ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGENALAN POLA DENGAN TINGKAT VARIASI POLA : STUDI KASUS PENGENALAN POLA KARAKTER HURUF DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

Iwan Suhardi, Studi Pengklasifikasian Citra Berdasarkan Ciri Citra dengan Jaringan Syaraf Tiruan

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI SIGMOID BINER DAN SIGMOID BIPOLAR DALAM ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA PREDIKSI KEMAMPUAN SISWA

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

BAB 2 LANDASAN TEORI

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK

PENERAPAN JARINGAN PERAMBATAN-BALIK UNTUK PENGENALAN KODE POS TULISAN TANGAN

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DETEKSI SIDIK JARI BERBASIS ALIHRAGAM GELOMBANG-SINGKAT (wavelet) DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) KHUSUS KOTA MATARAM DAN SEKITARNYA

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

KLASIFIKASI SIDIKJARI DENGAN PEMROSESAN AWAL TRANSFORMASI WAVELET Minarni *

Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer

PERANGKAT LUNAK PENGKONVERSI TEKS TULISAN TANGAN MENJADI TEKS DIGITAL

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

PERANGKAT LUNAK PENGKONVERSI TEKS TULISAN TANGAN MENJADI TEKS DIGITAL

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

NEURAL NETWORK BAB II

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Segmentasi Kata Tulisan Tangan Menggunakan Jendela Blackman

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

ESTIMASI BIAYA PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN IMPROVED BACKPROPAGATION

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

Bab 5 Penerapan Neural Network Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

PENGENALAN POLA ALPHABET TULISAN TANGAN SECARA ON-LINE DENGAN JST-BP

PENGENALAN SPESIES NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) MELALUI KARAKTER MORFOLOGI EKOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RONI BUDIMAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dengan kasus atau metode yang akn diteliti. Pemanfaatan metode multilayer

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

IMPLEMENTASI ALGORITMA PERCEPTRON UNTUK PENGENALAN POLA MASUKAN BINER MAUPUN BIPOLAR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

KLASIFIKASI CITRA BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN HAMMING DALAM KASUS PENGENALAN POLA ANGKA DAN HURUF. Oleh : M. Husaini., S.T., M.T Dosen IAIN Bandar Lampung

BAB II LANDASAN TEORI. titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya

BAB 2 HEMISPHERIC STRUCTURE OF HIDDEN LAYER NEURAL NETWORK, PCA, DAN JENIS NOISE Hemispheric structure of hidden layer neural network

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK MEMPREDIKSI HARGA LOGAM MULIA EMAS MENGGUNAKAN ALGORITMA LEVENBERG MARQUARDT


Karakteristik Spesifikasi

Prediksi Jumlah Penjualan Air Mineral Pada Perusahaan XYZ Dengan Jaringan Saraf Tiruan

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI NILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH (STUDI KASUS DI MAN 2 PADANG)

JURNAL INFORMATIKA PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

Perbandingan Arsitektur Multilayer Feedforward Network dengan memakai Topologi Multiprosesor Ring Array Dan Linear Array

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( )

ABSTRAK. Michael Parlindungan ( ) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEGAWAI MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

Transkripsi:

ISSN: 1693-6930 1 ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGENALAN POLA DENGAN TINGKAT VARIASI POLA : STUDI KASUS PENGENALAN POLA KARAKTER HURUF DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN) Iwan Suhardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Kampus UNM Parang Tambung Telp. (+62) 0411-861507 Email : iwansuhardi@yahoo.com Abstrak Permasalahan yang dihadapi dalam pengenalan pola tulisan tangan sangat kompleks, antara lain bervariasinya model tulisan tangan, pena untuk menulis, dan ukuran tulisan tangan. Penelitian ini menerapkan jaringan syaraf tiruan untuk pengenalan pola karakter huruf besar (kapital) dan karakter huruf kecil (nonkapital) pada tulisan tangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mencoba menganalisis hubungan antara tingkat pengenalan dengan tingkat variasi pola karakternya pada jumlah kelas pengenalan yang sama. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin besar tingkat variasi pola karakter yang akan dikenali pada jumlah kelas pengenalan yang sama akan menghasilkan unjukkerja pengenalan yang semakin rendah. Kata Kunci : Pengenalan pola, karakter, jaringan syaraf tiruan 1. PENDAHULUAN Pembacaan suatu karakter dengan komputer dikenal sebagai Optical Character Recognition (OCR) [1],[2]. Umumnya solusi permasalahan ini didasarkan pada proses segmentasi masukan menjadi karakter-karakter. Sistem OCR telah dikomersialkan secara luas untuk dokumen-dokumen hasil cetakan. Namun teknik-teknik untuk membaca tulisan tangan belum sukses diaplikasikan, dikarenakan permasalahan yang dihadapi untuk pengenalan tulisan tangan sangat kompleks, seperti bervariasinya model tulisan tangan, pena untuk menulis, dan lain-lain. Jaringan syaraf tiruan merupakan sistem pemrosesan informasi yang mempunyai karakteristik kinerja tertentu menyerupai jaringan syaraf biologis. Jaringan ini dapat menyelesaikan persoalan kompleks yang sulit atau bahkan tidak mungkin jika diselesaikan dengan menggunakan komputasi secara konvensional. Jaringan syaraf tiruan sendiri diilhami oleh jaringan syaraf manusia yang dapat belajar dari pengalaman, melakukan generalisasi berdasarkan contoh yang diperolehnya. Saat ini jaringan syaraf tiruan berkembang dengan pesat dan telah diupayakan untuk berbagai bentuk aplikasi, salah satu aplikasinya yaitu pengenalan pola tulisan tangan. Algoritma perambatan-balik (backpropagation) telah dikembangkan untuk melatih jaringan syaraf tiruan yang sampai pada suatu tingkat tertentu dapat melakukan generalisasi. Kemampuan untuk mengabaikan derau dan distorsi adalah hal yang sangat penting dalam pengenalan pola [3], [4]. Variasi pola pada karakter huruf dapat berupa beranekaragamnya model tulisan tangan tiap hurufnya tergantung penulisnya. Begitu bervariasinya terkadang untuk karakter tunggal terdapat kemiripan jenis huruf yang satu dengan yang lainnya Huruf kecil tulisan tangan pada umumnya mempunyai tingkat variasi pola yang lebih tinggi dari tulisan tangan huruf besar pada tiap jenis hurufnya. Dari contoh pada Gambar 1, dapat dilihat dan dipahami bahwa huruf kecil tulisan tangan mempunyai variasi penulisan yang lebih banyak dibandingkan dengan huruf besar pada tiap jenis hurufnya.

2 ISSN: 1693-6930 (a) Gambar 1. Contoh variasi karakter tulisan tangan (a) huruf kecil dan (b) huruf besar Pada umumnya, semakin tinggi tingkat variasi pola antar masing-masing kelas karakter akan membuat unjukkerja jaringan syaraf akan menurun. Hal itu dikarenakan jaringan dapat salah mengelompokkan suatu karakter pada proses pembelajarannya ke kelas karakter yang tidak tepat. Adanya kemiripan pola ini akan lebih menurunkan unjukkerja pengenalan bila ada proses pengolahan awal (praproses) yang dimaksudkan untuk mengecilkan dimensi pola sebelum diumpankan ke jaringan syaraf tiruan. Besarnya dimensi masukan jaringan syaraf tiruan mempunyai pengaruh yang penting terhadap unjukkerja pengenalannya. Idealnya, masukan jaringan syaraf tiruan mempunyai dimensi yang kecil namun dapat mewakili ciri dari karakter aslinya [5]. Dengan dimensi masukan yang kecil dapat memperkecil jumlah komputasi pada setiap iterasinya. Efisiensi ini terkait erat dengan dengan penggunaan memori dan efisiensi komputasi perubahan bobot pada saat pelatihan jaringan. Misalnya, untuk jaringan dengan arsitektur 16 80 8, akan ada (16x80) + (80x8) = 1920 bobot yang harus diperbaharui saat pelatihan jaringan. Sehingga dapat dibayangkan jika dimensi masukan jaringan lebih besar maka bobot yang harus diperbaharui akan lebih banyak. Dari contoh pada Gambar 2, dapat dimengerti bahwa adanya bentuk pola yang mirip, apalagi bila sudah melewati proses pengolahan awal, akan dapat menurunkan unjukkerja pengenalannya dikarenakan jaringan dapat salah mengelompokkan suatu karakter ke kelas karakter yang tidak tepat. Secara praktek sangat sulit untuk mencari metode proses ekstraksi ciri hingga didapatkan dimensi masukan yang sekecil-kecilnya. Yang umumnya terjadi bahwa semakin kecil dimensi masukan jaringan syaraf tiruan dalam satu metode ekstraksi ciri akan membuat unjukkerjanya semakin menurun. Hal ini dikarenakan adanya informasi yang ikut terhilang pada saat proses memperkecil dimensi tersebut. Namun semakin besar dimensi masukan pada jaringan syaraf tiruan akan membuat proses pelatihan pada tiap iterasi menjadi lebih lama. Demikian juga, pada umumnya semakin banyak kelas karakter yang akan dikenali oleh jaringan syaraf tiruan maka unjuk kerjanya akan semakin menurun. Hal itu dikarenakan pada saat proses pembelajarannya akan semakin berat karena jaringan harus lebih banyak mengenal kelas kelas pola. Pada penelitian ini jumlah kelas karakter yang dikenali sangat banyak yaitu (b) TELKOMNIKA Vol. 3, No. 1, April 2005 : 1-11

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 3 26 kelas untuk masing-masing jenisnya. Semakin banyak kelas pola yang akan dikenali juga akan memerlukan waktu yang lebih lama pada sat pembelajarannya. a e h n i j l i u v z t D O Q O Gambar 2. Contoh karakter yang mempunyai bentuk pola serupa Berdasarkan hal tersebut di atas penulis bermaksud menganalisis sejauh mana hubungan antara tingkat pengenalan jaringan syaraf tiruan dengan tingkat kemiripan pola karakternya. Akan dianalisis tingkat pengenalan pola karakter huruf besar tulisan tangan sejumlah 26 kelas pola (A, B, C,, sampai Z) dan pola karakter huruf kecil tulisan tangan sejumlah 26 kelas pola yaitu ( a, b, c,, sampai z). Dari segi jumlah kelas karakter maka jumlah kelas jumlah karakter huruf besar sama dengan huruf kecil yaitu masing-masing 26 kelas, namun karakter huruf kecil tulisan tangan mempunyai pola karakter yang lebih bervariasi serta lebih mirip satu dengan lainnya pada model tulisan tiap hurufnya dibandingkan pola karakter huruf besar tulisan tangan. Hubungan antara tingkat pengenalan jaringan syaraf tiruan dengan tingkat variasi pola karakternya pada jumlah kelas pengenalan yang sama inilah yang menjadi tujuan penelitian ini. 2. JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERAMBATAN BALIK Jaringan syaraf lapis-jamak (multilayer) sudah terbukti handal dipakai untuk aplikasi umum. Yang termasuk jaringan lapis-jamak dengan pelatihan terbimbing (supervised) antara lain jaringan perambatan-balik (backpropagation). Metode pelatihan perambatan-balik secara sederhana adalah metode gradient descent (penurunan gradien) untuk meminimalkan total galat kuadrat keluaran. Aplikasi jaringan ini melibatkan pemetaan sekumpulan masukan terhadap sekumpulan target keluaran, jadi termasuk kategori jaringan dengan pelatihan terbimbing. Tujuan pelatihan jaringan ini adalah mendapatkan keseimbangan antara kemampuan tanggapan yang benar terhadap pola masukan yang dipakai untuk pelatihan jaringan (memorization) dan kemampuan memberikan tanggapan yang layak untuk masukan yang sejenis namun tidak identis dengan yang dipakai pada pelatihan (generalization). Pelatihan jaringan perambatan balik melibatkan tiga tahap yaitu umpan-maju pelatihan pola masukan, komputasi dan perambatan-balik galat, serta perubahan bobot. Setelah pelatihan, aplikasi jaringan hanya melibatkan tahap komputasi umpan-maju. Walaupun proses pelatihan jaringan

4 ISSN: 1693-6930 berlangsung relatif lambat, namun jaringan yang telah dilatih dapat menghasilkan keluaran dengan sangat cepat. Jaringan syaraf lapis-jamak dengan satu lapisan tersembunyi (unit Z) diperlihatkan pada Gambar 3. Unit keluaran (unit Y) dan unit-unit tersembunyi serta bias diperlihatkan. Bias pada unit keluaran Yk dilambangkan dengan w0k, bias pada unit tersembunyi Zj dilambangkan dengan v0j. Istilah bias-bias ini berlaku sebagai bobot pada hubungan unit-unit dengan keluaran selalu satu. Hanya aliran informasi umpan-maju yang diperlihatkan pada gambar. Selama fase pelatihan perambatan-balik, sinyal dikirim pada arah yang berlawanan. Y 1 Yk Y m w 01 w 11 w j1 w w 0k p1 w w 0m pk w 1k w jk w 1m w jm w pm 1 Z1 Zj Zp v 01 v 11 v i1 v n1 v 0 j v nj v 1p v 1j v ij v 0p v ip v np 1 X1 Xi Zn Gambar 3. Jaringan syaraf perambatan-balik dengan satu lapisan tersembunyi Karakteristik yang harus dimiliki oleh fungsi aktivasi jaringan perambatan-balik antara lain harus kontinyu, terdiferensialkan, dan tidak menurun secara monotonis (monotonically nondecreasing). Untuk efisiensi komputasi, turunan fungsi tersebut mudah didapatkan dan nilai turunannya dapat dinyatakan dengan fungsi aktivasi itu sendiri. Fungsi aktivasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu fungsi sigmoid bipolar yang memiliki jangkauan nilai (-1,1) dan didefinisikan sebagai: f ( x) 2 = 1+ exp ( σx) 1 (1) Langkah-langkah pelatihan jaringan perambatan balik secara terperinci dapat dilihat pada buku acuan [3], sedangkan diagram alirnya terdapat pada Gambar 4. Sebelum diumpankan ke jaringan syaraf tiruan, data-data karakter yang akan dianalisis dilakukan proses pengolahan awal (praproses). Langkah-langkah praproses pengenalan karakter melibatkan proses normalisasi ukuran karakter yang selanjutnya didekomposisi menggunakan filter gelombang singkat Haar dua-dimensi [6]. Normalisasi ukuran karakter dilakukan karena tidak samanya ukuran karakter penulis yang satu dengan lainnya. Proses normalisasi ini menghasilkan pola 16x16 piksel. Proses dekomposisi level pertama TELKOMNIKA Vol. 3, No. 1, April 2005 : 1-11

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 5 menghasilkan empat subband yang masing-masing berukuran 8x8 piksel yaitu subband yang membawa informasi pola aproksimasi, horisontal, vertikal dan diagonal. Pada dekomposisi berikutnya yaitu level 2 dihasilkan subband-subband dengan ukuran 4x4 piksel. Semakin tinggi level dekomposisinya akan membuat semakin kehilangan cirinya. Oleh karena itu, sebagai pola masukan jaringan neural digunakan dekomposisi level 2 yaitu subband informasi aproksimasi sehingga jumlah neuron pada lapisan masukan ada 4x4 buah. Gambar 4. Diagram alir pelatihan jaringan 3. PEMODELAN SISTEM PENGENALAN KARAKTER Sebagai masukan adalah vektor yang dihasilkan dari pengolahan citra asli. Citra asli yang berisi data-data karakter tulisan tangan dipayar dengan resolusi 300 dpi. Hasil pemayaran tersebut kemudian dipotong-potong dan dipilah-pilah sesuai dengan kelas polanya. Langkahlangkah praproses di sini melibatkan proses normalisasi dan dekomposisi. Proses normalisasi dan dekomposisi menggunakan program bantu Matlab sedangkan program jaringan syaraf tiruan menggunakan program bantu C ++. Jaringan yang akan dirancang dalam eksperimen ini adalah jaringan perambatan-balik. Arsitektur jaringan yang akan dibangun memiliki dua komponen. Komponen pertama melibatkan neuron masukan dan keluaran dengan jumlah tetap yaitu sebanyak 4x4 neuron masukan dan 8 neuron keluaran, dan komponen yang melibatkan neuron pada lapisan tersembunyi yang jumlahnya akan dicari sampai didapatkan hasil yang optimal.

6 ISSN: 1693-6930 Sebagai target pengenalan karakter-karakter tulisan tangan digunakan format yang setara dengan kode ASCII 8 bit untuk mewakili masing-masing kelas karakter huruf besar dan huruf kecil. Artinya masing-masing kelas mempunyai kombinasi 8 bit pembeda yang sesuai dengan pola karakter yang dilatihkan. Aturan kombinasi 8 bit pembeda tersebut setara dengan kode ASCII 8 bit. Berikut ini disajikan Tabel 1 yang menyatakan kesesuaian target pengenalan jaringan dengan format yang setara kode ASCII 8 bit Praproses data karakter Masukan Citra Karakter Tulisan Tangan Normalisasi ukuran Pengenalan Karakter Jaringan Neural Keluaran : Huruf Besar Huruf Kecil Huruf Besar Huruf Kecil Dekomposisi Gambar 5. Diagram blok pengenalan karakter pada penelitian Tabel 1. Target pengenalan jaringan pada penelitian Karakter ASCII 8 bit Target keluaran Karakter Huruf Besar A 0 1 0 0 0 0 0 1-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8-0.8-0.8 0.8 B 0 1 0 0 0 0 1 0-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8-0.8 0.8-0.8 C 0 1 0 0 0 0 1 1-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8-0.8 0.8 0.8 D 0 1 0 0 0 1 0 0-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 0.8-0.8-0.8 E 0 1 0 0 0 1 0 1-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 0.8-0.8 0.8 F 0 1 0 0 0 1 1 0-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 0.8 0.8-0.8 G 0 1 0 0 0 1 1 1-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 0.8 0.8 0.8 H 0 1 0 0 1 0 0 0-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 I 0 1 0 0 1 0 0 1-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 J 0 1 0 0 1 0 1 0-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 K 0 1 0 0 1 0 1 1-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8-0.8 0.8 0.8 L 0 1 0 0 1 1 0 0-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 M 0 1 0 0 1 1 0 1-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8 N 0 1 0 0 1 1 1 0-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8 O 0 1 0 0 1 1 1 1-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 P 0 1 0 1 0 0 0 0-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8-0.8 Q 0 1 0 1 0 0 0 1-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 0.8 R 0 1 0 1 0 0 1 0-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8-0.8 S 0 1 0 1 0 0 1 1-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 0.8 TELKOMNIKA Vol. 3, No. 1, April 2005 : 1-11

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 7 T 0 1 0 1 0 1 0 0-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8-0.8 U 0 1 0 1 0 1 0 1-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 0.8 V 0 1 0 1 0 1 1 0-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 0.8 0.8-0.8 W 0 1 0 1 0 1 1 1-0.8 0.8-0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 X 0 1 0 1 1 0 0 0-0.8 0.8-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 Y 0 1 0 1 1 0 0 1-0.8 0.8-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 Z 0 1 0 1 1 0 1 0-0.8 0.8-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 Karakter Huruf Kecil a 0 1 1 0 0 0 0 1-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8-0.8-0.8 0.8 b 0 1 1 0 0 0 1 0-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 0.8-0.8 c 0 1 1 0 0 0 1 1-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 0.8 0.8 d 0 1 1 0 0 1 0 0-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 0.8-0.8-0.8 e 0 1 1 0 0 1 0 1-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 0.8-0.8 0.8 f 0 1 1 0 0 1 1 0-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 0.8-0.8 g 0 1 1 0 0 1 1 1-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 0.8 0.8 h 0 1 1 0 1 0 0 0-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 i 0 1 1 0 1 0 0 1-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 j 0 1 1 0 1 0 1 0-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 k 0 1 1 0 1 0 1 1-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 0.8 0.8 l 0 1 1 0 1 1 0 0-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 m 0 1 1 0 1 1 0 1-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8 n 0 1 1 0 1 1 1 0-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8 o 0 1 1 0 1 1 1 1-0.8 0.8 0.8-0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 p 0 1 1 1 0 0 0 0-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8-0.8-0.8-0.8 q 0 1 1 1 0 0 0 1-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 0.8 r 0 1 1 1 0 0 1 0-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 0.8-0.8 s 0 1 1 1 0 0 1 1-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 0.8 t 0 1 1 1 0 1 0 0-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8 0.8-0.8-0.8 u 0 1 1 1 0 1 0 1-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 0.8 v 0 1 1 1 0 1 1 0-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8 0.8 0.8-0.8 w 0 1 1 1 0 1 1 1-0.8 0.8 0.8 0.8-0.8 0.8 0.8 0.8 x 0 1 1 1 1 0 0 0-0.8 0.8 0.8 0.8 0.8-0.8-0.8-0.8 y 0 1 1 1 1 0 0 1-0.8 0.8 0.8 0.8 0.8-0.8-0.8 0.8 z 0 1 1 1 1 0 1 0-0.8 0.8 0.8 0.8 0.8-0.8 0.8-0.8 Kesesuaian target keluaran pada kolom ketiga pada Tabel 1 dapat dilihat dari kode 0 dan 1 pada kode ASCII menjadi -0.8 dan 0.8 pada target.

8 ISSN: 1693-6930 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Praproses Praproses diperlukan untuk mentransformasi citra asli dua-dimensi ke dalam pola vektor yang terdiri atas informasi-informasi yang dimiliki oleh citra asli tersebut. Dalam melakukan eksperimen ini data aslinya berupa pola-pola tulisan tangan, yang dinormalisasi ukurannya dan kemudian didekomposisi dengan filter gelombang singkat Haar (Gambar 6). Hasil akhir dari proses dekomposisi inilah yang akan diumpankan pada jaringan syaraf tiruan. a b Gambar 6. c a. Contoh data dari sampel yang dipayar b. Citra hasil pemotongan sampel c. Hasil normalisasi dari sampel 4.2 Hasil Proses Pengenalan Jaringan Syaraf Tiruan Terkait dengan arsitektur jaringan yang akan memberikan tingkat pengenalan yang terbaik, maka dianalisis pengaruh jumlah lapisan tersembunyi serta banyaknya neuron pada masing-masing lapisannya. Fungsi aktivasi yang digunakan yaitu fungsi aktivasi sigmoid bipolar. Jumlah lapisan tersembunyi yang dianalisis yaitu satu lapisan dan dua lapisan tersembunyi. Pada proses pelatihan melibatkan 100 pola untuk tiap karakternya, dan proses pengujian melibatkan 20 pola untuk tiap karakternya. Dari hasil pengujian didapatkan hasil seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Unjukkerja pengujian karakter huruf besar dan huruf kecil Unjuk kerja Pengujian Unjuk kerja Pengujian Arsitektur Huruf Besar Huruf Kecil Satu lapisan tersembunyi 16 30 8 61 % 59 % 16 40 8 59 % 63 % 16 50 8 62 % 61 % 16 60 8 64 % 65 % 16 70 8 65 % 63 % 16 80 8 63 % 61 % TELKOMNIKA Vol. 3, No. 1, April 2005 : 1-11

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 9 Dua lapisan tersembunyi 16 40 40 8 69 % 70 % 16 40 50 8 67 % 69 % 16 40 60 8 73 % 74 % 16 40 70 8 75 % 76 % 16 40 80 8 69 % 69 % 16 50 40 8 82 % 73 % 16 50 50 8 78 % 71 % 16 50 60 8 79 % 74 % 16 50 70 8 73 % 74 % 16 50 80 8 70 % 71 % 16 60 40 8 67 % 65 % 16 60 50 8 74 % 71 % 16 60 60 8 81 % 79 % 16 60 70 8 80 % 80 % 16 60 80 8 74 % 79 % 16 70 40 8 72 % 74 % 16 70 50 8 69 % 71 % 16 70 60 8 76 % 73 % 16 70 70 8 79 % 72 % 16 70 80 8 72 % 75 % 16 80 40 8 81 % 80 % 16 80 50 8 80 % 79 % 16 80 60 8 84 % 78 % 16 80 70 8 83 % 82 % 16 80 80 8 79 % 75 % Tabel 2 diperoleh dengan nilai laju pelatihan = 0,0001, momentum = 0,0001 toleransi galatnya = 0,005, dan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid bipolar. Sedangkan unjuk kerja pada proses pelatihan semuanya di atas 97 %. Tabel 3. Perbandingan jumlah karakter terhadap unjukkerja Jenis Karakter Jumlah Kelas karakter Tingkat Variasi Pola Unjuk kerja Pengenalan Huruf Besar 26 Kurang 84 % Huruf Kecil 26 Lebih 82 % Nilai laju pelatihan yang besar akan mempercepat pengurangan galat, namun pada nilai yang terlalu besar justru mengakibatkan galat terpental pada galat minimum lokal. Bila digunakan konstanta belajar yang kecil maka jaringan dapat mencapai galat minimum yang diinginkan, namun proses pelatihan membutuhkan waktu yang lama. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan momentum yang dapat membantu proses pengurangan galat pada jaringan lebih cepat. Momentum yang terlalu besar juga dapat menyebabkan bobot menjadi membesar (blow up) sehingga jaringan tidak dapat memetakan pola-pola yang diberikan kepadanya. Oleh

10 ISSN: 1693-6930 karena itu dalam melakukan pelatihan pada jaringan syaraf tiruan sebaiknya dipilih laju pelatihan yang kecil dan menambahkan momentum yang sesuai. Unjuk kerja terbaik masingmasing jenis karakter dapat dilihat pada Tabel 3. Jumlah kelas karakter masing-masing 26 kelas, namun jenis karakter huruf besar dan huruf kecil mempunyai unjuk kerja pengenalan yang berbeda. Perbedaan unjuk kerja tersebut lebih dikarenakan adanya perbedaan tingkat variasi pada sejumlah karakter pada jenis huruf tersebut sehingga beberapa pola karakter serupa satu dengan lainnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakter huruf besar mempunyai unjukkerja pengenalan terbaik sebesar 84 % dan karakter huruf kecil mempunyai mempunyai unjukkerja pengenalan terbaik sebesar 82 %. Pada Tabel 4 disajikan beberapa kesalahan pengelompokan kelas pengenalan yang terjadi dalam proses pelatihan dan pengujian dikarenakan mempunyai kemiripan pola serta setelah melalui proses pengolahan awal (normalisasi dan dekomposisi). Tabel 4. Beberapa contoh kesalahan karena kemiripan pola Karakter sebenarnya Dikenal sebagai D Q a h i l u x z O O e n j i v y t 5. PENUTUP Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa semakin besar tingkat variasi pola karakter yang akan dikenali pada jumlah kelas pengenalan yang sama akan menghasilkan unjuk kerja pengenalan yang semakin rendah. Walaupun mempunyai jumlah kelas karakter yang sama yaitu masing-masing 26 kelas, jenis karakter huruf besar dan huruf kecil mempunyai unjuk kerja pengenalan yang berbeda. Unjuk kerja pengenalan karakter huruf besar sebesar 84 % dan karakter huruf kecil sebesar 82 %. Perbedaan unjukkerja tersebut lebih dikarenakan adanya perbedaan tingkat variasi pada sejumlah karakter pada kedua jenis huruf tersebut. Saran-saran untuk penelitian selanjutnya adalah : a. Algoritma jaringan syaraf tiruan yang digunakan pada penelitian ini yaitu algoritma perambatan balik standar. Melihat lamanya waktu yang digunakan untuk pelatihan, penelitian lanjut dapat diteruskan dengan mengembangkan algoritma perambatanbalik modifikasi agar proses pelatihan menjadi lebih singkat namun dapat meningkatkan unjukkerja pengenalannya. b. Bagi yang ingin menggunakan metode dengan neuron keluaran yang tetap, disarankan supaya proses pelatihan dapat berjalan dengan baik. Disarankan untuk dapat mencapai roleransi galat sekurang-kurangnya 0,005 DAFTAR PUSTAKA [ 1] Hendrawan, OCR and Word Recognition for Document Understanding : Present Status and Development Telematics Laboratory, Dept. of Electrical Engineering, ITB, Bandung, 2000 [ 2] Mori, S.C.Y, and Yamamoto, K., Historical Review of OCR Research and Development Proceedings of the IEEE, vol. 80, pp. 1029-1058, 1992 [ 3] Fausett, L., Fundamentals of Neural Networks : Architectures, Algorithms, and Applications Prentice Hall, New Jersey, 1994 TELKOMNIKA Vol. 3, No. 1, April 2005 : 1-11

TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 11 [ 4] Kröse, Ben, and Van der Smagt, Patrick, Introduction to Neural Networks edisi. 9, University of Amsterdam, 1996 [ 5] Kanata, Bulkis, Analisis Sinyal Seismik pada Gunung Merapi untuk Estimasi Jenis Gempa dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Tesis Teknik Elektro, UGM, 2001 [ 6] Misiti, M., Oppenheim, G., and Poggi, J., Wavelet Toolbox The Math Work. Inc., 1996 [ 7] Rao, B. Valluru dan Rao, V. Hayagriva, C ++ Neural Networks and Fuzzy Logic Management Information Source, Inc., New York, 1993