Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

Kuesioner Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

Kuesioner Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Provinsi Papua, telah telah dapat menyelesaikan buku Statistik. tatistik Perkebunan Papua Tahun 2015 menyajikan data luas areal,

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013

I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

SURVEI HARGA PRODUSEN

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013

DRAFT LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENYUSUNAN NERACA PRODUK TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH SEMARANG, 24 NOVEMBER 2011

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015

Produksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton) Karet , , , , , , ,01

LUAS AREAL DAN PRODUKSI / PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT KABUPATEN TAHUN Jumlah Komoditi TBM TM TT/TR ( Ton ) (Kg/Ha/Thn)

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013

SURVEI PERUSAHAAN PERKEBUNAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

Tahun. 3. Hutan Lindung 6.593, ,78 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta , ,90 KPH Bandung Utara

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

Kebijakan Pengelolaan Data Komoditas Perkebunan

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis (Rangkaian Kegiatan ST2013), 2008

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2013

SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2014

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

Disampaikan pada Annual Forum EEP Indonesia 2012 di Provinsi Riau Pekanbaru, Oktober 2012

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

DUKUNGAN DINAS PERKEBUNAN PROV KALSEL DALAM MEWUJUDKAN PERCEPATAN DAN PENINGKATAN KUALITAS DATA STATISTIK PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

STUDI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 65 TAHUN 2000 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GORONTALO,

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2012) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA DAN HASIL USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA ALA

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

Studi Produktivitas Perkebunan Rakyat, 2010

Tabel 2. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Provinsi Sulawesi Selatan

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 4 BONDOWOSO Jalan Raya Mastrip Pancoran Telp/Fax (0332) BONDOWOSO

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya perkebunan dalam rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

LAPORAN BULANAN KOMODITAS PERKEBUNAN KOMODITAS TANAMAN TAHUNAN/KERAS

LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-149/PJ/2010 Tentang : Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PENGUMPULAN DATA KEHUTANAN TRIWULANAN TAHUN 2017 TRIWULAN I : BULAN JANUARI MARET

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

DAFTAR TABEL SBK TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LUAS AREAL PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyusunan Matriks PMTB 2015

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

Transkripsi:

RAHASIA MI-01 Perkebunan REPUBLIK INDONESIA Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed asset). 2. Biaya komoditas per satuan, atau 3. Nilai komoditas per satuan. Dasar Hukum : 1. Pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan UU No. 16 tahun 1997, tentang Statistik, Pasal 11. 2. Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh UU No 16 tahun1997 tentang Statistik, pasal 21. 3. Survei ini tidak memungut biaya apapun. 4. Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik (UU No.16 Tahun 1997, Pasal 27, tentang Statistik). 5. Data yang akan dipublikasikan merupakan data agregat dan digunakan untuk kepentingan analisis dan perumusan kebijakan ekonomi Batas Waktu Pengisian : Mohon lengkapi informasi yang dibutuhkan dan kirimkan ke BPS selambat-lambatnya 30 Mei 2015 Layanan Informasi : Untuk bantuan cara pengisian, dapat menghubungi : BPS Provinsi Bidang Neraca & Analisis, BPS Pusat, Subdit Neraca Modal & Luar Negeri Telp. 021-3841195 Ext. 7231-7233 Contact Person Mufti Swaghara (mufti@bps.go.id), Dyah Sundari (sundari@bps.go.id) BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi 2. Kabupaten 3. Nama Instansi 4. Alamat Instansi 5. Tanggal Pencacahan Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia 1

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui lokasi dan keterangan umum instansi yang dicacah. Rincian (1). Isikan nama provinsi. Rincian (2). Isikan nama kabupaten Rincian (3). Isikan nama instansi Rincian (4). Isikan alamat instansi Rincian (5). Isikan tanggal pencacahan BLOK II. KETERANGAN TANAMAN PERKEBUNAN MENGHASILKAN BERULANG 1. Umumnya data luas area tanaman yang belum menghasilkan tercatat di dinas perkebunan. 2. Komoditas perkebunan yang belum tercantum pada kuesioner perlu ditambahkan/dicatat di baris selanjutnya (baris 10 dst). Misalnya: Aren, Kelapa Deres, Nipah, Siwalan, Jarak Pagar, Kapuk, Kemiri, Kemiri Sunan, Sagu, Asam Jawa, Cabe Jamu, Kayu Manis, Gambir, Pala, Panili, Pinang, dll 3. Jika luas tanaman tidak dapat dibedakan antara usia 1 tahun dan usia > 1 tahun maka dicatat di kolom 3 untuk luas area dan kolom 4 untuk biaya perawatan. 4. Biaya perawatan termasuk nilai pembelian bibit jika dibeli pada periode pencacahan. 5. Jika biaya tanaman tidak tersedia di dinas maka dibutuhkan informasi dari sumber lain (perusahaan, petani, dll) dan yang menjadi narasumber ditulis di Blok Catatan. Kolom (2) dan (3). Luas Tanaman Belum Menghasilkan (Ha) : Luas lahan tanaman perkebunan yang belum menghasilkan. Kolom (4) dan (5). Biaya Perawatan/Tahun (Juta/Ha) : Biaya perawatan meliputi biaya untuk pembelian bibit, pupuk, pembasmian hama, tenaga kerja, pengairan, penyusutan barang modal, dll. Biaya perawatan dapat diperoleh menurut jenis usaha perkebunan, yaitu: a. Perkebunan rakyat (tidak berbadan hukum) Perkebunan yang diselenggarakan atau dikelola oleh rakyat/pekebun yang dikelompokkan dalam usaha kecil tanaman perkebunan rakyat dan usaha rumah tangga perkebunan rakyat. b. Perkebunan Besar Perkebunan yang diselenggarakan atau dikelola secara komersial oleh perusahaan yang berbadan hukum. Perkebunan besar, terdiri dari: Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) Nasional/Asing. Biaya perawatan memiliki pendekatan yang berbeda untuk setiap jenis tanaman. Biaya perawatan didasarkan pada luas terbesar jenis usaha perkebunan di wilayahnya. Misalnya: Di Kabupaten A terdapat perkebunan karet dan teh. Sebagian besar luas lahan perkebunan karet dimiliki oleh perkebunan swasta maka biaya perawatan yang digunakan adalah biaya perawatan perkebunan swasta. Berbeda dengan perkebunan teh yang sebagian besar dimiliki oleh perkebunan rakyat maka biaya perawatan yang digunakan adalah biaya perawatan perkebunan rakyat. CATATAN: Untuk Data Tahun 2013 dapat ditulis (menggunakan pensil) terlebih dahulu berdasarkan kuesioner tahun 2014. Tujuannya untuk memverifikasi ulang data tahun 2013 apabila terjadi perubahan data. 2

1. Karet 2. Kelapa BLOK IIA. KETERANGAN TANAMAN PERKEBUNAN MENGHASILKAN BERULANG SELAMA TAHUN 2014 Rincian Barang Luas Tanaman Belum Menghasilkan (Ha) Biaya Perawatan/tahun (Juta Rp/Ha) Usia 1 Tahun Usia > 1 Tahun Usia 1 Tahun Usia > 1 Tahun (1) (2) (3) (4) (5) 3. Kelapa Sawit 4. Kopi 5. Teh 6. Kakao 7. Cengkeh 8. Jambu Mete 9. Lada 10. Aren 11. Kelapa Deres 12. Nipah 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 3

1. Karet 2. Kelapa BLOK IIB. KETERANGAN TANAMAN PERKEBUNAN MENGHASILKAN BERULANG SELAMA TAHUN 2013 Rincian Barang Luas Tanaman Belum Menghasilkan (Ha) Biaya Perawatan/tahun (Juta Rp/Ha) Usia 1 Tahun Usia > 1 Tahun Usia 1 Tahun Usia > 1 Tahun (1) (2) (3) (4) (5) 3. Kelapa Sawit 4. Kopi 5. Teh 6. Kakao 7. Cengkeh 8. Jambu Mete 9. Lada 10. Aren 11. Kelapa Deres 12. Nipah 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 4

BLOK III. CATATAN Harap ditulis jika ada hal-hal khusus berkaitan dengan data perusahaan 5

BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5, Fax: (021) 3857046, Homepage : http://www.bps.go.id E-mail: bpshq@bps.go.id