BAB I PENDAHULUAN. dari dalam maupun dari luar individu. Havighurst yang dikutip (Hurlock,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membawa suatu perubahan yang positif untuk menyampaikan aspirasi rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Siswoyo (2007) mahasiswi adalah individu yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peran Kartini, sekarang wanita sudah bisa mencapai pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. negeri yang bercirikan agama islam yang secara umum berada dibawah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

CINDERELLA COMPLEX PADA MAHASISWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN CINDERELLA COMPLEX RINGKASAN. Disusun Oleh : SAPTI WULANSARI M2A005070

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif kuantitatif. Maka pendekatan penelitian ini adalah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Developmental and Clinical Psychology

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang besar, dan masing-masing individu itu sendiri harus memulai dan mencoba

ASSALAMUALAIKUM WR.WB PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. dan tolong menolong. Memberikan pertolongan atau menolong sesama termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

Fitriati Endah Aryaning F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

BAB I PENDAHULUAN. muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

Seorang wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak, secara otomatis. memegang tanggung j awab membantu anak dalam mengembangkan semua

Perkembangan Sepanjang Hayat

HUBUNGAN GENDER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Kuliah dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

Bab I Pendahuluan. dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah individu yang menempuh perkuliahan di Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada orangtua dan orang-orang yang ada di lingkungannya hingga

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Sehingga istilah pacaran seolah-olah menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diharapkan oleh kelompok sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mereka adalah milik seseorang atau keluarga serta diakui keberadaannya.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

I. PENDAHULUAN. Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan pengaruh orangtua dalam setiap pengambilan keputusan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Profil Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa-masa remaja merupakan masa yang sangat riskan dengan permasalahan-permasalahan yang muncul, baik permaslahan yang muncul dari dalam maupun dari luar individu. Havighurst yang dikutip (Hurlock, 1999) menyatakan bahwasanya salah satu tugas perkembangan remaja ialah mencapai suatu kemandirian emosional dari orang tuanya maupun orang dewasa lain. Bardwick (Dowling, 1992) mengungkapkan bahwasanya, ketergantungan ialah merupakan bentuk lain dari ketidakmandirian, yaitu adanya keinginan untuk bersandar kepada orang lain serta mengharapkan orang lain yang memberikan dukungan dan bantuan. Dalam dunia pendidikan pun khususnya dunia kampus, mahasiswa sebagai masyarakat intelektual dan sekaligus sebagai warga negara tentu saja memiliki tugas dan juga tanggung jawab yang tidak ringan. Sebab, idealnya mahasiswa dituntut untuk cerdas dan juga mandiri. Cerdas berarti kita dapat menyelesaikan segala persoalan yang kita hadapi baik persoalan pada diri sendiri maupun di luar diri. Mandiri berarti diri kita dapat menyelesaikan persoalan dengan usaha kita sendiri. Di lain sisi para remaja mau tidak mau harus berhadapan dengan suatu permasalahan bagaimana mewujudkan cita-citanya untuk dapat menghadapi masa depannya. Polapola kehidupan yang berada di sekitarnya juga merupakan tantangan yang

2 harus mereka dihadapi. Oleh karena itu kemandirian merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh remaja baik laki-laki maupun perempun. Dengan kemandirian tersebut maka para mahasiswa akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan sekarang ini adalah berbanding terbalik, yakni bahwa banyak ditemui pada diri para mahasiswa terutama mahasiswi perempuan, dimana mereka merasa kurang mandiri terutama dalam hal menjalani dan melaksanakan kegiatan maupun tugas yang diberikan dosen di kampus terutama di bidang jurusan atau mata kuliah yang didominasi oleh pelajar laki-laki. Dalam salah satu jurnalnya Voyless (2007) menyatakan bahwa dalam beberapa penelitian menunjukkan adanya male bias yang terjadi pada sikap tenaga pengajar. Tenaga pengajar ini cenderung lebih memberikan perhatian pada pelajar laki- laki dari pada pelajar perempuan terutama pada bidang-bidang yang dominan laki-laki. Misalnya seperti mereka lebih sering memanggil anak laki-laki, memberikan penghargaan dan juga kritik lebih banyak pada anak laki-laki, atau di laboratorium memberikan ekspektasi lebih pada anak laki-laki dari pada anak perempuan. Dan hal ini yang menjadikan sebagian dari mahasiswi merasa kurang percaya diri yang pada akhirnya menjadi kurang mandiri dan menggantungkan diri pada orang lain. Seperti yang terjadi di fakultas Sains dan Teknologi. Dimana Fakultas Sainstek ini merupakan salah satu fakultas yang ada di kampus

3 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang mempunyai jurusan di bidang teknik yakni salah satunya teknik informatika, sebagian besar mahasiswa pada jurusan teknik informatika ini didominasi oleh para mahasiswa laki-laki. Melihat sedikitnya minat para mahasiswi perempuan dalam menekuni bidang teknologi ini memang rendah dan telah menjadi perhatian masyarakat dunia. Dalam penelitian Eliyani (2009) menyatakan bahwa di Indonesia, berdasarkan studi dari UNESCO (2006), mahasiswi umumnya menekuni bidang sosial, seperti terlihat dari data mahasiswi yang menekuni bidang Teknologi Industri hanya 18.8% sementara bidang Bisnis & Manajemen mencapai 64,6%. Di Amerika Serikat, berdasarkan data dari Computer Research Association (CRA), pada tahun 2005, hanya sekitar 14% mahasiswi yang mengambil pada bidang Ilmu Komputer (Computer Science) padahal permintaan pasar untuk lulusan pada bidang ini meningkat. Menurut Eliyani (2009) Tidak ada dalil agama yang melarang wanita untuk menekuni bidang sains dan teknologi. Laki-laki dan wanita sama-sama memiliki persamaan hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama. Bukan hanya hal itu saja, diskriminasi kesempatan bagi para wanita dalam bidang sains dan teknologi akan menghambat kemajuan ilmu itu sendiri yang pada akhirnya menghambat upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Pemerintah Indonesia juga telah membuat banyak program untuk mencapai kesetaraan gender dalam bidang Sains dan Teknologi (UNESCO, 2006), namun yang terjadi hingga saat ini banyaknya jumlah perempuan

4 yang menekuni bidang teknologi masih jauh di bawah jumlah laki-laki seperti halnya fenomena yang terjadi di UIN MALIKI Malang, yakni dari seluruh mahasiswa angkatan 2012 berjumlah 140 orang hanya 45 orang saja yang berjenis kelamin perempuan (laporan registrasi semester ganjil akademik 2012/2013). Para mahasiswi pada jurusan Teknik Informatika yang minoritas dan didominasi oleh kaum adam ini memiliki kesamaan karakter, yakni sama-sama merasa sebagai makhluk yang lemah, sehingga para mahasiswi ini selalu ingin berbagi dengan sesama perempuan untuk mengungkapkan curahan isi hatinya. Dengan cara yang demikianlah mereka merasakan kebersamaan dalam manjalani hidup dan menyelesaikan setiap masalah yang tengah menimpanya yakni salah satunya dalam kegiatan belajar dan mengerjakan tugas kampus. Perilaku remaja perempuan tersebut menunjukkan bahwa adanya suatu manifestasi dari kecenderungan Cinderella Complex. Santoso (2008) menyatakan bahwa para perempuan yang mengalami Cinderella Complex menunjukkan rendahnya kemandirian pada diri mereka. Menurut Dowling (1992), kecenderungan Cinderella Complex ialah suatu kecenderungan perempuan untuk tergantung secara psikis yang ditunjukkan dengan adanya suatu keinginan yang kuat untuk dirawat dan dilindungi orang lain terutama laki-laki serta keyakinan bahwa sesuatu dari luarlah yang akan menolongnya.

5 Dowling (1992) mencetuskan istilah Cinderella Complex ini untuk pertama kalinya pada tahun 1981 berdasarkan dari pengalaman sebagai seorang psikiater yang menangani masalah-masalah ketergantungan yang seringkali tidak disadari oleh perempuan. Istilah Cinderella Complex ini diambil dari salah satu tokoh cerita dongeng Cinderella yang terbaring di peti kaca menanti sang pangeran untuk membangkitkannya. Sejatinya di dalam dunia pendidikan yang dalam hal ini adalah dunia kampus di fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang mana fakultas ini menyediakan kesempatan yang sama bagi mahasiswanya untuk mengembangkan dirinya secara aktif baik pada mahasiswa laki-laki maupun perempuan. Kesempatan yang telah ada tersebut ternyata tidak begitu didukung sepenuhnya oleh diri mahasiswi perempuan. Berdasarkan dari hasil wawancara awal yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa orang yakni mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi jurusan Teknik Informatika di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, didapatkan informasi bahwasanya ada indikasi kecenderungan Cinderella Complex pada diri beberapa mahasiswi, mereka menyatakan bahwa pada saat-saat tertentu yakni pada beberapa tugas mata kuliah misalkan mata kuliah yang berhubungan dengan hardware (perangkat keras) mereka sering meminta bantuan pada teman mereka khususnya laki-laki dan mereka juga merasa takut ketika diberikan tugas-tugas kuliah yang mulai banyak sehingga mereka membutuhkan akan dukungan dan juga bantuan

6 dari orang lain seperti orangtua, teman dekat atau bahkan juga kekasih mereka. Anggriany & Astuti (2003) menjelaskan bahwa Cinderella Complex, mengakibatkan perempuan menjadi tidak berani memanfaatkan kemampuan berpikir dan kreativitas yang dimilikinya secara lebih maksimal. Ketergantungan pada diri remaja perempuan ini akan berdampak secara psikologis terhadap penyelesaian tugas-tugas perkembangan mereka ketika menghadapi masa-masa dewasa awal. Dowling (1992) menjelaskan bahwa perempuan tergantung karena sikap protektif dari orangtua. Menurut pendapat Anggriany dan Astuti (2003), Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Cinderella Complex di antaranya adalah sebagai berikut: (a). Pola Asuh Orang Tua; (b). Pekerjaan atau tugas yang menuntut pribadi; (c). Media Komunikasi Masa; (d). Agama Pekerjaan atau tugas yang menuntut pribadi merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan kecenderungan cinderella complex pada mahasiswa. Kemandirian pada individu berpusat pada ego atau diri sebagai dimensi pemersatu yang dapat mengorganisasikannya menjadi sebuah kepribadian. Kecenderungan yang muncul di permukaan dewasa ini sangat dipengaruhi oleh tigkat kematangan atau kecerdasan emosional seseorang. Reuven Baron dikutip Steven J. Stein & Howard E. Book, (2002) membagi kecerdasan emosional menjadi lima area atau ranah, salah satunya adalah

7 ranah kecerdasan intrapribadi (intrapersonal) yang di dalamnya juga mencakup kemandirian, yaitu mengenai kemampuan seseorang untuk mengarahkan dan mengendalikan diri, sehingga ia juga mampu berdiri dengan kaki sendiri (mandiri). Kecerdasan emosional dan kemandirian sama-sama mengandung hal yang berkaitan dengan moral dan keduanya juga saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Kecerdasan emosional dan kemandirian merupakan 2 aspek kemampuan yang mendukung pengembangan mental bagi individu dalam menempuh kedewasaan. Berbanding terbalik dengan sindrom cinderella complex, dimana cinderella complex adalah suatu gejala krisis kemandirian yang terjadi pada diri perempuan yang dapat mengakibatkan seorang perempuan menjadi tidak mampu untuk mengaktualisasikan dirinya dengan cukup baik, tidak dapat memutuskan suatu permasalahan yang dihadapi tanpa pengarahan dari orang lain dan lebih mengandalkan orang lain dari pada mencoba untuk mengemukakan pendapat pribadi. Berdasarkan dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa tingkat kecerdasan emosional seseorang diduga dapat berhubungan dengan kecenderungan cinderella complex pada mahasiswi. Maka dari itu Peneliti bermaksud untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi penelitian skripsi dengan judul Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Kecenderungan Cinderella Complex pada mahasiswi teknik informatika angkatan 2012 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan atas latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti memformulasikan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut: 1. Seberapa besarkah tingkat Kecerdasan Emosional mahasiswi Teknik informatika angkatan 2012 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 2. Seberapa besarkah tingkat kecenderungan Cinderella complex pada mahasiswi teknik informatika angkatan 2012 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 3. Adakah peran kecerdasan emosional dengan Cinderella complex pada mahasiswi teknik informatika angkatan 2012 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat Kecerdasan emosional pada mahasiswi Teknik informatika angkatan 2012 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan Cinderella complex pada mahasiswi Teknik informatika angkatan 2012 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Untuk mengetahui adakah peran kecerdasan emosional dengan Cinderella complex pada mahasiswi Teknik informatika angkatan 2012 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

9 D. Manfaat Penelitian Adapun nilai guna dan manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Secara Teoritis Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi keilmuan psikologi, sebagai wacana pemikiran acuan bagi para peneliti untuk pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya yang juga berkaitan dengan pengetahuan tentang kecerdasan emosional dan cinderella complex. 2) Secara Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan penemuan baru dalam memandang perkembangan psikologis pada mahasiswi secara kecerdasan emosional dan bagaimanakah hubungannya dengan kecenderungan Cinderella complex yang ada pada mahasiswi jurusan Teknik informatika angkatan 2012 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sehingga hal ini agar menjadi perhatian bagi mahasiswi tersebut agar lebih mengembangkan kecerdasan emosional dan juga mengurangi kecenderungan Cinderella complex agar mereka dapat lebih berkualitas, baik secara pribadi atau secara sosial, guna mempersiapkan diri mereka untuk bermasyarakat dan mengembangkan kemandirian pada diri mereka.