PENDUGAAN KETERDAPATAN AKIFER AIRTANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI SUB-DAS CISATANG - KABUPATEN CIANJUR

dokumen-dokumen yang mirip
PENYELIDIKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK UNTUK PENELITIAN AIR TANAH, DI ASRAMA RINDAM - SENTANI, KABUPATEN 7AYAPURA, PROPINSI PAPUA

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

Seminar Nasional Ke III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

PENDUGAAN KETERDAPATAN AKIFER AIRTANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI KECAMATAN SUKATANI - KABUPATEN PURWAKARTA

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri Zona Kontaminasi di Daerah Jatinangor dan Rancaekek, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

POTENSI AIRTANAH BERDASARKAN NILAI RESISTIVITAS BATUAN DI KELURAHAN CANGKORAH, KECAMATAN BATUJAJAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

GEOMETRI AKUIFER BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK DAN SUMUR PEMBORAN DI DAERAH JASINGA, KECAMATAN JASINGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

BAB II TATANAN GEOLOGI

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

SURVEY GEOFISIKA METODE RESISTIVITAS 2-D UNTUK MITIGASI BENCANA LONGSOR DI LINTASAN KERETA API PURWAKARTA - PADALARANG

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

PEMODELAN 3D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH SANGON, KAB. KULONPROGO, PROVINSI DIY

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

Identifikasi Awal Model Akuifer pada Mata Air Umbulan dengan Menggunakan Geolistrik Konfigurasi Schlumberger

Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

Interpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

Geo-Electrical Sounding untuk Pendugaan Keterdapatan Air Tanah dan Kedalaman Muka Air Tanah Freatik di Tegal

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

POTENSI AIR TANAH DAERAH KAMPUS UNDIP TEMBALANG. Dian Agus Widiarso, Henarno Pudjihardjo *), Wahyu Prabowo**)

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

Abstrak

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

PERAN SESAR TERHADAP KARAKTER DAN ARAH ALIRAN AIRTANAH PADA ENDAPAN VOLKANIK DI LERENG TENGGARA G. GEDE, KABUPATEN CIANJUR, JAWABARAT

ANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK

Eksplorium ISSN Volume 34 No. 1, Mei 2013: 11-22

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

Penyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Pemetaan Penyebaran Pola Akuifer dengan Metode Resistivitas Sounding Konfigurasi Schlumberger di Daerah Dayu Gondangrejo Karanganyar

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

IDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

KARAKTERISTIK GEOLOGI DAERAH VOLKANIK KUARTER KAKI TENGGARA GUNUNG SALAK

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH: STUDI KASUS DI KECAMATAN MASARAN, KEDAWUNG DAN SIDOHARJO, KABUPATEN SRAGEN

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

PENYEBARAN AKUIFER DI FORMASI NANGGULAN PADA SISI TIMUR DOME KULON PROGO BERDASARKAN DATA SOUNDING RESISTIVITY

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

PENDUGAAN KETEBALAN AQUIFER AIR TANAH UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN SOFIFI MALUKU UTARA

PENDUGAAN AKUIFER AIRTANAH DI PESISIR PULAU SOLOR, NUSA TENGGARA TIMUR

PEMETAAN POTENSI AIRTANAH DALAM MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI KABUPATEN PONOROGO SEBAGAI ANTISPASI BENCANA KEKERINGAN

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

SURVEI RESISTIVITAS UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TAHANAN JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN CEKUNGAN DAERAH SEDIMENTASI KUWU

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Humaedi Aldi Alfarizky #1, M. Sapari Dwi Hadian #2, Febriwan Mohamad #3. Jalan Bandung-Sumedang km. 21, Jawa Barat, Indonesia

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

PENENTUAN LOKASI POTENSIAL UNTUK PEMBORAN AIRTANAH-DALAM DI DUSUN KUTUKAN, REJOSARI, BANTUR, MALANG, JAWA TIMUR

Transkripsi:

PENDUGAAN KETERDAPATAN AKIFER AIRTANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI SUB-DAS CISATANG - KABUPATEN CIANJUR Undang Mardiana 1), Cipta Endyana 2) 1) Laboratorium Geofisika, Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran 2) Laboratorium Geodinamik, Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran ABSTRACT Geoelectric measurements committed in an attempt to obtain the presence, depth, thickness, number and spread of the aquifer. From the interpretation of Schlumberger geoelectric method (Sounding) acquired seven units of lithology, three units are classified as permeable layer, and four units as impermeable layers. The layer that functions as the aquifer has a resistivity value between 200-400 Ωm which is interpreted as a breccia with component-gravel gravel unit, 100-200 Ωm which is interpreted as breccia matrix supported by granule-sized components peble unit, and 50-100 Ωm which is interpreted as breccia matrix supported with gravel-sized component unit. Distribution of the three rocks in the study area is dominated by a nearly breccia grain supported. While units with resistivity values above 400 Ωm and under 50 Ωm interpeted as an impermeable layer-semipermeable. Faults that developed in the study area has direction a northwest-southeast. Those fault caused the fracture system that developed on volcanic deposits in this area. Therefore the zone bounded by two faults are thought to have better porosity values as the aquifer is supported by fracture with a higher intensity in surrounding area. Keywords: Resistivity, Subsurface, Volcanic, Fracture System. ABSTRAK Pengukuran geolistrik yang dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan kehadiran, kedalaman, ketebalan, jumlah dan penyebaran akuifer. Dari interpretasi Schlumberger metode geolistrik (Sounding) mengakuisisi tujuh unit litologi, tiga unit diklasifikasikan sebagai lapisan permeabel, dan empat unit sebagai lapisan kedap air. Lapisan yang berfungsi sebagai akuifer memiliki nilai resistivitas antara 200-400 Ωm yang ditafsirkan sebagai breksi dengan satuan komponen-kerikil kerikil, 100-200 Ωm yang ditafsirkan sebagai matriks breksi didukung oleh granul ukuran satuan komponen kerikil, dan 50-100 Ωm yang ditafsirkan sebagai matriks breksi didukung dengan satuan komponen kerikil ukuran. Distribusi dari tiga batu di daerah penelitian didominasi oleh sebutir hampir breksi didukung. Sementara unit dengan nilai resistivitas di atas 400 Ωm dan di bawah 50 Ωm diartikan sebagai lapisan-semipermeabel kedap. Sesar yang berkembang di daerah penelitian memiliki arah barat laut-tenggara. Sesar yang disebabkan sistem retakan dikembangkan pada endapan vulkanik di daerah ini. Oleh karena itu zona yang dibatasi oleh dua sesar dianggap memiliki nilai porositas yang lebih baik sebagai akuifer yang didukung oleh rekhan-rekahan dengan intensitas yang lebih tinggi di daerah sekitarnya. Kata kunci: Tahanan, bawah permukaan, Volcanic, sistem rekahan.. PENDAHULUAN Dalam pembuatan sumur bor dangkal maupun sumur bor dalam informasi keterdapatan akifer sangat diperlukan, hal ini berkaitan dengan penempatan saringan atau posisi pengambilan airtanah. Untuk mendapatkan informasi susunan lapisan batuan di bawah permukaan, kegiatan pengukuran geolistrik harus dilakukan sehingga diperoleh gambaran ada atau tidaknya lapisan pembawa air (akifer), kedalaman, ketebalan, jumlah akifer serta penyebaran dari akifer. Meskipun pelaksanaan pengukuran geolistrik dilakukan di permukaan tanah, sedangkan airtanah tidak dapat secara langsung diamati di permukaan bumi, maka penyelidikan geolistrik merupakan awal penyelidikan yang cukup penting, paling tidak dapat memberikan gambaran kondisi geologi bawah permukaan berkaitan dengan keterdapatan airtanah tersebut. Penelitian geolistrik dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kondisi 69

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 2, Agustus 2014: 69-77 geologi bawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya airtanah pada kedalaman tertentu. Pendugaan geolistrik ini di dasarkan pada kenyataan bahwa apa-bila di aliri arus listrik, batuan dengan komposisi mineral yang berbeda akan memberikan nilai tahanan jenis yang berbeda pula. Konfigurasi Schlumburger dilakukan denan cara mengkondisikan pada posisi elektroda tertentu spasi (jarak) elektroda potensial tetap, sedangkan elektroda arus berpindah secara bertahap. Jarak elektroda akan mempengaruhi nilai konstanta (k) yang berkaitan dengan nilai tahanan jenis semu untuk setiap pembacaan. Konfigurasi Schlumburger merupakan salah satu cara untuk menentukan perubahan tahanan jenis batuan terhadap kedalaman, yang bertujuan untuk mempelajari variasi tahanan jenis batuan di bawah permukaan bumi pada arah vertikal atau biasa disebut Vertical Electrical Sounding (VES) (Telford, et.al., 1990) Survey resistivitas (resistivity) 1D (sounding) dilakukan di wilayah Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pada area di sekitar kaki Gunung Gede. BAHAN & METODE PENELITIAN Tatanan Geologi Pengkajian terhadap hasil penelitian geologi terdahulu dilakukan sebelum pekerjaan lapangan dilaksanakan pada wilayah studi. Informasi yang diperoleh dari penelitian yang pernah dilakukan di daerah ini diuraikan seperti di bawah ini. Sudjatmiko (1972), dalam Peta Geologi Lembar Cianjur, telah menguraikan geologi wilayah studi dan sekitarnya secara regional. Berdasarkan peta tersebut diketahui bahwa batuan tertua yang tersingkap di wilayah studi terdiri dari breksi andesit piroksen bersisipan lava andesit yang telah terpropilitasi merupakan bagian dari hasil gunungapi tertua (Qot) yang membentuk perbukitan yang terpisah di bagian selatan daerah penelitian dengan ketebalan lapisan sampai dengan 550 m, sebagian besar daerah penelitian merupakan breksi dan lahar dari G.Gede (Qyg) yang tediri dari batupasir tufan, serpih tufan, breksi tufan dan aglomerat tufan, kemudian di sebelah baratlaut daerahpenelitian tersingkap aliran lava dari G. Gede (Qyl) yang berumur lebih tua dari Qyg. Batuan-batuan ini termasuk ke dalam batuan gunungapi yang berumur Kuarter. Aktivitas tektonik di daerah ini dimulai pada awal Tersier. Selanjutnya aktivitas tektonik Plio-Pleistosen mengaktifkan kembali produk tektonik periode awal tersier, membentuk sesar-sesar yang berarah umum timurlaut baratdaya dan baratlaut tenggara, pada wilayah studi diperlihatkan dengan adanya lineament-lineament. Rekahan-rekahan yang terbentuk menjadi zona lemah bagi kemunculan batuan-batuan vulkanik muda berumur Kuarter. Berdasarkan Peta Hidrogeologi Regional Indonesia Lembar Cianjur, yang disusun oleh Manaris Pasaribu, Wayan Mudiana, dan Yaya Sunarya (1998), cekungan airtanah daerah penelitian dapat dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah, yaitu wilayah airtanah dengan luah sumur antara 5 25 l/dtk, wilayah airtanah dengan luah sumur kurang dari 5 liter/dtk, dan wilayah airtanah langka/nir-akifer. Pada wilayah airtanah dengan luah sumur antara 5 25 l/dtk, sistem aliran airtanah umumnya melalui ruang antar butir, setempat melalui rekahan yang melampardi kaki bagian 70

timur G. Gede dan umumnya terdapat pada endapan gunungapi muda, terdiri dari beberapa lapisan akifer dengan ketebalan antara 2-50 m, kedalaman sumur antara 70 200 m di bawah muka tanah setempat, specific capacity sumur mencapai 329,18 m 2 /hari. Transmissivities lebih dari 659 m 2 /hari, muka airtanah statis bervariasi dari 30 hingga 1 m diatas muka tanah setempat (mengalir sendiri). Pada wilayah airtanah dengan luah sumur kurang dari 5 liter/dtk, sistem aliran airtanah umumnya melalui ruang antar butir, setempat melalui rekahan dan saluran pelarutan, terdiri dari endapan vulkanik muda berupa batupasir dan breksi, setempat pada batuan endapan Tersier, ketebalan berkisar antara 1 15 meter, keterusan berkisar antara 0,8 94 m 2 /hari, kedalaman sumur antara 70 150 m dibawah muka tanah setempat, specific capacity 5,11 35,20 m 2 /hari. Muka airtanah statis bervariasi antara 28 m dibawah muka tanah setempat hingga 0,8 m diatas muka tanah setempat (mengalir sendiri). Litologi akifer di daerah ini umumnya merupakan batuan vulkanik muda tak terpisahkan, terdiri dari batupasir tufan, breksi lahar, tuf, aglomerat tufan, dan bom-bom lava berongga, ketebalan mencapai 150 m. Permeabilitas umumnya berkisar antara 0,8 hingga 36,4 m 2 /hari. Keseluruhan data yang diperoleh dari penelitian terdahulu seperti tersebut di atas masih bersifat umum dan berskala regional. Deskripsi batuannya pun belum teruraikan dengan jelas, sehingga agak sukar untuk mendapatkan gambaran yang spesifik mengenai urut-urutan kejadian vulkanik (volcanic succession) dan hubungan di antara endapan vulkanik yang telah dihasilkan. Situasi ini menjadi semakin kompleks dengan langkanya data sumur pemboran di wilayah studi. Tentunya hal tersebut akan mempersulit pengamatan secara detail dengan cakupan area yang cukup luas. Oleh karena studi awal ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran volcanic succession secara lebih spesifik, maka dipilihlah lokasi-lokasi yang diperkirakan dapat mewakili wilayah studi untuk mengatasi keterbatasan waktu dan wilayah yang cukup luas. Metode Penelitian Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik, dimana setiap batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit, kepadatan batuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain sebagainya. Berdasarkan hal di atas, apabila arus listrik searah (Direct Current) dialirkan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda arus A dan B, kemudian diukur beda potensial yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus tersebut pada dua buah elektroda potensial M dan N, maka akan diperoleh harga tahanan jenis semu. Dalam penyelidikan geolistrik ini digunakan susunan elektroda dengan menggunakan metoda Schlumberger, dimana ke-dua elektroda potensial M - N selalu ditempatkan diantara dua buah elektroda arus A B. Parameter data yang diperoleh dari hasil pengukuran berupa harga arus (ma) dan harga potensial (mv), de- 71

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 2, Agustus 2014: 69-77 ngan menggunakan hukum Ohm akan diperoleh harga tahanan jenis semu setelah terlebih dahulu dikalikan dengan faktor jarak (k). Persamaan rumus untuk mencari harga tahanan jenis semu dengan metoda Schlumberger, adalah : ρs = k. V/I.. (1) k = π /ɭ [ (L/2)2 (l/2)2 ] (2) ρs = Tahanan jenis semu (Ω.meter) L = Jarak elektroda arus AB (m) V = Beda potensial (Volt) K = faktor jarak I = Arus listrik (Ampere) ɭ = Jarak elektroda potensial MN (m) π = konstanta (3,14) Nilai yang dihasil dari pengukuran pada survey geolistrik kemudian diolah untuk menjadi sebuah diagram blok 3 dimensi. Metode yang digunakan dalam membuat interpolasi secara 3 dimensi ini adalah metode interpolasi Inverse Distance Weightening Anisotropic. IDW Anisotropic ini melihat titik terdekat masing-masing pada zona 90 derajat di sekitar titik ketika menetapkan nilai simpul. Metode ini menggunakan eksponen tetap. Sebelum dilakukan interpolasi dari titik-titik duga tahanan jenis, terlebih dahulu melalui proses koreksi topografi sehingga interpolasi secara vertikal dan horizontalnya mendekati kondisi sebenarnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penafsiran data lapangan serta penampang tegak tahanan jenis yang diperoleh kemudian dikorelasikan dengan keadaan geologi setempat, menunjukkan bahwa lapisan batuan di daerah penyelidikan umumnya berasal dari endapan volkanik dan dapat dikelompokan berdasarkan kisaran nilai tahanan jenisnya. Hasil pengolahan untuk setiap titik duga geolistrik menunjukkan variasi nilai tahanan jenis dengan kedalaman yang terdeteksi dapat mencapai kedalaman 125 meter di bawah permukaan tanah setempat. Untuk memudahkan pembacaan, maka titik duga dikelompokkan ke dalam kelompok kelompok nilai resistivitas (Tabel 1). Secara umum daerah kajian menunjukkan kisaran nilai tahanan jenis antara 10 hingga 1000 Ωm. Pengelompokan nilai resistivitas tersebut selanjutnya dapat didistribusikan dalam bentuk peta kontur resistivitas. Kontur resistivitas dibuat pada beberapa posisi kedalaman mulai dari permukaan, hingga kedalaman optimum yaitu 125 meter. Melalui pengamatan pada kontur resistivitas, dapat diperoleh informasi mengenai sebaran nilai resistivitas pada daerah penelitian. Informasi ini berkaitan langsung dengan sebaran batuan dan potensi keberadaan akifer di lokasi penelitian. Melalui integrasi dengan data pemetaan dan pengetahuan mengenai geologi di lokasi penelitian, pemahaman mengenai Sistem hidrogeologi dan penyebaran sistem akifer dapat diperoleh. Pada diagram blok daerah penelitian dengan menggunakan metode interpolasi IDW Anisotropic, maka dihasilkan model batuan vulkanik berdasarkan nilai tahanan dengan visualisasi 3 dimensi seperti yang ditun-- jukkan pada gambar 4. Model batuan tersebut menjelaskan bahwa sebaran di permukaan dengan nilai tahanan jenis yang bervariasi dari 10-72

6500Ωm, diperlihatkan dengan warna hijau hingga merah. Batuan yang tersebar di daerah penelitian dikelompokkan menjadi 7 kelompok batuan, yaitu: Batuan berwarna merah dengan nilai tahanan jenis diatas 1000 Ωm merupakan batuan keras dinyatakan sebagai lava, batuan berwarna merah muda dengan nilai tahanan jenis 400-1000 Ωm diduga sebagai breksi padu, batuan berwarna coklat dengan nilai tahanan jenis 200-400 Ωm diduga sebagai breksi dengan komponen kerikilgravel, batuan berwarna kuning dengan nilai tahanan jenis 100-200 Ωm diduga sebagai breksi matriks supported dengan komponen berukuran granule-peble, batuan berwarna kuning muda dengan nilai tahanan jenis 50-100 Ωm diduga sebagai breksi matriks supported dengan komponen berukuran kerikil, batuan berwarna putih dengan nilai tahanan jenis 20-50 Ωm diduga sebagai tuff lapilian dan batuan berwarna hijau dengan nilai tahanan jenis dibawah 20 Ωm merupakan tuff padu. Diskusi Berdasarkan distribusi dan kontras nilai resisivitas yang merupakan perselingan antara klastik halus dan kasar yang lebih menunjukkan proses laharik. Lapisan batuan yang kemungkinan dapat berfungsi sebagai akifer mempunyai nilai tahanan jenis antara 200-400 Ωm yang ditafsirkan sebagai breksi dengan komponen kerikil-gravel, batuan bertahanan jenis antara 100-200 Ωm yang ditafsirkan sebagai breksi matriks supported dengan komponen berukuran granule-peble, dan batuan dengan nilai tahanan jenis 50-100 Ωm diduga sebagai breksi matriks supported dengan komponen berukuran kerikil. Sebaran ketiga batuan tersebut di daerah penelitian hampir merata yang didominasi oleh batuan breksi grain supported. (Gambar 5). Batuan dengan nilai tahanan jenis diatas 400 Ωm dan dibawah 50 Ωm diduga merupakan lapisan impermeable-semipermeable. KESIMPULAN Sesar-sesar yang berkembang pada daerah penelitian memiliki arah baratlaut-tenggara. Berdasarkan pada kelurusan-kelurusan yang ditemukan pada morfologi daerah penelitian dan ditunjang dengan perbedaan kontras dari nilai tahanan jenis, diduga bahwa adanya dua sesar utama dengan mekanisme dipslip seperti yang ditunjukkan sebagai garis hitam pada gambar 5. Kedua sesar tersebut menerus hingga bawah permukaan. Kedua sesar ini menyebabkan adanya fracture system yang berkembang pada endapan vulkanik di daerah ini. Oleh karena itu zona yang dibatasi oleh kedua sesar tersebut diduga memiliki nilai porositas yang lebih baik sebagai akifer yang didukung oleh rekahan-rekahan dengan intensitas yang lebih tinggi. Dengan demikian pada zona rekahan ini harus dikaji lebih dalam mengenai keterpengaruhan rekahan terhadap porositas batuannya. 73

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 2, Agustus 2014: 69-77 DAFTAR PUSTAKA Cas. R.A.F., & Wright, J.V., 1987, Volcanic Sucessions, Allen & Unwin (publisher), Ltd., 40 Museum Street, London. Fetter, 1988, Applied Geology, Merrill Pubs.co. Columbus Ohio United States of America. Heiken, G. & Wohletz, K. 1992. Volcanology and Geothermal Energy. University of California Press. Barkeley, Los Angeles, Oxford. Loke, M.H., 2000, Electrical imaging surveys for environmental and engineering studies; A practical guide to resistivity surveys, www.geoelectrical.com. Loke, M.H., 2004, COURSENOTES: 1- D electrical imaging surveys, www.geoelectrical.com. Munaris Pasaribu, dkk, 1998, Peta Hidrogeologi Indonesia Lembar Cianjur, Skala 1 : 100.000, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung. Murtianto, Edi, 1994, Peta Hidrogeologi Lembar Bogor, Jawa, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung. Reynold, J.M., 1998, An Introduction to applied and environmental geophysics, John Wiley and sons Inc, New York, p.415. Singhal,.B.B.S & Gupta R.P, 1999, Applied Hydrogeology of Fractured Rocks, 2 nd Edition, Springer, p.257. Sudjatmiko, 2003, Peta Geologi Lembar Cianjur, Skala 1 : 100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, Indonesia. Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff R.E, 1990, Applied Geophysics, 2 nd Edition, Cambridge University Press, p.522. Tabel 1. Pengelompokan nilai resistivitas di daerah penelitian ρ (.m) Keterangan < 20 Resistivitas amat rendah 20-40 Resistivitas rendah 41-60 Resistivitas menengah 1 61-80 Resistivitas menengah 2 81-120 Resistivitas menengah 3 121-200 Resistivitas menengah 4 201 400 Resistivitas tinggi 401-1000 Resistivitas amat tinggi 74

Gambar 1. Lokasi Penelitian ( dikutip dari Google Earth TM ) Gambar 2. Peta Geologi Rergional dan Lokasi daerah Penelitian (Sudjatmiko, 1972) 75

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 2, Agustus 2014: 69-77 Gambar 3. Kontur Resistivitas pada berbagai kedalaman di lokasi penelitian 76

Gambar 4. Model 3 dimensi batuan berdasarkan tahanan jenis dengan interpolasi IDW Anisotropic. Gambar 5. Sebaran batuan permeable yang ditafsirkan sebagai akifer pada daerah penelitian 77