RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PERENCANAAN TA 37 AGUNG DWI NUGROHO L2B ALUR PIKIR IN-PUT PROSES OUTPUT

KONDOMINIUM BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Bisnis Bintang 4 di Kota Jambi. Rahma Mastovani_ L2B008122

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Riverside Resort Hotel di Cijulang, Kabupaten Pangandaran 1

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

PAVILIUN GARUDA II RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB I PENDAHULUAN Tujuan dan Sasaran Tujuan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

KAMPUNG NELAYAN MODERN DESA KARANGSONG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semarang Orthopedic & Medical Rehabilitation Hospital

MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

REDESAIN KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

Bab I Pendahuluan. Tabel 1.1. Tabel Hasil Penjualanan Sepeda Motor di Indonesia Tahun2013 Sumber: otonity.com (di unduh pada 1 Januari 2014)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. Batasan pengertian judul 1

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT KANKER DI SEMARANG TUGAS AKHIR ALIFIA DIAN FARIZHA NIM FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

Institut Seni Musik Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Diponegoro Riestya Aryani Wasikto ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Rest Area KM 22 Jalan Tol Semarang - Solo Jovi Permata Anggriawan (L2B008052) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

RUMAH SAKIT MATA DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SLEMAN Tugas Akhir 126 Arsitektur Undip BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI INKLUSIF DI YOGYAKARTA. Siwi Gita Kartika I

Apartemen di Kawasan Bekasi Kota

REST AREA TOL KANCI-PEJAGAN

MASJID BESAR KOTA SALATIGA

PASAR BUKU KOTA SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, atau jenis penyakit, dalam hal ini adalah bidang bedah (Kesehatan, 2010). Saat ini, terdapat peningkatan kebutuhan pelayanan khusus bedah seiring dengan kenaikan jumlah pasien yang membutuhkan penanganan khusus bedah kecelakaan dan rematik. Hal tersebut dikarenakan tingginya angka kematian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas (Wicaksono, Faturrochman, & Riyanto, 2014). Selain itu, keberadaan rumah sakit khusus yang menangani pelayanan bedah kecelakaan dan rematik serta rehabilitasi dan fisioterapi di Kabupaten Semarang masih belum ada. Adapun salah satu Rumah Sakit Khusus Bedah yang rencananya akan dikembangkan adalah Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia di Kabupaten Semarang. Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Mitra Setia yang awalnya merupakan sebuah Klinik Tulang milik DR. med.dr Timotius Susantija, FlnaCS merupakan satu-satunya klinik rujukan di Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Belum adanya rumah sakit khusus bedah di Kabupaten Semarang yang diikuti dengan peningkatan jumlah kebutuhan pelayanan dan kebutuhan fasilitas penunjang medik yang lengkap mendasari dibutuhkan adanya pengembangan klinik tersebut menjadi sebuah Rumah Sakit Khusus Bedah dengan pelayanan dan fasilitas yang sesuai dengan standar. Sehingga, diharapkan RSKB Mitra Setia mampu menjadi sebuah pusat bedah kecelakaan dan rematik serta rehabilitasi dan fisioterapi yang mengutamakan ketepatan diagnosis dan manajemen penanganan terbaik serta memberikan jaminan kepada pasien untuk perawatan maksimal. Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, yakni tidak adanya ketentuan mengenai Rumah Sakit Khusus Bedah Tulang, maka Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah Tipe C dengan mempertimbangkan fasilitas, pelayanan, serta tenaga medis maupun non-medis yang ada pada Klinik Tulang Mitra Setia saat ini. Dengan mengangkat konsep One-Stop Service atau Sistem Pelayanan Terpadu yang memungkinkan pelayanan dilakukan dalam satu area rumah sakit, sehingga akan mengantisipasi adanya kerugian bagi pasien akibat unit pelayanan yang tidak dalam satu area. Diharapkan RSKB Mitra Setia dapat memberikan pelayanan terbaik yang mampu diperoleh pasien secara lengkap di dalam rumah sakit, sehingga RSKB Mitra Setia mampu terus bersaing dan memberikan pelayanan optimal sesuai dengan standar yang ditetapkan Dinas Kesehatan Republik Indonesia, menjadi rumah sakit rujukan, serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Adapun tujuan dari pembahasan Perencanaan dan Perancangan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia adalah guna merencanakan sebuah desain rumah sakit 1

yang memenuhi kebutuhan pelayanan Rumah Sakit Khusus Bedah kepada masyarakat, mengantisipasi kecenderungan berkembangnya jenis penyakit, dan mengakomodasi kebutuhan sebagai Rumah Sakit rujukan sesuai dengan dasar standar yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Republik Indonesia. 1.2.2 Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia melalui aspek-aspek panduan perancangan dan alur pikir proses penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1.3 Manfaat 1.3.1 Subyektif Guna memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Sebagai Landasan Program Perencanaan dan Perangan dalam Arsitektur yang dapat digunakan dalam merencanakan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia yang kemudian menjadi pegangan dan acuan dalam perancangan grafis yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembuatan Tugas Akhir. 1.3.2. Obyektif Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam perancangan Rumah Sakit Khusus Bedah, selain itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan merancang Rumah Sakit Khusus Bedah maupun bagi mahasiswa arsitektur lainnya dan masyarakat umum yang membutuhkan. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari pembahasan ini menitikberatkan pada berbagai hal yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan bangunan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur. Hal yang diluar ilmu arsitektur juga dibahas selama berkaitan dan mendukung penyelesaian masalah utama. 1.5 Metode Pembahasan 1.5.1 Metode Deskriptif Metode deskriptif melalui pengumpulan data. Adapun pengumpulan data ditempuh dengan cara studi literatur melalui berbagai referensi yang dapat dipertanggungjawabkan guna memperoleh landasan teori serta standar perencanaan dan perancangan, studi lapangan guna mengetahui kondisi perencanaan dan perancangan obyek dalam tapak, serta wawancara dengan pihak terkait sehingga diperoleh data-data yang diperlukan dalam mengembangkan program perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia di Kabupaten Semarang. 1.5.2 Metode Dokumentatif Metode dokumentatif merupakan metode dengan melakukan dokumentasi pada data yang diperoleh sebagai bahan penyusunan landasan program 2

perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia di Kabupaten Semarang. 1.5.3 Metode Komparatif Metode komparatif merupakan metode dengan membandingkan antara studi literatur yang telah dilakukan dengan data yang diperoleh secara langsung di lapangan sebagai panduan dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia di Kabupaten Semarang. 1.6 Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan dalam penyusunan sinopsis ini adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang, tujuan, sasaran, manfaat, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan, serta alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi mengenai tinjauan umum dan khusus mengenai Rumah Sakit Khusus Bedah yang terdiri dari pengertian, fungsi, jenis, klasifikasi, serta persyaratan teknis bangunan dan prasarana Rumah Sakit Khusus Bedah. BAB III DATA Berisi tinjauan data-data yang diperoleh dalam menunjang kebutuhan proses perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia, diantaranya adalah tinjauan Rumah Sakit Mitra Setia yang meliputi profil, visi, misi, data fasilitas pelayanan, kondisi fisik sarana prasarana, tinjauan lokasi, serta analisisnya. Adapun data yang didapatkan berasal dari hasil survey maupun literatur yang bertujuan untuk mendapatkan informasi penunjang kebutuhan akan perencanaan dan perancangan arsitektur yang lebih baik. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN Berisi kesimpulan, batasan, dan anggapan sebagai asumsi yang digunakan dalam proses perencanaan dan perancangan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Membahas tentang hasil analisa pendekatan dari bab sebelumnya serta program perencanaan arsitektur Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia dalam aspek fungsional, kontekstual, kinerja, teknis, dan arsitektural. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Membahas konsep, program, dan persyaratan perencanaan dan perancangan arsitektur Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia. 3

1.7 Alur Pikir INPUT PROSES OUTPUT PERANCANGAN ARSITEKTUR Fenomena: Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas Adanya peningkatan kebutuhan pelayanan seiring dengan kenaikan jumlah pasien yang membutuhkan penanganan khusus bedah kecelakaan dan rematik. Aktualita : Belum adanya rumah sakit khusus yang menangani pelayanan bedah kecelakaan dan rematik serta rehabilitasi dan fisioterapi di Kabupaten Semarang. Akan dikembangkan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia, yang awalnya merupakan klinik bedah rujukan satu-satunya di Kabupaten Semarang Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Mitra Setia memiliki visi dan misi sebagai sebuah pusat bedah kecelakaan dan rematik serta rehabilitasi dan fisioterapi, mengutamakan ketepatan diagnosis dan manajemen penanganan terbaik, serta memberikan jaminan kepada pasien untuk perawatan maksimal. Urgensi : Dibutuhkan adanya rumah sakit khusus bedah yang memenuhi persyaratan teknis dengan penekanan pelayanan khusus bedah tulang Originalitas : Berkonsep One-Stop Service atau sistem pelayanan terpadu yang memungkinkan pelayanan dilakukan dalam satu area rumah sakit, sehingga mengantisipasi adanya kerugian bagi pasien akibat unit pelayanan yang tidak dalam satu area dan memberikan kenyamanan bagi penggunanya (pasien, pengunjung, dan para staff medis maupun non-medis). Dibutuhkan adanya perencanaan Rumah Sakit Khusus Bedah Mitra Setia Kabupaten Semarang. Dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan sehingga diharapkan mampu menjadi solusi desain yang optimal. RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH MITRA SETIA KABUPATEN SEMARANG Literatur Tinjauan Rumah Sakit Fasilitas pada Rumah Sakit Khusus Bedah Persyaratan teknis Rumah Sakit Khusus Bedah Studi Fasilitas: Pelilihan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dari pelaku kegiatan KELOMPOK FASILITAS DAN RUANG, UTILITAS, MEE RUMAH SAKIT: Pengelompokan jenis fasilitas dan ruang berdasarkan kegiatan dalam 4

Studi banding Aktivitas, fasilitas, dan besaran Rumah Sakit Utilitas dan MEE Rumah Sakit. Analisis Proses dan Kelompok Kegiatan: Hasil pendataan alur kegiatan berdasarkan pelaku kegiatan dari : Pelayanan medis Pelayanan penunjang medis Pelayanan penunjang nonmedis Pelayanan administrasi dan rekam medis RSKB Mitra sesuai dengan standar dan studi banding yang dilakukan. Utilitas dan MEE sesuai dengan standar dari masing-masing jenis fasilitas dan ruang yang dibutuhkan. Kelompok Kegiatan : Pengelompokan kegiatan berdasarkan jenis kegiatan dan sasaran kegiatan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan serta struktur organisasinya Data Data Pedoman Teknis RS Dinas Kesehatan RI Jenis-jenis kebutuhan ruang Studi Banding Data ruang-ruang Rumah Sakit Khusus Bedah Data fasilitas penunjang PENDEKATAN PERENCANAAN Prediksi Kapasitas: Perkiraan kapasitas pelaku kegiatan dari tiap fasilitas yang dapat ditampung dalam RSKB Mitra Setia Standar Kapasitas: Merupakan standar jumlah pelaku kegiatan yang terdapat dalam sebuah fasilitas Studi Kapasitas: Pengukuran jumlah pelaku kegiatan yang dapat ditampung dalam sebuah fasilitas berdasarkan studi/ perhitungan terhadap perkiraan fasilitas dalam suatu ruang. KAPASITAS KAPASITAS RUANG, FASILITAS, RUANG UTILITAS, DAN MEE: Daya tamping ideal yang sesuai dengan kebutuhan, utilitas serta MEE yang akan digunakan sebagai dasar perancangan. Kapasitas Potensial Jumlah daya tampung maksimal yang dapat ditampung menyesuaikan kapasitas untuk RSKB Mitra Setia Kapasitas Aktual: Jumlah kapasitas yang dapat ditampung dalam fasilitas 5

Literatur : Standar-standar fasilitas dan prasarana Rumah sakit Kapasitas Ruang Standar luasan ruang-ruang pada rumah sakit. tertentu dan telah terbangun secara aktual. Analisa besaran ruang dan kebutuhan lahan: Perhitungan besaran ruang yang dibutuhkan oleh sebuah fasilitas berdasarkan standard an studi banding kapasitas. Optimalisasi lahan PENDEKATAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PROGRAM RUANG DAN KEBUTUHAN LUAS TAPAK: Ukuran besaran ruang akhir yang digunakan sebagai acuan dalam merancang berdasarkan pelaku kegiatan, kapasitas, serta standar besaran ruang. Aspek Fungsional: Jumlah kapasitas yang dapat ditampung dalam fasilitas tertentu dan telah terbangun secara aktual Aspek Kontekstual Konteks yang terlibat dalam RSKB Mitra Setia, meliputi tinjauan tapak, yang terdiri dari aksesibilitas, view, klimatologi, dsb, Aspek Teknis Ketentuan-ketentuan teknis dalam perancangan RSKB Mitra Setia Kriteria lokasi: Land Use sesuai aturan Pemda Aksesibilitas Kelengkapan infrastruktur sarana dan prasarana Utilitas lingkungan kota Lokasi Tapak di Ungaran, Kabupaten Semarang. Kebutuhan luas tapak Kriteria tapak: Mudah dicapai Kemudahan aksesibilitas dalam tapak Dekat dengan fasilitas umum dan jalan utama Faktor lingkungan sekitar Utilitas lingkungan kota Karakter tapak: - Topografi - Lebar alan - Arah jalan dan jumlah ruas jalan - Utilitas sekitar tapak Kelompok kegiatan/fasilitas: - Instalasi Gawat Darurat Citra / Image : Citra/ image dari bangunan RSKB Mitra Setia adalah Therapeutic Environment dimana membangun citra rumah sakit yang nyaman, tidak terkesan menakutkan, serta modern mengikuti perkembangan. Pemilihan Lokasi Pembobotan dan Penilaian: Land Use Aksesibilitas Fasilitas umum Faktor lingkungan sekitar Utilitas Pemilihan tapak Pembobotan dan Penilaian: Aksesibilitas Dekat dengan fasilitas umum dan jalan utama Faktor lingkungan sekitar Utilitas lingkungan kota DESAIN GRAFIS Potensi Masalah Tapak: Analisa potensi dan permasalahan dalam tapak meliputi: Aksesibilitas menuju tapak Aksesibilitas dalam tapak Arah mata angin Kebisingan FUNGSI DAN KARAKTER RUMAH SAKIT: Fungsi utama RSKB Mitra Setia adalah sebagai fasilitas kesehatan yang mengakomodasi pelayanan kesehatan berkaitan dengan bedah kecelakaan dan rematik. Karakter bangunan RSKB Mitra Setia adalah Therapeutic Environment, yakni citra nyaman dan aman dalam rumah sakit. Dengan penekanan desain One- Stop Service memungkinkan pasien mendapatkan pelayanan dalam satu tempat sehingga meningkatkan keefektifan pelayanan dari RSKB Mitra Setia sendiri. LOKASI TERPILIH: Ungaran, Kabupaten Semarang. TAPAK TERPILIH ZONING 6

- Instalasi Rawat Jalan - Instalasi Rawat Inap - ICU - Instalasi Bedah Sentral - Instalasi Rehabilitasi Medik - Instalasi Pendukung lainnya (gizi, laundry, CSSD, IPAL, Bengkel/ Workshop, IPSRS, dsb.) Contoh keruangan bangunan Rumah Sakit: Preseden Rumah Sakit Khusus Bedah yang sudah terbangun. Arah sinar matahari Arah angin Eksplorasi Preseden: Eksplorasi desain tapak berdasarkan preseden yang telah ada Respon Tapak Aksis-Orientasi: Analisa respon tapak berdasarkan: Arah mata angin First point of view menuju tapak Secondary point of view menuju tapak Main Eye Cathcher Tapak Iklim dan cuaca: Kebutuhan fasilitas berdasarkan iklim dan cuaca lokasi terpilih Persyaratan dan karakter fisik: - Therapeutic Environment - Nyaman - Aman - Sesuai dengan penekanan desain One-Stop Service. Contoh wujud bangunan Rumah Sakit: Preseden dengan bangunan rumah sakit yang memiliki karakter fisik yang sama dan telah terbangun sebelumnya. Zoning Gubahan massa: Sesuai dengan hirarki keruangan dengan gubahan massa. Menghasilkan zonasi makro dalam gubahan massa Program ruang: Zonasi sesuai dengan program ruang zonasi makro. Menghasilkan zonasi mikro pada gubahan massa. Sirkulasi: Alur Sirkulasi dalam gubahan massa. Site plan: Peletakan gubahan massa dalam lokasi tapak Hirarki Keruangan: Fasilitas aksesibilitas tinggi Fasilitas asksesibilitas sedang Fasilitas aksesibilitas rendah Fasilitas diakses untuk umum Fasilitas diakses untuk kalangan tertentu Area servis: Utilitas dan MEE Eksplorasi Konfigurasi Bentuk: Eksplorasi bentuk berdasarkan aspek iklim dan cuaca, persyaratan dan karakter fisik bangunan, serta preseden dari bangunan sejenis. Alternatif Studi Proporsi: Pembagian ruang-ruang dalam gubahan massa Studi 3D: Studi 3D gubahan massa sesuai dengan proporsi pembagian ruang Eksplorasi Sirkulasi & Keruangan: GUBAHAN MASSA: Konsep gubahan massa berdasarkan hasil eksplorasi desain. SITE PLAN: Peletakan massa bangunan dalam lokasi tapak. DENAH: 7

Program ruang: Zonasi mikro dalam gubahan massa Sirkulasi: Alur sirkulasi dari gubahan massa Contoh bangunan Rumah Sakit: Preseden dengan bangunan berkarakter sama yang sudah terbangun Karakter elemen bangunan: Therapeutic Environment Fungsional Keamanan dan kenyamanan Site plan Denah Tampak - Tampak Depan - Tampak Belakang - Tampak Sisi Kanan - Tampak Sisi Kiri Potongan - Potongan bangunan keseluruhan - Potongan bangunan detail - Potongan detail struktur bangunan Eksplorasi alur sirkulasi antar ruang dalam gubahan massa pada siteplan Hubungan Ruang: Eksplorasi hubungan antar ruang sesuai dengan eksplorasi zonasi mikro gubahan massa Eksplorasi Konfigurasi Bentuk: Eksplorasi bentuk bangunan sesuai dengan denah dan karakter bangunan Elemen Bangunan: Trerdiri dari pondasi, struktur, atap, porositas, dan material. Struktur Dan Konstruksi: Jenis struktur dan konstruksi yang akan digunakan sesuai dengan ekplorasi figurasi bentuk. Substansi & materi presentasi Teknik Menggambar: Menggunakan media digitalisasi (AutoCAD dan Google Sketch Up) Teknik Presentasi: Menggunakan media powerpoint. Hasil eksplorasi sirkulasi antar ruang menyesuaikan dengan bentuk gubahan massa TAMPAK DAN POTONGAN: Tampak hasil eksplorasi dengan potonganyang memperlihatkan keruangan serta struktur dan konstruksi yang digunakan. DESAIN GRAFIS (PRA-DESAIN) 8