Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Baru. (Suatu Perbandingan Eksegesis Galatia 3:28 & 1 Timotius 2:11-15) Oleh Queency Christie Wauran PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

Level 2 Pelajaran 11

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Surat Paulus kepada Titus

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Itu? Apakah. Pernikahan

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Belajar dari Kristus

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM Kristus Yesus. Siapa yang merdeka?

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Surat Paulus kepada jemaat Roma

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB PENGUASA. penguasa/otoritas dalam agama. Kita bahkan tidak bisa setuju tentang ejaan untuk

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann

1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman [jemaat Efesus] a

1 Timotius. 1 1 Dari Paulus, rasul* Kristus Yesus.

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Respon & Tanggung Jawab Umat Tebusan Tuhan 1 Ptr. 1:13-16 Ev. Calvin Renata

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Makam dari Sebna (British Museum)

Gereja Menyediakan Persekutuan

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I)

Apa Gereja 1Uhan Itu?

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

Bagaimana Aku Dapat Meminta Allah untuk KESEMBUHAN FISIK? Panduan alkitabiah DAVID J. SMITH

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

Surat Paulus yang pertama kepada Timotius

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

Buku buku Perjanjian Baru

MENGHAKIMI ATAU TIDAK MENGHAKIMI?

Seri Iman Kristen (4/10)

ROH KUDUS DAN KARUNIA ROH. Lesson 8 for February 25, 2017

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Pertumbuhan Dalam Masyarakat

Dalam Hal-hal Apa Gereja Tuhan Itu Seperti Satu Tubuh

UNION WITH CHRIST PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata

Hubungann Kita Dengan Orang Lain

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus

Hukum Taurat Atau Anugerah 2/4 Wednesday, 27 July 2011

Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup?

Saya Dapat Menjadi Pekerja

Tugas Seorang. Istri

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Relasi Tuan dan Hamba Eksposisi 1 Ptr. 2:18-20 Ev. Calvin Renata, M.Div.

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

Pembaptisan Air. Pengenalan

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik.

Surat Paulus kepada jemaat Efesus

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan

Apa yang telah Dipakukan di atas Salib? Sebuah Kajian terhadap Kolose 2

Bagaimana kasih karunia menjadi BERLIMPAH-LIMPAH ketika dosa bertambah banyak? Kasih karunia cukup untuk mengampuni setiap dosa.

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Peran wanita yang memuliakan Allah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

ANAK-ANAK ALLAH DAN AHLI WARIS (Galatia 3: 26-29) ALLAH MENGUTUS ANAKNYA (Galatia 4: 4)

1 1 Dari Paul, hamba Allah dan rasul

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan

IBRANI 6:4-8 SEBAGAI PERINGATAN TERHADAP BAHAYA KEMURTADAN

Cerita besar hidup manusia

Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

Transkripsi:

Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Baru (Suatu Perbandingan Eksegesis Galatia 3:28 & 1 Timotius 2:11-15) Oleh Queency Christie Wauran PENDAHULUAN Sebagai orang Kristen yang mengasihi Tuhan pasti dia akan melayani Tuhan. Dan kita bisa menjumpai orang-orang tersebut di dalam gereja, terlibat dalam pelayanan gereja. Jika kita pernah mengamati maka kita akan menemukan bahwa sebagian besar anggota jemaat adalah perempuan. Dan ada banyak perempuan yang mengambil bagian pelayanan atau terlibat dalam pelayanan di dalam gereja dibanding dengan laki-laki. Perempuan cukup memainkan peranan yang penting dalam pelayanan gereja. Contohnya sebagian besar guruguru sekolah minggu yang melayani anak adalah perempuan. Penari altar dalam gereja lebih banyak perempuan, jarang kita melihat penari laki-laki dalam gereja. Kita pun lebih sering melihat perempuan menjadi pemimpin pujian dan singers di setiap ibadah minggu. Pengkhotbah perempuan juga adalah hal yang biasa dalam ibadah. Dan dalam beberapa gereja saya menemukan dalam ibadah-ibadah tengah minggu lebih banyak perempuan yang datang daripada laki-laki. Jumlah kehadiran dalam ibadah kaum ibu jauh lebih banyak dibandingkan ibadah kaum pria. Ini jelas menunjukkan perempuan cukup penting dalam gereja dan memang begitu. Namun tidak semua gereja memiliki pemahaman yang sama mengenai keterlibatan perempuan dalam pelayanan. Di sebagian gereja, perempuan menjadi penting dan berharga karena mereka melakukan sebagian besar pelayanan. Ada beberapa denominasi gereja yang mengangkat perempuan sebagai gembala jemaat dan membolehkannya untuk berkhotbah. Dalam konteks gereja-gereja di Indonesia, tidak sedikit gereja yang menahbiskan perempuan sebagai gembala. Pengkhotbah-pengkhotbah perempuan juga sering ditemui dalam gereja-

gereja. Tetapi ada sebagian denominasi gereja juga yang membatasi keterlibatan perempuan dalam gereja dan tidak membolehkannya untuk berkhotbah bahkan tidak mengijinkan seorang perempuan menjadi gembala. Bahkan ada gereja yang membatasi peran perempuan dan tidak mengijinkannya mengajar. Inilah realita yang terjadi dalam pelayanan gereja masa kini. Setiap pelayan Tuhan seharusnya memiliki cara pandang yang alkitabiah mengenai seberapa penting perempuan dalam gereja. Alkitab secara jelas berbicara tentang perempuan. Dari kitab Kejadian sepanjang sejarah sampai kitab Wahyu mencatat mengenai perempuan. Tempat perempuan dalam gereja pun telah mendapat perhatian khusus dari ahli-ahli teologi di awal abad 20. Ayat yang paling sering diperdebatkan soal perempuan adalah 1 Timotius 2:11-15. Dalam makalah ini, saya akan mencoba membahas mengenai perempuan-perempuan dalam kerajaan baru berdasarkan Galatia 3:28 dan 1 Timotius 2:11-15 melalui eksegesis dan mencoba membandingkannya. EKSEGESIS GALATIA 3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Mengapa Paulus memasukkan tiga kategori ini dalam ayat tersebut: orang Yahudi atau orang Yunani, hamba atau orang merdeka, dan laki-laki atau perempuan? Hal ini ternyata berkaitan dengan kepercayaan orang Yahudi khususnya pada formula mereka waktu doa pagi. Dalam doa pagi biasanya seorang Yahudi atau laki-laki Yahudi akan bersyukur kepada Tuhan bahwa mereka tidak diciptakan sebagai orang asing, atau sebagai budak, maupun sebagai perempuan. Alasan mereka bersyukur tersebut karena adanya berbagai

pembatasan dalam hal keuntungan-keuntungan rohani yang berbeda bagi perempuan dibandingkan bagi seorang laki-laki Yahudi. 1 Paulus memakai doa itu, tetapi memutarbalikkannya sama sekali, sehingga menjadi suatu ucapan baru yang berbunyi bahwa perbedaan-perbedaan kuno itu telah lenyap, semuanya telah satu di dalam Kristus. 2 Sekalipun Paulus hanya menggunakan ketiga kategori diatas alasannya karena ketiga hal tersebut adalah hal yang umum bagi orang Yahudi. Alasan yang sepenuhnya dari Paulus adalah dia menggunakan itu sebagai simbol bahwa semua perbedaan yang membedakan semuanya itu telah dihancurkan oleh karena penebusan Yesus. 3 Perhatian Paulus disini ditunjukkan kepada praktik kehidupan dalam gereja dimana semua, baik orang Yahudi maupun non Yahudi, budak atau orang merdeka, laki-laki dan perempuan sama-sama menjadi anggota dalam gereja. Bukan dalam hal kekhususan mereka tapi dalam ketidaksamaan peran rohani mereka, itulah yang dihapuskan oleh Yesus. 4 Maka tidak ada lagi perbedaan diantara seluruh jemaat dan tanpa terkecuali semua sudah menjadi anak-anak Allah. Kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus, ini adalah sebuah pernyataan yang sangat luar biasa. Hukum Taurat menciptakan banyak pertentangan dan perbedaan, bukan hanya di antara pribadi maupun bangsa, tetapi juga di antara berbagai macam makanan dan binatang. Dan Yesus Kristus datang bukan untuk memisahkannya tetapi untuk menyatukannya. Ini pasti adalah berita yang sangat baik bagi orang Kristen di Galatia karena dalam masyarakat, budak dianggap sebagai bagian dari milik tuannya, sementara perempuan 1 F. F. Bruce. NIGTC The Epistle to the Galatians (Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1998), 187. 2 William Barclay. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat-surat Galatia & Efesus. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 53. 3 R. Alan Cole. Tyndale New Testament Commentaries Galatians. (Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1998), 156. 4 F. F. Bruce. NIGTC The Epistle to the Galatians. (Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1998), 189.

hanya dikurung dan tidak dihormati, dan orang asing adalah tetap sebuah ejekan bagi orang Yahudi. 5 Ini tidak berarti bahwa ras, status politik, atau jenis kelamin kita diubah ataupun ditukar, tetapi ini berarti bahwa ketika kita datang kepada Tuhan secara rohani atau saat kita masuk dalam hubungan rohani kita dengan Allah melalui Yesus Kristus, semua hal tersebut tidak ada artinya dan nilainya atau tidak menghalangi kita. 6 Ayat 28 ini Paulus menyetujui tradisi Yesus mengenai kesetaraan penuh di dalam Kristus, walaupun uraiannya mengenai suami sebagai kepala dan ketundukan istri (Ef. 5:22-23) menunjukkan bahwa kedudukan rohani tidak meniadakan gender dan perbedaan-perbedaan adat antara laki-laki dan perempuan. 7 Sesuai dengan konteks dari perikop ini, Paulus menguraikan bahwa semua janji yang Allah berikan kepada Abraham terpenuhi dalam Kristus. Berkat janji Abraham itu sampai kepada bangsa-bangsa lain karena Yesus (ayat 29). Jadi jika kita ada dalam Kristus maka kita mewarisi janji-janji itu. Berkat janji Allah itu tidak didapatkan melalui melakukan Hukum Taurat tetapi melalui tindakan iman dalam anugerah Allah yang cuma-cuma. Perbedaan dan pemisahan yang sangat kuat di antara sesama manusia bisa teratasi bukan karena usaha manusia, melainkan kasih karunia Allah saja yang dapat mempersatukannya. Jadi dalam ayat 28, Paulus menyingkirkan semua perbedaan suku, warna kulit, bangsa, sosial, dan seksual dalam kaitan dengan hubungan rohani seseorang dengan Yesus Kristus. Semua dalam Kristus adalah sama-sama ahli waris dari "kasih karunia, yaitu kehidupan" (1Pet 3:7), Roh yang dijanjikan (ayat Gal 3:14; 4:6), dan pembaharuan menurut gambar Allah (Kol 3:10-11). Pada pihak lain, dalam konteks persamaan rohani, laki-laki tetap 5 Warren W. Wiersbe. Be Free An Expository Study of Galatians. (Wheaton, Illinois: Victor Books, 1981), 84. 6 Warren W. Wiersbe. Be Free An Expository Study of Galatians. (Wheaton, Illinois: Victor Books, 1981), 84. 7 Leland Ryken, dkk. Kamus Gambaran Alkitab. (Surabaya: Momentum, 2011), 836.

laki-laki dan wanita tetap wanita (Kej 1:27). Peranan yang ditetapkan Allah bagi mereka dalam pernikahan dan masyarakat tidak berubah (1Pet 3:1-4). 8 EKSEGESIS 1 TIMOTIUS 2:11-15 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Kata berdiam diri (silence) dalam ayat ini kurang bagus karena seperti memberikan kesan bahwa seorang perempuan yang percaya jangan pernah membuka mulut dalam pertemuan. Sebenarnya kata ini sama dengan kata yang diterjemahkan hidup tenang dalam ayat 2. Beberapa perempuan mungkin menyalagunakan kebebasan mereka dalam Kristus dan membuat kekacauan dalam ibadah-ibadah dengan menginterupsi. Inilah masalah mengapa Paulus menegur mereka. 9 Kata patuh dalam ayat ini diterjemahkan dengan menggunakan kata penundukan (submitting) dan tunduk (submit) dalam Efesus 5:21-22 dan Kolose 3:18. Secara literal artinya adalah memposisikan dibawah (to rank under). Ini berkaitan dengan perintah dan otoritas bukan dengan nilai atau kemampuan. 10 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. Pada ayat ini, terdapat dua larangan yang disampaikan Paulus. Pertama, perempuan tidak diizinkan mengajar laki-laki dan kedua, tidak diizinkan memimpin laki-laki. Kedua fakta ini sebenarnya bukan suatu ajaran baru dalam Alkitab. Ini jugalah fakta dalam komunitas umat Israel Perjanjian Lama di mana laki-laki memiliki peranan penting baik dalam keluarga dan komunitas umat Israel. Laki-laki adalah pengajar dan pemimpin bagi 8 http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=gal%203:28%203:29%204:12%205:13%206:1&tab=te xt#n1, diakses pada tanggal 15 Maret 2013. 9 Warren W. Wiersbe. Be Faithfull. (Wheaton, Illinois: Victor Books, 1986), 36-37. 10 Warren W. Wiersbe. Be Faithfull. (Wheaton, Illinois: Victor Books, 1986), 36-37.

kaum wanita dan keluarga. Kedua aspek ini jugalah yang ditekankan Paulus kepada Timotius yang menggembalakan jemaat Efesus saat itu. Walaupun sepertinya ayat 11-12 ini bertentangan bagi perempuan, sebenarnya ayat ini memberikan pemahaman yang mendasar. Maksudnya adalah janganlah seorang perempuan mencoba mengambil bagian pekerjaan yang sebenarnya tidak cocok dengan tujuan yang sebenarnya dia diciptakan. Bisa dikatakan janganlah seekor burung berusaha tinggal di bawah air. Jadi, janganlah perempuan menginginkan untuk berotoritas di atas laki-laki dengan mengajar mereka dalam ibadah. Karena bagi diri dan keselamatan rohani sebuah gereja, hal atau alat yang tidak kudus sesuai dengan otoritas ilahi itu dilarang. 11 Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. Dalam 1 Korintus 11:9, Paulus telah menggunakan pendapat ini bahwa prioritas penciptaan manusia menempatkan laki-laki pada posisi yang menguntungkan atas perempuan. Asumsi ini bisa jadi bahwa dalam awal penciptaan, Allah telah mengatur aturan yang harus diikuti untuk menentukan aturan yang benar tentang jenis kelamin. Pointnya adalah manusia diatur sebagai pasangan (Adam dan Hawa). Hawa dimaksudkan sebagai teman Adam. Hubungan mereka bukan untuk dipahami sebagai persaingan tapi untuk saling melengkapi. 12 Juga kata karena dalam ayat ini tentu memberitahukan suatu alasan kenapa Paulus melarang perempuan mengajar dan memerintah laki-laki. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Kata lagipula menghubungkan ayat 14 ini dengan ayat 13, Paulus dengan jelas memberitahukan bahwa kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa tidak terlepas dari 11 William Hendrickson. New Testament Commentary Eksposition of The Pastoral Epistles. (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1957), 109. 12 Donald Guthire, The Pastoral Epistles An Introduction And Commentary. (Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1999), 87.

kelemahan Hawa yang gampang tergoda. Paulus di sini bukan mempersalahkan bahwa apa yang terjadi pada waktu itu sepenuhnya merupakan tanggungjawab Hawa sebagai orang yang terlebih dahulu tergoda dan melanggar perintah Allah. Sebagai fakta, pada saat Allah menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden, Allah telah menetapkan Adam sebagai pemimpin bagi Hawa. Itulah sebabnya jika memperhatikan catatan kejadian kejatuhan manusia ke dalam dosa, sangat jelas bahwa ketika Hawa tergoda dan memakan buah yang dilarang itu, tidak ada yang terjadi pada Hawa dan Adam, semuanya masih sama seperti sebelum memakan buah itu. Tetapi perubahan terjadi ketika Hawa memberikan buah itu kepada Adam dan memakannya, mereka baru mengetahui mereka telah melanggar perintah Allah. Hal ini terjadi karena Allah menetapkan Adam sebagai pemimpin dan kegagalan Adamlah yang membuat manusia jatuh ke dalam dosa. 13 Itulah mengapa Paulus menulis uraian dalam suratnya kepada jemaat Roma bahwa kegagalan Adam di taman Eden membuat semua orang terjerumus ke dalam dosa (Roma 5:12-21) dan bukannya karena kesalahan Hawa. Tetapi dengan ketaatan Adam yang kedua yaitu Yesus Kristus semua orang (yang percaya) memperoleh hidup yang kekal. Rasul Paulus menambahkan bahwa peran perempuan untuk tunduk kepada suaminya adalah sudah menjadi sifatnya sejak penciptaan karena Adam yang pertama diciptakan dan barulah Hawa. Sesuai Kejadian 2:21-23, Tuhan Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam. Matthew Henry menjelaskan dengan sangat indah implikasi kebenaran ini: Perempuan tidak diciptakan dari kepala Adam untuk dikuasainya, bukan pula dari kaki Adam untuk diinjak-injak olehnya, tapi diambil dari sisi tulang rusuk Adam supaya sama dengannya, dan dekat dengan hatinya untuk dikasihi. 14 Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan. 13 Apa peranan perempuan dalam gereja. 14 The Expositors Bible Commentary Volume 11 Ephesians-Philemon (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1978), 362.

Sebenarnya ayat ini sulit untuk dijelaskan dan dimengerti. Dari beberapa penafsiran mengakui ini adalah ayat yang sukar dipahami. Ada versi yang sedikit berbeda, dalam terjemahan baru bahasa Indonesia menulis ia tapi terjemahan bahasa Inggris (KJV) menulis they. Secara literal maka ditulis, tetapi perempuan akan diselamatkan dengan melahirkan anak, asal mereka percaya Kata diselamatkan (sōzō) dalam Perjanjian Baru digunakan untuk kesembuhan fisik (kebanyakan dalam Injil) dan juga keselamatan rohani (kebanyakan dalam surat-surat). Mungkin kedua arti tersebut ada dalam ayat ini. Seorang isteri mungkin mengalami kesembuhan fisik dan tingkat rohani yang tinggi melalui mengandung dan membesarkan anak. Mereka mungkin berarti perempuan, tapi itu mungkin menunjukkan suami dan isteri. 15 Manfred T Brauch menuliskan bahwa sesuai dengan konteks bacaaan maka ada dua pengertian dari ayat ini. Pertama, jika ada satu kebenaran yang banyak diungkapkan Paulus kepada para pendengar dan pembacanya, kebenaran itu adalah bahwa keselamatan tidak didapatkan melalui pelaksanaan perbuatan dan tugas atau peranan tertentu. melainkan karena iman dalam Yesus Kristus. Karena itu kita tidak dapat menyimpulkan bahwa Paulus berbicara tentang keselamatan pribadi. Yaitu, perempuan tidak diselamatkan dengan cara yang lain dari laki-laki. Kedua, ayat 15 merupakan kesimpulan dari seluruh paragraf. Dalam I Timotius 2:9-14 perintah khusus terhadap perernpuan bersifat terbatas dan negatif. Ayat 15 dimulai dengan kata "tetapi", dan apa yang dikatakan tersebut jelas dimaksudkan sebagai pernyataan yang positif. Berbagai pembatasan yang dilakukan terhadap perempuan sekarang sudah jelas. Pembatasan tersebut bukanlah norma-norma yang absolut, atau kondisi penting yang ditentukan oleh jenis kelamin; melainkan penyesuaian yang perlu berdasarkan situasi 15 The Expositors Bible Commentary Volume 11 Ephesians-Philemon (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1978), 362.

historis, di mana keefektifan para penginjil di jemaat-jemaat yang masih muda dipertaruhkan. 16 Dalam bagian nats 1 Timotius 2:11-15 ini Paulus sebenarnya tidak menyinggung atau memberikan indikasi suatu tradisi daerah Yunani (Efesus termasuk wilayah Yunani). Dalam konteks perikopnya, sebenarnya 1 Timotius 2:1-7 membahas tentang doa jemaat dan tentu berhubungan dengan ibadah, doa dan kebaktian jemaat. Maka ayat 8-15 masih dalam konteks ibadah juga. Paulus dengan tegas mengatakan bahwa perempuan tidak memiliki tempat dalam pengajaran dan kepemimpinan suatu ibadah jemaat. 17 Melalui keseluruhan surat 1 Timotius, maka jelas konteksnya bahwa keutuhan iman Kristen berada dalam keadaan kritis. Ada beberapa orang dalam jemaat yang mengajarkan doktrin-doktrin palsu dan dipenuhi dengan mitos-mitos dan gagasan spekulatif lainnya yang bertentangan dengan iman yang benar dan tulus (I Timotius 1 :3-4). Beberapa orang telah terjerat ke dalam perdebatan yang sia-sia, mau menjadi pengajar Hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang mereka kemukakan (1 :6-7). Ada keprihatinan yang menyeluruh untuk mempertahankan dan menjaga kebenaran iman (1:19; 2:4-7; 3:14-16; 4:1-3. 6-7,16; 6:1-5,12). Walaupun tidak diketahui secara jelas tentang isi pengajaran palsu ini namun sepertinya pengajaran palsu ini mengarah kepada diabaikannya kebiasaan dan tingkah laku yang pantas dalam jemaat (2:8-15) dan juga penolakan terhadap lembaga perkawinan (4:3). Ada juga penekanan secara khusus kepada para janda muda (5:9-15), yang dinasihatkan untuk menikah, mempunyai anak, dan memimpin rumah tangga mereka (5:14). Jika peranan yang normal dan sudah diatur secara sosial ini diabaikan atau ditolak, maka perempuan-perempuan 16 Manfred T. Brauch, Ucapan Paulus Yang Sulit, (Malang: Literatur SAAT, 1997), 274. 17 Ibid

ini cenderung "menyebarkan gosip" dan "mencampuri soal orang lain dan mengatakan halhal yang tidak pantas" (5:13). Jadi, ucapan Paulus yang bersifat membatasi dalam I Timotius 2: 11-12 harus dimengerti dalam konteks di mana pengajaran palsu sedang menjadi masalah. Larangan secara umum untuk menentang semua orang yang "mengajarkan ajaran lain" (1:3) sekarang secara khusus difokuskan pada para perempuan yang telah menjadi mangsa dari pengajaran palsu semacam itu atau terlibat dalam penyebarannya. Ada sesuatu yang lebih penting juga yaitu kerapian atau keteraturan dalam ibadah (ay. 13-15). Karena Adam dan Hawa melanggar perintah Allah itu menyebabkan ketidaksesuaian hukum alam untuk jenis kelamin yang kemudian mengakibatkan ibadah yang tidak rapi (1 Kor. 11:2-16). Paulus berharap jika gereja menaati aturan-aturan tersebut maka gereja akan mengalami tiga hal yaitu mereka akan berdoa untuk pemerintahnya supaya penganiayaan akan dikurangi, mereka akan mendiamkan ajaran pengajaran sesat, dan gereja akan menyatakan Allah sesuai Kejadian 1-3 sebagai Allah yang benar. 18 PERBANDINGAN EKSEGESIS Untuk memahami perempuan-perempuan dalam kerajaan baru, maka melalui eksegesis kedua nats di atas dapat dimengerti bahwa kedua nats tersebut menjelaskan dengan baik bagaimana kedudukan seorang perempuan Kristen yang sudah percaya di hadapan Tuhan (Gal. 3:28) dan melalui nats 1 Tim. 2:11-15 memberikan penjelasan bagaimana peran dan sampai di mana seorang perempuan dapat terlibat dalam ibadah jemaat. Dalam Galatia 3:28 berbicara tentang kedudukan perempuan dalam keselamatan adalah sama dengan laki-laki. Ketika percaya kepada Tuhan maka sama-sama dianggap sebagai anak-anak Allah, sebagai pewaris janji-janji Allah. Jadi ayat ini dipandang dari sisi 18 Andy, Brake. Diktat Teologi Perjanjian Baru. (Makassar: STT Jaffray, 2013), 65-66.

rohani. Sedangkan dalam 1 Timotius 2:11-15 itu harus dipandang dari sisi praktikanya. Ada masalah yang muncul dalam jemaat disebabkan oleh perempuan-perempuan yang mendominasi dalam ibadah gereja. Dalam Galatia 3:28 semua perbedaan rohani ketika seseorang datang kepada Tuhan itu semua telah dihapuskan. Jadi bagian ini berbicara tentang kedudukan sedangkan dalam 1 Timotius 2 itu berbicara tentang posisi dan otoritas yang sebenarnya bahwa perempuan berada di bawah otoritas laki-laki. Itulah sebabnya mengapa seorang perempuan tidak bisa memimpin laki-laki. Ia bisa saja terlibat dalam ibadah ataupun mengajar tetapi harus berada di bawah otoritas atau kepemimpinan laki-laki. Dan ini menjelaskan dengan baik hubungan Kristus dan jemaat maupun hubungan suami isteri (1 Kor. 11:3). Jadi walaupun ini berdasarkan pada kasus yang terjadi dalam jemaat namun sebenarnya Paulus menjelaskan kembali dasarnya hubungan yang harus terjadi dan bagaimana itu diterapkan dalam ibadah jemaat. KESIMPULAN DAN APLIKASI Berdasarkan pembahasan Galatia 3:28 dan 1 Timotius 2:11-15 mengenai perempuanperempuan dalam kerajaan baru, maka dapat disimpulkan bahwa Allah tidak membedakan manusia antara laki-laki dan perempuan keduanya diciptakan oleh Allah dalam keadaan sama derajat, sejajar, dan sama nilai di hadapan Allah. Tidak ada yang lebih penting dan kurang penting, tidak ada istilah yang satu lebih tinggi daripada yang lain. Penebusan Yesus Kristus telah meniadakan segala perbedaan tersebut dan membuka jalan masuk yang sama bagi semuanya.tuhan menghendaki agar ibadah berjalan dengan rapi dan tidak ada kekacauan. Seorang laki-laki seharusnya mengambil bagian terbesar dalam ibadah jemaat. Perempuan tidak seharusnya mengambil hak laki-laki atau memerintah laki-laki, baik dalam jemaat maupun dalam keluarga. Perempuan wajib untuk tunduk kepada suaminya dan melakukan

bagiannya sama seperti gereja kepada Tuhan. Pembatasan peran perempuan dalam pelayanan mengandung arti bahwa dengan begitu ada banyak cara lain yang Allah bisa gunakan bagi perempuan untuk kemuliaan nama-nya. Aplikasi yang dapat diterapkan dari pembahasan di atas bagi gereja sekarang ini adalah secara rohani tidak ada perbedaan apapun dalam jemaat. Kita tidak boleh membedabedakan jemaat karena Kristus mengasihi jemaat-nya. Dalam pelayanan, gembala tidak seharusnya membedakan pelayanan jemaat yang ia kerjakan atau lebih mengutamakan anggota jemaat yang satu daripada yang lain. Dalam kepemimpinan gereja, pemimpin jemaat haruslah laki-laki. Dan peran perempuan dalam pelayanan, seorang perempuan tetap boleh berkhotbah ataupun mengajar tetapi dia tidak bisa menjadi gembala sesuai dengan posisinya karena perempuan harus tunduk pada otoritas laki-laki, di bawah kepemimpinan laki-laki. Perempuan-perempuan Kristen harus menjadi teladan dalam jemaat dengan tidak mempermalukan suaminya. KEPUSTAKAAN Alkitab. Terjemahan Baru. Lembaga Alkitab Indonesia, 2008. Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat-surat Galatia & Efesus. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003. Brauch, Manfred T. Ucapan Paulus Yang Sulit. Malang: Literatur SAAT, 1997. Brake, Andy. Diktat Teologi Perjanjian Baru. Makassar: STT Jaffray, 2013. Bruce, F. F. NIGTC The Epistle to the Galatians. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1998. Cole, R. Alan. Tyndale New Testamnet Commentaries Galatians. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1998.

Guthire, Donald. The Pastoral Epistles An Introduction And Commentary. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1999. Hendrickson, William. New Testament Commentary Eksposition of The Pastoral Epistles. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1957. Ryken, Leland dkk. Kamus Gambaran Alkitab. Surabaya: Momentum, 2011. Wiersbe, Warren W. Be Faithfull. Wheaton, Illinois: Victor Books, 1986.. Be Free An Expository Study of Galatians. Wheaton, Illinois: Victor Books, 1981. The Expositors Bible Commentary Volume 11 Ephesians-Philemon Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1978.