PENGARUH LAMA KALA II PERSALINAN DENGAN NILAI APGAR SCORE MENIT PERTAMA KELAHIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN OXYTOCIN DENGAN LAMA PENGELUARAN PLASENTA PADA KALA III PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

PENGARUH KADAR HB DENGAN LAMA PENGELUARAN PLASENTA PADA KALA III PERSALINAN

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

LAMANYA PERSALINAN KALA I DAN II PADA IBU BERSALIN MULTIGRAVIDA DI RUMAH SAKIT PEMERINTAH BANDA ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN DENGAN TINDAKAN VAKUM EKSTRAKSI DI RSUD BANYUMAS

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

PENGARUH METODE AKUPRESUR TERHADAP INTENSITAS KONTRAKSI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) NY.H DESA KRAMAT KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN SPONTAN DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN UMUR KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA. Asmawahyunita, Ita Rahmawati, Sri Sundarsih Pasni

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN EKSTRAKSI VAKUM DI CAMAR II RSUD ARIFIN AHMAD PEKANBARU

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN UMUR IBU DAN LAMA PERSALINAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU PRIMIPARA DI BPS NY

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Yulrina Ardhiyanti, Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

PERBEDAAN BERAT BADAN LAHIR DAN NILAI APGAR BAYI PADA IBU PARITAS TINGGI DAN PARITAS RENDAH DI RSUD CILACAP TAHUN 2016

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE

Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Akbid Bakti Utama Pati ISSN: 2087-4154 Vol. 7 No. 2 Juli 2016 On-line http://akbidbup.ac.id/jurnal-2/ PENGARUH LAMA KALA II PERSALINAN DENGAN NILAI APGAR SCORE MENIT PERTAMA KELAHIRAN Sugi Purwanti 1), Yuli Trisnawati 2), Misrina Retnowati 3) 1, 2, 3) Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Email: sugipurwanti@gmail.com ABSTRAK Periode menit pertama kelahiran bayi sebagai waktu penentuan keberhasilan bagi bayi untuk beradaptasi dari dalam rahim ke kondisi di luar rahim. Bayi baru lahir dengan nilai APGAR kurang dari 7 memiliki risiko lebih besar mengalami kegagalan nafas pertama kali segera setelah lahir. Salah satu faktor yang menentukan nilai APGAR adalah lamanya Kala II persalinan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama kala II persalinana terhadap nilai APGAR score menit pertama kelahiran. Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu yang melahirkan di BKMIA Kartini Purwokerto periode bulan Februari 2015-bulan Mei 2016 sejumlah 435. Teknik sampling adalah purposive sampling. Jumlah sampel penelitian 300 responden. Analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel, sedangkan analisis bivariatnya menggunakan regresi linier. Hasil Penelitian adalah data berdistribusi normal. Variabel lama kala II nilai mean adalah 29 dan standar deviasi 31.975, variabel APGAR score menit pertama nilai mean adalah 7 dan standar deviasi 1,243. Hasil nilai signifikansi 0.001 lebih kecil dari 0.005 yang artinya Ho ditolak. Ada pengaruh antara lama kala II dengan nilai APGAR score menit pertama dengan dan persamaan regresi Y= 7.447 + -0.008 (X) yang artinya setiap penambahan 1 menit lama kala II, maka akan menurunkan APGAR Score sebesar 0.008. Kata Kunci : Lama Kala II persalinan, APGAR score ABSTRACT Period first minute after birth the baby as a determination of success for the newborn to adapt the conditions from the intra uterine to outside the uterus. Newborns with Apgar score of less than 7 have a greater risk of respiratory failure the first time shortly after birth. One of the factors that determine the APGAR score is the length of duration second stage labor. The purpose of this study is to determine the effect of duration second stage labor to the value of Apgar score first minute after birth. This research was an analytic survey with cross sectional approach. The population was the mother who gave birth in BKMIA Kartini Purwokerto period in month February 2015 until May 2016 a number of 435. The sampling technique was purposive sampling. Total sample was 300 respondents. Univariate analysis to determine the frequency distribution of each variable, while bivariate used linear regression analysis. The data of research is normal distribution. The result of research are: the mean value and standard deviation variable duration second stage labor are 29 and 31,975, the mean and the standard deviation of variable first minute Apgar score value are 7 and 1.243. The result of the significant value is 0.001 as smaller than 0.005, which means Ho rejected. There is effect the duration of second stage labor to the first minute of Apgar score value and the regression equation Y 90 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kader... J. Kebid & Kesh, (Ossie vol. 7 H. no. & Artathi 2, Juli E. S.) 2016 Page (90-99)..

= 7447 + -0008 (X), which means that every additional 1 minute the duration of second stage labor, it will lower APGAR Score for 0,008. Keywords: The Duration of second stage labor, Apgar score PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator derajat kesehatan suatu bangsa, karena bayi baru lahir sangat sensitive terhadap lingkungan dan mencerminkan keadaan lingkungan sosial disekitar bayi lahir. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukan bahwa secara nasional Angka Kematian Bayi (AKB) untuk Indonesia adalah 32/1000 kelahiran hidup yang artinya terjadi kematian bayi setiap 1000 bayi yang lahir (SDKI,2012). Angka Kematian bayi di Jawa Tengah tahun 2014 10.08. Jumlah kematian bayi di kabupaten Banyumas 348, peringkat tiga setelah kabupaten Brebes dan kabupaten Tegal (Depkes, 2015) Menurut Saifuddin (2010) penyebab kematian bayi sebagian besar akibat asfiksia, berat badan lahir rendah dan infeksi. Kondisi ini disebabkan karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Selain itu karena pneumonia, diare dan gangguan gizi yang terjadi sejak kehamilan ibu, sehingga kondisi ini mempengaruhi kekuatan his dan kekuatan mengejan ibu saat persalinan berlangsung. Proses persalinan dari kala I sampai dengan kala IV normalnya berlangsung kurang dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multi para. Persalinan kala II merupakan proses dari pembukaan jalan lahir 10 cm atau pembukaan lengkap sampai dengan bayi lahir. Kala II lamanya tidak boleh lebih dari 2 jam. Persalinan dengan kala II lama merupakan salah satu faktor penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir. Masalah yang muncul akibat kala II lama pada ibu dapat menyebabkan ibu kelelahan, perdarahan pasca persalinan. Masalah pada bayi adalah asfiksia, trauma persalinan, bahkan sampai dengan kematian (Sumarni, 2013). Kondisi janin saat proses penurunan janin melewati panggul pada saat persalinan, bukan tidak mungkin menimbulkan peningkatan stress janin, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan denyut jantung janin selama proses persalinan meskipun masih dalam batas normal. Tetapi peningkatan denyut jantung janin dapat terus berlanjut sampai melebihi batas normal (> 140 x/menit), apabila bayi terus dalam kondisi tersebut dalam waktu yang lebih lama. Pada pemantauan janin Pengaruh Lama Kala II Persalinan...... (Sugi P., Yuli T., Misrina M.) Page 91

saat proses persalinan sering terjadi gangguan sirkulasi darah terbukti dengan gangguan pada detak jantung janin, pemeriksaan darah janin mengalami perubahan yang membahayakan hidup janin dan dalam keadaan yang paling buruk janin mengalami asfiksia yang dapat menyebabkan janin meninggal dalam rahim Periode menit pertama kelahiran bayi merupakan golden time atau sebagai waktu penentuan keberhasilan bagi bayi untuk beradaptasi dari dalam rahim ke kondisi di luar rahim. Keberhasian adaptasi bayi baru lahir berdasarkan indikator nilai APGAR. Besarnya nilai APGAR saat menit pertama kelahiran sangat menentukan kondisi bayi beberapa menit selanjutnya. Bayi baru lahir dengan nilai APGAR kurang dari 7 memiliki risiko lebih besar mengalami kegagalan nafas pertama kali segera setelah lahir. Petugas kesehatan harus segera melakukan resusitasi untuk untuk meningkatkan kemampuan pernafasan bayi atau mempertahankan ventilasi jantung paru bayi sehingga bayi dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan di luar uterus. Kegagalan dalam penentuan diagnosa bayi pada menit pertama menyebabkan keterlambatan dalam tindakan resusitasi segera setelah lahir. Hal ini dapat menyebabkan kematian organ, kecacatan ataupun kematian bayi baru lahir. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan lamanya kala II persalinan. Mendeskripsikan APGAR score menit pertama kelahiran bayi. Mengetahui pengaruh lama kala II persalinan dengan nilai APGAR Score menit pertama kelahiran. Manfaat penelitian ini adalah dapat menambah keilmuan bagi bidan tentang pencegahan asfiksia bayi baru lahir sehingga meningkatkan upaya pendeteksian secara dini terhadap kejadian asfiksia mulai dari kehamilan, persalinan ibu. Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan arah kebijakan untuk menurunkan angka kejadian Asfiksia sebagai penyebab utama kematian bayi. Meningkatkan upaya pencegahan kejadian asfiksia dengan penyusunan standar operasional yang lebih efektif pada pertolongan persalinan dengan kala II lama. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di BKMIA Kartini Purwokerto bulan Juni 2016. Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel Pengaruh Lama Kala II Persalinan...... (Sugi P., Yuli T., Misrina M.) Page 92 92 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (90-99)

independen penelitian adalah lama kala II dan variable dependen penelitian adalah nilai APGAR Score menit pertama kelahiran. Populasi dalam penelitian adalah semua ibu bersalin yang melahirkan di BKMIA Kartini Purwokerto periode bulan Februari 2015- Mei 2016 sebanyak 435. Tehnik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampel dengan kriteria kelengkapan data. Jumlah sampel adalah 300 responden. Data penelitian adalah data sekunder dari catatan medis ibu berssalin di BKMIA Kartini Purwokerto. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis univariat untuk mengetahui nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing variable. Analisis Bivariat menggunakan regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh kedua variable. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Deskripsi lama kala II persalinan Kala II persalinan adalah fase dalam persalinan mulai dari dilatasi serviks (pembukaan serviks lengkap) sampai dengan bayi lahir (JNPK-KR, 2008). His menjadi lebih kuat dan lebih cepat, yaitu 2-3 menit sekali karena kepala janin sudah masuk ke ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara refleksoris menimbulkan rasa mengejan (Hamilton, 1995). Pada saat ini, ibu dibantu agar berada dalam posisi yang nyaman baginya, denyut nadi diperiksa setiap 15 menit. Denyut jantung janin diperiksa antara tiap kontraksi atau his. Wajah dan leher ibu diusap dengan handuk basah, kandung kemih dikosongkan dan kemajuan persalinan diamati (Manuaba, 2007). Lama Kala II pada nulipara rata- rata adalah 50 menit dan untuk multipara 20 menit, tapu kondisi ini sangat bervariasi. Pada kondisi wanita dengan paritas tinggi serta vagina dan perineum telah mengalami dilatasi, maka dengan 2-3 kali mengejan bayi sudah lahir. Sebaliknya pada wanita dengan panggul sempit atau janin dengan gangguan ekspulsif, proses kala II dapat memanjang. Rata-rata batas normal untuk kala II persalinan pada nulipara adalah 2 jam dan 1 jam untuk multipara. Pengaruh Lama Kala II Persalinan...... (Sugi P., Yuli T., Misrina M.) Page 93

Grafik 1. Deskripsi lama kala II persalinan di BKMI Kartini Purwokerto Tahun 2016 Berdasarkan penelitian pada grafik 1 ditunjukkan bahwa rata-rata lama kala II adala 29 menit. Responden dengan lama persalinan lebih dari 29 menit adalah 34,6%. Menurut Soeri Utami (2009) mengatakan bahwa kala II merupakan masa yang paling berisiko pada janin. Instruksi pada ibu melahirkan guna mempercepat kala II persalinan seperti bagaimana dan kapan harus meneran harus diberikan kepada mereka yang membutuhkan, sebaiknya ibu diminta meneran pada saat kontraksi. Menurut Mustika (2010) mengatakan bahwa proses persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam berisiko komplikasi baik pada ibu dan janin. Lancar tidaknya suatu persalinan dapat dilihat dari waktu tersebut dan tergantung pada keadaan penderita dalam melahirkan. Keadaan jalan lahir serta dengan ketenangan dan relaksasi seluruh tubuh dapat membantu calon ibu dalam menghadapi persalinan. Kala II lama masih merupakan masalah di Indonesia. Menurut Pritchard dalam Cunningham (2005), pada primitua sering terjadi partus lama yang disebabkan oleh disfungsi uterus dan kekakuan serviks. Kala II dapat mengalami perpanjangan karena adanya gangguan his, makrosomia, dan kesempitan panggul. Penelitian lain menunjukkan persalinan tidak efektif bisa disebabkan oleh primary inefficient uterine contraction, kelelahan miometrium, ketidakmampuan mengejan, distosia jaringan lunak yang disebabkan oleh kanalis yang sempit serta perineum kaku pada mereka yang belum pernah mengalami persalinan (primigravida). Persalinan ibu dengan usia 35 tahun ke atas terhadap kejadian kala II lama. berisiko Pengaruh Lama Kala II Persalinan...... (Sugi P., Yuli T., Misrina M.) Page 94 94 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (90-99)

2. Deskripsi nilai APGAR Score menit pertama kelahiran Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR, penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak, yang dinilai adalah frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour), dan reaksi terhadap rangsangan (response to stimulate) yaitu dengan memasukkan kateter kelubang hidung, setelah jalan nafas dibersihkan. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (vigorous baby = nilai APGAR 7-10), asfiksia sedang ringan (nilai APGAR 4-6), atau bayi menjadi asfiksia berat (nilai APGAR 0-3). Bila nilai APGAR dalam 2 menit telah mencapai nilai 7, maka harus dilaksanakan tindakan resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejalagejala neorologik lanjutan dikemudian hari lebih besar. Berhubung dengan itu, penilaian menurut APGAR dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit (Volpe, 2008). Penilaian APGAR untuk menentukan keadaan bayi pada menit ke 1 dan 5 sesudah lahir. Nilai ini berkaitan dengan keadaan asidosis dan kelangsungan hidup bayi. Pada periode ini sangat penting untuk mengetahui kondisi bayi dengan cepat. Apabila hasil penilaian APGAR bayi kurang dari 6 artinya bayi mengalami Asfiksia. Asfiksia adalah kondisi bayi tidak mampu bernafas secara spontan segera setelah lahir (Saifuddin, 2010). Grafik 2. Deskripsi nilai APGAR score menit pertama kelahiran di BKMI Kartini Purwokerto Tahun 2016 Berdasarkan Hasil penelitian pada Grafik 2, ditunjukkan bahwa rata-rata nilai APGAR Score adalah 7. Responden yang memiliki bayi Pengaruh Lama Kala II Persalinan...... (Sugi P., Yuli T., Misrina M.) Page 95

dengan APGAR Score di bawah 7 sebesar 18,7%. Petugas kesehatan harus segera melakukan resusitasi untuk untuk meningkatkan kemampuan pernafasan bayi atau mempertahankan ventilasi jantung paru bayi sehingga bayi dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan diluar uterus. Kegagalan dalam penentuan diagnosa bayi pada menit pertama menyebabkan keterlambatan dalam tindakan resusitasi segera setelah lahir. Hal ini dapat menyebabkan kematian organ, kecacatan ataupun kematian bayi baru lahir. Penilaian dilanjutkan pada menit ke lima segera setelah lahir yang bertujuan menilai prognosis kondisi bayi. Penilaian pada menit ke sepuluh dilakukan untuk mengevaluasi kondisi bayi (Manuaba, 2007) Penting bagi petugas kesehatan untuk menilai kondisi bayi segera setelah lahir, melakukan tindakan penanganan bagi bayi yang mengalami asfiksia. Tindakan yang cepat dan tepat dapat meningkatkan penurunan risiko komplikasi asfiksia dan menurunkan angka kematian bayi. Penilaian awal segera setelah lahir bisa mulai dilakukan sejak ibu dalam masa kehamilan dan persalinan. Persalinan yang berlangsung lama beresiko mengganggu sirkulasi O 2 dari plasenta ke janin selama proses persalinan. Kondisi ini tentunya dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir dari lingkungan intra uteri yang nyaman ke lingkungan ekstra uteri yang baru baginya (Hidayat, 2009) B. Analisis Bivariat Pengaruh lama kala II persalinan terhadap nilai APGAR Score menit pertama kelahiran Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan, proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemeroseptor pusat pernafasan agar terjadi primary gasping yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas/ persangkutan O 2 selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi Pengaruh Lama Kala II Persalinan...... (Sugi P., Yuli T., Misrina M.) Page 96 96 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (90-99)

akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversible atau tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (primary apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (grasping) yang kemudian di ikuti oleh pernafasan teratur (Hidayat, 2008). Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1, ditunjukkan bahwa nilai signifikansi uji regresi linier adalah 0,000 (< dari 0.005) artinya H0 ditolak. H0 ditolak berarti adanya pengaruh lama kala II persalinan terhadap nilai APGAR Score menit pertama kelahiran. Menurut Ramdani (2013), menyatakan bahwa partus lama dan ketuban pecah dini meningkatkan risiko rendahnya nila APGAR Score. Model 1) Constant Lama kala II dalam menit Unstandardized Coefficients B 7,447-0.008 Stdr Eror 0,096 0,002 t 77,579-3,431 Sig 0,000-0,012 95% confidence interval for B Lower Upper Bound Bound 7,258-0,012 7,636-0,003 Tabel 1. Pengaruh lama kala II persalinan terhadap nilai APGAR Score menit pertama kelahiran Persamaan regresi pada hasil penelitian adalah Y= 7.447 + -0.008 (X) yang artinya setiap penambahan 1 menit lama kala II persalinan, maka akan menurunkan APGAR Score sebesar 0.008. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Rata-rata lama kala II persalinan adalah 29 menit dengan standar deviasi 31,975 2. Rata-rata APGAR score menit pertama kelahiran adalah 7 dengan standar deviasi 1,243 3. Adanya pengaruh antara lama kala II persalinan dengan nilai APGAR score menit pertama kelahiran dengan tingkat signifikansi 0,001. Pengaruh Lama Kala II Persalinan...... (Sugi P., Yuli T., Misrina M.) Page 97

4. Persamaan regresi adalah regresi Y= 7.447 + -0.008 (X) yang artinya setiap penambahan 1 menit lama kala II persalinan, maka akan menurunkan APGAR Score sebesar 0.008. B. Saran 1. Peningkatan pendeteksian komplikasi selama kehamilan yang dapat mempengaruhi partus lama (terutama kala II) sehingga menurunnya risiko asfiksia bayi baru lahir melalui penerapan standar pelayanan ANC secara optimal, kelengkapan pengisian buku KIA. 2. Peningkatan kompetensi penolong persalinan terutama penanganan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, sehingga tidak mengalami komplikasi ataupun kematian melalui kegiatan pelatihan dan update informasi terbaru tentang penanganan Asfiksia. 3. Supervisi dan regulasi dari manajemen penentu kebijakan yang tepat sasaran melalui kegiatan pengawasan persalinan di pelayanan kesehatan, pertolongan persalinan oleh 4 tangan, pelaksanaan rujukan, penentuan protap pertolongan persalinan dan manajemen asfiksia yang jelas. Pengaruh Lama Kala II Persalinan...... (Sugi P., Yuli T., Misrina M.) Page 98

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan ke 13, Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta. Budiarto, E. 2002. Biostatistika Untuk Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran (EGC). Cunningham. 2009. Obstetri Wiliams (terjemahan Joko Suyono, Andry Hartono. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Profinsi Jawa Tengah Tahun 2015. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. 2014. Profil kesehatan kabupaten Banyumas tahun 2014. Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Hamilton. 1995. Dasar-Dasar Keperwatan Maternitas. Jakarta. EGC Hidayat. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita: Buku Praktikum Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC JNPK-KR. 2008. Asuhan persalinan normal. Jakarta: Lembaga Konsultan Peraturan Bisnis Indonesia ISBN. 98 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (90-99) Mustika. 2011. Hubungan umur ibu dan lama persalinan dengan kejadian rupture perineum di BPS Ny Ida Farida desa Pancasan Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Jurnal Bidan Prada. Edisi Desember Vol 2, No. 2. ISSN: 2087-6874 Manuba, I. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. Ramdani. 2013. Hubungan ph darah funiculus umbilicalis dengan asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Cilacap. Jurnal Bidan Prada. Edisi Desember Vol 4, No. 2. ISSN: 2087-6874 Soeri, U. 2011. Efektifitas posisi persalinan Mc Robert dan posisi litotomi pada proses persalinan kala II pada primipara di RSU. Banyumas 2009. Jurnal Bidan Prada. Edisi Juni Vol 2, No. 1. ISSN: 2087-6874 Sumarni. 2013. Kebidanan Patologi. Purwokerto: Putra Sejahtera Saifuddin, A.B. 2010. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neontal, Edisi I, Cetakan 2, Jakarta : JPNKKR-POGI bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pengaruh Lama Kala II Persalinan...... (Sugi P., Yuli T., Misrina M.) Page 99

SDKI. 2012. Survei Demografi Indonesia. (Diakses pada tanggal 19 April 2015). Sugiyono. (2003). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta Volpe. 2008. Neurology of The Newborn. ISBN. 978-1-4160-3995-2. USA 80 Pengaruh Lama Kala II Persalinan... J. Kebid &... Kesh, (Sugi vol. P., Yuli 7 T., no. Misrina 2, Juli M.) 2016 Page (73-80) 100