PENDAHULUAN BABI Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Melalui pendidikan akan melahirkan generasi-generasi

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

FUNGSI DAN KEDUDUKAN MONITORING DAN EVALUASI DALAM PENGEMBANGAN KTSP MA DEPAG PROVINSI JABAR Bahan Sajian oleh Babanng Robandi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

EFEKTIFITAS PERUBAHAN KURIKULUM TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SDN 03 PAGI CIRACAS)

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Wajar kalau setiap sekolah mengalami banyak kendala walaupun. persoalannya berbeda-beda tapi substansinya sama yaitu bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dengan adannya implementasi Kurikulum 2013 yang baru diselenggarakan maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. terencana, terarah, dan berkesinambungan. kurikulum yang lebih baik, dalam arti yang seluas-luasnya, bukan

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDABULUAN. metode pengajaran yang digunakan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Buku

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH. Farida Nurhasanah Surakarta 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kurikulum, silabus dan RPP merupakan satu rangkaian yang tak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA SMA, SMK, MA, DAN MAK DI WILAYAH KOTA KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut. Analisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan naturalistik yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu dari tujuan pendidikan nasional seperti ada pada UU Nomor

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya

Daftar lsi. Abstract... Kata Pengantar... Daftar lsi... Daftar Tabel... Daftar Garnbar... Daftar Lampi ran... BABI PENDAHULUAN...

Contoh Evaluasi Program Sekolah Bidang Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. suatu sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan nilai yang bagus dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di satu sisi,

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan di bidang teknologi informasi belakangan ini berkembang

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN ' 4 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan terus menerus diupayakan dengan berbagai strategi sehingga mutu pendidikan di Indonesia yang disebut oleh berbagai kalangan sangat tertinggal dari Negara lain dapat segera ditingkatakan, persoalan ini menyebabkan digulirkannya perubahan kurikulum. Perubahan digulirkan dengan sengaja manakala dari hasil evaluasi ada salah satu atau beberapa komponen yang harus diperbaiki atau di ubah sehingga dalam rangka menuju kurikulum yang ideal dan aktual menyebabkan sampai saat ini sudah ada enam kurikulum berlaku di Indonesia Kurikulum yang berlaku saat ini diberi nama KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang telah diberlakukan berdasarkan Permen Diknas No.22 Tahun 2006. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Hampir 4 tahun kurikulum ini berjalan, namun apakah implementasinya sudah sesuai dengan yang diharapkan. Percepatan arus informasi dalam eraglobalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan, dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro maupun mikro, demikian halnya dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasioml senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Salah satu kompenen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu sejak bangsa Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak

2 > bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum. Dalam hal ini, k:urikulum dibuat oleh pemerintah pusat secara sentralistik, dan diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah air Indonesia. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan, Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa memegang perananan penting dalam suatu sistem pendidikan (Sukmadinata, 2008), Maka kurikulum sebagai alat untuk tujuan harus mampu mengantarkan anak didik sebagai manusia yang bertaqwa,cerdas, terampil dan berbudi luhur, berilmu, bermoral, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus diajarkan kepada murid semata-mata, melainkan sebagai aktivitas pendidikan yang direncanakan untuk dialami, diterima, dan dilakukan. Pelaksanaan KTSP bagi para guru di ketahui dari beberapa penelitian dibeberapa daerah belum memuaskan, antara lain basil penelitian Murniaty Simorangkir dkk di 4 kabupaten di Sumatera Utara di simpulkan bahwa sebagian besar sekolah belum mengembangkan silabus kimia, modul dan RPP belum sempurna dan kurangjelasnya persepsi guru terhadap KTSP. lsi atau pesan-pesan kurikulum akan dapat dicema oleh peserta didik hila guru-gurunya terus berupaya membemuk dan menjalankan tugasnya sesuai dengan pesan-pesan kurikulum yang berlaku. Sejalan dengan hal tersebut peneliti ingin mengetahui sejauh mana hal-hal tersebut sudah terlaksana diprovinsi Aceh dan kendala apa yang mungkin di hadapi sehingga dapat diupayakan solusi bagi permasalahan ini hila memang ada nantinya. Kimia sebagai sebagai satu disiplin ilmu turut ambil andil dalam pengembangan teknologi yang kini telah mencapai puncak kecanggihan (sophisticated) dan mengisi berbagai dimensi kebutuhan hidup manusia.era global yang ditandai dengan kemajuan teknologi informatika, industri otomatif, perbankan, dan dunia bisnis lainnya, menjadi buktinyata adanya peran kimia dalam revolusi teknologi {Depag, RI.2004). Berdasarkan pantauan selama ini pelajaran kimia masih menjadi mata pelajaran yang kurang menarik bagi para siswa dan dianggap mata pelajaran yang

3 sulit difahami, hal ini memun~nkan dikarenakan masih lemahnya metode yang diterapkan oleh para guru dalam rangka mendekatkan teori-teori ldmia dengan kehidupan sekitar siswa (contextual) sebagai mana yang diharapkan oleh kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sejauh ini KTSP masih dianggap sebagai kurikulum yang ideal dan aktual bagi ranah pendidikan Indonesia. namun demikian kurikulum tersebut tidaklah pemah memberikan basil seperti yang diharapkan hila pengimplementasiannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi kurikulum dapat di artikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran, dimana salah satu factor pelaksananya adalah karakteristik pengguna kurikulum itu sendiri yang meliputi: pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kunkulum serta kemampuannya untui. merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran Sukses tidaknya implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut dalam pembelajaran, kemampuan tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap implementasi kurikulum.namun demikian dalam rangka implementasi ini tetap diperlukan monitoring,evaluasi atau supervisi. Berdasarkan data tahun 2004 jumlah pengawas 21.627 orang. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan sekolah yang menjadi sasaran supervisi_, selain itu letak geografis sekolah yang menyulitkan supervisi, sehingga pengawasan proses pembelajaran belum dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Faktor yang turut berpengaruh terhadap rendahnya efisiensi pendidikan adalah rendahnya kemampuan pengelolaan berbagai masukan pendidikan baik dalam menjalankan proses pembelajaran maupun dalam pengelolaan pendidikan secara keseluruhan, baik pada tingkat satuan pendidikan maupun pada pengelola pendidikan yang ada di atasnya Lemahnya fungsi supervisi pendidikan, baik yang dilakukan oleh tenaga fungsional seperti pengawas sekolah untuk tingkat SD dan/atau pengawas bidang studi untuk tingkat SMP dan SMA/SMK, maupun supervisi oleh kepala sekolah sebagai manajer sekolah. Kelemahan pada aspek perencanaan, kegiatan

4 > 1.2. pembelajaran, dan evaluasi basil belajar tidak termonitoring secara efektif oleh para supervisor, sehingga kelemahan-kelemahan pada proses pembelajaran tidak dapat teridentifikasi secara akurat. Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Renstra ini. Sistem ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 dengan basil yang dicapai berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui kegiatan dan/atau program pendidikan nasional di setiap satuan, jenjang, jenis, dan jalur pendidikan secara berkala. (DEPDIKNAS,2005). Untuk menjawab permasalahan ini penulis ingin melaksanakan penelitian denganjudul: "Analisis Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Mata Pelajaran Kimia SMA di Aceh" Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan darnpak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. ldentifikasi masalah Susuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas maka peneliti mengidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi KTSP pada mata pelajaran kimia di SMA ditinjau dari dukungan kepala sekolah, dan rekan sejawat guru? 2. Apakah sosialisasi KTSP untuk mata pelajaran kimia di SMA sudah maksimal dilaksanakan terhadap guru-guru kimia? 3. Bagaimanakah implementasi pelaksanaan KTSP pada mata pelajaran kimia di SMA ditinjau dari internal guru sendiri yaitu, kemampuan pengembangan silabus, penyusunan program tahunan, penyusunan program semester dan penyusunan RPP? 4. Bagaimanakah implementasi KTSP UIJtuk mata pelajaran kim.ia di SMA dilihat dari pelaksanaan I kegiatan belajar mengajar? 5. Bagaimana pelaksanaan supervisi implementasi KTSP yang telah dilaksanakan?

5 1.3. Pembatasan Masalah Masalah-masalah yang teridentiflkasi diatas dibatasi pada: 1. Penelitian dilakukan terhadap guru-guru kimia dan Supervisor SMA Negeri di Aceh meliputi berbagai wilayah yang dapat dijangkau oleh teknik pengambilan sampel. 2. Sekolah yang diteliti adalah SMA negeri yang ada di kabupatenlkota secara purposif terdiri atas guru kimia dan Supervisor yang sukarela menjadi responden penelitian. 3. Dalam rangka pengumpulan data penelitian ini digunakan angket langsung dan gabungan dan tidak menutup kemungkinan diadakan wawancara langsung untuk klariflkasi dan penguatan data yang akan dan sudah diperoleh. Instrument penelitian dibatasi hanya meliputi sosialisasi kurikulum, penyusunan silabus, penyususnan RPP, penyususnan program tahunan dan semester, penyususnan bahan ajar, dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berdasarkan KTSP, dan tidak menutup kemungkinan menambahkan instrument lain yang dianggap mendukung tujuan penelitian. 5. Pola monitoring dan eveluasi yang dilakukan para supervisor dalam rangka implementasi KTSP. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada mata pelajaran kimia SMA Negeri di propinsi Aceh. 2. Bagaimana basil Analisis implementasi KTSP ditinjau dari pelaksanaan sosialisasi kurikulum,penyusunan silabus, penyususnan program tahunan dan program semester,penyususnan RPP, penyllsusnan b&han ajar, dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. 3. Bagaimana pola monitoring dan evaluasi yang dilakuakan oleh pihak terkait (supervisor) dalam rangka implementasi KTSP.

6 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan Penelitian Analisis implementasi KTSP ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui implementasi KTSP pada mata pelajaran kimia SMA Negeri di propinsi Aceh. 2. Mengungkap bagaimana implementasi KTSP ditinjau dari aspek sosialisasi kurikulum, penyususnan silabus, penyusunan RPP, penyususnan program tahunan, program semester,dan penyususnan bahan ajar. 3. Mengindentiflkasi faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi KTSP. 4. Mendiskripsikan pola monitoring dan evaluasi yang dilakukan pihak terkait (supervisor) dalam rangka implementasi KTSP. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat kepada tenaga pendidik dan pengembang kurikulum yang bersifat teoritis dan praktis: 1. Secara tioritis, diharapkan berrnanfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi guru-guru, pengelola, supervisor, pengembang, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam pengimplementasian dan pengembangan kurikulum, serta menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain. Secara praktis, dapat berrnanfaat bagi guru khususnya guru-guru kimia dan supervisor agar dapat mengimplementasikan KTSP dengan baik sehingga tujuan kurikulum tersebut dapat tercapai.