BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1

dokumen-dokumen yang mirip
Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Selain itu di bidang pendidikan misalnya pendirian sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN DI SDN SUMBERSARI 1 MALANG SKRIPSI OLEH: PRIMULA MERINA NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai propinsi dengan jumlah penduduk tiga

BAB I PENDAHULUAN. individual, melainkan timbunan pengalaman-pengalamn dari generasigenerasi. lampau yang mencakup semua dimensi kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kalangan masyarakat terkhusus generasi muda sekarang ini mulai dari tingkat

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan

BAB II LANDASAN TEORI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan.

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETISI PRAMUKA SE-JAWA BARAT (KOMPAS JABAR) 2017 DALAM RANGKA HUT GUDEP KE-28 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hingga tindakan asusila. Hal ini dikaranekan merosotnya nilai-nilai luhur di dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan pramuka Indonesia merupakan nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Pramuka merupakan pendidikan di luar sekolah yang di lakukan di alam terbuka, menantang, menyenangkan, kreatif, dan inovatif sehingga mampu membentuk generasi muda yang berkepribadian, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tinggi moral, dan tinggi ketrampilan. Dalam setiap lembaga pendidikan ( sekolah ) gerakan pramuka me rupakan sebuah ekstra kurikuler yang wajib ada di setiap sekolah, sesuai dengan Undang Undang No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Pasal 20 ayat 2, 21, 22 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : 1. Pasal 20 ayat 2 : satuan organisasi gerakan pramuka terdiri atas gugus depan, dan kwartir. 2. Pasal 21 : Gugus depan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) meliputi gugus depan berbasis satuan pendidikan dan gugus depan berbasis komunitas. 3. Pasal 22 ayat 1 : Gugus depan berbasis satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 meliputi gugus depan di lingkungan pendidikan formal. 4. Pasal 22 ayat 2 : Gugus depan berbasis komunitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 meliputi gugus depan komunitas kewilayahan, agama, profesi, organisasi kemasyarakatan, dan komunitas lain. Selain undang-undang nomor 12 tahun 2010 juga terdapat peraturan menteri pendidikan yang mewajibkan Pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib di setiap sekolah, yaitu : 1. Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kurikulum SMA-MA 2. Permendikbud No. 70 tahun 2013 tentang Kurikulum SMK-MAK 3. Permendikbud No. 81a tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 Untuk itu sesuai dengan pasal pasal di atas, sekolah merupakan sebuah gugus depan yang berbasis satuan pendidikan dalam lingkungan pendidikan formal, dan pada setiap gugus depan diharuskan terdapat pembimbing sebagaimana guru dalam sebuah kegiatan belajar mengajar, pembimbing dalam gerakan pramuka disebut Pembina. Setiap pembina pramuka dalam satuan gugus depan bertugas untuk memberikan suatu pembinaan agar peserta didiknya menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhannya, berbudi pekerti luhur, berjiwa pancasila, serta menjadi warga negara yang baik dan berguna, dengan cara menerapkan prinsip dasar pendidikan kepramukaan, dan mengaplikasikan sistem among dalam proses pembinaan, sesuai dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010 pada pasal 10 ayat 1 yang berbunyi : Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan sistem among. 1 Akan tetapi pada kenyataan di lapangan, banyak para pembina yang tidak tahu dengan penerapan konsep sistem among dalam gerakan pramuka, dengan kata lain sebagian para pembina pramuka hanya menyampaikan atau mengajarkan materi kepramukaan yang ada tanpa mengaplikasikan metode sistem among yang harus dilakukan oleh pembina pramuka atau bahkan sengaja tidak mengaplikasikan sistem among dalam proses pembinaan dengan alasan masih meragukan substansi dari sistem among itu sendiri. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1 1

Dalam dunia pendidikan Islam, gerakan pramuka juga banyak menuai kontroversi dari beberapa pihak, karena pramuka merupakan gerakan kepanduan yang berasal dari afrika dan didirikan oleh orang kafir, walaupun begitu ada sebagian besar materi, kode kehormatan, dan metode pendidikan dalam gerakan pramuka misalnya: sistem among merupakan hasil dari pemikiran dari orang Indonesia dengan tujuan untuk membangun kader kader bangsa agar menjadi lebih baik, hal itu terbukti dalam salah satu prinsip kepemimpinan dalam sistem among, yaitu :seorang pemimpin yang menjadi contoh atau teladan bagi orang orang yang dipimpinnya, dalam ajaran agama Islam hal ini dibenarkan tetapi para pembina pramuka masih mempunyai banyak keraguan bahwa sistem among yang di ajarkan dalam gerakan pramuka itu, apakah sesuai atau selaras dengan pendidikan agama Islam? Maka dari itu peneliti mempunyai inisiatif untuk mencari keselarasan atau kesesuaian sistem among yang digunakan sebagai metode pendidikan dalam gerakan pramuka dengan pendidikan agama Islam, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul RELEVANSI SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana relevansi sistem among dalam gerakan pramuka dengan pendidikan agama Islam? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui relevansi sistem among dalam gerakan pramuka dengan pendidikan agama Islam. 2. Manfaat Penelitian : a) Bagi Peserta Didik 1) Dapat mengetahui nilai pendidikan Islam dalam gerakan pramuka. 2) Dapat melakukan kegiatan kepramukaan yang lebih sesuai dengan pendidikan agama Islam. b) Bagi Pendidik 1) Mengetahui nilai nilai pendidikan Islam dalam sistem among gerakan pramuka agar mempunyai kemampuan untuk membentuk watak dan mengembangkan potensi peserta didiknya. 2) Dapat menjadikan pendidik agar lebih berpengalaman dan profesional dalam menerapkan sistem among dalam gerakan pramuka. c) Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan secara langsung mengenai nilai nilai pendidikan Islam, dan relevansi sistem among dengan pendidikan agama Islam. D. Kajian Pustaka Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai acuan dalam kerangka berfikir. Disamping itu kajian pustaka juga mempunyai peran dalam mendapatkan informasi yang sudah ada pada penelitian sebelumnya yang pernah diteliti. Beberapa kajian pustaka yang digunakan sebagai reverensi sebagai berikut: Pertama, studi yang dilakukan oleh Muhammad Fauzun (083111096) Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang berjudul Konsep Pendidikan Karakter Yang Terkandung Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Akhlak 2

Islami, tahun 2011 Muhammad Fauzun berkesimpulan bahwa Konsep pendidikan karakter yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Garakan Pramuka yang kesemuanya tercover dalam isi satya dan darma pramuka yang diantaranya menyebutkan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau dalam istilah Islam lebih kita kenal (hablum minallah), cinta alam (hablum minal alam) d an kasih sayang sesama manusia (hamblum minannaas) sangat relevan dengan pendidikan akhlak Islami. Kedua, studi yang dilakukan oleh Nur Wachidah (073111113) Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang berjudul Korelasi Antara Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Pramuka Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII Di Mts. Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, tahun 2011 Nur Wachidah berkesimpulan bahwa ada hubungan positif antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dari uji rxy = 0,413 dengan ditunjukkan hasil perhitungan table pada taraf signifikan 5 % sedangkan ro = 0,413 dan rt = 0,294. Sedangkan pada tabel signifikan 1 % menghasilkan ro = 0,413 dan rt = 0,380. Berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Ketiga, penelitian yang dilakukan Nurul Faizah (08470029) mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Peningkatan Kemandirian Dan Kemampuan Sosial Siswa Melalui kegiatan Kepramukaan Kelas VII MTsN Sleman Kabupaten Sleman Di Maguwoharjo Yogyakarta Tahun Ajaran 2011-2012, tahun 2012 Nurul Faizah berkesimpulan bahwa terjadi peningkatan kemandirian dan kemampuan bersosialisasi siswa Kelas VII MTs N Sleman melalui kegiatan kepramukaan. Keempat, penelitian yang dilakukan Ginanjar Citra Cimarga (104011000096) mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Aspek-Aspek Pendidikan Agama Islam Dalam Kegiatan Pramuka Di Sma Negeri 1 Rangkasbitung, tahun 2008 Ginanjar Citra Cimarga menyimpulkan bahwa Aspek-aspek Pendidikan Agama Islam yang menunjang dalam kegiatan Pramuka di SMA Negeri 1 Rangkasbitung meliputi, aspek jasmani, rohani dan akal. Kelima, Penelitian yang dilakukan Nurul Hidayah (03410072 ) mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul Efektifitas Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam Di Man Wates 1 Kulon Progo, tahun 2010 Nurul Hidayah menyimpulkan bahwa Nilai-nilai agama Islam yang ditanamkan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MAN Wates I Kulon Progo adalah nilai aqidah, nilai ibadah dan nilai akhlak yang meliputi ; nilai kedisiplinan, nilai kemandirian, nilai kepemimpinan, nilai kesederhanaan, nilai persaudaraan, nilai kedewasaan dan nilai kesabaran, oleh karena itu Efektivitas kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam menanamkan nilai-nilai agama Islam di MAN Wates I Kulon Progo dapat dinyatakan efektif. Dari kelima kajian tersebut peneliti ingin mengetahui kesesuaian antara sistem among dengan pendidikan agama Islam dengan judul Relevansi Sistem Among Dalam Gerakan Pramuka Dengan Pendidikan Agama Islam. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini, merupakan jenis penelitian kepustakaan yang bertujuan untuk mengetahui masalah secara mendalam guna menemukan pola atau teori, yang dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pola relevansi antara sistem among dalam gerakan pramuka dengan pendidikan agama Islam, dan untuk mengetahuinya penulis menggunakan pendekatan historis dan literatur literatur yang sesuai. 3

2. Fokus Penelitian Fokus penelitian adalah batasan masalah yang berisi pokok masalah. 2 Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan Fokus penelitian dari skripsi ini adalah sistem among dalam gerakan pramuka dan pendidikan agama Islam. Sedangkan indikatornya adalah 3 prinsip kepemimpinan dalam sistem among yang akan di relevansikan dengan ruang lingkup pendidikan agama Islam. 3. Metode Pengumpulan Data Metode atau teknik yang digunakan untuk memperoleh dan mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini adalah Teknik Dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui tulisan, buku, catatan harian, sejarah kehidupan ( life histories ), peraturan, kebijakan, foto, gambar, sketsa, film, dan lain lain. 3 Metode ini digunakan untuk menemukan dan menentukan data atau literatur literatur yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang sedang di teliti, dimana penulis telah membaca dan menelaah berbagai sumber diatas yang mempunyai kaitan dengan judul skripsi ini, yaitu literatur yang berisi tentang sistem among, gerakan pramuka, dan pendidikan agama Islam. 4. Sumber Data Sumber data adalah semua bentuk data yang dijadikan sumber informasi baik itu berupa buku, catatan harian, media masa, gambar, sejarah kehidupan dan lain- lain. Sumber data di bagi menjadi 2, yaitu : a) Sumber Primer adalah semua bahan tertulis yang berasal langsung / asli dari sumber pertama masalah yang di kaji. 4 Dalam hal ini adalah Biografi Ki Hajar Dewantara. b) Sumber Sekunder adalah bahan-bahan tertulis yang berasal tidak langsung dari sumber pertama yang membahas masalah yang di kaji. 5 Dalam hal ini adalah Undang-Undang, Buku Kursus Mahir Dasar, dan lain-lain. 5. Metode Analisis Setelah data berhasil dikumpulkan, maka data yang telah didapatkan akan di analisis, Sugiyono mengemukakan bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumen dokumen, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit unit, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami diri sendiri maupun orang lain. 6 Sesuai dengan pengertian tersebut metode ini akan digunakan untuk menyusun data secara sistematis, yang sesuai dengan permasalahan yang ingin dibahas oleh penulis yaitu masalah relevansi sistem among dalam gerakan pramuka dengan pendidikan agama Islam. F. Sistematika Pembahasan Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis dan konsisten serta dapat menunjukkan gambaran yang utuh dalam proposal ini, maka penulis membagi menjadi lima bab. Semua itu bertujuan untuk mempermudah penjelasan dan pembahasan pokok pokok permasalahan yang di kaji. Adapun sistematika pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RnD, ( Bandung : Alfabeta, 2010), hlm 286 3 Sugiyono, Metode Penelitian, hlm 329 4 Musthofa Rahman, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, ( Semarang: FITK, 2013), hlm 15 5 Musthofa Rahman, dkk, Pedoman, hlm 15 6 Sugiyono, Metode Penelitian, hlm 335 4

Terdiri dari : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teoritik, Metode Penelitian, dan sistematika pembahasan BAB II : Konsep Sistem Among Dalam Gerakan Pramuka Terdiri dari : Pencetus Sistem Among, Pengertian Sistem Among, Dasar Hukum sistem among dalam gerakan pramuka, Maksud dan Tujuan Sistem Among dalam gerakan pramuka, Tata cara pelaksanaan sistem among. BAB III : Konsep Pendidikan Agama Islam Terdiri dari : Pengertian Pendidikan Agama Islam, Maksud dan Tujuan Pendidikan Agama Islam, Karakteristik Pendidikan Agama Islam, dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam. BAB IV: Analisis Relevansi Sistem Among Dalam Gerakan Pramuka Terhadap Pendidikan Agama Islam Terdiri dari : Analisis Isi Tentang Titik Relevansi Antara Sistem Among Dalam Gerakan Pramuka Dengan Pendidikan Agama Islam. BAB V : Penutup Terdiri dari : Kesimpulan, saran, Penutup. 5