BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. pengolahan data, pengolahan gambar, pengolahan angka, dan lainnya.

PENGENALAN MySQL. Riana Sepriyanti. Abstrak. Pendahuluan.

WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL. Agustina Purwatiningsih., S.Kom

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

PENGERTIAN PHP DAN MYSQL

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan

KEKURANGAN KELEBIHAN APLIKASI DATA BASE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI RFID SEBAGAI PENGAMAN PINTU MASUK

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2. Tinjauan Pustaka

SMS gateway telah banyak digunakan dalam berbagi aplikasi dan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan, sekolah-sekolah,

SISTEM KEAMANAN PENANGKAL PENCURIAN BAHAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Pengertian Aplikasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGERTIAN DATABASE MySQL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dalam penelitiannya (Nugroho, 2014) yaitu sistem absensi berbasis

Modul 1 Pengenalan Struktur dan Tabel

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN PADA PT. TRI ANUGERAH MANDIRI SENTOSA

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

Sistim Komunikasi Nirkabel TEKNOLOGI RFID. By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016

BAB III LANDASAN TEORI. dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1. Logika Fuzzy Defenisi Logika Fuzzy Himpunan Fuzzy

Teknologi Wireless RFID Untuk Perpustakaan Polnes : Suatu Peluang

BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep dan Definisi Konsep Sistem

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI ALUMNI BERBASIS WEB FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas. Kelurahan yang dipimpin

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sudah maju seperti Amerika, Eropa, Jepang dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. kompensasi, penyatuan, perawatan/pemeliharaan, sumber daya manusia kepada

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus

BAB 2 LANDASAN TEORI

Praktikum Sistem Basis Data. MySQL. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Dapat bekerja di beberapa platform yang berbeda, seperti LINUX, Windows, MacOS dll.

BAB III LANDASAN TEORI. HTML diatur standarisasi dan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium

BAB II LANDASAN TEORI. lingkungan, interaksi unsur dengan suatu tujuan yang akan dicapai. Berikut ini pengertian sistem menurut beberapa ahli:

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

DAFTAR SINGKATAN. Pemakaianpertama kali pada halaman LF Low Frequency 11 HF High Frequency

BAB II LANDASAN TEORI. adalah pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem yang kedua adalah

BAB III. Landasan Teori. Bab ini akan menjelaskan mengenai dasar teori yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membuat sistem.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2001), Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. entitas. Dalam desain, sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru

Perencanaan Dan Pembuatan Aplikasi Absensi Dosen Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut)

SISTEM INFORMASI PELATIHAN LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Hartono, 2005). atau komponen yang terpadu untuk suatu tujuan.

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM MANAJEMEN PARKIR MENGUNAKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY AND IDENTIFICATION (STUDI KASUS FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS MULAWARMAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

::

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK AKUNTANSI DASAR UNTUK UNIT PENGELOLA KEUANGAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) NGAGEL REJO MULYO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhannya sehingga definisinya menjadi beragam. Definisi-definisinya antara

Identifikasi Menggunakan RFID

Kontrak Kuliah. Pengantar Mysql. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Pada bar code seperti di Gambar 1 kita melihat dua macam kode, yaitu kode berbentuk batang yang merupakan bar code atau kode yang bisa dibaca oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aplikasi teknologi informasi saat ini sudah berkembang begitu pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Medan merupakan instansi sekolah menengah atas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

Pemanfaatan Fuzzy Tahani Dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Handphone. Abdurochman, Y. Tyas Catur P, S.Si, M.Kom

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki komponen, batas, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, lingkungannya untuk mencapai sasaran tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 RFID (Radio Frequency Identification) Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah istilah generik yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang memancarkan dalam bentuk identitas ( khas ) nomor urut satu orang atau objek secara nirkabel, menggunakan gelombang radio. Begitu juga lebarnya yang tergabung dalam kategori identifikasi otomatis teknologi.auto-id teknologi memasukkan kode bar. Sifat optik dan teknologi, para pembaca biometrik seperti pemindaian retina.teknologi telah auto-id yang digunakan untuk mengurangi jumlah waktu dan tenaga kerja yang diperlukan untuk input data secara manual untuk memperbaiki dan akurasi data.auto-id beberapa jenis teknologi ini, seperti sistem kode bar. Yang memerlukan banyak orang untuk memindai secara manual, sebuah tag atau label untuk merekam data.pembaca RFID dirancang sehingga untuk mendapatkan tag, dan mengirimkan informasi ini ke sistem komputer tanpa memerlukan orang untuk ikut serta. Tag RFID terdiri dari microchip melekat pada sebuah antena radio dipasang pada substrat. Chip tersebut menyimpan data sampai sebanyak dua kilobyte data. Misalnya, informasi tentang seorang produk atau tanggal pengiriman, dari pembuatan, tujuan tanggal dan dapat ditulis ke sebuah tag. Untuk mengambil data yang tersimpan pada sebuah tag, RFID membutuhkan reader. Reader adalah alat yang memiliki satu atau lebih antena yang memancarkan gelombang radio dan menerima sinyal kembali dari tag. Reader kemudian melewati informasi dalam bentuk digital ke sistem komputer. Teknologi RFID telah digunakan oleh ribuan perusahaan selama satu dekade atau lebih. 2.2 Komponen-Komponen Utama Sistem RFID Secara garis besar sebuah sistem RFID terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tag, reader dan basis data. Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah sistem RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian mengirimkan 4

informasi tersebut ke sebuah basis data yang menyimpan data yang terkandung dalam tag tersebut. Gambar 2.1 Komponen Utama Sistem RFID 2.2.1 Tag RFID Sebuah tag RFID atau transponder, terdiri atas sebuah mikro (microchip) dan sebuah antena seperti yang terlihat pada diatas. Chip mikro itu sendiri dapat berukuran sekecil butiran pasir atau seukuran 0.4 mm. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat read-only, read-write, atau writeonceread-many. Antena yang terpasang pada chip mikro mengirimkan informasi dari chip ke reader. Biasanya rentang pembacaan diindikasikan dengan besarnya antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam dalam obyek yang akan diidentifikasi. Tag dapat di-scan dengan reader bergerak maupun stasioner menggunakan gelombang radio. Gambar 2.2 Tag RFID

Tag RFID sangat bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran. Tag versi paling sederhana adalah tag pasif, yaitu tag yang tidak memiliki catu daya sendiri serta tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Sebagai gantinya, tag merespon emisi frekuensi radio dan menurunkan dayanya dari gelombanggelombang energi yang dipancarkan oleh reader. Sebuah tag pasif minimum mengandung sebuah indentifier unik dari sebuah item yang dipasangi tag tersebut. Data tambahan dimungkinkan untuk ditambahkan pada tag, tergantung kepada kapasitas penyimpanannya. Harga tag pasif lebih murah dibandingkan harga versi lainnya. Perkembangan tag murah ini telah menciptakan revolusi dalam adopsi RFID dan memungkinkan penggunaannya dalam skala yang luas baik oleh organisasi-organisasi pemerintah maupun industri. Tag semipasif adalah versi tag yang memiliki catu daya sendiri (baterai) tetapi tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Dalam hal ini baterai digunakan oleh tag sebagai catu daya untuk melakukan fungsi yang lain seperti pemantauan keadaan lingkungan dan mencatu bagian elektronik internal tag, serta untuk memfasilitasi penyimpanan informasi. Tag versi ini tidak secara aktif memancarkan sinyal ke reader. Tag semi pasif dapat dihubungkan dengan sensor untuk menyimpan informasi untuk peralatan keamanan kontainer. Tag aktif adalah tag yang selain memiliki antena dan chip juga memiliku catu daya dan pemancar serta mengirimkan sinyak kontinyu. Tag versi ini biasanya memiliki kemampuan baca tulis, dalam hal ini data tag dapat ditulis ulang dan/atau dimodifikasi. Tag aktif dapat menginisiasi komunikasi dan dapat berkomunikasi pada jarak yang lebih jauh, hingga 750 kaki, tergantung kepada daya baterainya. Harga tag ini merupakan yang paling mahal dibandingkan dengan versi lainnya.

Dalam keadaan yang sempurna, sebuah tag dapat dibaca dari jarak sekitar 10 hingga 20 kaki. Tag pasif dapat beroperasi pada frekuensi rendah (low frequency, LF), frekuensi tinggi (high frequency, HF), frekuensi ultra tinggi (ultrahigh frequency, UHF), atau gelombang mikro (microwave). (Bagus Dhaka, 2013) Jenis Tag Tag Pasif Tag Semipasif Tag Aktif Daya Eksternal Baterai Internal Baterai Internal Rentang Baca Dapat mencapai 20 Dapat mencapai Dapat mencapai 750 kaki 100 kaki kaki Tipe Memori Umumnya read only Read-write Read-white Usia Tag Sampai 20 tahun 2-7 tahun 5-10 tahun Tabel 2.1 Karakteristik Umum RFID 2.2.2 Reader RFID Untuk berfungsinya sistem RFID diperlukan sebuah reader atau alat scanning device yang dapat membaca tag dengan benar dan mengkomunikasikan hasilnya ke suatu basis data. Sebuah reader menggunakan antenanya sendiri untuk berkomunikasi dengan tag. Ketika reader memancarkan gelombang radio, seluruh tag yang dirancang pada 6 frekuensi tersebut serta berada pada rentang bacanya akan memberikan respon. Sebuah reader juga dapat berkomunikasi dengan tag tanpa line of sight langsung, tergantung kepada frekuensi radio dan tipe tag (aktif, pasif atau semipasif) yang digunakan. Reader dapat memproses banyak item sekaligus. Menurut bentuknya, reader dapat berupa reader bergerak seperti peralatan genggam, atau stasioner seperti peralatan point of sale di supermarket. Reader dibedakan berdasarkan kapasitas penyimpanannya, kemampuan pemrosesannya, serta frekuensi yang dapat dibacanya. (Bagus Dhaka, 2013) 2.3 Cara Kerja RFID

Cara kerja dapat diterangkan sebagai berikut: Label tag RFID yang tidak memilik baterai antenalah yang berfungsi sebagai pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca (reader) dan memodulasi medan magnet. Kemudian digunakan kembali untuk mengirimkan data yang ada dalam tag label RFID. Data yang diterima reader diteruskan ke database host computer. Reader mengirim gelombang elektromagnet, yang kemudian diterima oleh antena pada label RFID. Label RFID mengirim data biasanya berupa nomor serial yang tersimpan dalam label, dengan mengirim kembali gelombang radio ke reader. Informasi dikirim ke dan di baca dari label RFID oleh reader menggunakan gelombang radio. Dalam sistem yang paling umum yaitu sistem pasif, reader memancarkan energi gelombang radio yang membangkitkan label RFID dan menyediakan energi agar beroperasi. Sedangkan sistem aktif, baterai dalam label digunakan untuk memperoleh jangkauan operasi label RFID yang efektif, dan fitur tambahan penginderaan suhu. Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari label RFID kemudian dilewatkan / dikirim melalui jaringan komunikasi dengan kabel atau tanpa kabel ke sistem komputer. Gambar 2.3 Cara Kerja RFID Melalui Sinyal Frekuensi Radio Antena akan mengirimkan melalui sinyal frekuensi radio dalam jarak yang relative dekat. Dalam proses transmisi tersebut terjadi 2 hal : Antena melakukan komunikasi dengan transponder, dan Antena memberikan energi kepada tag untuk berkomunikasi (untuk tag yang sifatnya pasif) Ini adalah kunci kehebatan teknologi RFID. Sebuah tag yang dipasang tidak menggunakan sumber energi seperti batere sehingga dapat digunakan dalam waktu yang sangat lama. Antena bisa dipasang secara permanent (walau saat ini

tersedia juga yang portable) Bentuknya pun beragam sekarang sesuai dengan keinginan kita. Pada saat tag melewati wilayah sebaran antena, alat ini kemudian mendeteksi wilayah scanning. Selanjutnya setelah terdeteksi maka chip yang ada di tag akan terjaga untuk mengirimkan informasi kepada antena. Di pasaran saat ini ada 2 tipe tag RFID: a) Tag RFID aktif : tag ini memiliki sumber energi sendiri atau batere internal. Keuntungannya adalah alat pembaca (reader) mampu mengenali tag dalam jarak yang cukup jauh (mampu memancarkan sinyal lebih kuat). Memory pada tag ini cukup variatif bahkan ada yang sampai 1MB. Tag aktif bisa mengirim sejumlah instruksi ke mesin dan mesin menangkap informasi ini dalam bentuk history tag. Kendalanya adalah ukuran yang lebih besar, harga yang lebih mahal dan usia yang terbatas (bisa maksimal sampai 10 tahun tergantung temperatur dan tipe batere) b) Tag RFID pasif : tag ini tidak memiliki sumber energi seperti batere. Umumnya tag pasif ini berukuran lebih kecil dibandingkan dengan tag aktif dan berharga lebih murah dan usia pakai yang tidak terbatas. Keterbatasannya adalah jarak dalam membaca informasi ke transceiver. Tag pasif ini sudah diprogram sebelumnya dengan data-data yang unik (32 s.d 128 bit) dan tidak dapat dimodifikasi. (Daniel Kurniawan,2009) 2.4 Frequensi Kerja RFID Antena untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara reader dengan tag, antena merupakan unsur yang penting karena juga untuk menentukan jarak baca antara reader dengan tag dan juga seberapa luas area pembacaan, antena dapat dikategorikan dalam dua model koneksi, yaitu : Integrated antena yang dibutuhkan jika jarak pembacaan tidak begitu luas. Dan external antena yang dibutuhkan jika jarak pembacaan memerlukan area yang luas. Berikut ini adalah empat frekuensi utama yang digunakan oleh sistem RFID :

1. Band LF berkisar dari 125 kilohertz (KHz) hingga 134 KHz. Band ini paling sesuai untuk penggunaan jarak pendek (short-range) seperti sistem antipencurian, identifikasi hewan dan sistem kunci mobil. 2. Band HF beroperasi pada 13.56 megahertz (MHz). Frekuensi ini memungkinkan akurasi yang lebih baik dalam jarak tiga kaki dan karena itu dapat mereduksi resiko kesalahan pembacaan tag. Sebagai konsekuensinya band ini lebih cocok untuk pembacaan pada tingkat item (item-level reading). Tag pasif dengan frekuensi 13.56 MHz dapat dibaca dengan laju 10 sampai 100 tag perdetik pada jarak tiga kaki atau kurang. Tag HF digunakan untuk pelacakan barang-barang di perpustakaan, toko buku, kontrol akses gedung, pelacakan bagasi pesawat terbang, pelacakan item pakaian. 3. Tag dengan band UHF beroperasi di sekitar 900 MHz dan dapat dibaca dari jarak yang lebih jauh dari tag HF, berkisar dari 3 hingga 15 kaki. Tag ini lebih sensitif terhadap faktor-faktor lingkungan daripada tag-tag yang beroperasi pada frekuensi lainnya. Band 900 MHz muncul sebagai band yang lebih disukai untuk aplikasi rantai supply disebabkan laju dan rentang bacanya. Tag UHF pasif dapat dibaca dengan laju sekitar 100 hingga 1.000 tag perdetik. Tag ini umumnya digunakan pada pelacakan kontainer, truk, trailer, terminal peti kemas, serta telah diadopsi oleh peritel besar dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sebagai tambahan, di Amerika serikat, band MHz digunakan untuk mengidentifikasi isi kontainer dalam area komersial dan industri untuk meningkatkan ketepatan waktu dan akurasi transmisi data. Menurut FCC penggunaan semacam itu menguntungkan perusahaan pengapalan komersial dan memberikan manfaat keamanan yang signifikan dengan dimungkinkannya seluruh isi kontnainer teridentifikasi dengan mudah dan cepat serta dengan dapat diidentifikasinya kerusakan selama pengapalan. 4. Tag yang beroperasi pada frekuensi gelombang mikro, biasanya 2.45 dan 5.8 gigahertz (GHz), mengalami lebih banyak pantulan gelombang radio dari obyek-obyek di dekatnya yang dapat mengganggu

kemampuan reader untuk berkomunikasi dengan tag. Tag gelombang mikro biasanya digunakan untuk manajemen rantai supply. (Nur Heri, 2010) 2.5 Sistem Informasi Sistem ialah interaksi dari elemen-elemen yang saling berkaitan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Elemen-elemen tersebut ialah elemen system konvensional (data, manusia dan prosedur) dan elemen sistem modern (data, manusia, prosedur, hardware dan software). Ilustrasi mengenai sebuah sistem dapat dilihat pada gambar. Sebuah system menerima masukan, memrosesnya, dan kemudian menghasilkan suatu keluaran. Sistem tersebut mampu bekerja karena komponen-komponen di dalamnya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran. Dalam melakukan prosesnya, kinerja sistem sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitarnya. Gambar 2.4 Ilustrasi Sistem Informasi ialah hasil pengolahan data yang berguna bagi penerimanya. Sistem informasi ialah interaksi antara data, manusia dan prosedur (yang didukung oleh hardware dan software) untuk memberikan suatu penyelesaian berupa informasi yang dapat dipakai untuk mengambil suatu tindakan keputusan selanjutnya baik untuk jangka pendek, menengah atau panjang dalam sebuah organisasi. Dengan kata lain, sistem informasi juga adalah suatu kumpulan dari komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mengelola informasi pada

suatu organisasi untuk mendukung kegiatan bisnis organisasi. (Ardhian Agung dkk, 2009) 2.6 Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan sistem informasi ialah satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan oleh stakeholder untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak. Biasanya pengembangan sistem dilakukan apabila sistem yang lama sudah tidak bisa mengimbangi/memadai kebutuhan atau pun perkembangan perusahaan, sehingga terdapat beberapa pendapat tentang definisi pengembangan sistem, antara lain: menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Suatu proses pengaplikasian teknologi informasi untuk suatu tujuan tertentu atau menyelesaikan suatu masalah. Memilah suatu masalah yang besar dan kompleks menjadi beberapa bagian kecil yang dapat dikelola. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan/memperbaiki sistem yang telah ada. Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru, yaitu meningkatkan: 1. Performance (kinerja) : peningkatan terhadap kinerja sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu dan response time (rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi/pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut). 2. Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan. 3. Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaatmanfaat/keuntungan-keuntungan/penurunan-penurunan biaya yang terjadi.

4. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangankecurangan yang dan akan terjadi. 5. Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem. (Ardhian Agung dkk, 2009) 2.7 MySQL MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase. Adapun keistimewaan MySQL antara lain :

1. Portabilitas : MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi. 2. Open Source : MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma. 3. Multiuser : MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. 4. Performance tuning : MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu. 5. Jenis Kolom : MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain. 6. Perintah dan Fungsi : MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query). 7. Keamanan : MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi. 8. Skalabilitas dan Pembatasan : MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 9. Konektivitas : MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT). 10. Lokalisasi : MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya. 11. Antar Muka : MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).

12. Klien dan Peralatan : MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur tabel : MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle. 2.8 Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak. Jadi, jelaslah bahwa ERD ini berbeda dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship data. Elemen-elemen diagram hubungan entitas : 1. Etity (Entitas) : Adalah suato objek yang dapat dibedakan atau dapat diidentifikasikan secara unik dengan objek lainnya, dimana semua informasi yang berkaitan dengannya dikumpulkan. Kumpulan dari entity yang sejenis dinamakan Entity Set. Simbol dari Entity : 2. Relationship (Relasi) : hubungan yang terjadi antara satu entity dengan entity lainnya. Relationsip tidak mempunyai keberadaan fisik atau konseptual kecuali yang sejenis dinamakan dengan Relationsip Diagram. Simbol dari Relationship :

Contoh : Gambar 2.5 Contoh Relationship 3. Relationship Degree (Derajat relasi) : Relationship Degree atau Derajat Relasi adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship. 4. Atribut : karakteristik dari entity atau relationship yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut. Simbol dari Atribut adalah : Contoh : Gambar 2.6 Contoh Atribut 5. Cardinality (Kardinalitas) : Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Terdapat 3 macam kardinalitas relasi yaitu : One To One ( 1 : 1) : Yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding satu berbanding satu. Gambar 2.7 Kardinalitas One to One

One To Many ( 1 : M ) : Yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding satu berbanding banyak. Gambar 2.8 Kardinalitas One to Many Many To One ( M : 1 ) : Yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding banyak berbanding satu. Gambar 2.9 Kardinalitas Many to One Many To Many ( M : M ) : Yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding banyak berbanding banyak. Gambar 2.10 Kardinalitas Many to Many (Didik Setiono S, 2014) 2.9 Metode RAD (Rapid Application Development) RAD (Rapid Application Development) adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan piranti lunak tambahan yang memberikan penekanan model pembangunan yang sangat singkat. Siklus biasanya 60-90 hari Model RAD dapat dilihat dalam gambar dibawah. Model RAD ini merupakan

adaptasi dari model waterfall di mana hasil dari masing-masing siklus sebuah sistem sepenuhnya berfungsi dengan baik. Gambar 2.11 Model RAD (Rapid Application Development) Tujuan utama model ini adalah menyelesaikan suatu proyek per bagian, sehingga proses perencanaannya pun per. Model RAD menekankan pada fase-fase berikut : 1. Pemodelan Bisnis (Business modeling). Pada tahap ini, aliran informasi (information flow) pada fungsi-fungsi bisnis dimodelkan untuk mengetahui informasi apa yang mengendalikan proses bisnis, informasi apa yang hasilkan, siapa yang membuat informasi itu, kemana saja informasi mengalir, dan siapa yang mengolahnya. 2. Pemodelan Data (Data modeling). Aliran informasi didefinisikan sebagai bagian dari bisnis pemodelan fase halus ke dalam satu set dari data objects yang diperlukan untuk menunjang bisnis. Karakteristik (disebut atribut) dari setiap objek yang diidentifikasi dan hubungan antara obyek ini didefinisikan.

3. Pemodelan proses (Process modeling). Objek-objek data yang didefinisikan sebelumnya diubah agar bisa menghasilkan aliran informasi untuk diimplementasikan menjadi funsi bisnis. Pengolahan deskripsi dibuat untuk menambah, merubah, menghapus, atau mengambil kembali objek data. 4. Pembuatan Aplikasi (Application generation). RAD bekerja dengan menggunakan fourth generation techniques (4GT). Sehingga pada tahap ini sangat jarang digunakan pemrograman konvensional menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga (third generation programming languages), tetapi lebih ditekankan pada reuse komponen-komponen (jika ada) atau membuat komponen baru (jika perlu). Dalam semua kasus, alat bantu untuk otomatisasi digunakan untuk memfasilitasi pembuatan perangkat lunak. 5. Pengujian dan Pergantian (Testing and turnover). Karena menekankan pada penggunaan kembali komponen yang telah ada (reuse), sebagian komponen-komponen tersebut sudah diuji sebelumnya. Sehingga mengurangi waktu testing secara keseluruhan. Kecuali untuk komponenkomponen baru. (Desi Pibriana, 2010)

20