PENGARUH FAKTOR NON GENETIK TERHADAP BOBOT LAHIR KAMBING BOER PADA STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KINERJA ANAK DOMBA SAMPAI SAPIH. U. SURYADI Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember

PENAMPILAN REPRODUKSI KAMBING INDUK: BOER, KACANG DAN KACANG YANG DISILANGKAN DENGAN PEJANTAN BOER

KEJADIAN DAN POLA BERANAK KAMBING KACANG DAN BOER PADA STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

LAJU PERTUMBUHAN PRASAPIH DAN SAPIH KAMBING BOER, KACANG DAN BOERKA-1

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

REPRODUKSI AWAL KAMBING KACANG DAN BOERKA-1 DI LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

MORTALITAS PRASAPIH KAMBING KACANG DAN BOERKA DI STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

PENGARUH EFEK TETAP TERHADAP BOBOT BADAN PRASAPIH DOMBA PRIANGAN

LAMA BUNTING, BOBOT LAHIR DAN DAYA HIDUP PRASAPIH KAMBING BOERKA-1 (50B;50K) BERDASARKAN: JENIS KELAMIN, TIPE LAHIR DAN PARITAS

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN KACANG DENGAN PEJANTAN BOER (BOBOT LAHIR,BOBOT SAPIH DAN MORTALITAS)

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

EVALUASI POTENSI GENETIK GALUR MURNI BOER

Keunggulan Relatif Anak Hasil Persilangan antara Kambing Boer dengan Kacang pada Priode Prasapih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boerawa merupakan hasil persilangan antara kambing Boer jantan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PRODUKSI KAMBING BOER, KACANG DAN PERSILANGANNYA PADA UMUR 0 3 BULAN (PRASAPIH)

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN ANTARA PEJANTAN BOER DENGAN INDUK LOKAL (PE) PERIODE PRASAPIH

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

Pertumbuhan Anak Kambing Peranakan Etawah (PE) Sampai Umur 6 Bulan di Pedesaan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

PENGARUH MUSIM TERHADAP PERTUMBUHAN KAMBING KACANG PRASAPIH DI STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung

PENGARUH AKAR GINSENG ( Wild ginseng ) DALAM RANSUM MENCIT ( Mus musculus) TERHADAP JUMLAH ANAK DAN PERTUMBUHAN ANAK DARI LAHIR SAMPAI DENGAN SAPIH

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

BOBOT LAHIR DAN PERTUMBUHAN ANAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH SAMPAI LEPAS SAPIH BERDASARKAN LITTER ZISE DAN JENIS KELAMIN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kusuma Adhianto*, Sulastri Sulastri, M.D.Iqbal Hamdani, Dewi Novriani, dan Lisa Yuliani

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA GARUT PADA STASIUN PERCOBAAN CILEBUT BOGOR

PENAMPILAN REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN JERAMI PADI FERMENTASI: PERKEMBANGAN BOBOT HIDUP ANAK SAMPAI PRASAPIH

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Performans Pertumbuhan Kambing Boerawa di Village Breeding Centre, Desa Dadapan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Muhamad Fatah Wiyatna Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

EFFECT OF BIRTH TYPE AND SEXS ON DAILY GAIN AND EFFICIENCY ON POST WEANING LAMB DURING THE LAST THREE MONTHS OF FATTENING

POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency)

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

RESPON TIGA RUMPUN KAMBING TERHADAP PEMBERIAN TAMBAHAN KONSENTRAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer

KARAKTERISTIK REPRODUKSI KELINCI REX, SATIN DAN REZA

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PENGANTAR. Latar Belakang. khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan

Effect of Concentrate Addition in Boerawa Doe Diet on Litter Size, Birth Weight, and Weaning Weight Kid Goats Keep in Intensive System ABSTRACT

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING

THE EFFECT OF CROSSES HAMSTER CAMPBELL NORMAL WITH HAMSTER CAMPBELL PANDA AND PARENT AGE WHEN MATED TO THE APPEARANCE OF CHILDRENS PRODUCTION

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

EFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

Hasnudi dan Tri Hesti Wahyuni. (Staf Pengajar Departemen Peternakan Fakultas Pertanian USU)

BOBOT LAHIR BEBERAPA GENOTIPE KAMBING HASIL PERSILANGAN

EVALUASI GENETIK PEJANTAN BOER BERDASARKAN PERFORMANS HASIL PERSILANGANNYA DENGAN KAMBING LOKAL

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

PENAMBAHAN DAUN KATUK

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

Pengaruh Perbedaan Kandungan Protein Dalam Ransum Terhadap Pertumbuhan Anak Merpati

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

SKRIPSI OLEH : RINALDI

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (tekstil) khusus untuk domba pengahasil bulu (wol) (Cahyono, 1998).

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PEDET SAPI POTONG HASIL INSEMINASI BUATAN

Petunjuk Teknis PENGELOLAAN PAKAN DALAM USAHA TERNAK KAMBING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

Pendugaan Nilai Heritabilitas Bobot Lahir dan Bobot Sapih Domba Garut Tipe Laga

RESPON KINERJA PRODUKSI DOMBA YANG MEMPEROLEH SUBSTITUSI PAKAN BERBASIS LIMBAH PERKEBUNAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1055/Kpts/SR.120/10/2014 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Sejarah Kambing. Klasifikasi Kambing. Filum : Chordota (Hewan Tulang Belakang) Kelas : Mamalia (Hewan Menyusui)

POTENSI KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK KAMBING LOKAL INDONESIA

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

Transkripsi:

PENGARUH FAKTOR NON GENETIK TERHADAP BOBOT LAHIR KAMBING BOER PADA STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH (Effect of Non-Genetic Factors on Birth Weight of Boer Goat at Research Station for Goat Production, Sei Putih) FERA MAHMILIA, M. DOLOKSARIBU dan S. NASUTION Loka Penelitian Kambing Potong, PO Box 1, Sungei Putih, Galang 20585, Sumatera Utara ABSTRACT A total of 90 Boer goat kids which were born in the period 2005 until 2009 had been observed at Research Institute for Goat Production in Sei Putih, North Sumatera. Data were then analyzed to identify the factors that affected birth weight. The result showed that birth weight was affected (P < 0.05) by parity and type of birth, but not by birth weight (P > 0.05) year of birth, season and sex kids. Key Words: Boer Goat, Birth Weight, Non Genetic ABSTRAK Pengamatan dilakukan terhadap 90 ekor anak kambing Boer yang lahir dalam periode 2005 sampai akhir 2009 pada Stasiun Percobaan Loka Penelitian kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara. Data kemudian di analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi bobot lahir tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot lahir dipengaruhi (P < 0,05) oleh paritas dan tipe lahir. Namun bobot lahir tersebut tidak dipengaruhi oleh (P > 0,05) oleh tahun kelahiran, musim saat kejadian kelahiran dan jenis kelamin anak. Kata Kunci: Kambing Boer, Bobot Lahir, Non Genetik PENDAHULUAN Performans ternak dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan serta interaksi antara keduanya (ABDULLAH, 2003). Interaksi genotipe dengan lingkungan dapat merupakan faktor yang berakibat baik (positif) terhadap performans hewan dan dapat juga berakibat buruk (negatif), tergantung pada lingkungan dan genotipe tertentu (MARTOJO, 1992). Interaksi genotipe dengan lingkungan tersebut merupakan masalah yang serius di bidang peternakan pada umumnya dan impor-eksport ternak pada khususnya. Interaksi ini dikatakan ada, jika ternak-ternak yang dipelihara pada lingkungan tertentu akan berubah tingkat produksinya saat dipelihara di lingkungan yang berbeda (NOOR, 2000). Sedangkan menurut KUMAR et al. (2007), keragaman kinerja kambing disebabkan oleh faktor genetik dan non-genetik, yang termasuk faktor non-genetik adalah jenis kelamin, musim, tahun dan jenis kelahiran. Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing tipe pedaging yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat dan telah menjadi ternak yang teregistrasi selama lebih 65 tahun (TED dan SHIPPLEY, 2005). Kambing Boer memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi iklim, sistem produksi dan tipe pasture (ERASMUS, 2000). Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang dan dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang mengantung, berkepala coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Bobot badan Boer jantan dewasa dapat mencapai 120 150 kg pada saat umur 2 3 tahun. Betina dewasa (2 3 tahun) akan mempunyai berat 80 90 kg. Boer betina mampu melahirkan anak tiga kali dalam dua tahun. Kambing ini dapat mencapai bobot 35 477

45 kg pada umur 5 6 bulan dengan rataan pertambahan bobot tubuh antara 0,2 0,4 kg per hari. Tetapi bobot tersebut akan sangat dipengaruhi oleh produksi susu induk dan ransum pakan induk. Sejak tahun 1987, kambing Boer telah diimpor oleh Selandia Baru, Kanada, Jerman, Meksiko, Australia, Inggris, India, Perancis, Malaysia, Denmark, Hindia Barat, Belanda dan hampir setiap negara bagian di Amerika Serikat (BOER GOATS HOME, 2003). Pada tahun 2005 Loka Penelitian Kambing Potong Sei putih telah mendatangkan kambing Boer dari Australia dalam rangka mengembangkan program pembentukan kambing unggul melalui pendekatan perkawinan silang (cross breeding) antara pejantan kambing Boer dengan kambing Kacang. Penelitian ini bertujuan mempelajari berbagai pengaruh non-genetik terhadap bobot lahir kambing Boer yang ada di Stasiun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong, Sei Putih. Materi awal yang digunakan adalah 14 ekor kambing Boer betina dan 5 ekor pejantan yang didatangkan dari Australia tahun 2005. Data yang digunakan pada tulisan ini adalah pengamatan dari tahun 2005 sampai akhir 2009. Selama 5 tahun pengamatan telah lahir 90 ekor anak. Anak kambing dipelihara bersamaan dengan induk sampai anak lepas sapih atau berumur 3 bulan. Kambing induk diberi pakan berupa hijauan dan konsentrat (± 1,25% bobot hidup). Komposisi nutrisi konsentrat terdiri dari protein kasar (16%) dan energi dapat dicerna 2700 kkal/kg BK. Bahan konsentrat menggunakan dedak halus, tepung jagung, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelei, mineral dan garam. Air minum disediakan setiap saat. Ternak dikeluarkan untuk digembalakan jam 11.00 sampai 15.30 WIB. Pada jam 16.00 WIB diberikan pakan hijauan. Pemberian obat cacing dilakukan setiap 2 bulan sekali. Pencatatan data meliputi; tanggal lahir, jenis kelamin anak, litter size (jumlah anak yang lahir dalam satu kali kelahiran), bobot lahir (penimbangan yang dilakukan sesaat setelah anak lahir dan dibersihkan serta belum disusui induknya). Data yang di analisis adalah tahun dan musim saat kejadian kelahiran, paritas, jenis kelamin dan tipe kelahiran. Tahun kelahiran dikelompokkan menjadi 5 kelompok; 1) 2005; 2) 2006; 3) 2007; 4) 2008; dan 5) 2009. Kejadian kelahiran dikelompokkan menurut musim yaitu: 1) akhir musim hujan (Januari Maret); 2) awal musim kemarau (April Juni); 3) akhir musim kemarau (Juli September); dan 4) awal musim hujan (Oktober Desember). Sedangkan kelompok paritas dibagi dalam 6 kelompok yaitu: 1) kesatu; 2) kedua; 3) ketiga; 4) keempat; 5) kelima; dan 6) keenam. Seluruh parameter pengamatan di analisis dengan uji rata-rata menggunakan prosedur General Linear Models (GLM) dari paket program Statistical Analisis System (SAS) versi 6 (1987). HASIL DAN PEMBAHASAN Tahun kelahiran Dari hasil pengamatan terlihat bahwa tahun kelahiran tidak berpengaruh (P > 0,05) terhadap bobot lahir anak (Tabel 1). Sesuai dengan BHARATHIDHASAN et al. (2009), bahwa kelahiran tidak berpengaruh signifikan terhadap bobot lahir. Adanya perbedaan signifikan dalam bobot lahir diantara ternak yang lahir di masa yang berbeda mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam manajemen, pemilihan pejantan dan kondisi lingkungan (THIRUVENKADAN et al., 2008). Dalam kondisi pemeliharaan di Sei Putih, ketiga hal tersebut tidak ada perbedaan, artinya baik manajemen yang dilaksanakan, breed pejantan dan kondisi lingkungan adalah sama. Musim saat kelahiran Dari hasil analisis statistik, ternyata musim saat terjadinya kelahiran juga tidak berpengaruh terhadap bobot lahir dari anak kambing Boer yang dilahirkan. Sesuai dengan BHARATHIDHASAN et al. (2009), bahwa musim saat kelahiran tak berpengaruh signifikan terhadap bobot lahir. Bertolak belakang dengan PAUL et al. (1990) yang melaporkan bahwa bobot lahir signifikan 478

dipengaruhi oleh musim kelahiran. Namun bila dilihat dari angka pada pengamatan (Tabel 1) adanya kecendrungan bahwa bobot lahir yang lebih berat terjadi pada anak yang lahir di akhir musim kemarau (Juli September) yaitu sebesar 2,88 kg. Hal ini dapat dimengerti karena perkawinan terjadi antara bulan Februari dan April, yang merupakan peralihan antara akhir musim hujan ke awal kemarau, dimana pada saat tersebut diduga kambing induk masih mendapatkan kesempatan untuk mengkonsumsi hijauan yang lebih baik dibandingkan dengan musim lain. Sesuai dengan pernyataan THIRUVENKADAN et al. (2008) bahwa kondisi lingkungan yang menguntungkan dan ketersediaan pakan diawal kebuntingan akan berkontribusi dalam menghasilkan bobot lahir yang lebih berat pada saat lahir. Paritas Paritas berpengaruh (P < 0,05) terhadap bobot lahir anak kambing Boer. Bobot lahir terendah terjadi pada paritas keenam dan diikuti oleh paritas pertama, walaupun paritas pertama tersebut tidak berbeda dengan paritas dua sampai dengan paritas lima Sesuai dengan hasil pengamatan THIRUVENKADAN et al. (2008), paritas mempengaruhi bobot lahir, dimana bobot lahir terendah terjadi pada paritas pertama dan meningkat seiring dengan peningkatan paritas sampai paritas kelima. Tabel 1. Bobot lahir kambing Boer berdasarkan tahun dan kejadian kelahiran, paritas, jenis kelamin serta tipe lahir Peubah n Rataan bobot lahir (kg) Tahun kelahiran 2005 16 2,61 ± 0,43 a 2006 12 2,65 ± 0,65 a 2007 18 2,88 ± 0,58 a 2008 14 2,84 ± 0,92 a 2009 30 2,63 ± 0,59 a Kejadian kelahiran Akhir musim hujan (Januari Maret) 22 2,61 ± 0,39 a Awal musim kemarau (April Juni) 17 2,62 ± 0,55 a Akhir musim kemarau (Juli September) 33 2,88 ± 0,57 a Awal musim hujan (November Desember) 18 2,62 ± 0,61 a Paritas Kesatu 27 2,57 ± 0,51 ab Kedua 16 2,86 ± 0,99 a Ketiga 18 2,79 ± 0,61 a Keempat 17 2,84 ± 0,77 a Kelima 8 2,74 ± 0,75 a Keenam 4 2,10 ± 0,51 b Jenis kelamin Jantan 50 2,73 ± 0,51 a Betina 40 2,69 ± 0,52 a Tipe lahir Tunggal 31 3,00 ± 0,61 a Kembar 2 59 2,56 ± 0,59 b Huruf yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan perbedaan nyata (P < 0,05) 479

Jenis kelamin Jenis kelamin anak juga tidak berpengaruh (P > 0,05) terhadap bobot lahir. Bobot lahir anak jantan dan anak betina masing-masing adalah 2,73 ± 0,51 kg dan 2,69 ± 0,52 kg. Namun secara angka bobot lahir anak jantan lebih tinggi 1,49% dibandingkan dengan anak betina. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh BHARATHIDHASAN et al. (2009), bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap bobot lahir kambing Barbari, walau anak jantan 4,35% lebih berat dibandingkan dengan anak betina. Perbedaan laju pertumbuhan prenatal antara anak jantan dan anak betina diduga menjadi penyebab tingginya bobot lahir anak jantan meskipun secara statistik tidak berbeda nyata. HARESIGEN (1983) menyatakan bahwa faktor jenis kelamin fetus mempengaruhi pertumbuhan sebelum kelahiran. Hormon estrogen yang dihasilkan betina akan membatasi pertumbuhan tulang pipa dalam tubuh (NALBANDOV, 1980), sehingga laju pertumbuhan betina terbatas. Disamping itu ukuran plasenta jantan yang lebih besar dari betina menyebabkan fetus jantan berkesempatan memperoleh zat makanan yang cukup banyak dibandingkan dengan betina. Sehingga pertumbuhan prenatal jantan lebih beasar, yang pada akhirnya akan lahir anak dengan bobot yang lebih berat. Tipe kelahiran Berdasarkan hasil analisis, rataan bobot kelahiran anak tunggal lebih berat (P < 0,05) dibandingkan dengan tipe kelahiran kembar. Pada pengamatan ini bobot lahir anak tunggal 1,56 kg lebih berat dibandingkan dengan kelahiran kembar dua. Tidak berbeda dengan hasil pengamatan BUCKETT (1979), bahwa kelahiran tunggal lebih berat 1 sampai 1,4 kg dibandingkan dengan kelahiran kembar dua. Keadaan ini dapat diduga bahwa pada masa pertumbuhan prenatal atau fetus selama dalam kandungan, fetus tunggal memperoleh makanan lebih banyak dari induknya dibandingkan dengan fetus kembar. Hal ini dapat terjadi karena pada fetus kembar terjadi persaingan dalam memperoleh zat makanan. Dengan demikian laju pertumbuhan masingmasing individu fetus selama dalam kandungan mengalami hambatan. Hal ini akan menyebabkan bobot lahir anak kembar menjadi lebih rendah dibandingkan dengan anak tunggal. Peningkatan jumlah anak sekelahiran cendrung diikuti oleh penurunan laju pertumbuhan sebelum lahir sehingga bobot anak yang lahir menjadi rendah (HAFEZ, 1980). KESIMPULAN Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa faktor non-genetik yang mempengaruhi (P < 0,05) bobot lahir kambing Boer pada Stasiun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih adalah paritas dan tipe lahir, tetapi tidak dipengaruhi oleh tahun kelahiran, musim saat kejadian kelahiran dan jenis kelamin anak. DAFTAR PUSTAKA ABDULLAH, M.A.N. 2003. Kelenturan Fenotipik Ternak sebagai Respon terhadap Lingkungan Pengantar Falsafah Sains. PPS/S3. IPB. http://rudyct.com/pps702-ipb/07134/agus_nas rhri.htm. (29 Maret 2010) BHARATHIDHASAN, A., R. NARAYANAN, P. GOPU, A. SUBRAMANIAN, R. PRABAKARAN and R. RAJENDRA. 2009. Effect Non Genetic Factors on Birth Weight, Weaning Weight and Pre weaning Gain of Barbari goat. Tamilnadu. J. Vet. Anim. Sci. 5(3): 99 103. BOER GOATS HOME. 2003. The history of boer goat. www.boergoatshome.com (29 Maret 2010). BUCKETT, M. 1979. Introduction to Livestock Husbandry. Second edition. A Wheaton & Co Ltd., Great Britain. ERASMUS, J.A. 2000. Adaptation to various environments and resistance to disease of improved Boer goat. Small Rum. Res. 36: 179 187. HAFEZ. 1980. Reproduction in Farm Animal. Second Ed. Lea Febiger. Philadelpia. HARESIGEN, W. 1983. Sheep Production. First published butterths. London. KUMAR, A., U. SINGH dan A. TOMAR. 2007. Early growth parameter of Kutchi goats under organized farm. India Vet J. 83: 105 106. MARTOJO, H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi 480

Pusat antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. NALBANDOV, A.V. 1980. Fisiologi Reprroduksi pada Mamalia dan Unggas. Cetakan pertama. Edisi ketiga. UI-Pres, Jakarta. NOOR, R.R. 2000. Genetika Ternak. Cetakan ketiga. Penebar Swadaya, Jakarta. PAUL, S., B.B. SAHU, D. SINGH dan P.S. RAWAT. 1990. Effect of Season Birth, Weaning Age and Concentrate Supplementation on Growth and Chevon Production. India J. Anim. Prod. Management 6(4): 182 186. SAS. 1987. SAS/STAT. Guide for Personal Computer, version 6 Edition. SAS institute, Inc, cary, Nc. TED dan L. SHIPLEY. 2005. Mengapa harus memelihara kambing Boer daging untuk masa depan. Malang, Indonesia. http://www.boer indonesia.com.cc/mengapa-boer-html (29 Maret 2010). THIRUVENKADAN, A.K., K. CHINNAMANI, J. MURALIDHARAN and K. KARUNANITHI. 2008. Effect Non Genetic Factors on Birth Weight of Mecheri Sheep of India. Livestock Research for Rural Development. 481