Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

68 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB II TINJAUAN TEORITIS

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara 2 ABSTRACT

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

2016 HUBUNGAN ATTACHMENT ANAK TERHADAP ORANGTUA DAN PEER PRESSURE DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMAN 1 SUKATANI PURWAKARTA

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa yang berkisar antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Seorang remaja, memiliki tugas perkembangan dan fase

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan sosial-ekonomi secara total ke arah ketergantungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

Transkripsi:

Faktor Penyebab di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Causes of Early Marriage in Sampara Village Konawe Wa Ana Sari, Yanti Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna. Abstrak Angka statistik menunjukkan bahwa sekitar 25 % pernikahan dini terjadi di Indonesia. Bahkan beberapa daerah melebihi angka tersebut seperti di Jawa Timur (39,43%), Kalimantan (35,48%), Jambi (30,63%), Jawa Barat (36%) dan Jawa Tengah (27,84%). Penelitian ini menggunakan pendekatan Case Control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua yang menikah dini di Kelurahan Sampara tahun 2014 yaitu sebanyak 32 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil secara total sampling yaitu pengambilan sampel dari seluruh data remaja yang menikah dibawah usia 19 tahun di Kelurahan Sampara. Hasil menunjukkan ada pengaruh pengetahuan terhadap pernikahan dini dengan nilai OR = 2,218 dan nilai lower dan upper limit (1,106 4,448), ada pengaruh pendidikan terhadap pernikahan dini dengan nilai OR = 1,690 dan nilai lower dan upper limit (1,786 3,635), dan ada pengaruh kehamilan terhadap pernikahan dini, dengan nilai OR = 2,232 dan nilai lower dan upper limit (1,999 4,988). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara pengetahuan, pendidikan dan kehamilan terhadap pernikahan dini. Disarankan perlunya sosialisasi berkelanjutan oleh instansi terkait dalam hal pencegahan dan mengatasi dampak dari pernikahan dini khususnya warga di Kelurahan Sampara. Kata Kunci: Pengetahuan, Pendidikan, Kehamilan, Abstract Statistics shows shows that about 25% early marriage in Indonesia. Even some areas exceed that number as in East Java (39.43%), Kalimantan (35.48%), Jambi, (30.63%), Jawa Timur (36%) and Jawa Tengah (27.84%). This study used a Case Control approach. The population in this study were all married early in the Village Sampara years 2014 as many as 32 people. The sample in this study were taken by total sampling is the sampling of the entire adolescents who get married under the age of 19 years in Sampara. The results show there are influence of knowledge towards early marriage with OR = 2.218 and the value of the lower and upper limit (1.106 to 4.448), there are influence of education towards early marriage with OR = 1.690 and the value of the lower and upper limit (1.786 to 3.635), and also there are influence of pregnancy towards early marriage, with OR = 2.232 and the value of the lower and upper limit (1.999 to 4.988). The conclusion that are influence of knowledge, education and pregnancy towards early marriage. Suggested more socialization continuously by the relevant agencies in preventing and overcoming the impact of early marriage especially residents in villages Sampara. Key word: Science, Education, Marry pregnancy, Early nuptials Pendahuluan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) tahun 2014 menyatakan bahwa pernikahan dini (early mariage) merupakan suatu pernikahan formal atau tidak formal yang dilakukan dibawah usia 18 tahun 1. Lebih dari 700 juta perempuan yang hidup saat ini menikah ketika masih anak-anak, dimana satu dari tiga diantaranya menikah sebelum usia 15 tahun. Laporan menunjukkan bahwa di antara perempuan pernah kawin usia 20-24 tahun, 25 persen menikah sebelum usia 18 tahun menurut Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 2. Di Indonesia satu dari lima penduduk berada dalam rentan usia remaja, menurut data profil Kesehatan Indonesia tahun 2012, 21 % populasi penduduk Indonesia berusia remaja 10-19 tahun dan separuh dari jumlah itu adalah remaja putri dan banyak dari mereka yang harus mengalami resiko kehamilan diusia muda baik yang diinginkan maupun tidak 3. Pernikahan dini banyak terjadi pada masa pubertas, hal ini terjadi karena remaja sangat rentan terhadap perilaku seksual 3. Pernikahan muda juga sering terjadi karena remaja berfikir secara emosional untuk melakukan pernikahan, mereka berfikir telah saling mencintai dan siap untuk menikah. Selain itu, faktor penyebab terjadinya pernikahan muda adalah pengetahuan, pendidikan dan hamil pranikah. Perkawinan dini 6

pada anak sering terjadi akibat putus sekolah dan akibat dari permasalahan ekonomi 5. Masa dewasa muda adalah masa bagi kehidupan seseorang yang berusia antara 20-40 tahun. Pada masa ini, keadaan fisik berada pada kondisi puncak dan kemudian menurun secara perlahan. Dalam sisi perkembangan psikososial, terjadi proses pemantapan kepribadian dan gaya hidup serta merupakan saat membuat keputusan tentang hubungan yang intim. Pada saat ini, kebanyakan orang menikah dan menjadi orang tua 6. Data Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 menunjukkan prevalensi kejadian pernikahan dini sebesar 176 orang. Pada tahun 2012 meningkat menjadi 236 orang dan pada tahun 2013 meningkat kembali sebanyak 289 orang. Di Kabupaten Konawe prevalensi data kejadian pernikahan dini sebesar 56 orang pada tahun 2012 sebanyak 83 orang dan pada tahun 2013 meningkat kembali sebanyak 105 orang. Sedangkan data dari Kelurahan Sampara tahun 2014 dari awal Januari sampai bulan Juli terdapat 32 orang yang menikah dibawah umur 19 Tahun 7. Sebagian besar pengetahuan masyarakat di Kelurahan Sampara belum mengetahui batas usia perkawinan yang ideal khususnya usia perkawinan yang tercantum dalam Undang-undang tahun 1992. Hal ini diakibatkan karena tidak ada sosialisasi tentang batas usia perkawinan yang ideal serta dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini sehingga mengakibatkan banyak remaja yang melakukan pernikahan dini. Kebanyakan remaja di Kelurahan Sampara tergolong menengah kebawah karena tidak mampu melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Terkadang hanya bisa melanjutkan sampai sekolah menengah saja atau bahkan tidak menempuh pendidikan sama sekali. Hal ini biasanya terjadi setelah remaja lulus SMP atau bahkan belum lulus. Fenomena yang terjadi saat ini adalah perilaku pacaran justru banyak dilakukan oleh remaja yang berpacaran yang terdiri atas tahapan tertentu mulai dari pegangan tangan, ciuman, pelukan, memegang atau meraba bagian sensitif dan bersenggama, yang pada akhirnya menyebabkan kehamilan. Meskipun tidak semua remaja berpacaran melakukan hal yang tidak diinginkan, tetapi dari fakta ini menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan dan memprihatinkan yang diwujudkan mulai dari melirik kearah bagian sensual pasangan sampai bersenggama yang dilakukan oleh remaja yang sedang berpacaran. Metode Penelitian ini menggunakan desain case control. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe pada bulan November 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan yang menikah di Kelurahan Sampara tahun 2014 yaitu sebanyak 32 orang, diantaranya terdapat yang menikah dibawah usia 18 tahun sebanyak 16 orang. Sampel kasus adalah semua remaja yang melakukan pernikahan dibawah usia 18 tahun sebanyak 16 orang, dan sampel kontrol adalah semua remaja yang melakukan pernikahan diatas usia 18 tahun sebanyak 16 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan tehnik total sampling. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan SPSS dengan uji statistik univariat dan bivariat. Hasil Pengaruh Pengetahuan terhadap Pernikahan Dini Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pada kelompok kasus dominan yang berpengetahuan rendah yaitu sebanyak 10 orang (31,2%) dan hanya 6 orang (18,8%) yang berpengetahuan tinggi, Pada kelompok control, dominan yang berpengetahuan tinggi yaitu sebanyak 11 orang (34,4%) dan hanya 5 orang (15,6%) yang berpengetahuan rendah. pengetahuan merupakan faktor penyebab pernikahan dini berdasarkan nilai OR = 2,218 dan menyatakan ada pengaruh dengan nilai lower dan upper limit (1,106 4,448) yang tidak mencakup (melalui) nilai 1. 7

Tabel 1. Pengaruh Pengetahuan terhadap di Kelurahan Sampara Pengetahuan Kasus Kontrol N % N % N % Tinggi 6 18,8 11 34,4 17 53,2 LL = 1,106 Rendah 10 31,2 5 15,6 15 46,8 2,218 UL = 4,448 16 50,0 16 50,0 32 100 Pengaruh Pendidikan terhadap Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pada kelompok kasus dominan yang berpendidikan rendah yaitu sebanyak 13 orang (40,6%) dan hanya 3 orang (9,4%) yang berpendidikan tinggi. Sedangkan pada kelompok control, dominan yang berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 12 orang (37,5%) dan hanya 4 orang (12,5%) yang berpendidikan rendah. pendidikan merupakan faktor penyebab pernikahan dini berdasarkan nilai OR = 1,690 dan menunjukkan adanya pengaruh berdasarkan nilai lower dan upper limit (1,786 3,635) yang mencakup (melalui) nilai 1. Tabel 2. Pengaruh Pendidikan terhadap di Kelurahan Sampara Tahun 2014 Pendidikan Kasus Kontrol N % N % N % Tinggi 3 9,4 12 37,5 15 46,9 LL = 1,786 Rendah 13 40,6 4 12,5 17 53,1 1,690 UL = 3,635 16 50,0 16 50,0 32 100 Pengaruh Kehamilan terhadap Tabel 3 menunjukkan bahwa kehamilan pada kelompok kasus lebih banyak yaitu sebanyak 12 orang (37,5%) sedangkan pada kelompok kontrol hanya 2 orang (6,2%) yang hamil. Hasil uji statistik menyatakan bahwa kehamilan merupakan faktor penyebab pernikahan dini berdasarkan nilai OR = 2,232 dan menunjukkan adanya pengaruh berdasarkan nilai lower dan upper limit (1,999-4,988) yang mencakup (melalui) nilai 1. Tabel 3. Pengaruh Kehamilan terhadap di Kelurahan Sampara Kehamilan Kasus Kontrol n % N % N % Tidak hamil 4 12,5 14 43,8 18 56,3 LL = 1,999 Hamil 12 37,5 2 6,2 14 43,7 2,232 UL = 4,988 16 50,0 16 50,0 32 100 Pembahasan pengetahuan merupakan faktor penyebab pernikahan dini. pada usia kehamilan yang terjadi dibawah usia 20 tahun dalam keadaan belum matangnya mental seseorang remaja akan mempengaruhi penerimaan kehamilannya, dimana alat reproduksi remaja yang belum siap menerima kehamilan, merasa tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri terkadang perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman atau lingkungan masyarakat. Pada sisi lain, kehamilan juga berdampak negatif pada keharmonisan keluarga. Hal ini 8

disebabkan oleh kondisi psikologis yang belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional. Pada usia yang belum matang ini biasanya remaja masih kurang mampu untuk bersosialisasi dan adaptasi, dikarenakan ego remaja yang masih tinggi serta belum matangnya sisi kedewasaan untuk berkeluarga sehingga banyak ditemukan kasus perceraian yang merupakan dampak dari mudanya usia untuk menikah 4. Hasil uji statistik variabel pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan merupakan faktor penyebab pernikahan dini. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memberikan pemahaman secara matang kepada individu untuk memilih atau memutuskan suatu hal. Individu tersebut tidak menginginkan jika hal yang buruk yang tidak diinginkan menimpa dirinya akibat dari keputusan yang telah diambil olehnya. Kalau pernikahan dilakukan di bawah 20 tahun, maka secara emosi remaja masih ingin berpetualang menemukan jati dirinya. Kurangnya pendidikan bisa dikarenakan faktor ekonomi, dari faktor ekonomi inilah seseorang tidak mampu melanjutkan pendidikan dan juga dikarenakan oleh keluarga yang relatif besar. Selain itu faktor sosial budaya juga mempengaruhi kurangnya pendidikan, mungkin pendidikan masyarakat di lingkungan sekitar yang tergolong rendah menyebabkan para remaja malas melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi 8. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa kehamilan merupakan faktor penyebab pernikahan dini. Kehamilan remaja perempuan sebelum menikah termasuk dalam kenakalan remaja dan dalam kehidupan sehari-hari dapat dikategorikan sebagai perilaku menyimpang 4. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Perilaku menyimpang yang terjadi karena kurangnya kesadaran remaja akan kehidupan mereka kedepan. Terbatasnya perhatian orang tua, pendidikan agama, pengetahuan norma serta tidak membatasi pergaulan remaja akan meningkatkan angka kenakalan remaja. Khususnya pada remaja perempuan membutuhkan perhatian yang lebih dari kedua orang tuanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan menurut Hurlock, saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks mahluk hidup dapat terus bertahan hidup menjaga kelestarian keturunanya. Masalah seksualitas di kalangan remaja adalah masalah yang cukup pelik untuk diatasi. Perkembangan seksual itu muncul sebagai bagian dari perkembangan yang harus dijalani, namun, di sisi lain, penyaluran hasrat seksual yang belum semestinya dilakukan dapat menimbulkan dan berakibat yang serius, seperti kehamilan 9. Kesimpulan Terdapat pengaruh antara pengetahuan, pendidikan dan kehamilan terhadap pernikahan dini. Nilai OR = 2,218 dan nilai lower dan upper limit (1,106-4,448) pada variabel pengetahuan. Nilai OR = 1,690 dan nilai lower dan upper limit (1,786-3,635) pada variabel pendidikan. Dan nilai OR = 2,232 dan nilai lower dan upper limit (1,999-4,988) pada variabel kehamilan. Artinya pengetahuan, pendidikan dan kehamilan merupakan faktor penyebab pernikahan dini dikalangan remaja. Saran Sosialisasi perlu dilaksanakan secara berkelanjutan oleh instansi terkait dalam hal pencegahan dan mengatasi dampak dari pernikahan dini khususnya warga di kelurahan sampara. Perlu proses pengembangan kurikulum pendidikan kesehatan tentang dampak dan resiko dari terhadap remaja Indonesia. Daftar Pustaka 1. Irne W. Desiyanti. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015 2. Badan Pusat Statistik. 2016. Kemajuan yang Tertunda: Analisis Data Perkawinan Usia Anak di Indonesia, Berdasarkan Hasil Susenas 2008-2012 dan Sensus Penduduk 2010. Jakarta-Indonesia 3. Depkes RI, 2012. Perilaku Organisasi. Penerbit PT. Sinar Baru Algesindo, Jakarta 4. Sarwono, 2008. Buku Panduan praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama,cetakan Pertama Yayasan Bina Pustaka, Jakarta 9

5. Sanderowitz, 2009. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta : Kencana. 6. Feldman, 2010. Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta : Nuha Medika. 7. Dinkes Kota Kendari. 2013. Profil Kesehatan Kota Kendari. Dinkes Kota Kendari 8. Darmawan, 2010. Sikap Manusia dan Pengetahuannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 9. Hurlock, 2008. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, Jakarta. 10