BAB IV ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP PROSES PEMBUATAN DAN PENGHARUM RUANGAN YANG TERBUAT DARI KOTORAN SAPI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP PENERAPAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR DI MINIMARKET SURABAYA

BAB IV TINJAUAN MASḶAHẠH TERHADAP PENERAPAN FATWA DSN NO. 29/ DSN-MUI/ VI/ 2002 TENTANG PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI DI BRI SYARIAH SIDOARJO

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

place, product, process, physical evidence

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

BAB IV TINJAUAN MAQA>S}ID AL-SHARI> AH TERHADAP TAMBAHAN HUKUMAN KEBIRI BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEDOPHILIA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV. A. Analisis Terhadap Bentuk-Bentuk Perlindungan Konsumen Dalam Mas}lahah

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Kaidah Fikih. Semua Benda Najis Yang Sudah Berubah Total Menjadi Benda Suci, Apakah Hukumnya Menjadi Suci? Publication: 1436 H_2015 M

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2010 Tentang AIR DAUR ULANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PANDANGAN TOKOH AGAMA TERHADAP UTANG-PIUTANG BERSYARAT

BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

rukhs}oh (keringanan), solusi dan darurat.

BAB IV ANALISIS HUKUM SLAM TERHADAP TRANSAKSI SHARE SWAP DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan penciptaan manusia. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG URF

BAB IV PRODUKSI KOPI LUWAK DALAM KAJIAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/PDT.P/2013/PA.MLG TENTANG PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mencapai hajat hidup dengan meningkatkan taraf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS SADD AŻ-ŻARI< AH TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KIMIA DI DESA DADAPAN KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI REPENAN DALAM WALIMAH NIKAH DI DESA PETIS SARI KEC. DUKUN KAB. GRESIK

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI AKAD MUQAYYADAH OFF BALANCE SHEET PADA KANTOR CABANG BANK MANDIRI SYARIAH SURABAYA

BAB V ANALISIS. 1. Pendapat ulama yang Melarang Keluar Rumah dan Berhias Bagi Wanita Karier.

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERILAKU SADISME DAN MASOKISME DALAM HUBUNGAN SUAMI ISTRI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

BAB IV. suatu transaksi. Pembiayaan yang terjadi yaitu pembiayaan mura>bah}ah bi alwaka>lah.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

RELEVANSI MASHLAHAH DENGAN FATWADSN-MUI NO. 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

19 keturunan dan harta mereka, sesuai dengan urutan tertentu yang terdapat di dalam kategori pemeliharaan tersebut. 3 Sedangkan mas}lah}ah mursalah me

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS MAṢLAḤAH TENTANG POLIGAMI TANPA MEMINTA PERSETUJUAN DARI ISTRI PERTAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP PROSES PEMBUATAN DAN PENGHARUM RUANGAN YANG TERBUAT DARI KOTORAN SAPI A. Analisis Mas}lah}ah Mursalah terhadap Proses Pembuatan Pengharum Ruangan yang Terbuat dari Kotoran Sapi Sebagaimana penjelasan sebelumnya, dalam bab ini akan dianalisis dengan mas}lah}ah mursalah dan konsep maqa>s}id syari ah, diharapkan nantinya agar menemukan solusi untuk status hukum proses pembuatan pengharum ruangan yang terbuat dari kotoran sapi dan penggunaan kotoran sapi untuk pengharum ruangan (studi kasus di SMA Muhammadyah 1 Babat Kabupaten Lamongan). Maka dalam bab ini penulis menguraikan tentang proses pembuatan yang nantinya akan dipadukan dengan masalah mas}lah}ah mursalah untuk mendapatkan sebuah kesimpulan yang akan dijadikan jawaban dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Masḷahạh mursalah dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam ijtihad, sebab masḷahạh mursalah dalam bidang muamalah dapat ditemukan oleh akal pikiran melalui ijtihad. Muamalah adalah aturan syari ah tentang hubungan 66

67 sosial diantara manusia. Dalam muamalah, dijelaskan secara luas illat, rahasia dan tujuan kemaslahatan suatu hukum muamalah. Ini mengandung indikasi agar manusia memperhatikan kemaslahatan dalam bidang muamalah dan tidak hanya berpegang pada tuntutan teks nash semata, karena mungkin suatu teks ditetapkan berdasarkan kemaslahatan tertentu, kondisi, adat, waktu dan tempat tertentu. Sehingga ketika masḷahạh berubah maka berubah pula ketentuan muamalah (perekonomian). 1 1. Dari Segi Proses Pembuatan Istihalah secara bahasa memiliki dua makna, salah satu maknanya adalah berubahnya sesuatu dari tabi at asal sifat yang awal. Di antara yang termasuk istihalah adalah berubahnya sesuatu yang najis. Istihalah atau perubahan tadi bisa terjadi pada zat najis dan zat najis yang berubah sifatsifatnya. Bisa jadi dia berubah karena dibakar atau karena berubah menjadi cuka. Perubahan menjadi cuka ini bisa dicontohkan dengan perubahan khamr yang berubah menjadi cuka dikarenakan berubah dengan sendirinya ataupun melalui proses yang lain bisa dikatakan suci. Atau mungkin perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yan suci yang bercampur dengannya. Dalam hal ini adalah berubahnya kotoran sapi yang menjadi pengharum ruangan. Terjadi perbedaan pendapat ulama mengenai najis atau tidaknya kotoran sapi. 1 Agustianto,Urgensi Masḷahạh dalam Ijtihad Ekonomi Islam, files/iqtishadconsultingc2bburgensimaslahahdalamijtihadekonomiislam.htm, (09 Mei 2013)

68 Pengharum ruangan yang terbuat dari kotoran sapi ini sudah melalui tahapantahapan proses pembuatan seperti yang dijelaskan pada bab II. Merujuk pada penjelasan diatas, bisa disamakan dengan cara pencucian dan pengeringan yang dilakukan untuk proses pembuatan pengharum ruangan yang terbuat dari kotoran sapi. Melalui proses dua kali pencucian, yang pertama pencucian dengan menggunakan aquadest dan pencucian kedua menggunakan ethanol. Karena diantara pencucian pertama dan kedua tersebut dilakukan proses pengeringan hingga warna, bau dan bentuknya sudah tidak menyerupai kotoran sapi yang asli. Bau harum yang dihasilkan adalah karena kotoran sapi mengandung metil salisilat yaitu sejenis senyawa yang biasanya digunakan untuk pembuatan parfum. 2 Hal tersebut bisa dikatakan suci dan hilang dari kenajisannya. Seperti firman Allah SWT dalam surat al-a raf ayat 157 :... Artinya : dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. 2 Rintya Miki Aprianti, Wawancara, Babat, 19 Juni 2013.

69 Ayat diatas menunjukkan halalnya segala sesuatu yang baik dan mengahramkan segala sesuatu yang buruk. Salah satu penyebab sesuatu dianggap buruk adalah terkena najis (mutanajjis). Menurut kaidah fiqih mas}lah}ah mursalah dapat dijelaskan sebagai berikut : ج ل ب الم ص ال ح و د ف ع الم ف ا س د Meraih kemaslahatan dan menolak kemudaratan 3 Kaidah tersebut dapat mewakili dari penjelasan tentang proses pembuatan kotoran sapi yang benar-benar sudah hilang dari kotor dan najis. Meraih kemas{lah}ahatan dan menolak kemudharatan adalah dilihat dari segi pemanfaatan kotoran sapi, setelah melalui proses yang sudah dijelaskan sebelumnya dan menjadi sesuatu yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan pengharum ruangan. 2. Dari Segi Pemanfaatan Dalam hal pemanfaatan pengharum ruangan jika dianalisis dengan maqa>sid syari ah maka, sebagaimana diketahui terdapat lima maqa>sid syari ah yang telah dikemukakan oleh para ulama, yaitu : 3 H.A. Djazuli, kaidah-kaidah fikih, (Jakarta: Kencana,2011), 08.

70 1) H }i f z }al-din (menjaga agama) 2) H }i f z } al-nafs (menjaga jiwa) 3) H }i f z } al aql (menjaga akal) 4) H }i f z } al-nasl (menjaga keturunan) 5) H }i f z } al-ma>l (menjaga harta) Menurut hemat penulis, mengenai proses pembuatan pengharum ruangan ini dapat diambil dari segi H }i f z } al-nafs (menjaga jiwa). Dipandang perlu menggunakan hal tersebut karena seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, dari segi bahan-bahan yang digunakan tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh manusia, terutama dalam hal pernafasan. 4 Meskipun tidak secara langsung dikonsumsi oleh manusia, menjadi hal yang perlu diperhatikan bagi kita untuk memilih apa saja yang tidak mengundang bahaya baik dari luar maupun dari dalam tubuh kita, sebagai makhluk Allah yang selalu menginginkan yang terbaik untuk kelangsungan hidup. B. Analisis Mas}lah}ah Mursalah terhadap Pengharum Ruangan yang terbuat Dari Kotoran Sapi Berhujjah dengan mas{lah{ah mursalah sebagai metode ijtihad, adalah sesuatu yang r a @j i h, sesuai dengan keabadian syari@'at dalam mengikuti 4 Dwi Nailul Izzah, Wawancara, Babat, 19 Juni 2013

71 perkembangan kebutuhan manusia sepanjang jaman dan dalam kondisi apapun, serta merupakan tindakan yang ditempuh para sahabat Rasulullah saw dalam menegakkan syari@ at dan memberi fatwa. seperti yang dikatakan Ibnu Qayyim, sebagaimana dikutib oleh Abdul Wahab Khalaf, yaitu: Diantara umat Islam ada yang berlebihan dalam memelihara mas{lah{ah umum, maka mereka menjadikan syari@'at sebagai hal terbatas yang tidak bisa sejalan menurut kemaslahatan hamba yang memerlukan pada lainnya. Mereka telah menghalangi dirinya untuk menempuh jalan yang benar berupa jalan kebenaran dan keadilan. adapun mereka yang melampaui batas sehingga membolehkan sesuatu yang dapat memudahkan syariat Allah dan menimbulkan kejahatan yang kejam dan kerusakan yang dahsyat. 5 Dilihat dari mas}lah}ah berdasarkan tingkat kebutuhannya maka, dalam hal penggunaan pengharum ruangan yang terbuat dari kotoran sapi termasuk dalam mas}lahạh tah}sīniyah (kemaslahatan tersier), yaitu memelihara kelima unsur pokok dengan cara meraih dan menetapkan hal-hal yang pantas dan layak dari kebiasaan-kebiasaan hidup yang layak dari kebiasaan-kebiasaan hidup yang baik, serta menghindarkan sesuatu yang dipandang sebaliknya oleh akal sehat. 6 Hukum Islam pada dasarnya adalah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia yakni menarik manfaat, dalam penelitian ini adalah menarik manfaat dari penggunaan kotoran sapi yang dijadikan pengahrum ruangan, menolak kemadharatan dan menghilangkan kesusahan dalam hal ini 5 Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam Ilmu Us{ul Fiqh, Cet 8, 123. 6 Ibid., 115.

72 adalah tidak susah untuk mencari bahan baku pembuatan pengharum ruangan ini. Seperti dijelaskan dalam kaidah fiqih tentang mas{lah{ah mursalah : د ر ء الم ف اس د م ق دم ع ل ى ج ل ب الم ص ال ح Artinya : Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menarik kemaslahatan. 7 sesuatu: Dijelaskan pula dalam kaidah fiqh tentang hukum asal segala تى ي د ل ال دل يل ع ل ى الت ح ر يم لا ص ل في الا ش ي اء الا ب ا ح ة ح Artinya : Hukum asal segala sesuatu itu adalah kebolehan sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannya. Dasar tersebut diterapkan karena tidak ada satupun yang haram, kecuali karena ada nash yang sah dan tegas dari syari yang 2006), 237. 7 Abdul Haq, et al, Formulasi Nalar Fiqh Telaah Kaidah Fiqh Konseptual, (Surabaya: Khalista,

73 mengharamkannya. Terkait dengan bahan baku kotoran sapi yang digunakan untuk pembuatan pengharum ruangan. Maka hingga penelitaian ini dilakukan, belum ada dalil yang menunjukkan keharaman pemanfaatan kotoran sapi lebih-lebih untuk kebutuhan rumah tangga, seperti penggunaan kotoran sapi untuk pengharum ruangan. Selain itu, pemanfaatan kotoran sapi yang diambil langsung dari ternak warga setempat menjadi alternatif baru dan menjadikan kotoran sapi sebagai bahan baku yang ramah lingkungan serta untuk mengurangi perubahan iklim akibat efek rumah kaca dan aktivitas lainnya yang merusak lingkungan, yang disebabkan banyaknya penggunaan bahan kimia dewasa ini. H }i f z } al-nafs (menjaga jiwa) yang dimaksud adalah memelihara atau menjaga dalam tingkat tah}siniyyat, seperti ditetapkannya tata cara makan dan minum, kegiatan ini hanya berhubungan dengan kesopanan dan etika, sama sekali tidak akan mengancam eksistensi jiwa manusia, ataupun mempersulit kehidupan seseorang. Karena menggunakan pengharum ruangan merupakan kebutuhan yang paling akhir dalam kehidupan manusia sehari-hari. Tanpa menggunakan pengharum ruangan, tidak jadi masalah utama dan penting, hanya saja ada sebagian orang merasa ada kenyamanan tersendiri jika memakai pengharum ruangan dan bisa jadi pengharum ruangan dipakai hanya seperlunya saja.

74 1. Pendapat Mengenai Pemanfaatan Kotoran Sapi yang Digunakan Untuk Pengharum Ruangan a) Pendapat para fuqaha 1) Diantara yang menyatakan sucinya kotoran adalah Imam Maliki, Hanafi dan Hanbali. Seperti yang dijelaskan Yusuf Qaradhawi: sesungguhnya semua fuqaha sepakat bahwa sesuatu itu adalah suci, sedangkan barang-barang yang najis bisa dihitung sedikit jumlahnya, maka sesuatu yang tidak termasuk kandungan tersebut adalah suci. 8 Diterangkan bahwa sesuatu tersebut adalah kencing dan kotoran hewan. 2) Sedangkan dalam pandangan Imam Syafi i, kencing dan tahi itu semua najis, baik binatang yang dimakan dagingnya atau tidak. Dengan demikian, sucinya kotoran sapi akan bergantung pada bagaimana seseorang menjatuhkan pilihannya kepada pemahaman keempat madhab tersebut diatas. Dalam hal ini berlaku juga untuk penggunaan kotoran sapi untuk pengharum ruangan. Hemat penulis, jika kotoran sapi termasuk benda najis, setelah adanya proses pembuatan sedemikian rupa maka, najis tersebut akan 8 Yusuf Qaradhawi, Fikih Thaharah, Terjemah: Samson Rahman, (Jakarta: al-kautsar, 2004),16-17.

75 hilang dan dengan otomatis pengahrum ruangan dapat difungsikan sebagaimana mestinya. b) Pendapat Tokoh Agama 1) Perwakilan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyan (PWM) Provinsi Jawa Timur yang bertempat di Kertomenanggal Surabaya, berpendapat, Bahwa penggunaan kotoran sapi yang digunakan untuk pengharum ruangan bisa disamakan dengan fatwa MUI Nomor: 02 tahun 2010 tentang air daur ulang. Air-air yang digunakan bisa suci dan mensucikan. Karena kotoran sapi ini termasuk dalam kategori najis, maka apapun pemanfaatannya harus melalui pencucian yang menghilangkan najisnya tersebut, misalnya dengan bahan-bahan kimia seperti dicuci menggunakan alcohol dan semacamnya. Terkait dengan pengharum ruangan dia juga mengalami beberapa proses pembuatan sintetik, yang umumnya unsur najisnya sudah hilang. 9 Dari penjelasan yang sudah dipaparkan oleh narasumber, maka beliau berpendapat jika pengharum ruangan yang terbuat dari kotoran sapi adalah suci yang mensucikan,selama diproses sesuai dengan ketentuan fiqh. 2) Perwakilan dari Pusat Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sidoarjo. Menurut Bapak Ahmad Dzul Himam, Lc. Selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo, berpendapat, Kotoran 9 Syamsuddin dan Nidhom, Wawancara, Surabaya: Pusat Wilayah Muhammadiyah, 15 Juli 2013.

76 sapi merupakan benda kotor dan bukan benda najis, maka berangkat dari pemahaman tersebut, pemanfaatan kotoran sapi dalam bentuk apapun dianggap boleh, terlebih penggunaan kotoran sapi untuk pengharum ruangan. Karena pengharum ruangan tidak dikonsumsi secara langsung oleh manusia. 10 c) Pendapat Penulis Jika dilihat darisegi ekonomi, pemanfaatan kotoran sapi untuk pengharum ruangan ini adalah salah satu pemanfaatan yang tidak membutuhkan banyak biaya produksi dan tidak mengeluarkan cukup banyak tenaga dan dan waktu, karena bahan dasar yang dipakai mudah didapat dan sampai penelitian ini dilakukan, pihak SMA Muhammadiyah 1 Babat Kabupaten Lamongan memperoleh kotoran sapi secara cuma-cuma dari warga setempat. Hanya diperlukan pembelian etahanol, aquadesh dan kertas whatman, itupun tergantung seberapa banyak kotoran sapi yang akan diproses. Karena pengharum ruangan dari kotoran sapi ini masih baru ditemukan, tidak bisa dipungkiri lagi ditemukan beberapa kendala, diantaranya : Pertama, dalam hal pengemasan. Dibutuhkan mesin-mesin press aerosol. pembelian mesin ini akan sia-sia jika untuk selanjutnya 10 Ahmad Dzul Himam, Wawancara, Sidoarjo : Pusat Daerah Muhammadiyah, 27 Juni 2013.

77 pihak yang bersangkutan tidak meneruskan untuk proses produksi missal dan dapat dikonsumsi khalayak umum. Kedua, penentuan nama merk untuk pengharum ruangan ini harus benar-benar dipikirkan. Mengingat bahan dasar yang digunakan adalah dari kotoran sapi, maka paling tidak bisa menghilangkan asumsi masyarakat jika produk ini adalah dari kotoran sapi yang pada umumnya masyarakat memahami bahwa kotoran sapi termasuk benda najis. Setelah adanya proses yang sudah dijelaskan diatas, maka pengharum ruangan ini dihukumi benda yang terkena najis (mutanajis) dan boleh untuk digunakan. Selanjutnya, menurut hemat penulis, penggunaan kotoran sapi untuk dijadikan bahan dasar pembuatan pengharum ruangan adalah alternatif baru. Kandungan metal salisilat yang menyebabkan pengharum ruangan ini berbau alami tumbuh-tumbuhan berasal dari bahan yang tidak ada campuran bahan kimia berbahaya bagi kesehatan manusia. Maka, pengharum ruagan yang terbuat dari kotoran sapi tersebut membawa mas}lah}ah untuk semua kalangan dan justru mengubah sesuatu yang yang tidak bermanfaat menjadi sesuatu benda yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk khalayak umum.