BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilaksanakan di Negara kita bertujuan mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul Dalam Islam, pendidikan mendapatkan perhatian yang sangat besar. Hal ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:... ا ف ي ف ر ف ع... ل ع ذ ف ن آ ف من و ع م رنك ر م ف و ل ع ذ ف ن أ وت و ل رع ع رل ف م ف د ف ر ف جا ت Maksud ayat di atas adalah bahwa Allah akan mengangkat orang-orang mukmin yang melaksanakan segala perintah-nya dan perintah Rasul-Nya dengan memberikan kedudukan yang khusus, baik dari segi pahala maupun keridlaan- Nya. 1 Di Indonesia pendidikan formal seperti sekolah merupakan salah satu wadah untuk menuntut ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia sehingga mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan pembangunan. Hal ini sesuai dengan Undang- Undang Sistem Pendidikan: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 2 1 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al Ayat Al Tarbawiy), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 154. 2 Undang-Undang Pendidikan Nasional, No. 20, TH. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 5.

2 Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional yang telah disebutkan diatas didalamnya terkandung salah satu usaha membina manusia agar bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan falsafah Pancasila. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang serius agar tujuan Pendidikan Agama yang merupakan subsistem dari Pendidikan Nasional dapat terealisasi dan ditinjau dari ajaran agama. Pendidikan merupakan usaha yang lebih banyak ditekankan untuk mengembangkan agar siswa lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Pola pembinaan pendidikan dikembangkan dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, sehingga ruang lingkup pembinaan yang dilakukan oleh guru menjadi luas, tidak hanya sebagai profesi pembinaan di sekolah tetapi bagaimana seorang guru tersebut bisa menjadi teladan hidup dilingkungan bagi siswanya. 3 Di sekolah siswa diajarkan berbagai macam disiplin ilmu, tidak hanya ilmu agama, ilmu sosial, tetapi ilmu alam (matematika khususnya) tetap perlu sebagai acuan terciptanya peradaban bangsa yang bermartabat seperti UU sistem pendidikan di atas. Hal inilah yang mendasari perlunya pendidikan matematika dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi dalam membekkali peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif ini. 1996), h. 20 3 Abu Ahmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,

3 Peran dan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari seperti tujuan umum Matematika dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu: mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan, bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa, Dalam proses belajar, meningkatkan belajar sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai semangat dalam belajar tidak akan mungkin mempunyai prestasi belajar yang baik. 4 Proses belajar siswa itu timbul dan berkembang terdapat dalam dua dasar utama yakni dengan intrinsik, yaitu mendorong prestasi belajar siswa yang timbul dari diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri, dan ekstrinsik, yaitu dorongan yang timbul dari luar diri individu misalnya karena suruhan, ajakan atau paksaan dari orang lain. 5 Pengajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan. Secara umum dapat dikatakan 4 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, tt), h. 34. 145. 5 Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), h.

4 bahwa keberhasilan suatu pembelajaran tergantung kepada guru dan juga anak didik. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Guru bertindak sebagai pengelola kelas, fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, untuk itu diperlukan pengelolaan pengajaran yang baik dan harus dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip pengajaran. Ia harus mempertimbangkan strategi pengajaran yang sistematis, bersifat konseptual tetapi praktis, realistik dan fleksibel. 6 Para guru tentunya menginginkan kelas dimana siswa-siswa mempunyai dorongan intrinsik. Tetapi pada kenyataannya seringkali tidak demikian, karena itu guru harus menghadapi tantangan untuk membangkitkan prestasi belajar siswa siswanya dengan berbagai macam strategi yang yang tepat. 7 Mengingat pentingnya prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika, maka guru harus memperhatikan faktor-faktor pendukung keberhasilan pengajaran matematika. Salah satunya yaitu menguasai teori belajar mengajar matematika. Teori belajar mengajar matematika yang dikuasai para tenaga pendidik akan dapat diterapkan pada peserta didik jika dapat memilih strategi belajar mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan dan pengajaran dan atau pendekatan yang diharapkan. 8 6 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 2. 7 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), h. 21. 1993), h. 76. 8 Lisnawaty Simanjuntak, dkk, Metode Mengajar Matematika 1,(Jakarta: Rineka Cipta,

5 Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan penulis di tempat penelitian di MTsN 1 Marabahan, masih adanya siswa yang malas mencatat, mengantuk dalam belajar mata pelajaran matematika, malas memperhatikan penjelasan dari guru dan bahkan malas menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga hal ini menyebabkan hasil belajar siswa tersebut kurang memuaskan. Dalam hal ini guru dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin memberi dorongan kepada siswa dengan berbagai macam cara, minimal para siswanya dapat mencapai nilai KKM mata pelajaran matematika yang ditetapkan oleh MTsN 1 Marabahan yaitu sebesar 60,00. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh saudara Rahmatullah dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru Dalam Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kurau yang mana dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa upaya guru dalam memotivasi belajar siswa di MTsN Kurau Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut cukup baik. 9 Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang bagaimana strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika di MTsN 1 Marabahan yang penulis tuangkan dalam penelitian yang berjudul: Strategi Guru Dalam Pembelajaran Matematika di MTsN 1 Marabahan Tahun Pelajaran 2010/2011. 9 Rahmatullah, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTsN 1 Kurau Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut, Skripsi, (Banjarmasin: Perpustakaan IAIN Antasari, 2006), h. 86.

6 B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah a. Strategi apa yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika di MTsN 1 Marabahan? b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi guru dalam menerapkan strateginya dalam pembelajaran matematika di MTsN 1 Marabahan? 2. Batasan Masalah Selanjutnya agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi hanya untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi guru dalam menerapkan strateginya dalam pembelajaran matematika di MTsN 1 Marabahan. C. Alasan Memilih Judul 1. Strategi adalah salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran. 2. Penulis merasa penting sekali untuk mengetahui strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika di MTsN 1 Marabahan karena untuk menarik perhatian siswa agar belajar matematika dengan sungguh-sungguh di perlukan berbagai macam strategi. 3. Sebagai calon pendidik penulis merasa perlu untuk mengetahui peran dan tugas guru dalam pembelajaran, diantaranya menggunakan strategi yang tepat dalam pembelajaran matematika.

7 D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui strategi guru matematika dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika di MTsN 1 Marabahan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi guru dalam pembelajaran matematika di MTsN 1 Marabahan. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam judul di atas, maka peneliti memberian batasan masalah. 1. Strategi Dalam kamus Ilmiah Populer, Strategi berarti ilmu siasat perang, muslihat untuk mencapai sesuatu. 10 Jadi yang dimaksud Strategi disini adalah ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan untuk mencari jalan keluar, dan sebagainya) seorag guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika sebagai wujud nyata dalam menyelenggarakan pendidikan. 2. Belajar Matematika Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan 1994), h. 727. 10 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

8 tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 11 Dengan demikian maksud dari judul diatas adalah suatu penelitian tentang strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, menarik minat dan perhatian siswa di MTsN 1 Marabahan. F. Signifikansi Penelitian 1. Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan, khususnya pihak MTsN 1 Marabahan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah dalam rangka inovasi sistem pengajaran, akselarasi mutu dan kualitas pendidikan. 2. Sebagai masukan baik bagi guru mata pelajaran matematika khususnya maupun bagi penentu kebijakan dalam pendidikan di MTsN 1 Marabahan. 3. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. 4. Peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut terutama pada MTsN lain. 5. Memperkaya khazanah dan ilmu pengetahuan khususnya di IAIN Antasari Banjarmasin. h. 121. 11 Abu Ahmadi dan Widodo supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

9 G. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah dan penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penulisan, signifkansi penelitian, sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teoritis berisi pengertian strategi pembelajaran, klasifikasi strategi pembelajaran, pelaksanaan strategi pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika, dan pelaksanaan pembelajaran matematika di MTs. BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dan analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV Penyajian Data dan Analisis berisi deskripsi lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V Penutup berisi simpulan dan saran.