Daeng Supriyadi Pasisarha, Ari Santoso, Juwarta. Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

EVALUASI INTENSITAS KONSUMSI ENERGI LISTRIK MELALUI AUDIT AWAL ENERGI LISTRIK DI RSJ.PROF.HB.SAANIN PADANG

INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

AUDIT ENERGI DAN ALALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK GEDUNG MAHKAMAH KONSTITUSI JAKARTA

AUDIT ENERGI LISTRIK PADA PT. X. Oleh : ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN

ANALISIS EFISIENSI PEMAKAIAN DAYA LISTRIK DI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

Inpres No.10 Tahun 2005 tentang penghematan energi. Pelaksanaan audit energi untuk mengetahui penggunaan energi di Rumah sakit

TINGKAT INTENSITAS KONSUMSI ENERGI LISTRIK DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FT UNY: SEBUAH UPAYA MENUJU ISO 50001

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

Prosedur Energi Listrik

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

TEKNIKA VOL. 2 NO

STUDI EVALUASI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KAMPUS BUKIT JIMBARAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

Gambar 1.1 Perkiraan kebutuhan energi final nasional (Outlook Energi Indonesia, BPPT 2012)

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pertambangan dan. Energi. Direktotat Jendral Pengembangan Energi.

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

Audit Energi pada Gedung Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT UGM

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

AUDIT DAN KONSERVASI ENERGI SEBAGAI UPAYA PENGOPTIMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI KAMPUS KASIPAH UNIMUS

Yuningsih Akili 1 Yasin Mohamad 2. Abstrak

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

ABSTRAK STUDI PENGELOLAAN ENERGI LISTRIK DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN DAGING PT. SOEJASCH BALI

BAB I PENDAHULUAN. keadaan alam Indonesia yang memiliki iklim tropis dan beridentitaskan sebagai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

PENERAPAN ERGONOMI PADA PROSES AUDIT ENERGI DI BANK INTERNASIONAL INDONESIA (BII) KANTOR CABANG UDAYANA

METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK DALAM UPAYA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT DAN ENERGI. Oleh : Widodo *)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pemakaian Energi di Indonesia. Permasalahan energi merupakan isu global yang saat ini tengah

PERHITUNGAN AUDIT ENERGI LISTRIK DI GEDUNG F UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

EVALUASI PEMAKAIAN LISTRIK PADA RUANG KULIAH JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM DIPLOMA III FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

ANALISA INTENSITAS KONSUMSI LISTRIK MELALUI AUDIT ENERGI SKALA RUMAH TANGGA

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK GEDUNG LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI SERPONG

IDENTIFIKASI PELUANG PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA RS. DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat dengan pesat. Dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi

Analisa Perkiraan Energi Menggunakan Metode Koefisien Energi. (Studi Kasus : PT.PLN (PERSERO) Area Gorontalo)

ANALISIS AUDIT ENERGI UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI DI GEDUNG FPMIPA JICA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Perencanaan Manajemen Energi (Energy Management Planning)

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

Gambar 5.24 Titik Pengukuran Data Pencahayaan Auditorium Gambar 5.25 Pengukuran Data Pencahayaan Ruang Kelas P.7.3, P.7.2 dan P.7.4.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

Prosedur audit energi pada bagunan gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN. Agar efisiensi operasi AC maximum, masing-masing komponen AC harus

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa

MAKALAH SEMINAR HASIL KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

ANALISA KEBUTUHAN ENERGI MINIMUM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LANCANG KUNING TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK AUDIT ENERGI LISTRIK GEDUNG

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

Transkripsi:

Penghematan Biaya Operasional Kegiatan Pembelajaran Dilandasi Langkah Audit Energi Listrik pada Gedung Kelas dan Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Polines Daeng Supriyadi Pasisarha, Ari Santoso, Juwarta Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Email : daengsupha58@yahoo.co.id Abstrak Penyelenggaraan pembelajaran yang melibatkan pemanfaatan gedung kelas dan gedung laboratorium perlu didukung oleh informasi jelas keragaman fungsional gedung beserta perlengkapan kelistrikannya. Tindakan dan langkah strategis operasional perlengkapan kelistrikan perlu dilandasi oleh kondisi nyata kecenderungan pemakaian energi listrik untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Pola pemakaian energi listrik dalam kegiatan pendidikan pada gedung kelas dan gedung laboratorium dikenali berdasarkan pengukuran besaran listrik. Metode pengukuran langsung di lapangan dan metode deskriptif kasuistik digunakan untuk mengevaluasi profil pemakaian listrik dan intensitas konsumsi energi listrik pada gedung kampus Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang. Kata kunci : audit energi, biaya operasional, gedung laboratorium, kegiatan pembelajaran, penghematan biaya Abstract Implementation of the learning activities that involve the use of classroom and laboratory buildings need to be facilitated by clear information about the kind of the funtional building and its electrical equipment. Strategically steps and action of the electrical equipment operation need to be based on the actual condition of the electrical energy consumption tendencies to support learning activities. Profiles of electrical energy consumption in educational activities in the classroom and laboratory buildings identified by the measurement of electrical quantities. Direct actual measurement method and casuisticdescriptive methods was used to evaluate the electric power consumption profile and intensity of electrical energy consumption in campus buildings of Electrical Engineering Department of Semarang State Polytechnic. Keywords : cost saving, energy audits, laboratory building, learning activity, operating cost I. PENDAHULUAN Politeknik merupakan lembaga pendidikan tinggi berorientasi nirlaba. Biaya operasional penyelenggaraan pendidikan menjadi perhatian penting. Biaya ini perlu diupayakan efisien dan sepadan dengan kebutuhan. Kebutuhan sarana peralatan pendidikan vokasi dipengaruhi oleh bidang pendidikan keahlian yang diselenggarakan. Selain jenis, bentuk dan kapasitas serta jumlah, sarana peralatan praktik banyak bertalian dengan energi listrik. Dengan demikian efisiensi pemakaian energi listrik penting diupayakan agar mendukung efisiensi biaya operasional penyelenggaraan pendidikan vokasi di Politeknik. Sementara itu peralatan pendidikan di Jurusan Teknik Elektro Politeknik sangat relevan memperhatikan segi efisiensi pemanfaatan energi listrik, terutama bertautan dengan upaya untuk mengelola energi listrik pada Politeknik Negeri Semarang. Dalam hal ini faktor historis semacam peta/profil pemakaian energi listrik dapat berperan sehingga mendukung langkahlangkah strategis yang diperlukan bagi perencanaan operasional dan pemanfaatan fasilitas peralatan pendidikan yang mengonsumsi energi listrik. Audit energi listrik ini diharapkan dapat bermanfaat dan membantu mengenali profil penggunaan energi listrik dalam kegiatan pembelajaan untuk pendidikan vokasi di Jurusan Teknik Elektro. Langkah ini juga membantu mengenali perbedaan/kesamaan profil penggunaan energi listrik pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung di gedung kelas dan di gedung Laboratorium. Hal itu juga dapat untuk menunjukkan intensitas konsumsi energi (IKE) listrik sehingga dapat mengetahui tingkat 15

ISSN : 2252498 Vol. 3 No. 1 April 14 : 15 26 penggunaan energi listrik di Jurusan Teknik Elektro. Tindakan selanjutnya dapat ditempuh dengan memberikan masukan kepada Politeknik Negeri Semarang khususnya Jurusan Teknik Elektro untuk melakukan strategi penghematan energi listrik sebagai wujud kontribusi tindakan konservasi energi melalui kebijakan perencanaan operasional dan pemanfaatan fasilitas peralatan pendidikan yang mengonsumsi listrik. Evaluasi pemakaian energi listrik pada konsumen selayaknya dilakukan sebaik mungkin. Kegiatan itu berguna untuk mendorong konsumen melakukan efisiensi dalam pemanfaatan energi listrik. Dengan cara demikian intensitas konsumsi energi (IKE) listrik akan dapat dikurangi serta terjadi pengurangan biaya listrik yang harus dikeluarkan oleh konsumen. II. METODE PENELITIAN Metode deskriptif kasuistik [1] disertai bantuan uji statistikt [2][3] digunakan untuk mengevaluasi profil pemakaian listrik [4] dan intensitas konsumsi energi listrik kampus Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang. Sedangkan analisis ditujukan untuk menguji hipotesis guna menginterpretasikan lebih mendalam hubunganhubungan dalam fenomena yang berdasarkan ex post facto. Audit energi listrik dilakukan dengan mengacu pada standard audit energi listrik SNI 36196 [5]. Profil pemakaian energi listrik dalam kegiatan pendidikan di kelas maupun kegiatan pendidikan di laboratorium dikenali berdasarkan histori pemakaian energi dan pengukuran besaran listrik. Variabel penelitian ini berujud konsumsi energi listrik, yaitu kuantitas atau jumlah energi listrik () yang digunakan oleh peralatan bertenaga listrik untuk penyelenggaraan pendidikan di Jurusan Teknik Elektro. Variabel tersebut bersifat gayut (dependent) oleh adanya pengaruh variabel bebas (independent) yaitu tegangan (volt) dan arus (amper) serta waktu (jam) pada beban peralatan bertenaga listrik yang digunakan. Sedangkan gedung kelas dan laboratorium menjadi variabel antara (intervent) yang membedakan kebutuhan peralatan bertenaga listrik sesuai sifat fungsional masingmasing gedung [6]. Sampel purposif [7] dipilih yaitu kelompok gedung kampus dengan ciriciri spesifik berupa bangunan yang dilengkapi sistem dan pemakaian peralatan kelistrikan untuk memasilitasi penyelenggaran kegiatan pendidikan vokasi. Sampel ini cukup representatifselektif oleh karena setiap bangunan gedung dilayani oleh unit panel distribusi utama untuk sistem kelistrikan gedung yang bersangkutan. Sampel waktu pemakaian energi listrik pada Senin sampai dengan Minggu ditetapkan untuk merepresentasikan sifat periodisasi satuan terkecil perkuliahan akademik yang berlangsung [7]. Pemeriksaan tentang intensitas konsumsi energi (IKE) listrik kampus Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang diuji dengan bantuan uji statistik ujit. Uji ini digunakan berkenaan dengan parameter rerata (μ) sampel sedangkan sampel berukuran kecil. Hal ini dilakukan guna menguji seberapa nilai rerata ( ) intensitas konsumsi energi (IKE) listrik di Jurusan Teknik Elektro menyimpang atau tidak secara signifikan dari rerata (μ) IKE listrik yang diharapkan yaitu menurut ketentuan nilai IKE listrik yang berlaku bagi bangunan fasilitas sarana pendidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia [8]. Intensitas konsumsi energi (IKE) listrik adalah besar nilai pemakaian energi listrik untuk setiap satuan luas bangunan dalam waktu setahun. Nilai IKE ini diperoleh dari audit awal energi listrik pada suatu fasilitas instansi yang bersangkutan. IKE = (1) Nilai IKE dapat dihitung dengan memperhatikan data seperti diperoleh pada tahap audit awal. Penghitungan mencakup 1) Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m 2 ) 2) Konsumsi energi bangunan gedung (/ tahun) 3) IKE bangunan gedung (/m 2 /tahun) 4) Biaya energi listrik bangunan gedung (Rp/). 16

Penghematan Biaya Operasional Kegiatan Pembelajaran.... Daeng S P, Ari Santoso, Juwarta Daya listrik identik tegangan V dan arus A (sebagai variabel bebas) Kebutuhan fungsional identik gedung kelas dan gedung laboratorium (sebagai variabel antara) Energi listrik identik (sebagai variabel gayut) komputer dan untuk ruang gambar sehingga berfungsi untuk kegiatan praktikum komputer dan juga praktikum menggambar. 4 3 Gedung Sekolah A (agregat) Gambar 1 Model Penelitian Audit Energi Listrik 1 55.8 51.3 56.6 69.9 45.9 3.6 18.9 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil dan Pembahasan untuk Profil Pemakaian Energi Listrik Hasil pengukuran pemakaian energi listrik gedung sekolah setiap hari selama siklus satu minggu disajikan pada Gambar 2. Ada dua gedung sekolah termasuk bangunan tambahan baru [9]. Secara keseluruhan tiga gedung sekolah (kelas) mengonsumsi listrik sebanyak setara dengan 49,3% (1.741,3 setiap minggu) dari konsumsi energi listrik Jurusan Elektro. Gedung sekolaha mengonsumsi energi listrik setara dengan,4% (32 perminggu) dari konsumsi gedung kuliah Jurusan Elektro. Adapun Gedung SekolahB mengonsumsi energi listrik setara dengan 57,5% (85,3 perminggu). Sementara itu Gedung SekolahB tambahan baru mengonsumsi setara dengan 22,1% (sebanyak 326 perminggu). Konsumsi energi listrik pada harihari kuliah terbanyak terjadi pada hari pertengahan pekan yaitu setara 21,3% (37,3 ) dari konsumsi mingguan gedung sekolah/kelas. Konsumsi paling sedikit hari awal pekan yaitu setara 15,4% (267,7 ) dari konsumsi mingguan gedung sekolah/kelas. Sedangkan konsumsi energi listrik di luar hari kuliah setara 9% (155,7 perminggu). Profil pemakaian energi listrik pada gedung sekolah memperlihatkan pemakaian energi listrik terbanyak berada di harihari pertengahan pekan. Pengaturan kegiatan perkuliahan berpengaruh pada pemakaian lebih intensif pada waktuwaktu pertengahan pekan tersebut. Profil tersebut juga memperlihatkan sebagian besar energi listrik digunakan pada gedung SekolahB yaitu total 79,6% (termasuk gedung tambahan). Hal ini antara lain berasal sebagian dari ruang kelas telah dimodifikasi dan dimanfaatkan untuk ruang 4 () 4 3 1 Gedung Sekolah B/ baru (agregat) 4 3 1 2.4 1.8 Gedung Sekolah B (agregat) 41.6 32.9 119.8 179.4 193.7 155. 127.9 Gedung Kuliah Elektro (agregat) 74.2 81.5 55.1 54.8 72.5 73. 66.5 267.7 337.3 37.3 338.5 271.7 Gambar 2 Pemakaian pada Gedung Kelas Teknik Elektro Hasil pengukuran pemakaian energi listrik gedung laboratorium dan bengkel setiap hari selama siklus satu minggu disajikan pada Gambar 3. Ada tiga gedung laboratorium dan bengkel [9]. 17

ISSN : 2252498 Vol. 3 No. 1 April 14 : 15 26 4 3 1 4 3 1 4 () Gedung Lab/Bengkel Listrik (agregat) 4 3 1 38.3 Gedung Bengkel Elektronika (agregat) 7.9 7.9 Gedung Lab Telkom (agregat) 1.8 1.1 132.1 151.9 187.5 178. 1.5 Gedung Lab/Bengkel Elektro (agregat) 54.5 2.9 19.2 117.1 93.4 6.6 68.8 73.3 64.9 67. 342.6 352.7 18.6 123.3 38.6 376. 9.7 266.4 Gambar 3 Pemakaian pada Gedung Laboratorium Teknik Elektro Secara keseluruhan tiga gedung laboratorium dan bengkel mengonsumsi listrik setara dengan 5,7% (sebanyak 1.791,9 setiap minggu) dari konsumsi energi listrik Jurusan Elektro. Gedung Laboratorium/ Bengkel Elektronika mengonsumsi energi listrik setara dengan 32,7% (sebanyak 548,9 perminggu) dari konsumsi Gedung Laboratoium/Bengkel Jurusan Elektro. Sedangkan Gedung Laboratorium/Bengkel Listrik mengonsumsi energi listrik setara dengan 44,9% (752,9 perminggu). Sementara itu Gedung Laboratorium Telekomunikasi mengonsumsi energi listrik setara dengan 22,4% (375,9 perminggu) dari konsumsi Gedung Laboratoium/bengkel Jurusan Elektro. Konsumsi energi listrik pada harihari praktikum terbanyak terjadi pada hari pertengahan pekan yaitu setara 21,2% (38,6 ) dari konsumsi mingguan Gedung Laboratorium dan Bengkel Jurusan Teknik Elektro. Konsumsi paling sedikit hari akhir perkuliahan yaitu setara 14,9% (266,4 ). Sedangkan konsumsi energi listrik di luar hari praktikum setara 4,1% (sebanyak 73,7 ). Profil pemakaian energi listrik pada gedung laboratorium dan bengkel memperlihatkan pemakaian energi listrik terbanyak berada di harihari pertengahan pekan. Pengaturan kegiatan praktium yang lebih intensif pada waktuwaktu pertengahan pekan sangat berpengaruh terhadap hal itu. Profil tersebut juga memperlihatkan sebagian besar energi listrik digunakan pada Gedung Bengkel/ Laboratorium Listrik yaitu 44,9%. Peralatan praktikum laboratorium dan kegiatan bengkel listrik yang memerlukan tenaga lebih besar berada pada gedung tersebut. 3.2 Hasil dan Pembahasan untuk Profil Faktor Beban Hasil perhitungan faktor beban berdasarkan data hasil pengukuran listrik gedung sekolah setiap hari selama siklus satu minggu disajikan pada Gambar 4. Ada dua gedung sekolah termasuk bangunan tambahan baru [9]. Secara keseluruhan tiga bangunan gedung kelas dibebani dengan faktor sebesar 33% setiap minggu. Profil faktor beban pada Gedung SekolahA mempunyai pembebanan mingguan dengan faktor sebesar 33%. Sedangkan Gedung SekolahB mempunyai pembebanan mingguan dengan faktor sebesar 39%. Sementara itu Gedung SekolahB tambahan baru mempunyai pembebanan mingguan dengan faktor sebesar 31%. 18

Penghematan Biaya Operasional Kegiatan Pembelajaran.... Daeng S P, Ari Santoso, Juwarta 8% 6% 4% % % 5% % 5% % 8% 6% 4% % % 3% 14% 2% 1% Gd. Sekolah B (baru) 37% 37% 49% 49% 45% 31% 13% 11% Gd. Sekolah B 39% 58% 63% 5% 42% 39% Gedung Kelas Elektro 8% 7% Gd. Sekolah A 42% 39% 4% 45% 49% 47% 35% 33% Gambar 4 pada Gedung Kelas Teknik Elektro Pembebanan listrik pada harihari kuliah keadaan tertinggi terjadi pada pertengahan pekan dengan faktor pembebanan harian 49% dan terendah pada pekan perkuliahan dengan faktor pembebanan harian 35%. Profil pembebanan listrik pada gedung sekolah memperlihatkan faktor beban listrik tinggi berada di harihari pertengahan pekan. 43% 53% 35% 33% Kegiatan perkuliahan yang lebih intensif pada waktuwaktu pertengahan pekan berpengaruh pada keadaan tersebut. Profil tersebut juga memperlihatkan porsi pembebanan listrik lebih tinggi terjadi pada Gedung SekolahB yaitu 39% dan 31% (gedung tambahan). Sesungguhnya sebagian dari ruang kelas telah dimodifikasi dan dimanfaatkan untuk ruang komputer dan untuk ruang gambar sehingga berfungsi untuk kegiatan praktikum komputer dan juga praktikum menggambar. Peralatan yang ada pada gedung tersebut cukup memerlukan pasokan energi listrik. Profil faktor beban memperlihatkan dengan jelas efektifitas pemakaian yang masih rendah karena tingkat pembebanan kurang dari setengahnya (<5%). Hasil perhitungan faktor beban berdasarkan data hasil pengukuran listrik gedung laboratorium dan bengkel setiap hari selama siklus satu minggu disajikan pada gambar3.4. Ada tiga gedung laboratorium dan bengkel [9]. Secara keseluruhan tiga gedung laboratorium dan bengkel dibebani dengan faktor sebesar 31% setiap minggu. Gedung Laboratorium/Bengkel Elektronika mempunyai pembebanan mingguan dengan faktor sebesar 4%. Sedangkan Gedung Laboratorium/Bengkel Listrik dengan faktor sebesar 4%. Sementara itu Gedung Laboratorium Telekomunikasi dengan faktor sebesar 43%. Pembebanan listrik pada harihari kuliah keadaan tertinggi terjadi pada pertengahan pekan dengan faktor pembebanan harian 46% dan terendah pada akhir pekan dengan faktor pembebanan harian 32%. Profil pembebanan listrik pada gedung laboratorium dan bengkel memperlihatkan faktor beban listrik tinggi berada di harihari pertengahan pekan. Kegiatan praktek yang lebih intensif pada waktuwaktu pertengahan pekan mempunyai peran terhadap keadaan itu. Profil tersebut juga memperlihatkan porsi pembebanan listrik lebih tinggi terjadi pada Gedung Laboratorium/Bengkel Listrik yaitu 69%. Peralatan yang ada pada gedung tersebut cukup memerlukan pasokan energi listrik. Profil faktor beban memperlihatkan dengan jelas efektifitas pemakaian yang masih rendah karena tingkat pembebanan kurang dari setengahnya (<5%). 19

3.1 3.6 3.4 4.8 11.2 14.1 15.4 14.1 11.3 1.4 27. 29.2 28.1 26.3 31.7 31.7 2.8 3. 2.2 3.1 8. 13.5 12. 12.9 1.3 14. 8.5 13.7 8.1 17.5.5.5.2.2.1.5 3.7 7.3 3.7 7.7 4.8 9.9 4.9 7.7 4.4 8.8 3.1 9.9.2.6 1.3 1.9 3.7 7.3 3.4 6.1 3.8 5.8 4.7 8.6 3.1 8.8 2.9 8.8 ISSN : 2252498 Vol. 3 No. 1 April 14 : 15 26 Gedung Laboratorium/Bengkel Elektronika 8% 6% 6% 63% 4% 55% 48% 46% 4% % 4% 4% % 4 Beban Listrik Rerata & Maksimal Gd. Sekolah A Rerata Maks Gedung Laboratorium/Bengkel Listrik 4 Beban Listrik Rerata & Maksimal Gd. Sekolah B (baru) 5% % 69% 66% 56% 49% 37% 4% 1% % Rerata Maks Gedung Laboratoium/Bengkel Elektro 4 Beban Listrik Rerata & Maksimal Gd. Sekolah B 8% 6% 4% % % 41% 42% 46% 45% 7% 2% 32% 31% Rerata Maks Gedung Laboratorium Telkom 8% 6% 55% 58% 4% 48% 51% 53% 43% % 3% 2% % 4 Beban Listrik Rerata dan Maksimal Gedung Kelas Elektro Rerata Maksimal Gambar 5 pada Gedung Laboratorium Teknik Elektro Gambar 6 Beban Puncak Listrik Mingguan pada Gedung Kelas Teknik Elektro 3.3 Hasil dan Pembahasan untuk Profil Beban Puncak Hasil pengukuran beban puncak listrik gedung kelas setiap hari selama siklus satu minggu disajikan pada Gambar 6. Ada dua gedung sekolah termasuk bangunan tambahan baru [9]. Secara keseluruhan tiga gedung sekolah mencapai beban puncak listrik setinggi 31,7 kw setiap minggu. Gedung SekolahA mencapai beban puncak listrik setinggi 8,8 kw perminggu. Beban puncak tertinggi tersebut terjadi pada hari akhir pekan siang (Jam 11: WIB). Sedangkan Gedung SekolahB mencapai beban puncak listrik setinggi,5 kw perminggu. Beban ini terjadi pada pertengahan pekan siang (jam 13: WIB). Sementara itu Gedung SekolahB tambahan baru mencapai beban puncak listrik

5.8.8 1.2 2.3 14.3 14.7 11.1 1.7 15.9 15.7 3.8 28.5 28.2 32.6 34.8 34.8 2.6.2.4 4. 7.2 4.6 8.1 4.9 8.4 4.3 7.3 4.5 7.3 3.6 8.4 5.1.1.2.1.1 8.8 15.6 1.1 15.3 12.5 11.9 6.7 11.1 7.2 18.1 17.6 18.1.5.6.5.7 7.8 11.1 6.2 9.7 7.2 1.4 8.2 13.1 6. 12. 5.2 13.1 Penghematan Biaya Operasional Kegiatan Pembelajaran.... Daeng S P, Ari Santoso, Juwarta sebanyak 9,9 kw perminggu. Beban puncak tersebut terjadi pada pertengahan pekan siang (jam 13: WIB). Beban puncak harian gedung sekolah paling tinggi terjadi pada hari pertengahan pekan sore (jam 15: WIB). Beban puncak harian gedung sekolah paling rendah pada hari akhir pekan perkuliahan pagi yaitu 26,3 kw. Profil beban puncak memperlihatkan dengan nyata bahwa beban tinggi terjadi pada Gedung SekolahB (,5 kw dan 9,9 kw) pada hari yang sama. Gedung sekolah ini mendominasi beban di area tersebut. Keberadaan fasilitas ruang praktikum komputer pada gedung sekolah tersebut berpengaruh pada keadaan itu. Ada fungsi kegiatan praktikal di dalam bangunan tersebut. Hasil pengukuran beban puncak listrik gedung laboratorium dan bengkel setiap hari selama siklus satu minggu disajikan pada Gambar 7. Ada tiga gedung laboratorium dan bengkel [9]. Secara keseluruhan tiga gedung mencapai beban puncak listrik setinggi 34,8 kw setiap minggu. Gedung Laboratorium/Bengkel Elektronika mencapai beban puncak listrik setinggi 13,1 kw perminggu. Beban puncak tertinggi tersebut terjadi pada hari pertengahan pekan siang (Jam 13: WIB). Sedangkan Gedung Laboratorium/Bengkel Listrik setinggi 18,1 kw. Beban puncak tertinggi tersebut terjadi pada hari pertengahan pekan siang (Jam 13: WIB). Sementara itu Gedung Laboratorium Telekomunikasi sebanyak 8,4 kw. Beban puncak tertinggi tersebut terjadi pada hari pertengahan pekan siang (Jam 13: WIB). Beban puncak tertinggi pada gedung laboratorium/bengkel terjadi pada hari pertengahan pekan siang (Jam 12: WIB). Beban puncak harian paling rendah pada hari akhir pekan yaitu 28,2 kw. Profil beban puncak memperlihatkan dengan nyata bahwa beban tinggi terjadi pada Gedung Laboratorium/Bengkel Listrik (18,1 kw) pada hari pertengahan pekan siang. Beban listrik gedung laboratorium/bengkel ini cukup signifikan sebagai beban di area tersebut. Fasilitas peralatan praktikum dan kerja bengkel pada gedung laboratorium/bengkel tersebut sangat berpengaruh pada keadan itu. Jadi ada fungsi kegiatan praktikal dominan di dalam bangunan tersebut. 4 4 4 4 Beban Listrik Rerata & Maksimal Gedung Laboratorium/Bengkel Elektronika Rerata Maks Beban Listrik Rerata & Maksimal Gedung Laboratorium/Bengkel Listrik Rerata Maks Beban Listrik Rerata & Maksimal Gedung Laboratorium Telekomunikasi Rerata Maks Beban Listrik Rerata dan Maksimal Gedung Laboratorium/Bengkel Elektro Rata2 Maksimal Gambar 7 Beban Puncak Listrik Mingguan pada Gedung Laboratorium Teknik Elektro 3.4 Hasil dan Pembahasan Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik Hasil perhitungan intensitas konsumsi energi (IKE) listrik bulanan pada gedung sekolah (kelas) disajikan pada Tabel 1. Ada dua gedung sekolah termasuk bangunan tambahan baru [9]. 21

ISSN : 2252498 Vol. 3 No. 1 April 14 : 15 26 TABEL 1 KONSUMSI ENERGI LISTRIK (KWH) RERATA BULANAN DAN IKE BULANAN GEDUNG SEKOLAH Gedung Kelas Konsumsi Rerata Bulanan () Luas Bangunan (m 2 ) IKE (/m 2 /bln) Sekolah A 1,38.8 1,54..87 Sekolah B 5,97.55 1,543.68 3.3 Perhitungan IKE listrik bulanan untuk Gedung SekolahA dan Gedung SekolahB mengasilkan nilai t hitung dari sampel jauh di bawah nilai t tabel. Jadi hipotesis nol berlaku sehingga nilai rerata IKE bulanan untuk gedung kelas di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang tidak berbeda atau tidak melebihi kriteria nilai rerata IKE yang ditetapkan dan berlaku bagi bangunan gedung fasilitas sarana pendidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Gedunggedung tersebut banyak dipasangi alat pengondisi udara baik di ruang dosen, ruang Kaprodi, ruang tutorial maupun ruang praktikum, sehingga gedung ini dapat dikategorikan bangunan dengan alat pengondisi udara (berac). Berdasarkan paparan tersebut di atas dapat dinyatakan nilai intensitas konsumsi energi (IKE) listrik pada bangunan gedung perkuliahan Jurusan Teknik Elektro Kampus Politenik Negeri Semarang sudah tergolong efisien untuk Gedung SekolahA (,84 /m 2 /bulan s.d. 1,67 /m 2 /bulan) dan bahkan sangat efisien untuk Gedung SekolahB (kurang dari 4,17 /m 2 /bulan) karena masih dalam rentang memenuhi kriteria IKE Listrik bagi bangunan gedung fasilitas sarana pendidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Hasil perhitungan intensitas konsumsi energi (IKE) listrik bulanan pada gedung laboratorium dan bengkel disajikan pada Tabel 2. Ada tiga gedung laboratorium/ bengkel [9]. Perhitungan IKE listrik bulanan untuk Gedung Laboratorium/Bengkel Elektronika dan Gedung Laboratorium/Bengkel Listrik serta Gedung Laboratorium Telekomunikasi menghasilkan nilai t hitung dari sampel jauh di bawah nilai t tabel. Jadi hipotesis nol berlaku yaitu bahwa nilai rerata IKE bulanan untuk gedung laboratorium dan bengkel di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang tidak berbeda atau tidak melebihi kriteria nilai rerata IKE yang ditetapkan dan berlaku bagi bangunan gedung fasilitas sarana pendidikan di lingkungan Kementeriaan Pendidikan Nasional Indonesia. TABEL 2 KONSUMSI ENERGI LISTRIK (KWH) RERATA BULANAN DAN IKE BULANAN GEDUNG LAB/ BENGKEL Gedung Lab/ Bengkel Konsumsi Rerata Bulanan () Luas Bangunan (m 2 ) IKE (/m 2 /bln) Elektronika 2,378.35 864. 2.75 Listrik 3,262.61 1,18.75 2.94 Telkom 1,628.92 45. 3.62 Berdasarkan paparan tersebut di atas dapat dinyatakan nilai intensitas konsumsi energi (IKE) listrik pada bangunan gedung praktikum (laboratorium dan bengkel) Jurusan Teknik Elektro Kampus Politenik Negeri Semarang sudah efisien karena masih dalam rentang memenuhi kriteria IKE Listrik bagi bangunan gedung fasilitas sarana pendidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Nilai tersebut ada dalam rentang kelompok kriteria sangat efisien (kurang dari 4,17 /m 2 /bulan). 3.5 Hasil dan Pembahasan Keseluruhan Rekapitulasi hasil dan pembahasan disajikan seperti Tabel 3 [9]. Profil penggunaan energi listrik dikenali dari empat parameter penting seperti tercantum pada Tabel 3. Satu parameter yaitu konsumsi energi listrik tidak memberikan perbedaan signifikan karena prosentase distribusi konsumsi hampir seimbang. Konsumsi mingguan sebanyak sekitar 3.533 /minggu digunakan sebagian oleh gedung kelas sebesar 49,3% dan sebagian oleh gedung laboratorium/ bengkel yaitu 5,7%. Jadi menurut jumlah konsumsi listrik kedua kelompok gedung yang ada di Jurusan Teknik Elektro hampir sama kebutuhannya, untuk gedung perkuliahan maupun untuk gedung laboratorium/bengkel praktikum. 22

Penghematan Biaya Operasional Kegiatan Pembelajaran.... Daeng S P, Ari Santoso, Juwarta TABEL 3 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PARAMETER PEMAKAIAN LISTRIK Parameter Jurusan Elektro Gedung Kelas Gedung Lab. Gd. SA Gd. SB Lab EC Lab LT Lab TK Energi () 3.533 49,3% 5,7%,4% 79,6% 32,7% 44,9% 22,4% Faktor Beban (%) 33% 33% 31% 33% 39% 4% 4% 43% Beban Puncak (kw) 63,7 31,7 34,8 8,8,5 13,1 18,1 8,4 Rerata Beban (kw) 21 1,4 1,7 2,9 8,1 5,2 7,2 3,6 IKE (/m 2 /bln) 2,5 2,1 3,,87 3,3 2,75 2,94 3,62 Sementara itu tiga parameter lain yaitu factor beban dan beban puncak serta intensitas konsumsi energy (IKE) dapat menjadi indikator mutu penggunaan listrik pada Jurusan Teknik Elektro. Gedung kelas mempunyai parameter dengan nilainilai lebih baik daripada nilai yang dimiliki gedung laboratorium/bengkel. Pembebanan gedung kelas (33%) mempunyai faktor yang setara dengan pembebanan listrik Jurusan Elektro dan lebih besar daripada pembebanan pada gedung laboratorium/ bengkel (31%). Semakin besar nilai faktor pembebanan maka semakin efektif penggunaan listriknya. Sedangkan puncak beban listrik yang terjadi pada gedung kelas (31,7 kw) lebih rendah daripada puncak beban listrik yang timbul pada gedung laboratorium/ bengkel (34,8 kw). Semakin rendah nilai puncak beban listrik semakin efektif pembebanannya. Adapun intensitas pemakaian listrik (IKE) gedung kelas (2,1 /m 2 /bln) berada di bawah nilai intensitas pemakaian listrik (IKE) di Jurusan Elektro (2,5 /m 2 /bln) dan juga di bawah nilai intensitas pemakaian listrik (IKE) pada gedung laboratorium/ bengkel (3, /m 2 /bln). Semakin rendah nilai IKE maka semakin efisien penggunaan listriknya. Nilai tiga hasil tersebut (yakni faktor beban, beban puncak, IKE) menunjukkan kondisi penggunaan listrik lebih efektif terjadi pada gedung kelas ketimbang gedung laboratorium/ bengkel yang ada di Jurusan Teknik Elektro. 3.6 Hasil dan Pembahasan Strategi Penghematan Energi dan Biaya Listrik Cara pengaturan kerja operasional diterapkan dengan hampir tanpa memerlukan biaya. Beban listrik dioperasikan tidak sepenuh waktu kerja yang lazim namun ada pengurangan lama waktu kerja. Pengurangan dilakukan secara selektif sejauh tidak berpengaruh pada peran dan kenyamanan fungsional kegiatan produktif yang memerlukan operasi beban tersebut. Pilihan alat pengondisi udara sebagai strategi penghematan dimudahkan oleh kesederhanaan identifikasi dan ketersediaan data. Selain itu alat ini hampir setiap hari diperlukan oleh adanya aktivitas pemakai sebagai bagian dari kenyamanan lingkungan kerja. Karena itu operasi alat hampir sepanjang hari kerja. Langkah penghematan yang disarankan (Permen ESDM No. 31 Tahun 5) antara lain melalui cara pengurangan jam operasi mesin pengondisi udara ruangan selama 1 (satu) jam di awal dan juga di akhir waktu kerja harian. Selain itu dengan cara suhu ruang dijaga pada setelan pengatur 24 o C [1]. Konsumsi energi listrik dapat dihitung. Jumlah konsumsi seluruh beban dalam sehari mengacu pada lama waktu kerja dan perjumlahan dari keseluruhan unit beban yang ada. Sedangkan penghematan konsumsi listrik dapat dihitung dan mengacu pada lama jeda beban listrik (AC) dipadamkan (tidak diaktifkan) dan perjumlahan dari seluruh beban listrik yang tidak diaktifkan. Sebagai gambaran untuk kondisi operasional keseharian kegiatan akademik di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang, waktu kerja harian total 14 jam (pukul 7: sampai dengan 21:). Jika pengurangan jam operasional dilakukan secara minimal 2 (dua) jam setiap hari, maka penghematan yang diperoleh setiap alat pengondisi udara sebanyak 14,3%. 23

ISSN : 2252498 Vol. 3 No. 1 April 14 : 15 26 Hari ke TABEL 4 SKENARIO KONSUMSI LISTRIK DAN POTENSI PENGHEMATANNYA Konsumsi () Konsumsi Bulanan (/bulan) Faktual Alternatif Alternatif Alternatif 14.3% 15.5% 16.7% Sabtu 128.72 129 11 19 17 Minggu 1.75 11 86 85 84 Senin 61.21 61 523 516 58 Selasa 689.99 69 591 583 575 Rabu 75.93 751 644 635 626 Kamis 714.49 714 612 64 595 Jumat 538.9 538 461 455 448 Total () 3,533.19 15,31.49 13,121.9 12,937.37 12,753.64 Biaya (Rp) 2,137,581 9,262,849 7,938,262 7,827,18 7,715,953 Hemat (Rp) 1,324,587 1,435,742 1,546,896 Setiap ruang diberikan pencahayaan oleh satu lampu atau lebih. Lampu dirangkaikan menjadi dua atau tiga kelompok. Setiap kelompok dilayani pemutus aliran listrik (saklar). Lampulampu yang berdekatan dengan dinding tembus cahaya luar kurang diperlukan. Pilihan ini didasari kemudahan operasional dan hampir tanpa biaya serta tak mengganggu kenyamanan operasional kegiatan. Langkah strategis yang dilakukan antara lain dengan memadamkan sekelompok lampu yang berdekatan dengan dinding berjendela kaca tembus cahaya. Pada umumnya seperempat bagian atau sepertiga bagian sudah cukup berguna karena menyesuaikan dengan pola pengelompokan armatur (lampu) yang bersangkutan. Penghematan konsumsi energi listrik dapat dihitung. Perhitungan penghematan energi listrik untuk waktu kerja 14 jam dengan kondisi sebanyak sepertiga (1/3) bagian dari lampu dipadamkan memperlihatkan ada sebanyak 16,75% penghematan energi listrik dapat dilakukan. Nilai tersebut berdasarkan pilihan pengurangan waktu padam dilakukan selama setengah dari waktu operasional yaitu 7 (tujuh) jam. Perhitungan penghematan konsumsi harian untuk gedung sekolah kampus Jurusan Teknik Elektro yang mengonsumsi (maksimal dalam operasional) sebanyak 1.371,19 dapat dihemat sebagiannya dengan kombinasi kedua cara tersebut sebanyak 214,59 /hari. Penghematan tersebut setara 15,6% dari keseluruhan beban listrik terpasang. Sedangkan perhitungan konsumsi harian gedung laboratorium dan bengkel kampus Jurusan Teknik Elektro yang mengonsumsi (maksimal dalam operasional) sebanyak 1.356,91 dapat dihemat sebanyak 8,39 /hari. Penghematan tersebut setara 15,4% dari keseluruhan beban listrik terpasang. Penghematan energi listrik harian tersebut jika diakumulasikan selama sebulan dapat memberikan peran cukup signifikan bagi upaya pengendalian konsumsi energi listrik operasional Jurusan Teknik Elektro. Beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam pengaturan operasional lampu dapat disebutkan berikut. 1) Area dengan pencahayaan alami tersedia cukup sebaiknya dilengkapi saklar pengendali otomatis yang dapat mengatur penyalaan lampu sesuai dengan tingkat pencahayaan yang dirancang. 2) Pencahayaan luar bangunan dengan waktu operasi kurang dari 24 jam terusmenerus harus dapat dikendalikan secara otomatis dengan pengaturan waktu, fotosel atau kombinasi. 3) Susunan kelompok lampu sebaiknya mengikuti alur baris sejajar dengan celah terowongan cahaya alami masuk ruang. Penyalaan dapat dilakukan bertahap mulai dari bagian paling jauh dari celah terowongan cahaya masuk ruang. 4) Armatur yang terletak sejajar dengan dinding luar pada arah cahaya alami datang sebaiknya menggunakan saklar tersendiri/manual untuk menghidupkan dan mematikan. 5) Ruang dengan jenis pekerjaan lebih dari satu jenis atau kelompok sebaiknya dilengkapi 24

Ribuan 13.1 12.9 12.8 15.3 Penghematan Biaya Operasional Kegiatan Pembelajaran.... Daeng S P, Ari Santoso, Juwarta saklar lebih dari sebuah untuk menyesuaikan kebutuhan tingkat pencahayaan.. 3.7 Skenario Penghematan Pemakaian Listrik Bulanan Berdasarkan paparan tersebut di atas dapat dibuat contoh skenario penghematan terhadap pemakaian energi listrik di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang. Gambar 8 menyajikan hasil contoh skenario pemakaian yang dimaksud di sini. Skenario pemakaian energi listrik mengasumsikan penghematan rendah sebesar 14,3% dan penghematan tinggi 16,7% serta penghematan ratarata yang dapat diperoleh dengan cara tindakan strategis seperti tersebut di atas. Penggambaran tersebut didasarkan perhitungan penghematan untuk gedung sekolah kampus Jurusan Teknik Elektro (dua bangunan terdiri dua buah gedung berlantai dua) dan gedung praktikum laboratorium/ bengkel kampus Jurusan Teknik Elektro (tiga buah bangunan berlantai satu) [9]. Perhitungan konsumsi bulanan untuk gedung sekolah kampus Jurusan Teknik Elektro dapat dihemat sebagiannya dengan kombinasi kedua cara tersebut sebanyak setara 15,6% dari keseluruhan beban listrik terpasang. Sedangkan perhitungan konsumsi bulanan gedung laboratorium dan bengkel Kampus Jurusan Teknik Elektro dapat dihemat sebanyak setara 15,4% dari keseluruhan beban listrik terpasang. Penghematan energi listrik bulanan tersebut jika diakumulasikan selama satu semester (atau pun setahun) dapat memberikan peran cukup signifikan bagi upaya pengendalian konsumsi energi listrik operasional Jurusan Teknik Elektro. Potensi biaya energi listrik dapat dihitung dengan memerhatian skenario konsumsi listrik dan tarif listrik yang berlaku untuk pelanggan PT.PLN. Politeknik terdaftar sebagai pelanggan PT.PLN dengan klasifikasi golongan S3 dan bertarif sebesar Rp.65, per (LWBP) serta Rp.98, per (WBP). Jurusan Teknik Elektro mengonsumsi listrik sebanyak rerata 15.31 setiap bulan. Jika tiga alternatif diperhitungkan ini berarti ada potensi penghematan antara Rp.1,325 juta sampai dengan Rp.1,547 juta setiap bulan. Skenario konsumsi listrik dan potensi penghematannya diperlihatkan pada Tabel 4 [9]. Skenario Pemakaian Listrik Rerata Bulanan Dengan Alternatif Penghematan (Bulanan) 15 1 5 Sabtu Minggu Senein Selasa Rabu Kamis Jumat Total Faktual Alternatif 14,3% Alternatif 15,5% Alternatif 16,7% Gambar 8 Skenario Profil Penghematan Energi Listrik Rerata Bulanan 25

ISSN : 2252498 Vol. 3 No. 1 April 14 : 15 26 IV. KESIMPULAN Upaya perencanaan operasional alat pengondisi udara dan pencahayaan ruangan dapat cukup bermakna untuk menghasilkan penghematan energi listrik dan dapat menjadi sebagian dari tindakan dan strategi penghematan energi listrik di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang. Upaya lain yaitu perencanaan pengadaan fasilitas sarana dan peralatan pendidikan yang menggunakan tenaga listrik dapat dilakukan dan diusahakan pilihan peralatan yang memberikan penghematan daya minimal 14% atau lebih besar. Upaya penghematan melalui tindakan operasional peralatan sebaiknya didahulukan. Langkah ini memerlukan komitmen para penanggungjawab dan pengambil keputusan beserta keluarga besar Politeknik Negeri Semarang supaya dapat terwujud secara konsisten. Upaya membangun kesadaran hemat energi listrik sampai mewujudkan dalam tindakan konsisten perlu dilakukan dengan sungguhsungguh. DAFTAR PUSTAKA [1] Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm 15, 47475. [2] Chr. H. Sumargo, Pendahuluan Teori Kemungkinan dan Statistika: Soal dan Jawab Seri Matematika, Penerbit ITB, Bandung, 1984, hlm 148152. [3] Ronald E. Walpole, Raymond H. Myers, Sharon L. Myers, Keying Ye, Probability and Statistic for Engineers and Scientists, Seventh Edition, Upper Saddle River, New Jersey: PrenticeHall, Inc., 2, page 219224, 34 36. [4] William J Coad, Fundamental to Frontier: Energy Profile The Electrical Variable, Heating, Piping, Air Conditioning, November 1981, page 162165. [5]. SNI 36196, Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung, Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Oktober 5. [6] Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta. Bandung,11, hlm 47. [7] Moh. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, hlm 5355. [8] Wayne C. Turner, Steve Doty, Energy Management Handbook, Sixth Edition, Lilburn, GA: The Fairmont Press, Inc., 7, page 23. [9] Daeng S Pasisarha, Ari Santoso, Juwarta, dkk, Audit Energi Listrik pada Gedung Kelas dan Laboratorium untuk Mendukung Penghematan Biaya Operasional Kegiatan PBM di Jurusan Teknik Elektro Polines, Laporan Penelitian Dibiayai Dana DIPA Tahun Anggaran 12 Polines, Politeknik Negeri Semarang, Semarang, 13. [1]. Peraturan Menteri ESDM no. 31 Tahun 5, Tatacara Pelaksanaan Penghematan Energi, Jakarta, Juli 5. 26