BAB I PENDAHULUAN. membawa pesan kepada sejumlah besar orang seperti surat kabar membawa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di masa sekarang ini kita dengan mudah dapat menikmati penyiaran radio

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khalayak selalu berusaha untuk secara berkala menggunakan berbagai media

BAB IV ANALISIS SEGMENTASI PENDENGAR RADIO DAIS FM SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. berlomba memberikan yang terbaik bagi masyarakat, masyarakat modern seperti

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya The Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini media massa sedang mengalami penurunan audiens. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdahulu, perubahan dalam berkomunikasi terus berkembang dari waktu ke

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peran suatu media. Media massa kini berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah. Hal ini di mungkinkaan karena adanya berbagai media (Channel) yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan tersedia di semua tempat (Vivian, 2008:148). Saat ini, radio menjadi

BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak,

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan canggih membuat lahirnya berbagai cara komunikasi baru antar sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. wadah penghububung informasi kepada khalayak luas, dirasa sangat tepat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang

Perencanaan dan Pemilihan Media Periklanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dimulai dari yang paling sederhana (komunikasi antar pribadi) hingga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB I PENDAHULUAN. secara berbeda.usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. kita. Menurut Berelson dan Steiner komunikasi adalah penyampaian informasi,

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya bermunculan berbagai media, baik itu media elektronik

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menjalani


BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

PERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan sedikit biaya, radio berpotensi menjangkau tingkatan sosial seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Media penyiaran merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam

BAB I PENDAHULUAN. teman penghibur ketika dalam perjalanan berkendaraan (Prayudha,2004:10).

BAB IV PROFIL RADIO LEONARD 774 AM SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Website sangat membantu pekerjaan Public Relations menjadi lebih

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB 1 PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang fungsinya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah William L. Rivers, dkk; dalam Media Massa & Masyarakat Modern (2008:36-37) menuliskan penjelasan McLuhan yang menegaskan bahwa media merupakan wujud perluasan dari manusia. Sama halnya dengan pakaian, mobil, dan jam tangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hafied Cangara berpendapat, Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. (Cangara, 1998: 137) Stanley J. Baran menyatakan bahwa, Ketika media ini adalah teknologi yang membawa pesan kepada sejumlah besar orang seperti surat kabar membawa kata-kata yang tercetak serta radio membawa suara musik dan berita kita menyebutnya dengan media massa (Baran, 2012: 7). Kehadiran media massa sudah begitu memenuhi kehidupan manusia sekarang ini, sehingga kehadiran dan pengaruhnya sering tidak lagi disadari. Bahkan seorang kritikus budaya dan media, Marshall McLuhan menggambarkannya keterkaitan tersebut seperti seekor ikan yang keberadaannya didominasi oleh air sehingga ikan hanya dapat menyadari keadaannya ketika dalam kondisi tidak ada air (Baran, 2012: 4-5).

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Gamble dan Gamble (2001) yang meminta 223 mahasiswa program sarjana strata satu di Amerika untuk meranking buku, surat kabar, majalah, tape recorder, televisi, radio siaran dan film. Hasil riset tersebut tercatat dalam buku berjudul Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi yang ditulis Elvinaro Ardianto. Hasil riset itu membuktikan bahwa yang paling disukai responden adalah tape recorder, berikutnya televisi, film, buku, radio siaran, majalah, dan surat kabar. Orang-orang menonton televisi selama enam jam empat puluh lima menit setiap harinya, dan mendengarkan radio 22 jam setiap minggunya. Lebih dari itu, lebih dari 100 juta orang membaca surat kabar setiap harinya, dan rata-rata mengonsumsi 15 buku setiap tahunnya (Ardianto, 2007: 14). Oleh karena itu William L. Rivers, dkk; juga (2008:27) menyatakan bahwa hal itu dikarenakan media massa, sama halnya dengan pesan lisan dan isyarat yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Cangara (1998:140) juga mengidentifikasikan beberapa karakteristik media massa, yaitu: 1. Bersifat melembaga, artinya pengelolah media terdiri dari banyak orang baik dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya reaksi atau umpan balik tidak terjadi langsung melainkan tertunda dan memerlukan waktu. 3. Meluas dan serempak, artinya karena memiliki kecepatan maka dapat mengatasi rintangan jarak dan waktu. Bahkan informasi dapat diterima oleh banyak orang pada waktu yang bersamaan.

4. Memakai peralatan teknis atau mekanis. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. Munculnya televisi dan internet membuat banyak orang yang menyangka radio akan ditinggalkan. Namun radio merupakan salah satu media elektronik tertua yang mampu bersaing dengan media lainnya dan bahkan beradaptasi. Dominick dalam The Dynamics of Mass Communication (2000: 242) juga menambahkan bahwa sebelum tahun 1950-an, tepatnya ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak radio siaran, banyak yang memperkirakan radio akan mati. Namun Ia melihat bahwa radio mampu membuktikan ketahanannya dalam melawan persaingan-persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games, dan personal casset player selama hampir seabad lebih. Melihat hal inilah, Dominick membuktikan bahwa radio memang adalah media massa elektronik tertua yang sangat luwes. Radio dapat beradaptasi dengan perubahan dunia dengan mengembangkan hubungan saling melengkapi dan menguntungkan terhadap media lain. Keunggulan radio adalah berada di mana saja, cepat, dan mudah dibawa ke mana-mana. Radio bisa dinikmati di mana saja dan sambil mengerjakan pekerjaan lainnya. Hasil penelitian membuktikan bahwa para remaja di Amerika Serikat rata-rata lebih banyak waktunya untuk mendengar radio dibanding dengan menonton TV. Ini dibuktikan dengan makin banyaknya stasiun radio yang didirikan di Amerika di samping pertumbuhan stasiun TV (Cangara, 1998: 152-153).

Setiap media massa memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Ciri-ciri yang membedakan media massa satu dengan lainnya terletak pada stimulasi alat indra. Pada surat kabar dan majalah alat indra yang dipakai adalah indra penglihatan, pada siaran radio indra yang dipakai adalah indra pendengaran, sedangkan televisi dan film dapat dinikmati dengan melihat dan mendengarkan. Perbedaanperbedaan ini dapat menghasilkan karakteristik masing-masing media massa dan berikut beberapa karakteristik khas radio yang dipaparkan Elvinaro Ardianto, dkk; dalam Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (2007:131): auditori, paling aktual, imajinatif, akrab, penyampaian pesan bergaya percakapan, dan menjaga mobilitas. Kekuatan radio siaran dalam memengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai negara. Hal ini menunjukkan bahwa radio juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat. Morrisan dalam Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi (2008: 14) mengemukakan bahwa media penyiaran merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang memengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Sampai sekarang ini banyak radio-radio swasta yang secara mandiri menyiarkan berbagai macam program dan bahkan memiliki format yang khas untuk menjangkau target pendengar tertentu. Terdapat puluhan stasiun radio komersil Jakarta dengan bermacam-macam format radio mengudara di gelombang FM. Seperti PT Radio Cakrawala Gitaswara atau yang sering disebut sebagai Radio Cakrawala. Radio Cakrawala yang memposisikan dirinya sebagai

Mandarin Station ini secara konsisten siaran menggunakan Bahasa Mandarin dan juga memutar lagu-lagu Mandarain. Radio Cakrawala yang berlokasi di Jembatan Batu no.48 yang merupakan wilayah China Town ini secara sengaja mengubah strategi pemrogramannya agar dapat tepat menjangkau target pendengarnya, yaitu masyarakat keturunan Cina. Ada juga Radio Jogja Family yang secara terang-terangan menyebut dirinya sebagai radio bersegmentasi keluarga. Hal ini dapat langsung dilihat dari nama radionya. Bukan hanya itu, melalui sebuah artikel di www.gamamulti.com yang berjudul SwaraGama Mendirikan Radio Jogja Family 100.9 FM radio berfrekuensi di gelombang 100.9 FM ini mensasar pendengar keluarga dari umur 15 55 tahun. Radio Jogja Family ini juga memiliki target untuk menjadi radio bersegmen keluarga papan atas di Yogyakarta. Kedua radio di atas menunjukkan pentingnya programming dalam pengembangan citra. Prayudha (2005:43) menjelaskan bahwa pada saat pengelola stasiun penyiaran radio hendak beropersi, salah satu faktor yang perlu menjadi kajian khusus adalah cara menetapkan target pendengar. Namun menetapkan target pendengar atau segmentasi audien tidak dapat berdiri sendiri. Morissan berpendapat, Segmentasi pasar audien adalah suatu konsep yang sangat penting dalam memahami audien penyiaran dan pemasaran program (Morissan, 2008: 167). Pengelola program penyiaran diharuskan untuk memahami kebutuhan para pendengarnya sehingga program tersebut dapat tepat sasaran dan berhasil. Morissan (2008: 168) juga menambahkan bahwa segmentasi diperlukan agar

stasiun penyiaran dapat melayani audiennya secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasif dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audien yang dituju. Setelah menentukan segmentasi audien, program atau acara yang akan disajikan merupakan ujung tombak yang digunakan untuk menarik audien. Setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi target radio tersebut dan target pendengar hanya dapat dicapai dengan melakukan programming. Morissan dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi (2008: 199-200) mencatat kata program berasal dari Bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Namun Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Meskipun demikian, kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak ditambah lagi dengan persaingannya terhadap media massa lainnya, mengharuskan radio untuk menyajikan program yang memiliki ciri-ciri tertentu atau yang sering disebut dengan format. Morissan (2008: 220) secara sederhana mendefinisikan format sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya. Radio Prambors merupakan salah satu radio yang menggunakan survei untuk menentukan segmentasinya dan melakukan programming yang pada akhirnya

berhasil memosisikan dirinya sebagai radio anak muda yang memutarkan Hits Terbaik Dunia. Menurut penelitian yang dilakukan PT Surindo Utama Indonesia yang dilakukan pada tahun 1998 dan 1995, Radio Prambors ingin mengetahui gaya hidup para remaja kelas menengah atas di Jakarta yang merupakan segmen audien radio tersebut. Melalui survei tersebut, Radio Prambors menemukan bahwa pendengarnya cenderung mencari kesenangan dan perhatian. Oleh karena itu, program-program yang disiarkan lebih menonjolkan kesenangan (entertainment), dibandingkan menonjolkan kualitas informasi. Contohnya Program Desta & Gina in The Morning yang mengijinkan pendengarnya untuk mencurahkan perasaannya di Miss Dong-Dong, melakukan tanya jawab iseng kepada penyedia jasa. Atau Program The Dandees yang menyajikan percandaan-percandaan, hits terbaik, berita terkini, dan feature andalan di MasdarTop 5. Sampai sekarang ini Radio Prambors merupakan salah satu contoh radio yang berhasil membangun positioning sebagai radio kawula muda (Ardianto, 2007:150). Selain usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, dan suku; belakangan ini segmentasi agama telah digunakan untuk membuat programprogram tertentu. Contohnya Radio Suara Akbar Surabaya yang mengudara pada gelombang 107.5 FM. Menurut www.sasfmsurabaya.net SASFM merupakan radio komersial yang bersegmentasi sebagai radio religi untuk pendengar muslim yang berjiwa muda. SASFM memiliki program siaran mengenai kehidupan sehari-hari yang islami, aktual, dan dinamis. Seperti Program Kajian Senja dan Kajian Fajar yang merupakan acara live pengajian rutin setiap hari ba da sholat shubuh dan ba da sholat maghrib langsung dari Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Ada juga program Kajian Tasfsir Al Quran yang selalu dipadati pertanyaan dan komentar dari pendengar.

Selain itu, ada juga Radio Ichtus FM yang bertempat di kota Semarang yang merupakan Radio yang memiliki visi sebagai The Station of Salvation, dimana radio berfrekuensi 96.5 FM ini memiliki visi untuk menjangkau sebanyak dan seluas mungkin masyarakat Indonesia tanpa membedakan etnis, bahasa, usia, dan status sosial untuk mendapatkan keselamatan dari Kristus. Seperti yang tertera di www.ichthusfm.com, format Ichthus FM adalah sebagai radio pendidikan dan hiburan dengan pujian religi. Hal itu dapat dilihat dari komposisi siaran yang 39,33% hiburan dan musik, 18,08% pendidikan dan kebudayaan, dan 18,01% siaran agama. Berbeda dengan Radio Heartline yang tidak secara terang-terangan menyebut dirinya sebagai radio bersegmentasi agama Kristen, ia memposisikan dirinya sebagai radio bersegmen keluarga yang bernuansa Kristen. Melihat keunikan tersebut, maka penulis memutuskan untuk menjadikan Radio Heartline sebagai objek penilitian yang akan diteliti penulis. Radio Heartline dimiliki oleh sebuah lembaga Kristen Internasional yang bernama Far East Broadcasting Company (FEBC). Namun di Indonesia, FEBC dikenal dengan sebutan Yayasan Siaran Kristen Indonesia (YASKI). Seperti yang tertera di www.yaski.co.id, Radio Heartline merupakan perusahaan yang dibawah naungan YASKI, oleh karena itu pada awalnya Radio Heartline menyiarkan program-program rohani dari FEBC Manilia, Filipina yang akhirnya disiarkan dalam Bahasa Indonesia. Pada saat itu Radio heartline memiliki takeline The Master s Touch, dimana kata Master ini melambangkan Tuhan Yesus Kristus.

Namun pada awal tahun 2005, tepatnya ketika Radio Heartline memindahkan saluran radionya ke daerah Karawaci Tangerang dengan frekuensi 100.6 Mhz, Secara bertahap tapi pasti, Heartline mulai berkembang dan menjadi siaran radio sekuler bersegmen keluarga yang tetap memegang nilai-nilai Kristen. Menanggapi perubahan itu, Radio Heartline juga telah melangsungkan strategi programing yang memampukan Radio Heartline yang awalnya dikenal sebagai radio Kristen menjadi Radio Keluarga yang tetap memiliki warna Kristiani. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Radio Heartline menyusun strategi programming dalam membangun positioning sebagai radio keluarga dengan nilai-nilai Kristen? 2. Bagaimana Radio Heartline memasukkan nilai-nilai Kristiani dalam manajemen media dan strategi programming-nya? 1.3 Tujuan Penelitian tujuan: Dengan rumusan masalah tersebut, penulis melakukan penelitian ini dengan

1. Mengetahui strategi programming Radio Heartline dalam membangun positioning sebagai radio keluarga dengan nilai-nilai Kristen. 2. Mengetahui Bagaimana Radio Heartline memasukkan nilai-nilai Kristiani dalam manajemen media dan strategi programming-nya. 1.4 Signifikansi Penelitian Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat baik untuk kegunaan akademis, maupun kegunaan praktis. Berikut manfaat-manfaat yang dapat diberikan penelitian ini: 1. Kegunaan Akademis: Penelitian ini dapat bermanfaat secara akademis, yaitu dengan mengetahui penerapan teori khususnya programming radio pada radio bersegmen khusus. 2. Kegunaan Praktis: Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan pengetahuan kepada parktisi radio dan masyarakat umum mengenai strategi programming yang diterapkan radio tertentu untuk menyebarkan suatu nilai.