tengah, 18-20 December 2016 Bekerjasama dengan: 7

8