CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah BAB I PENDAHULUAN

Jurnal MONEX Vol.6 No 1 Januari 2017

Evaluasi Penerapan Akuntansi Penerimaan Dana Transfer Pada Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara

BAB IV PENUTUP. dibandingkan dengan basis akrual penuh di BPKAD Kota Madiun tahun. ini dibuktikan dengan adanya paket Undang-Undang Keuangan yang

IMPLEMENTASI AKUNTANSI KEUANGAN DESA

DAFTAR PUSTAKA. Arif, Bachtiar, Iskandar dan Muchlis, 2002, Akuntansi Pemerintahan, Jakarta : Salemba Empat

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 2, No. 2, Desember 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB I PENDAHULUAN. upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian pertanggungjawaban

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Kas Pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rokan Hulu

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Kas. Definisi menurut John Burch dan Gary Grudnitski yang telah terjemahkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

SKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG WINDA PUSPITA SARI FAKULTAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi

BAB IV PENUTUP. penggunaan kas dan mengurangi penyalahgunaan kas. serangkaian tahap sebelum dana diterima oleh masing-masing sekolah baik

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

Novelson Mansoara, Pencatatan dan Pelaporan.

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI APBD

AKUNTANSI, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PUBLIK (SEBUAH TANTANGAN) OLEH : ABDUL HAFIZ TANJUNG,

BAB VI PENUTUP. 1. Dilihat dari struktur organisasi PD. Kelautan Kabupaten Kupang yang. maka dapat menjamin terlaksananya tugas masing-masing sehingga

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

JURNAL IMPLEMENTASI PERMENDAGRI 13 TAHUN 2006 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DAERAH (Study Kasus Pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur)

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI MALUKU TENGGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menegaskan

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

BAB VI PENUTUP. 1. Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kupang Ditinjau Dari Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B U P A T I K U N I N G A N

Silabus. EKA 4211 Akuntansi Sektor Publik. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAB VI PUNUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan kepada literaturliteratur

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah

BAB VI PENUTUP. 24 Tahun 2005 dan PP No. 71 Tahun 2010 Tahun Anggaran dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Akuntansi dan Pelaporan merupakan organisasi sektor publik yang

Analisis Akuntabilitas Pendapatan Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kota Palopo

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA APBD

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

I. PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dialami lulusan lulusan perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan

PROSEDUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA ( GAJI ) PADA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Peran Audit Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas. 2. Kajian Pustaka dan Hipotesis

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah menyebar ke seluruh pelosok negeri dan telah merambah

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang

Transkripsi:

AUDIT PENERIMAAN KAS UNTUK MENILAI DAN MENGEVALUASI ADANYA SALAH SAJI YANG MATERIAL PADA LAPORAN KEUANGGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Kediri) M. Kharis M.K Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi Universiats Islam Kadiri ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri (dalam hal ini kantor BPKAD) yang terletak di Jalan Soekarno Hatta No.1 Kediri. Penelitian ini dilatarbelakangi tentang tuntutan transparasi dan akuntabilitas publik atas dana-dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan atas penggunaan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan kinerja pemerintahan. Serta pemeriksaan atau audit yang diterapkan pada pemerintah daerah sebagai bukti adanya transparansi di dalam pemerintah daerah itu sendiri. Hal ini merupakan kondisi yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah sehingga audit penerimaan kas dapat digunakan untuk menilai dan mengevaluasi adanya salah saji yang material pada laporan keuangan daerah. Penulis melakukan analisa data dengan membandingkan antara penerimaan kas daerah pada periode dengan penerimaan kas daerah pada tahun 2011. Dan mengetahui proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah serta proses audit atau pemeriksaannya. Hasil penelitian dari perbandingan laporan penerimaan kas, dengan mengetahui proses penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan daerah diperoleh bahwa penerimaan kas daerah per belum mencapai anggaran karena masih banyak ditemukan kekurangan dalam pencapaian target anggaran pada laporan keuangannya. Serta ditemukannya kesalahan dalam penyusunan penerimaan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berpengaruh terhadap terhambatnya penyusunan laporan keuangan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Sebaiknya Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD lebih teliti lagi dan bisa tepat waktu dalam menyusun laporan penerimaan kas SKPD supaya tidak terjadi kesalahan pada laporan keungan di BPKAD. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan di BPKAD terjadi karena kurang lengkap dan kurang telitinya pejabat penatausahaan keuangan di SKPD. PENDAHULUAN Akuntansi pemerintahan merupakan bidang ilmu akuntansi yang saat ini sedang berkembang pesat. Tuntutan transparasi dan akuntabilitas publik atas dana-dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan atas penggunaan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan kinerja pemerintahan. Akuntansi sektor publik memberikan informasi keuangan dari entitasentitas yang tidak mencari laba. Akuntansi pemerintahan mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintahan. Akuntan pemerintah menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan Negara. Pengkhususan di bidang ini meliputi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran negara, termasuk kesesuaiannya dengan UU yang berlaku. Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan bagian dari pengelolaan keuangan daerah secara keseluruhan. Adanya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara 77

pemerintah pusat dan daerah memberikan kewenangan yang cukup besar bagi daerah untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya. Oleh karena itu sistem akuntansi menjadi suatu tuntutan sekaligus kebutuhan bagi tiap pemda. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Akuntansi pemeriksan atau auditing merupakan suatu bidang kegiatan menyangkut pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara bebas. Akuntan publik melakukan pemeriksaan atau audit atas catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan dan memberikan pendapatnya mengenai kelayakan dan kewajaran laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan disebut layak dan wajar apabila memenuhi prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum. Kabupaten Kediri adalah wilayah yang terletak di Provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mempunyai banyak potensi ekonomi dari sektor pariwisata, pertanian, dan peternakan. Secara umum bahwa potensipotensi ekonomi dari sektor pariwisata, pertanian, dan peternakan mempunyai dampak yang signifikan terhadap masyarakat di Kabupatan Kediri. Sehingga pemberdayaan masyarakat pada sektor tersebut nantinya akan mempunyai dampak positif terhadap kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengambil judul pembahasan: Audit Penerimaan Kas Untuk Menilai Dan Mengevaluasi Adanya Salah Saji Yang Material Terhadap Laporan Keuangan Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Kediri). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana audit penerimaan kas dapat digunakan untuk menilai dan mengevaluasi adanya salah saji yang material dalam laporan keuangan daerah. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : untuk mengetahui bagaimana audit penerimaan kas dapat digunakan untuk menilai dan mengevaluasi adanya salah saji yang material dalam laporan keuanggan daerah. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada salah satu instansi pemerintah Kabupaten Kediri yaitu Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) pemerintah derah Kabupaten Kediri yang terletak di Jl. Sukarno Hatta no. 1 Kabupaten Kediri. Alasan memilih lokasi penelitian ini karena pemerintah daerah Kabupaten Kediri terbuka dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara 2. Dokumentasi Identivikasi Variabel Berdasarkan judul Audit Penerimaan Kas Untuk Menilai Dan Mengevaluasi Adanya Salah Saji Yang Material Terhadap Laporan Keuangan Daerah (Studi Kasus Pada BPKAD Kabupaten Kediri). Maka penelitian ini terdiri dari dua vaiabel yaitu : 1. Audit Penerimaan Kas Daerah 2. Laporan Keuangan Daerah Devinisi Operasional Variabel 1. Audit Penerimaan Kas Daerah adalah pemeriksaan subyektif atas perputaran semua penerimaan rekening kas umum 78

daerah dengan tujuan untuk kewajaran dalam penyajian laporan keuangan daerah. 2. Laporan Keuangan Daerah adalah informasi keuangan yang disusun oleh pemerintah daerah yang terutama di tujukan bagi kepentingan pihak luar pemerintah daerah tersebut. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan metode deskriptif kualitatif. Data tersebut selanjutnya akan diteliti dan dianalisis dengan langkah sebagai berikut: 1. Melakukan pemeriksaan terhadap pos-pos pendapatan asli daerah. Pos-pos Pendapatan derah tersebut meliputi: 1) Pos pajak daerah. 2) Retribusi laba. 3) Bagian laba usaha daerah. 4) Dan lain-lain pendapatan asli daerah. 2. Melakukan pemeriksaan terhadap dana perimbangan pusat dan daerah. Dana Perimbangan dari pusat dan daerah meliputi atas: 1) Bagi hasil pajak bukan pajak. 2) Dana alokasi umum. 3) Dana alokasi khusus. 4) Dan dana perimbangan dari pusat. 3. Melakukan penilaian dan pengevaluasian terhadap laporan penerimaan kas daerah dan menyusun laporan audit penerimaan kas daerah yang berisi rekomendasi mengenai penerimaan kas daerah Pajak Daerah 79 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Melakukan Pemeriksaan Terhadap Pos- Pos Pendapatan Asli Daerah Pos Pajak Daerah Jumlah Anggaran Pajak Tahun 2012 dan Realisasi Pajak per Januari sampai dengan Retribusi Daerah 29.909.566.000,00 12.781.541.080,80 32.784.017.440,93 Mei Tahun 2012 serta Realisasi Pajak Tahun 2011 Realisasi Pajak Daerah per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 sebesar Rp12.781.541.080,80 atau 42,73% ( dari anggaran. Realisasi Pajak Daerah per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 turun 61,01% dibandi ngkan dengan realisasi Pajak Daerah tahun 2011. Restribusi Daerah Jumlah Anggaran Retribusi Tahun 2012 dan Realisasi Retribusi per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Retribusi Tahun 2011 4.097.283.730,00 2.947.550.820,00 4.175.270.396,44 Realisasi Retribusi Daerah per sebesar Rp4.757.932.430,00 atau 31,99% ( dari anggaran. Realisasi Retribusi Daerah per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 turun

dibandingkan dengan realisasi Retribusi Daerah tahun 2011. atau 44,37% dari anggaran. Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 turun sebesar 55,63% Bagian Laba Usaha Daerah Bagian Laba Usaha Daerah Jumlah Anggaran Bagian Laba Usaha Daerah Tahun 2012 dan Realisasi Anggaran Bagian Laba Usaha Daerah per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Bagian Laba Usaha Daerah Tahun 2011 Realisasi hasil Bagian Laba Usaha Daerah per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 sebesar Rp2.947.550.820,00 atau 71,94% dari anggaran. Realisasi Bagian Laba Usah Daerah per turun sebesar 29.40% dibandingkan dengan realisasi Bagian Laba Usaha Daerah tahun 2011. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Jumlah Anggaran Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2012 dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2011 Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 sebesar Rp15.164.769.280,00 14.869.949.205,00 4.757.932.430,00 14.273.202.910,05 Lainlain PAD yang Sah 34.175.112.437,00 15.164.769.280,00 45.588.146.941,96 Dana Bagi Hasil Pajak dibandingkan realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah tahun 2011. Melakukan Pemeriksaan Terhadap Dana Perimbangan dari Pusat dan Daerah Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak Jumlah Anggaran Bagi Hasil Pajak Tahun 2012 dan Relisasi Bagi Hasil Pajak per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Bagi Hasil Pajak Tahun 2011 Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak per sebesar Rp21.702.723.620,00 atau 26,70% dari anggaran. Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 turun sebesar 77,23% dibandingkan realisasi Bagi Hasil Pajak tahun 2011. 81.267.067.604,43 21.702.723.620,00 95.300.377.956,00 80

Dana Bagi Hasil bukan Pajak Jumlah Anggaran Bagi Hasil Bukan Pajak Tahun 2012 dan Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak Tahun 2011 Realisasi Dana Bagi Hasil Bukan Pajak atau Sumber Daya Alam per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 sebesar Rp3.687.081.989,00 atau lebih 32,24% ) dari anggaran tahun 2012. Realisasi Dana Bagi Hasil Bukan Pajak per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 turun 59,11% dibandingkan dengan realisasi Dana Bagi Hasil Bukan Pajak tahun 2011. Dana Alokasi Umum Jumlah Anggaran Dana Alokasi Umum Tahun 2012 dan Realisasi Dana Alokasi Umum per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Dana Alokasi Umum Tahun 2011 Dana Alokasi Khusus 2.788.052.861,00 3.687.081.989,00 9.017.905.563,00 Dana Alokasi Umum Jumlah Anggaran Dana Alokasi Khusus Tahun 2012 dan Realisasi Dana Alokasi Khusus per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Dana Alokasi Khusus Tahun 2011 Dana Alokasi Realisasi2011 Khusus 102.056.870.000,00 30.617.061.000,00 47.492.900.000,00 Relisasi Dana Alokasi Khusus per sebesar Rp30.617.061.000,00 atau 30% dari anggaran tahun 2012. Realisasi Dana Alokasi Khusus per turun 35,53% dibandingkan dengan realisasi Dana Alokasi Khusus tahun 2011. 925.532.895.000,00 385.638.705.000,00 750.225.450.000,00 Relisasi Dana Alokasi Umum per sebesar Rp385.638.705.000,00 atau 41,67% dari anggaran tahun 2012. Realisasi Dana Alokasi Umum per turun 48,59% dibandingkan dengan realisasi Dana Alokasi Umum tahun 2011. 81

Dana Perimbangan dari Pusat dan Daerah Jumlah Anggaran Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Tahun 2012 dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Dana Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 68.170.363.274 26.226.953.548,00 81.848.498.365,00 Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Tahun 2011 Relisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 sebesar Rp26.226.953.548,00 atau 38,47% dari anggaran tahun 2012. Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 turun 67,96% dibandingkan dengan realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi tahun 2011. Jumlah Anggaran Dana Penyesuaian Tahun 2012 dan Realisasi Dana Penyesuaian per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Dana Penyesuaian Tahun 2011 Dana Peny esuai an 223.566.464.000,00 70.656.224.750,00 209.877.676.800 Relisasi Dana Penyesuaian per sebesar Rp70.656.224.750,00 atau 31,60% dari anggaran dibandingkan dengan realisasi Dana Penyesuaian tahun 2011. 82 Jumlah Anggaran Bantuan Keuangan dari Provinsi Tahun 2012 dan Realisasi Bantuan Keungan dari Provinsi per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Bantuan Keuangan dari Provinsi Tahun 2011 Bantuan Keuang an dari Provinsi 16.910.640.000,00 0,00 11.492.320.000,00 Relisasi Bantuan Keuangan dari Provinsi per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 sebesar Rp0,00 atau 0% dari anggaran tahun 2012. Realisasi Bantuan Keuangan dari Provinsi per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 turun 100% dibandingkan dengan realisasi Bantuan Keuangan dari Provinsi tahun 2011. Jumlah Anggaran Penerimaan Lain-lain Tahun 2012 dan Realisasi Penerimaan Lain-lain per Januari sampai dengan Mei Tahun 2012 serta Realisasi Penerimaan Lain-lain Tahun 2011 tahun 2012. Realisasi Dana Penyesuaian per Januari sampai dengan Mei tahun Pener 2012 turun 66,33% imaan Lain- lain 60.000.000,00 308.830.000,00 664.913.385,00

Relisasi Penerimaan Lain-lain per sebesar Rp30.617.061.000,00 atau lebih lima kali 514,72% dari anggaran tahun 2012. Realisasi Penerimaan Lain-lain per Januari sampai dengan Mei tahun 2012 turun 53,55% dibandingkan dengan realisasi Penerimaan Lain-lain tahun 2011. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan a. Dalam melakukan penyusunan laporan penerimaan kas daerah BPKAD sebagai badan pengelola keuangan dan aset di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Kediri telah melaksankan fungsi sesuai dengan prosedur yang di tetapkan oleh pemerintah dalam Standart Akuntansi Pemerintahan atau SAP. b. Masih terdapat kelemahan dalam melakukan penyusunan laporan penerimaan di SKPD, yaitu: 1. Ditemukan adanya kesalahan pada laporan penerimaan di SKPD. 2. Bendahara penerimaan pada SKPD yang kurang tepat waktu dalam penyusunan laporan penerimaan SKPD. 3. Kurangnya jumlah pegawai yang ahli dalam bidangnya. c. Dalam laporan penerimaan kas daerah Kabupaten Kediri masih terdapat banyak kekurangan atau tidak terpenuhinya anggaran yang ditargetkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Pada akun tertentu juga ditemukan belum ada pendapatan yang masuk dipenerimaan kas daerah Kabupaten Kediri. ini karena pemeriksaan dilakukan pada tahun berjalan periode Januari sampai dengan Mei tahun 2012. Pemenuhan target yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri masih bisa tercapai dengan berakhirnya tahun berjalan, jadi masih ada kemungkinan tercapainya target anggaran pada tahun 2012. Saran a. Pemerintah sebaiknya melakukan pemisahan jabatan dan fungsi pegawainya dengan jelas, supaya tidak terjadi kecurangan dan beban pegawai yang mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan daerah. b. Pemerintah Daerah sebaiknya melakukan perputaran jabatan secara berkala, sehingga dapat meminimalisir kecurangan yang dapat merugikan Pemerintah Daerah. c. sebaiknya pemerintah melakukan mentoring dan evaluasi pada pegawai yang menangani dan menyusun laporan penerimaan kas daerah, agar nantinya pegawai yang bersangkutan adalah pegawai yang ahli dibidangnya. d. Dalam melakukan penyusunan laporan penerimaan di SKPD sebaiknya bendahara penerimaan bisa lebih tepat waktu dalam menyusun laporan penerimaan SKPD. e. Kelengkapan dan bukti-bukti penerimaan pada SKPD sebaiknya lebih diperhatikan lagi oleh Pejabat Penata Usaha Keuangan di SKPD agar laporan penerimaannya tidah terhenti di Inspektorat karena kelengkapan dan bukti-bukti penrimaannya masih kurang. DAFTAR PUSTAKA Adikoesoema, Soemitha. (2006), Business Management, (Online), http://id.shvoong.com/business- management/accounting/2289998- tujuan-audit-kas/#ixzz25nasvggz Baridwan, Zaki. (2004), Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE. Bastian, Indra. (2007), Audit Sektor Publik, Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Empat. 83

Halim, Abdul. (2004), Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta: Salemba Empat. Kemendagri (2011), Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Bandung:Penerbit Nuansa Aulia. Mardiasmo (2009), Akuntansi Sektor Publik, (Online), http://greenloverdigitalnotes.blogspot.com/2011/02/teknik -akuntansi-keuangan-sektor-publik.html Mulyadi (2002), Auditing Buku Dua, Edisi Keenam, Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi (2001), Sistem Informasi Akuntansi, (Online), http://tjiaieming.blogspot.com/2012/04/si stem-informasi-akuntansipenerimaan.html. Mursyidi (2009), Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama. Nordiawan, Deddi; Putra, Iswahyudi Sondi; & Rahmawari, Mulidah. (2007), Akuntansi Pemerintahan, Jakarta: Salemba Empat. 84