III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pengrajin gula merah kelapa di Desa Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

METODE. Materi. Rancangan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. METODE PENELITIAN

111. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai Maret 2013 di

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2015 di

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015 di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kakao, tepung beras ketan merk Rose Brand, santan kelapa, gula pasir, dan air. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis antara lain alkohol, aquades, Na2HPO4 10%, larutan Luff-Schoorl, KI 20% dan 25 ml H2SO4 25 %, larutan Na-Thiosulfat 0,1 N, indikator pati, HCl 25%, NaOH 30%, indikator PP, Potato Dextrose Agar (PDA), Buffer Field s Phosphate (BFP), NaOH 1 N, dan antibiotik chlortetracycline. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan dodol yaitu baskom, neraca digital, panci, timbangan, pisau, grinder, pengaduk kayu, talenan, kompor, sendok, ayakan tepung, dan wajan, sedangkan peralatan untuk analisis yaitu gelas ukur, erlenmeyer, pipet, kertas saring, cawan porselin, neraca analitik, oven, desikator, tabung reaksi, autoklaf, ph meter, botol gelap, mortar, magnetic stirrer, cawan petri, inkubator, dan colony counter.

21 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah penelitian pendahuluan untuk mengetahui kadar sukrosa dan daya simpan dodol coklat dengan formulasi dodol coklat terbaik yang dihasilkan pada penelitian yang dilakukan oleh Monika (2014). Hasil dari penelitian pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kadar sukrosa sebesar 23,31% (penambahan 100 gram gula dari 550 gram total adonan) dan hanya memiliki daya simpan 3 hari karena pada hari ketiga sudah terlihat adanya pertumbuhan jamur pada permukaan dodol. Kadar sukrosa pada dodol coklat tersebut menjadi acuan dalam penentuan konsentrasi penambahan gula pada dodol coklat ini karena menurut SNI 01-2986- 2013 tentang syarat mutu dodol, kadar sukrosa dodol minimal 30%. Penelitian tahap kedua merupakan penelitian utama untuk mengetahui konsentrasi penambahan gula yang tepat dan menghasilkan dodol coklat dengan karakteristik organoleptik terbaik dan kadar air sesuai SNI. Perlakuan disusun secara tunggal dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 4 kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan konsentrasi gula pasir sebanyak 6 taraf, yaitu G1 = 20%, G2 = 25%, G3 = 30%, G4 = 35%, G5 = 40%, G6 = 45%. Kesamaan ragam diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey. Data dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam galat dan uji signifikansi untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh yang nyata, data dianalisis lebih lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% (Hanafiah, 2001).

22 Penelitian tahap ketiga dilakukan untuk mengetahui daya simpan dodol coklat terbaik yang dilihat dari karakteristik organoleptik, dan total kapang pada dodol coklat terbaik selama penyimpanan sesuai SNI. Dodol coklat terbaik yang diperoleh pada penelitian tahap kedua dilakukan penyimpanan selama 7 hari dan dilakukan pengamatan setiap hari terhadap sifat organoleptik, dan total kapang. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pembuatan Bubuk Coklat Penelitian diawali dengan pembuatan bubuk coklat. Pertama-tama biji kakao disortasi yang bertujuan untuk memisahkan biji kakao yang tidak baik, busuk dan lain sebagainya, selanjutnya biji kakao ditimbang, kemudian biji kakao disangrai selama 20 menit. Penyangraian bertujuan untuk membentuk aroma dan cita rasa khas coklat dari biji kakao serta untuk memudahkan pengeluaran lemak dari dalam biji. Selanjutnya biji kakao dihaluskan. Setelah penghalusan dilakukan pengayakan untuk memperoleh ukuran fraksi yang seragam. Diagram alir dapat dilihat pada Gambar 4.

23 Biji kakao Sortasi dan penimbangan 1000 g Penyangraian Pengupasan kulit ari Kulit ari 300 g Penghalusan (grinder) Pengayakan (80 mesh) Bubuk coklat 700 g Gambar 4. Diagram alir proses pembuatan bubuk coklat (Monika, 2014). 3.4.2 Pembuatan Dodol Coklat Pembuatan dodol coklat diawali dengan pemasakan santan kelapa 100 ml sampai keluar minyak, selanjutnya ditambahkan air 150 ml, tepung ketan 140 g dan bubuk coklat 60 g, dilakukan pemasakan dan pengadukan selama 10 menit, kemudian ditambahkan gula pasir sesuai perlakuan (G1 = 20% (110 g), G2 = 25% (150 g), G3 = 30% (190 g), G4 = 35% (240 g), G5 = 40% (300 g), G6 = 45% (370 g)) diaduk sampai dodol kalis (30 menit). Setelah matang dodol didinginkan selama kurang lebih 12 jam agar tekstur dodol mengeras. Komponen bahan dodol coklat pada penelitian disajikan pada (tabel 3). Dilakukan pengamatan uji sensori terhadap tekstur, warna, aroma dan rasa serta analisis kadar air. Hasil sensori terbaik

24 selanjutnya dilakukan penyimpanan selama 7 hari dan dilakukan uji sensori, dan analisis mikrobiologi (total kapang). Tabel 3. Komposisi bahan penyusun pembuatan dodol coklat. Bahan Tepung beras ketan (g) Bubuk coklat (g) Gula pasir (g) Santan kelapa (ml) Air (ml) Kode Perlakuan T1 T2 T3 T4 T5 T6 140 140 140 140 140 140 60 60 60 60 60 60 110 150 190 240 300 370 100 100 100 100 100 100 150 150 150 150 150 150 Santan kental 100 ml Air 150 ml Pemanasan sampai keluar minyak T : 60 C, t : 10 menit Penguapan santan kelapa 30 ml Tepung beras ketan 140 gram dan bubuk coklat 60 gram Pencampuran Gula pasir (110 g, 150 g, 190 g, 240 g, 300 g, 370 g) Pemasakan dan pengadukan t : 10 menit Pemasakan dan pengadukan sampai kalis Penguapan 20 g Dodol coklat Pendinginan T : 25 C, t : 12 jam Pengemasan Uji Sensori: tekstur, warna, aroma, dan rasa Analisis Kimia: Kadar air Dodol coklat terbaik dilakukan penyimpanan 7 hari Uji Sensori: tekstur, aroma, warna, penampakan Analisis Mikrobiologi: total kapang Gambar 5. Diagram alir proses pembuatan dodol coklat Monika (2014) yang dimodifikasi.

25 3.5 Pengamatan Pengamatan yang dilakukan terhadap dodol coklat meliputi uji sensori terhadap tekstur, warna, aroma, dan rasa serta analisis kadar air. Hasil sensori terbaik selanjutnya dilakukan penyimpanan selama 7 hari dan dilakukan uji sensori, dan analisis mikrobiologi (total kapang). 3.5.1 Pengujian Kimia Pengujian kimia terhadap dodol coklat meliputi kadar sukrosa dan kadar air. a. Kadar Sukrosa Pengujian kadar sukrosa dilakukan dengan metode Luff Schoorl (SNI 01-2986- 1992). Timbang dengan teliti 2-5 g contoh masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Larutkan dengan 100 ml air suling sampai melarut. Kemudian pindahkan larutan ke dalam labu ukur 250 ml dan erlenmeyer dibilasi dengan air suling. Tambahkan 10 ml larutan timbal asetat setengah basa dan dikocok. Untuk mengetahui penambahan timbal asetat ditetesi dengan Na2HPO4 10%, bila timbul endapan putih berarti penambahan sudah cukup. Tambahkan lagi Na2HPO4 sampai terjadi endapan yang sempurna (kira-kira 15 ml). Lalu tambahkan air suling hingga tanda garis dan kocok. Biarkan selama 30 menit kemudian larutan disaring. Sebelum Inversi (A) Pipet 5 ml saringan di atas ke dalam erlenmeyer bertutup asah 500 ml. Tambahkan 20 ml air dan 25 ml larutan Luff (pipet) serta beberapa butir batu didih. Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak dan didihkan selama 10

26 menit (tepat dengan jam henti). Kemudian dinginkan dengan aires, setelah dingin tambahkan 10 ml KI 20% dan 25 ml H2SO4 25%. Titar dengan larutan tio 0,1 N dan kanji sebagai indikator (a ml). Larutan titrasi blanko yaitu 25 ml air dan 25 ml larutan Luff dan kerjakan seperti di atas (b L). Sesudah Inversi (B) Pipet 50 ml saringan di atas ke dalam ukur 100 ml, tambahkan 25 ml HCl 25%. Panaskan pada penangas air pada suhu 60-70 C, selama 10 menit. Kemudian dinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 30% dengan indikator PP hingga berwarna merah jambu. Tambahkan air suling hingga tanda garis dan kocok. Pipet 5 ml larutan tersebut ke dalam erlenmeyer 500 ml bertutup asah dan kerjakan seperti penetapan gula sebelum inversi. Perhitungan: (b - a) ml tio 0,1 N dihitung sebagai tio 0,1 N yang tepat. Kemudian dicari dalam daftar mg sakar (gula) yang setara dengan ml tio yang dihitung. A = mg sakar x fp x 100% bobot contoh B = yang dihitung seperti perhitungan pada A Gula dihitung sebagai sakarosa = B x 0,95 Keterangan: A = % sebelum inversi B = % sesudah inversi

27 Tabel 4. Ekivalen natrium tiosulfat. Na2SO2O3 0,1 M (ml) Gula pereduksi Glukosa (mg) 1 2,4 2 4,8 3 7,2 4 9,7 5 12,2 6 14,7 7 17,2 8 19,8 9 22,4 10 25,0 11 27,6 12 30,3 13 33,0 14 35,7 15 38,5 16 41,3 17 44,2 18 47,1 19 50,0 20 53,0 21 56,0 22 59,1 23 62,2 b. Kadar Air Pengujian kadar air dilakukan dengan metode gravimetri (Sudarmadji dkk., 1997). Cawan porselen di keringkan dalam oven selama 30 menit, lalu didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 1-2 g sampel ditimbang lalu dimasukan kedalam cawan porselen dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 105-110 C selama 3-5 jam tergantung bahan yang digunakan. Setelah didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Setelah diperoleh hasil penimbangan pertama, lalu cawan yang berisi sampel tersebut dikeringkan kembali selama 30 menit setelah itu didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Perlakuan ini diulang sampai tercapai berat konstan. Bila

28 penimbangan kedua mencapai pengurangan bobot tidak lebih dari 0,001 g dari penimbangan pertama maka dianggap konstan. Kemudian cawan dan sampel kering ditimbang. Kadar air dapat dihitung dengan rumus: Kadar Air (%) = Berat awal sampel (g) Berat akhir sampel (g) x 100% Berat awal sampel (g) 3.5.2 Total Kapang (Fardiaz, 1987) a. Persiapan Media Media yang digunakan untuk pemupukan adalah Potato Dextrose Agar (PDA). Pembuatan media untuk pemupukan tersebut adalah dengan menimbang 35 gram PDA, dilarutkan dalam 1 liter aquades. Larutan dipanaskan sampai mendidih, lalu disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit. b. Persiapan Larutan Pengencer Sebanyak 34,9 gram Buffer Field s Phosphate (BFP) dilarutkan dalam 500 ml aquades dan diaduk sampai homogen. Kemudian diukur ph-nya sampai sekitar 7,2 dengan cara menambahkan NaOH 1 N, setelah itu ditambahkan aquades sampai dengan 1 liter. Selanjutnya dari larutan tersebut diambil sebanyak 1,25 ml kemudian ditambahkan 1 liter. Setelah itu sebanyak 9 ml dan 225 ml larutan pengencer tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam botol reagen, untuk selanjutnya disterilisasi serta didinginkan sehingga siap untuk digunakan.

29 c. Pemupukan Sebanyak 25 gram contoh dimasukkan ke dalam mortar dan ditambahkan larutan pengencer 225 ml, kemudian dihaluskan sampai homogen, maka diperoleh pengenceran 10-1. Kemudian dari pengenceran tersebut dipipet sebanyak 1 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan pengenceran, dengan demikian didapatkan pengenceran 10-2. Apabila populasi kapang sangat besar, maka dapat ditingkatkan dengan cara yang sama. Dari tabung reaksi masing-masing faktor pengencer diambil 1 ml, lalu dimasukkan ke dalam cawan petri. Dari tabung reaksi dengan pengenceran yang sama diambil 1 ml lalu dimasukkan ke dalam cawan petri lain (cara ini disebut duplo). Selanjutnya dilakukan penuangan PDA kurang lebih 5-10 ml ke dalam cawan petri dengan terlebih dahulu menambahkan antibiotik chlortetracycline 1% sebanyak 1 ml untuk medium agar sebanyak 250 ml. Cawan diputar-putarkan secara hati-hati untuk meratakan larutan contoh kemudian didinginkan. Setelah dingin, cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 22 C selama 5 hari. Perhitungan jumlah koloni dilakukan setelah masa inkubasi tersebut. Total kapang (koloni/gram) = C [ (1 x n1) + (0,1 x n2) x d] Keterangan: C = jumlah koloni dari tiap-tiap petri n1 = jumlah petri dari pengenceran pertama yang dihitung n2 = jumlah petri dari pengenceran kedua d = pengenceran pertama yang dihitung

30 3.5.3 Uji Sensori Pengujian sensori dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah untuk mengetahui konsentrasi penambahan gula yang tepat sehingga didapatkan dodol coklat dengan sifat sensori terbaik terhadap tekstur, warna, aroma, dan rasa dengan metode skoring (Meilgaard, 1999). Panel yang digunakan untuk uji skoring adalah 20 panelis semi terlatih (mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah uji sensori). a. Uji Skoring Tabel 5. Skor penilaian pada pengujian sensori dodol coklat. Uji Angka (skor) 1 3 5 Tekstur Tidak plastis Agak plastis Plastis Warna Coklat muda Coklat Coklat tua Aroma Tidak khas Agak khas Khas coklat coklat coklat Rasa Tidak manis Agak manis Manis Pengujian sensori tahap kedua adalah untuk mengetahui daya simpan dodol coklat terbaik selama penyimpanan terhadap tekstur, aroma, warna, dan penampakan dengan menggunakan uji duo trio dengan sampel pembanding adalah dodol coklat segar. Pengujian dilakukan setiap hari dan dihentikan apabila pada pengujian menunjukkan adanya perbedaan nyata (α = 0,05) pada tabel two sample test (Lampiran Tabel 35) dengan jumlah respon benar minimal 15 respon benar diantara sampel, dimana sudah terdapat perbedaan antara sampel R (dodol segar) dengan dodol yang dilakukan penyimpanan sehingga diperoleh masa simpan dodol coklat tersebut. Panel yang digunakan untuk uji duo trio adalah 20 panelis tetap semi terlatih.

31 b. Uji Duo Trio Dihadapan anda disajikan R dan 2 sampel dodol coklat. Salah satu sampel adalah sama dengan R dan yang lainnya berbeda. Manakah sampel yang berbeda dari R dengan member tanda ceklis ( ). Berikan penilaian anda pada kolom berikut: Kode Sampel beda 124 245