BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan, agar tujuan hidupnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa hilang selama kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I akan dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran (Munib, 2010: Hal.139). Pendidikan Nasional Bab I pasal 3 menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas:2003:5) Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi dewasa

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTS/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Rokhmah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. elektronika misalnya televisi berpengaruh besar terhadap kehidupan anakanak

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak lahir ke dunia sudah mendapatkan pendidikan hingga ia masuk ke bangku sekolah. kata pendidikan sudah tidak asing lagi ditelinga, karena semua manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan, agar tujuan hidupnya tercapai dan dapat menghilangkan kebodohan. Menurut KBBI kata pendidikan secara berasal dari kata didik dengan mendapatkan imbuhan pe dan akhiran an, yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata pedagogi yakni paid yang berarti anak dan agogos yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing anak. Sedangkan secara istilah definisi pendidikan ialah suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pasal 5 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang Guru dan Dosen, pasal 2 ayat (3) UU SISDIKNAS No.20 Tahun 2003 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 1

Menurut Prof. H. Mahmud Yunus bahwa pengertian pendidikan: Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah banyak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Pasal 2 ayat (3) UU SISDIKLAS no.20 Tahun 2003 tentang pendidikan: Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara 2

aktif mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut tentang definisi pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah bimbingan yang diberikan kepada anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya untuk mencapai tingkat kedewasaan dan bertjuan untuk menambah ilmu pengetahuan, membentuk karakter diri, dan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pendidikan juga bisa diartikan sebagai usaha sadar yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik dalam belajar melalui suatu kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan demi peranannya dimasa yang akan datang. Berdasarkan uraian di atas, maka secara umum pendidikan merupakan sebuah fenomena antropologis yang usianya hampir setua dengan sejarah manusia itu sendiri. Mengacu pendapat Niccolo Machiavelli seperti yang dikutip oleh (Doni Koesoema, 2010: 52) memahami pengertian pendidikan dalam kerangka proses penyempurnaan diri manusia secara terus menerus. Ini terjadi karena secara kodrati manusia memiliki kekurangan dan ketidaklengkapan. Baginya, intervensi manusiawi melalui pendidikan merupakan salah satu cara bagi manusia untuk melengkapi apa yang kurang dari kodratnya pendidikan dapat melengkapi ketidaksempurnaan dalam kodrat alamiah kita. 3

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Penggunaan metoda pembelajaran masih jarang digunakan, sehingga sebagian besar siswa menganggap pembelajaran IPS ini sangat membosankan. Karena dilihat dari sifatnya hanya hafalan saja yang digunakan, pembelajaran yang bersifat teacher center bukan student center, dalam perencanaan dan proses pelaksanaan pembelajaran guru kurang memahami, serta menyebabkan hasil 4

belajar yang masih rendah dan belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Sedangkan tuntutan kurikulum harus menggunakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Karena itu untuk menciptakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang bermakna perlu penggunaan media pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa agar siswa dapat termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Guru sebaiknya membuat proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan serta menggunakan media-media pembelajaran yang bervariasi agar dapat memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran dan tujuan pendidikan dapat tercapai. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru, dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswadiharapkan siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti proses belajar. Namun berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SDN Mandalasari 02 kelas IV pada tanggal 4 Mei 2016 pada hari Rabu, kemudian melanjutkan observasi pada tanggal 9 Mei 2016 pada hari Senin, selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti menemukan permasalahan sebagai berikut. Pada mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Pkn, siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat bersemangat dan aktif dalam menanggapi beberapa pertanyaan yang disampaikan guru. Namun, yang terlihat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), metode pembelajaran yang digunakan oleh guru 5

selama proses pembelajaran kurang bervariasi, hal ini dibuktikan pada saat dilakukan observasi proses pembelajaran yang berlangsung guru menggunakan buku pelajaran dan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Akibatnya pembelajaran menjadi monoton yang membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Banyak siswa yang tidak memperhatikan ketika guru sedang memberikan penjelasan. Guru memberikan beberapa pertanyaan, tetapi siswa tidak ada yang mau menjawab. Ketika guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan, siswa kebingungan untuk menjawabnya. Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa. Peneliti menanyakan kenapa pada saat pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) banyak siswa yang tidak memperhatikan, siswa memberikan jawaban bahwa pelajaran IPS itu membosankan, hanya mendengarkan ceramah dari guru sehingga mudah ngantuk. Kemudian wawancara dilanjutkan lagi, siswa ditanya mengenai salah satu contoh dari komunikasi masa lalu ( Tali pohon ) karena komunikasi tertulis sudah jarang ditemui pada jaman sekarang. Peneliti menyuruh siswa untuk membayangkan dan mengidentifikasi cirri-ciri dari komunikasi tertulis, tetapi siswa malah kebingungan untuk menjawabnya. Ketika ditanya kenapa tidak bisa menjawab, siswa menjawab susah, soalnya belum pernah ngalamin pake tali pohon bu... Karna memang jarang sekali dijaman sekarang menggunakan komunikasi tertulis. Materi yang disampaikan pada saat itu adalah mengenai perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Pembelajaran 6

yang berlangsung terpacu pada media yang kurang bervariasi yaitu guru menjelaskan materi pelajaran berdasarkan buku pegangan. Pembelajaran yang seperti ini kurang memberikan kesan untuk siswa dan pengalaman yang baru. Pembelajaran yang berpusat pada guru juga tidak memberikan sikap aktif pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan metode yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran juga menggunakan metode pembelajaran yang kurang bervariasi, sehingga membuat pembelajaran kurang menarik bagi siswa, akibatnya siswa hanya dapat membayangkan apa yang disampaikan guru, siswa tidak dapat melihat wujud dari apa yang sudah disampaikan guru. Apabila pembelajaran yang seperti ini akan terus berlangsung, maka siswa akan mengalami kejenuhan dan hal ini juga akan berdampak pada hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran yang berlangsung, siswa di SD ini kurang menunjukkan sikap-sikap aktif. Permasalahan tersebut muncul karena penggunaan metode dan media dalam pembelajaran yang kurang bervariasi dan guru dalam menjelaskan materi terpacu pada buku pegangan. berdasarkan permasalahan di kelas IV, maka peneliti menerapkan penggunaan model pembelajaran picture and picture. Media pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas IV yaitu siswa belum mampu berpikiri secara abstrak, sehingga media pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah media gambar. Dengan menggunakan gambar/foto kita akan dapat merasa lebih dekat, seolah-olah kita 7

menyaksikan sendiri. Media gambar atau foto digunakan untuk mendapatkan gambaran yang nyata,menjelaskan ide, dan menunjuk objek (benda) yang sebenarnya. Semuanya memberikan arti dengan tepat, hidup, atau cepat seperti yang dapat dilakukan oleh gambar-gambar. Media gambar juga sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV yang masih dalam tahap operasional konkret yaitu siswa masih belum dapat berpikir abstrak atau siswa lebih menyukai hal-hal yang konkret, bukan materi bacaan yang bersifat abstrak. Atas dasar hal tersebut media gambar diharapkan dapat membuat pembelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi komunikasi lebih bermakna karena siswa akan merasa lebih dekat dengan menyaksikan gambargambar dalam pembelajaran. Dengan media gambar diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas, dan nantinya akan meningkatkan sikap aktif pada siswa. Media gambar juga sesuai dengan karakteristik siswa pada kelas IV. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan upaya pembaruan dalam pembelajaran IPS kelas IV di SDN Mandalasari 02 agar kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga pembelajaran dapat optimal, maka peneliti mengambil judul Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran teknologi komunikasi Melihat keadaan di SDN Mandalasari 02 menunjukkan hasil belajar siswa kelas IV dalam materi Perkembangan teknologi komunikasi pada mata pelajaran 8

IPS dinilai masih kurang optimal. Dapat didespkripsikan bahwa dari 23 siswa, yang dapat memahami dan menyelesaikan soal-soal materi Perkembangan teknologi komunikasi dengan benar hanya 10 siswa, sedangkan siswa lainnya kurang dapat memahami dan menyelesaikan soal-soal tentang materi tersebut. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pemahaman terhadap materi Perkembangan teknologi komunkasi pada siswa kelas IV SDN Mandalasari 02 belum dapat mencapai KKM. Dalam KKM IPS. nilai KKM yang harus dicapai adalah 7,00. Berdasarkan ulangan harian semester II dapat terlihat bahwa perincian nilai siswa sebagai berikut, nilai yang belum mencapai KKM nilai 45 = 4 orang, nilai 55 = 5 orang, nilai 60 = 3 orang, nilai 65 = 2 orang, sedangkan nilai yang sudah mencapai KKM adalah nilai 85 = 4 orang, nilai 80 = 5 orang. Fikri Hambali Setia Permadani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam materi Proklamasi pada mata pelajaran IPS. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus atau tindakan. Setiap tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dengan tujuan memperbaiki kualitas dengan tujuan memperbaiki kualitas pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang optimal. 9

Risnawati Suryani (2010) dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan metode Picture and Picture untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN Mandalasari 02. Setiap tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dengan tujuan memperbaiki kualitas dengan tujuan memperbaiki kualitas pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Mikarsa, dkk. (2007:1.12) mengungkapkan, bahwa tujuan pendidikan dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Dengan mengacu pada tujuan tersebut, guru sebagai tenaga pendidik ditun tut untuk memiliki kompetensi dan melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam mewujudkan pembaharuan bidang pendidikan, salah satunya yaitu dengan melakukan proses pembelajaran dan menggunakan model yang tepat. Maka agar pembelajaran dikelas berjalan dengan aktif, kreatif dan menyenangkan haruslah menggunakan model yang tepat agar tujuan pembelajaran yang akan diajarkan tercapai dengan baik oleh siswa. Maka dari itu peneliti akan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture yang akan lebih gampang dipahami oleh siswa karena menggunakan media gambar agar 10

pembelajaran berjalan menarik, aktif, membuat siswa bersemangat untuk belajar dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Model Pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan / di urutkan menjadi logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Sehingga Siswa menjadi termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran sehingga hasil pembelajaran menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa perlu adanya penelitian guna pengembangan metode dalam penyampaian materi mata pelajaran IPS di kelas. Oleh karena itu, penulis mengajukan judul mengenai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan pemahaman materi perkembangan teknologi komunikasi pada siswa kelas IV sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikiasi masalahnya sebagai berikut : 1. Pembelajarannya lebih banyak berpusat kepada guru (teacher centered), bukan kepada siswa (student centered). 11

2. Kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. 3. Kurangnya motivasi belajar siswa dikelas diakibatkan model pembelajaran yang digunakan oleh guru ketika pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar) hanya bersifat klasikal yang cendrung membuat siswa merasa bosan ketika pembelajaran sedang berlangsung sehingga proses penyampaian materi kurang berjalan efektif. 4. Prestasi belajar pada siswa menurun diakibatkan kurangnya motivasi dan aktivitas belajar yang ada pada diri siswa. Sehingga berpengaruh kepada hasil belajar. 5. Guru belum menggunakan model pembelajaran Picture to Picture yang dapat membuat siswa menarik untuk belajar, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pokok masalah yang disampaikan pada latar belakang, maka peneliti mencoba mengajukan dalam bentuk pertanyaan yang akan di kemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran Picture and Picture dalam pembelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi komunikasi? 12

Untuk lebih memudahkan dan memfokuskan dalam melakukan penelitan, rumusan masalah sebagaimana dijelaskan di atas, kemudian dirinci dalam bentuk pertanyaanpertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS materi tentang perkembangan teknologi komunikasi, pada siswa kelas IV SDN Mandalasari 02? 2. Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS materi tentang perkembangan teknologi komunikasi pada siswa kelas IV SDN Mandalasari 02? 3. Apakah dengan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS materi tentang perkembangan teknologi komunikasi pada siswa kelas IV SDN Mandalasari 02? D. Batasan Masalah Permasalahan yang akan diteliti terlebih dahulu dirumuskan ruang lingkupnya agar memiliki sasaran penelitian yang jela. Maka penulis memberikan batasan masalah dalam penelitian ini ya itu: a. Penerapan model picture and picture dalam upaya meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu kelas IV SDN Mandalasari 02 13

Sumber Kabupaten Ciparai, konsep meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS materi tentang perkembangan teknologi komunikasi. b. Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Mandalasari 02 sumber Kabupaten Ciparai dengan penerapan model pembelajaran picture and picture. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang di kemukakan di atas, maka tujuannya adalah sebagai berikut : a. Tujuan Umum Untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS materi tentang perkembanan teknologi dan komunikasi melalui model Pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas IV SDN Mandalasari 02 b. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi komunikasi, pada siswa kelas IV SDN Mandalasari 02? 2. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan hasil 14

belajar dalam mata pelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi Komunikasi pada siswa kelas IV SDN Mandalasari 02? 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Picture to Picture dalam mata pelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi Komunikasi pada siswa kelas IV SDN Mandalasari 02? F. Manfaat Penelitian Secara teoritis pelaksanaan PTK (Penelitian tindakan Kelas) banyak manfaat yang dapat di petik. Penelitian tindakan kelas sebenarnya meruapakan ajang bagi guru untuk berfikir kreatif guna memecahkan masalah di kelas serta dapat menjadi hasil inovasi baru bagi pembelajaran di sekolah. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya yang dapat meningkatkan sikap profesional guru. Sebagai tenaga profesional guru berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Mengingat pentingnya peranan guru dalam proses pembelajaran, maka melalui PTK akan meningkatkan kinerja belajar dan kompetensi siswa yang pada akhirnya akan memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas dalam penggunaan media, alat bantu belajr, dan sumber belajar serta meningkatkan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses 15

dan hasil belajar siswa yang dapat memperbaiki pribadi siswa di sekolah. Manfaat lain dari pelaksanaan PTK secara visual sebagai pengembangan kurikulum. Secara praktis penelitian tindakan kelas (PTK) dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perseorangan/institusi : 1. Bagi Siswa Hasil kesempatan ini berkesempatan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS mengenai sikap saling menghormati dan menghargai antar Suku Bangsa dan Budaya di indonesia yang dapat melatih siswa untuk menemukan konsepnya sendiri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Guru Diharapkan menjadi alternatif model pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik dalam pembelajaran IPS serta meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran secara variatif dengan metode dan media pembelajaran yang lebih tepat dan sesuai dengan situasi bahan pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Penelitian ini akan memberikan perbaikan serta peningkatan mutu hasil pendidikan terutama pada mata pelajaran IPS di SDN Mandalasari 02. 4. Bagi Peneliti 16

Mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pembelajaran yang terdapat di lapangan yang dilakukan peneliti yang dapat meningkatkan kolaborasi antara peniliti dan tenaga pendidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran dikelas. G. Kerangka Pemikiran, Asumsi dan Hipotesis Penelitian Pembelajaran IPS, khususnya di sekolah dasar mempunyai tujuan, agar peserta didik memiliki kemampuan memahami materi ajar tersebut, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep, salah satu masalah yang dihadapi oleh peserta didik yaitu sulitnya memahami sebuah konsep, karena dalam proses pembelajaran anak kurang dilibatkan secara aktif, dan hanya disuruh untuk mencatat dan menghafal, sehingga membuat pembelajaran IPS menjadi pemahaman yang kurang bermakna. Oleh karena itu dalam pembelajaran guru di tuntut untuk menggunakan strategi pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya mencatat dan menghafal tetapi memahami dan siswa akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran IPS. Salah satu strategi yang bisa digunakan untuk memotivasi siswa belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran mengenai Perkembangan Teknologi komunikasi. Pembelajaran IPS bisa membuat pelajaran menjadi lebih bermakna. 17

Kondisi awal Guru menggunakan ceramah dalam pembelajaran Hasil belajar IPS siswa rendah Tindakan Guru menggunakan metode picture and picture dengan media gambar Siklus I: penggunaan metodel picture and picture dengan media gambar pada pokok bahasan perkembangan teknologi komunikasi. Siklus II: perbaikan proses pembelajaran siklus I menggunakan metode picture and picture dengan media gambar Kondisi akhir Melalui metode picture and picture dengan media gambar Hasil belajar IPS meningkat mencapai KKM. Gambar 3.1 Bagan Kerangka Berfikir Penggunaan Metode Picture and Picture dengan Media Gambar 18

1. Asumsi Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah model pembelajaran picture and picture ini meruapakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif meruapakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling silih asah, silih asih, silih asuh. Model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan media gambar dan dipasangkan / di urutkan secara logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatis setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan kreatif, setiap pembelajarannya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. 19

2. Hipotesis Tindakan Berdasarkan asumsi diatas maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut : 1). Hipotesis Umum Penggunaan model Pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi di kelas IV SDN Mandalasari 02 2). Hipotesis Khusus Hipotesis adalah kalimat pernyataan penelitian yang dihasilkan dari hasil kajian teoritis dunia pustaka. Pernyataan ini merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji dalam penelitian (Purwadi Suhandini, 2000:7) a. Jika guru menggunakan model pembelajaran picture and picture pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi komunikasi hasil belajar siswa di kelas IV SDN Mandalasari 02 akan meningkat. b. Jika guru menggunakan model pembelajaran picture to picture sesuai dengan sintak pembelajaran IPS maka aktivitas siswa SDN Mandalasari 02 meningkat. H. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian atau salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional sebagai berikut : 20

1. Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. 2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Depdiknas, 2004). 3. Model Pembelajaran Picture and Picture Model Pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan / di urutkan menjadi logis. Pembelajaran ini memeiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan I. Struktur Organisasi Skipsi Secara garis besar di dalam skripsi ini terdiri 5 (Lima) bab. Berikut sistematika penulisan skripsi ini secara lengkap : A. Pendahuluan 21

Pada bab ini akan membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan skripsi. B. Kajian Teori, Kajian Penelitian Terdahulu, dan Hipotesis Tindakan Pada bab ini akan membahas 1. Kajian teori yang meliputi pengertian pendidikan IPS, manfaat dan tujuan pendidikan IPS, hasil belajar, pemanfaatan lingkungan sekolah dan teknologi komunikasi. 2. Kajian peneliian terdahulu dimana didalamnya terdapat penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan yang relevan terhadap penelitian ini. 3. Hipotesis tindakan dimana didalamnya terdapat jawaban atau dugaan sementara mengenai hasil penelitian ini. C. Metode Penelitian Pada bab ini membahas metode penelitian, Prosedur penelitian, subjek dan lokasi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta validitas dan reliabilitas penelitian. D. Temuan Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini akan dipaparkan mengenai temuan penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilaksanakan. E. Simpulan dan Saran 22

Pada bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahn pada penelitian ini. Dengan demikian peneliti ingin menegaskan bahwa pada bab ini peneliti telah membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi. Selanjutnya, peneliti akan membahas mengenai kajian teori, kajian penelitian terdahulu dan tindakan hipotesis pada bab berikutnya. 23