Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 10 ISSN X. Suratno

dokumen-dokumen yang mirip
HASNAH. SDN 194 Patampanua. abstract

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 1 Labuan Lobo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI

Penerapan Experiential Learning

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Inquiri Tentang Perubahan Sifat Benda Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Siniu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III Dengan Menggunakan Media Gambar di SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

Meningkatkan Hasil Blajar Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas III SDN 1 Laemanta

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS 1 PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 15 SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT. model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar IPS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 10 ISSN X. Nur Afni

JURNAL PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SRI SUDARMI A54A100076

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan di dalam kelas dan bertujuan untuk mengatasi berbagai

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

Nurhayati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

Transkripsi:

Meningkatkan Pemahaman Konsep Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial di Kelas V SDN 2 Buga Kabupaten Tolitoli Suratno Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Email : suratno.buga@yahoo.com ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Buga Kecamatan Ogodeide Kabupaten Tolitoli pada mata pelajaran IPS. Salah satu Faktor yang menyebabkan kemampuan siswa rendah adalah metode mengajar yang selama ini digunakan oleh guru cenderung membuat siswa pasif dan berpusat pada guru (Teacher Oriented). Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka peneliti menerapkan strategi pembelajaran inkuiri sosial dalam mengajarkan IPS di kelas V SDN 2 Buga. Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus dengan jumlah siswa 20 orang. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dari hasil tindakan siklus I diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 59%. Hasil tindakan siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal 65% dan hasil tindakan siklus III diperoleh ketuntasan belajar 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inkuiri sosial dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Buga. Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial, IPS, Hasil Belajar I. PENDAHULUAN Mata pelajaran IPS disekolah Dasar merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan kemampuan anak didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Dalam kurikulum 2013 tercantum bahwa salah satu tujuan pengajaran IPS di SD adalah Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 12

Memperhatikan tujuan yang dikandung dalam mata pelajaran pengetahuan sosial maka seharusnya pembelajaran disekolah-sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi peserta didik, namun dalam pelaksanaan Soemantri (dikutip dari Kasim, 2008:2) menilai pembelajaran IPS sangat menjemukan karena penyajiannya bersifat monoton, sehingga siswa kurang antusias dan mengakibatkan pembelajaran kurang menarik. Sedangkan dalam KTSP 2006 harapan pembelajaran IPS adalah siswa mampu berpikir kritis, namun kenyataannya sering ditemukan siswa mengalami kesulitan dalam memahami, menjawab soal-soal IPS terutama pada konsep Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia yang merupakan salah satu materi pelajaran dianggap menantang diajarkan pada siswa SD. Mengacu pada temuan permasalahan di kelas maka peneliti bersama guru dan kepala sekolah berkolaborasi untuk mengidentifikasi penyebab permasalahannya. Didalam kolaborasi tersebut peneliti mengungkapkan hasil temuannya di kelas. Kemudian kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk menanggapi temuan peneliti tersebut. Setelah diidentifikasi terungkap bahwa yang menjadi alasan guru mengimplementasikan pelajaran IPS bersifat konvensional, karena guru menganggap selama ini metode tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu juga guru hanya mengarahkan bahan IPS berupa informasi yang tidak mengembangkan berpikir nilai.karena guru berasumsi bahwa dengan memberikan bahan berupa informasi, siswa telah memahami materi yang diberikan guru. Guru hanya membentuk budaya menghafal dan bukan berpikir kritis karena guru menganggap bahwa dengan menghafal saja siswa sudah mampu memahami dan bisa menjawab soal dengan baik. Sedangkan dari siswa hanya pasif didalam kelas karena guru tidak sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif dalam mengkonstruksi pemikiran sendiri. Berdasarkan penyebab permasalahan diatas maka peneliti, guru dan kepala sekolah menyimpulkan bahwa yang menjadi penyebab permasalahan adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu peneliti, guru dan kepala sekolah mengadakan pertemuan kembali untuk merefleksi dan 13

berusaha mencari Strategi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada pembelajaran IPS khususnya materi Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia. Dan setelah didiskusikan bersama tercapailah sebuah kesepakatan bahwa dari selain banyak strategi atau pendekatan yang terungkap dalam diskusi maka strategi yang dianggap cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai peninggalan sejarah Hindu di Indonesia adalah Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial. Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia Sejarah adalah Ilmu yang mengkaji kisah perbuatan-perbuatan manusia pada masa lampau dan masa sekarang. Unsurnya pokoknya adalah manusia, ruang, dan waktu. Menurut Susilaningsih (2008:1) menyatakan bahwa di wilayah Indonesia yang sekarang kita diami, dulu berdiri kerajaan-kerajaan. Kerajaan-kerajaan itu ada yang besar ada yang kecil. Ada yang bercorak hindu, budha dan ada juga yang bercorak islam. Sebagai bukti adanya kerajaan-kerajaan itu ada peninggalanpeniggalan sejarah. Kebudayaan Hindu dimasa lampau mewariskan bermacam-macam peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu antara lain candi, prasasti, patung, karya sastra, dan tradisi. Gambar 1).Patung Kertarajasa Jayawardana Gambar 2). Gugus Candi Panataran. Sumber : Buku KTSP IPS SD 2008 Sumber : Buku KTSP IPS SD 2008 Pengarang : SW Widodo Pengarang : SW Widodo 14

Gambar 3).Prasasti Sumber : Buku KTSP IPS SD 2008 Pengarang : SW Widodo Gambar 4).Kitab Baratuyuda Sumber : Buku KTSP IPS SD 2008 Pengarang : SW Widodo Tradisi agama Hindu yang banyak ditemukan didaerah Bali. Karena penduduk Bali sebagian besar beragama Hindu. Adapun tradisi yang berkembang di Bali antara lain: Upacara potong gigi, upacar nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan. Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dan ziarah yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat leluhur seperti candi. Agama Hindu Yang dibawah dari India berpengaruh di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, seperti Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kediri, Singasari, dan Majapahit. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Puskur (dikutip dari Kasim, 2008: 4) Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan kebulatan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai priode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu ekonomi tergolong kedalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi merupakan ilmu-ilmu tentang prilaku seperti konsep peran kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. 15

Kosasi Djahiri (dikutip dari Yaba, 2006:5) menyatakan bahwa IPS adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsipprinsip pendidikan dan didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Nursid Sumaatmadja (dikutip dari Supriatna, 2008:1) mengemukakan bahwa "Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Sedangkan menurut Leonard ( dikutip dari Kasim, 2008:4) mengemukakan bahwa IPS menggambarkan interaksi individu atau kelompok dalam masyarakat baik dalam lingkungan mulai dari yang terkecil misalkan keluarga, tetangga, rukun tetangga atau rukun warga, desa / kelurahan, kecamatan, kabupaten, profinsi, Negara dan dunia.jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah disiplin-displin ilmu sosial ataupun integrasi dari berbagai cabang ilmu sosila seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial. Pengertian Stategi Inkuiri Sosial Bruce (dikutip dari Sanjaya, 2008: 205) mengemukakan bahwa: Inkuiri sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial sub kelompok sub masyarakat. Sub kelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan masyarakat yang ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itulah siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul dimasyarakat, melalui pengalaman itulah setiap individu akan dapat membangun pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakat. 16

Massialas & Cox (dikutip dari Wena, 2009:81) mengemukakan bahwa pemilihan Strategi Pembelajaran inkuiri sosial untuk memecahakan masalah dalam pembelajaran sosial karena: (1) Strategi ini khusus dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalahmasalah sosial. (2) Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi ini terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial. Beradasarkan pengertian diatas, bahwa Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Jika Menerapkan Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial dalam pembelajaran maka pemahaman siswa terhadap konsep Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia akan meningkat. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SDN 2 Bugakecamatan Ogodeide, Kabupaten Tolitoli,Propinsi Sulawesi Tengah. Jumlah siswa kelas V secara keseluruhan adalah 20 orang, terdiri dari Siswa lakilaki sebanyak 7 orang dan Siswa perempuan 13 orang. Pelakasanaan penelitian ini direncanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Adapun yang menjadi faktor yang diteliti dalam penelitian Tindakan kelas ini adalah: 1. Siswa: yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Apakah pemahaman siswa tentang konsep Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia berada dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi, dalam pembelajaran inkuiri. 17

2. Guru: yaitu kemampuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, apakah sesuai dengan komponen-komponen utama Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial. 3. Proses pembelajaran: yaitu dengan mengamati proses yang terjadi dalam pembelajaran, meliputi aktivitas guru, siswa, dan interaksi dari berbagai unsur kegiatan pembelajaran. Prosedur pengumpulan data pada penelitian dimulai dari pra penelitian, untuk mengetahui masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Agar data yang ada bisa valid, maka perlu menggunakan teknikteknik pengumpulan data. Adapun prosedur yang digunakan adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi tentang Peninggalan sejarah Hindu di Indonesia maka diadakan evaluasi dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan berupa tes tertulis maupun tes lisan yang dilaksanakan pada awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran, dan untuk menggali informasi kesulitan siswa dalam memahami materi tentang peninggalan sejarah Hindu di Indonesia dan tidak dapat diperoleh dari hasil pekerjaan siswa maupun dalam kegiatan pembelajaran, maka perlu digunakan wawancara. Adapun yang termuat dalam wawancara adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk siswa dan guru. untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki maka digunakan adalah observasi. Dan yang termuat dalam observasi adalah pedoman observasi yang ditujukan terhadap guru dan siswa. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan, wawancara, dengan indikator-indikator pada tahap refleksi dari siklus penelitian. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (dikutip dari Latri, 2003: 25) yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yang dilakukan secara berurutan, yaitu: mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan dan verifikasi data. 18

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan hasil dalam penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri sosial dalam meningkatkan pemahaman konsep peninggalan sejarah Hindu di Indonesia. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial menjadi salah satu alternatif solusi yang tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep peninggalan sejarah Hindu di Indonesia. Segi proses ditandai dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, terlaksana Strategi pembelajaran Inkuiri Sosial sesuai rencana dan memenuhi tahap-tahap yaitu: 1) Orientasi Siswa dalam masalah, 2) mengembangkan Hipotesis 3).Membantu siswa mendefinisikan pertanyaan yang diajukan. 4). Membantu siswa untuk memperluas hipotesis yang diajukan. 5). Membimbing siswa untuk mengumpulkan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung hipotesis. 6).Membantu siswa mengungkapkan penyelesaian masalah yang dipecahkan. Jadi, adapun kriteria standar yang ditentukan dalam penelitian,dapat dilihat dari pemahaman siswa secara keseluruhan pada setiap siklus telah meningkat yaitu apabila keseluruhan siswa mencapai tingkat penguasaan 70% dengan nilai setiap siswa 7,0 ( sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Observasi yang dilakukan pengamat di kelas V SDN 2 Buga pada pembelajaran tindakan siklus I menyangkut pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai rencana yang telah disusun. Adapun aspek yang diamati adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari 3tahap yaitu tahap awal, inti dan akhir pembelajaran.pada awal pembelajaran guru telah menyiapkan RPP, LKS dan alat/bahan pembelajaran. Guru mengawali pembelajaran mengucapkan salam kemudian berdoa bertanda pelajaran akan dimulai, selanjutnya mengabsen kehadiran siswa. Dan membagi siswa kedalam kelompok. 19

Tabel 1. Persentase Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial pada Siklus 1 No Aspek Perolehan Hasil 1. 2. 3. 4. 5. Nilai Tertinggi Nilai Terendah Banyaknya Siswa yang tuntas Persentase ketuntasan klasikal Daya serap klasikal 85 40 10 50% 52,5% Analisis data dan refleksi yang mengacu kepada indikator keberhasilan yang ditetapkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus I belum mengacu pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu hanya mencapai 50% atau hanya 10 siswa yang mendapatkan nilai 70. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari 23April 2014 mulai pukul 10.15 11.25 yang tetap dihadiri oleh seluruh siswa kelas V SDN 2 Buga yang berjumlah 20orang siswa. Materi yang disajikan yaitu Peninggalan Sejarah Budha di Indonesia, mengulang materi pada siklus I dengan beberapa perbaikan. Adapun perbaikan yang dilakukan meliputi perbaikan Guru dalam menerapkan tahaptahap pembelajaran Inkuiri Sosial. Khususnya pada tahap Orientasi dan tahap Eksplorasi. Kemudian guru harus lebih memperkenalkan lebih jelas mengenai materi Peninggalan sejarah Budha kepada siswa, sehingga siswa mampu mengidentifikasi Bukti-bukti Peninggalan Sejarah itu sendiri. Tabel 2. Persentase Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial pada Siklus II No Aspek Perolehan Hasil 1. 2. 3. 4. 5. Nilai Tertinggi Nilai Terendah Banyaknya Siswa yang tuntas Persentase ketuntasan klasikal Daya serap klasikal 90 55 13 65% 62,5% Hasil analisis data dan refleksi yang mengacu kepada indikator keberhasilan yang ditetapkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus II belum mengacu pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu hanya mencapai 65% atau hanya 13 siswa yang mendapatkan nilai 70. 20

Hasil analisis data dan refleksi yang mengacu kepada indikator keberhasilan yang ditetapkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus III sudah mengacu pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu mencapai 95% atau 19 siswa berhasil memperoleh nilai 70. Tabel 3. Persentase Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial pada Siklus III No Aspek Perolehan Hasil 1. 2. 3. 4. 5. Nilai Tertinggi Nilai Terendah Banyaknya Siswa yang tuntas Persentase ketuntasan klasikal Daya serap klasikal 100 65 19 95% 95% Pembahasan Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan tes awal yang dilanjutkan dengan wawancara terhadap siswa. Tes awal dan wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa tentang konsep Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia, Dari hasil tes awal dan wawancara ini diperoleh informasi bahwa masih ada siswa yang kurang memahami materi tentang Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia meskipun materi tersebut sudah diberikan sebelumnya. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi tentang Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia disebabkan oleh Siswa dalam mempelajari materi dengan cara menerima informasi kemudian menghafal. Oleh karena itu apa yang dipelajari cepat dilupakan. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Muchtar (Kasim, 2008:2) menemukan IPS Lebih menekankan aspek pengetahuan, berpusat pada guru, mengarahkan bahan berupa informasi yang tidak mengembangkan berpikir nilai serta hanya membentuk budaya menghafal dan bukan berpikir kritis. Sedangkan menurut Sumaatmadja (Kasim, 2008:2) mengemukakan bahwa guru IPS itu sendiri wajib berusaha secara optimum merebut minat siswa karena minat merupakan modal utama untuk keberhasilan Pembelajaran IPS. tindakan Beberapa hal yang dapat diperoleh dari hasil penelitian pada setiap adalah pada tindakan pembelajaran siklus I ditemukan bahwa guru 21

masih kurang membimbing siswa dalam mempelajari kasus, sehingga siswa itu sendiri tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak ada minat untuk mempelajari buku pedoman yang ada. dalam mengerjakan LKS masih banyak siswa yang kurangmemahami dan tidak mau memperhatikan petunjuk-petunjuk yang ada dalam buku pedoman dan belum secara aktif dalam kerja kelompok menyelesaikan soal-soal yang ada pada LKS, serta belum memiliki keberanian mengemukakan ide/pendapat dalam diskusi kelompok. Pada pembelajaran siklus II ditemukan bahwa siswa masih memiliki kelemahan dalam menangkap penjelasan yang diberikan oleh guru, kurang memperhatikan intruksi yang diberikan oleh guru dan masih memiliki keraguan dalam mengemukakan pendapat. Pada pembelajaran siklus III sudah mulai senang dalam menyelesaikan soal-soal, terutama pada tahap Orientasi yaitu pada saat siswa menerima kasus permasalahan, ada beberapa siswa diberikan kesempatan untuk mencari jawaban dari suatu permasalahan dengan membaca beberapa buku pedoman, namun pada kenyataannya sudah sebagian besar siswa memahami materi tentang Peninggalan Sejarah dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk yang ada dalam buku pedoman.pelaksanaan proses pembelajaran ditemukan siswa secara aktif dalam kerja kelompok menyelesaikan soal-soal yang ada pada LKS yang menggunakan alat peraga yang menggunakan gambar-gamabar sejarah. memiliki keberanian untuk mengisi gambar-gambar yang ada dalam tabel LKS. sementara yang lainnya berpartisipasi untuk memahami buku-buku petunjuk yang ada. Secara umum pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial memiliki potensi yang cukup baik untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi konsep Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh nilai hasil tes setiap siswa yang dilaksanakan pada setiap pembelajaran mengalami peningkatan. Dengan demikian, Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan strategi yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS khususnya dalam memahami konsep Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia. 22

Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi konsep Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia cukup optimal, kriteri keberhasilan yang ditetapkan adalah rata-rata skor siswa yang menjadi subyek penelitian harus mencapai 7,0. Hasil evaluasi setiap akhir pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus I persentase ketuntasan hanya mencapai 50%, pada siklus II persentase ketuntasan hanya mencapai 65% dan pada siklus III menunjukkan hasil yang sangat signifikan yaitu persentase ketuntasan mencapai 95 % siswa memperoleh nilai 70. Berdasarkan skor rata-rata yang dicapai siswa pada setiap akhir pembelajaran tersebut dari sikus I ke siklus II dan siklus III menunjukkan peningkatan yang baik. Hal ini dapat diinterprestikan bahwa siswa sudah mengalami peningkatan pemahaman terhadap konsep Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia dengan baik. Disimpulkan bahwa siswa dalam mengikuti tahap-tahap Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial menunjukkan Respon positif, mereka termotivasi untuk belajar, karena mereka harus secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, sehingga merekah dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. IV. PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah, pelaksanaan (tindakan), hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkanbahwa; (1) Strategi pembelajaran Inquiri Sosial dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia di kelas V SDN 2 Buga Kecamatan Ogodeide Kabupaten Tolitoli. (2) Strategi pembelajaran Inquiri Sosial dapat merubah dan meningkatkan perilaku dan aktivitas belajar siswa kearah yang lebih baik pada mata pelajaran IPS tentang Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia di kelas V SDN 2 Buga Kecamatan Ogodeide Kabupaten Tolitoli. 23

DAFTAR PUSTAKA Kasim, Melany. (2008). Model Pembelajaran IPS, (Online), Http: // Wodrpres. Com. (diagses 20 April 2009). Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). (2006). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas. Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Latri. (2003). Ilmu pengetahuan Sosial. Universitas Negeri Makassar. Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran berorentasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sukmadinata, N.S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Supriatna, Yatna. (2008). Meningkatkan Prestasi Pembelajaran IPS, (Online), Http:// blogspot. Com. (diacses 20 April 2009) Susulaningsih, Endang.dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta. PT. Temprina Media Grafika. Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontomporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Wiraatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Yaba. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Progaram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Makassar. SW. Widodo. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta. PT. Temprina Media Grafika. 24