Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XIX/November 2015

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH. Oleh. Dede Anisa 1021.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Yulia, 2014 EFEKTIVITAS TEKNIK CLUSTERING (PENGELOMPOKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan sifat sosial yang dimilikinya tentu mereka akan saling berinteraksi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

Transkripsi:

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN ISI BUKU MELALUI PENDIKAR (PENUGASAN DIKEMAS ARTISTIK) DI KELAS XI SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA Agriyati, S.Pd. Guru di SMA Negeri 7 Yogyakarta Abstrak Tulisanyang berisi inovasi dalam pembelajaran ini secara umum bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan (keterampilan) bagi siswa dalam menulis ringkasan isi buku. Secara khusus, tujuannya adalah: (1) menemukan model penilaian yang menarik yaitu meringkas isi buku dengan kemasan yang artistik, (2) menemukan model penilaian terkini yang tidak membosankan siswa, dan (3) menumbuhkan minat atau gemar membaca dan menulis di kalangan siswa. Dalam pembelajaran kemampuan menulis, guru diharapkan dapat memilih pendekatan, strategi, metode, media, model, dan sistem penilaian yang tepat. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan atau kemampuan berbahasa yangdianggap paling sulit, baik oleh siswa maupun oleh guru. Dengan ini perlu dilakukan suatu inovasi pembelajaran kemamapuan menulis yang dapat menciptakan model penilaian yang menarik dan dapat mengaktifkan siswa kelas XI SMA Negeri 7 Yogyakarta, yaitu melalui Pendikar (Penugasan dikemas artistik). Hasil penugasan menunjukkan hal yang menggembirakan dan sangat bermakna karena ringkasan yang telah dibuat oleh siswa bentuknya sangat menarik, artistik, dan bervariasi, serta praktis. Tentu hal ini dapat memotivasi siswa untuk selalu membawa, meletakkan, dan mempelajari ringkasan tersebut di mana, ke mana, dan kapanpun berada. Kata kunci: menulis ringkasan isi buku, pendikar Pendahuluan Akhir-akhir ini keberadaan guru sangat dielu-elukan. Hampir setiap media cetak maupun elektronik mengupas tuntas guru dengan berbagai problematikanya. Salah satu permasalahan yang muncul terkait dengan beban guru dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai agen dan juga merupakan ujung tombak pendidikan itulah maka peran guru tidaklah ringan baik itu peran dalam lingkup yang luas maupun dalam lingkup yang sempit, yaitu peran guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Peran guru sesuai dengan situasi dan kondisi sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang optimal. Jangan sampai slogan lama yang selalu berkumandang di telinga kita seperti filosofis Jawa bahwa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Peran guru sekarang lebih dari itu antara lain: guru sebagai fasilitator, komunikator, organisator, motivator, konselor, mediator, analisator, dan evaluator. Mengingat begitu kompleksnya peran guru maka diharapkan hadirnya guru yang professional. Guru yang profesional sudah pasti akan memberdayakan dirinya seoptimal mungkin agar dapat mengembangkan model pembelajaran dan sekaligus model penilaian yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Pendikar yang diakronimkan dengan (Penugasan dikemas artistik) ini 8

akan menjadi skala prioritas dalam model penilaianyang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara umum dan penilaian kemampuan atau keterampilan menulis ringkasan isi buku secara khusus. Hal ini sangat diyakini penulis dapat mengatasi rendahnya kemampuan menulis ringkasan isi buku di kelas XI SMA Negeri 7 Yogyakarta. Pembelajaran dan penilaian akan lebih bermakna dan menarik karena memberi kesempatan atau penawaran kepada siswa untuk membuat ringkasan isi buku sesuai dengan materi yang disukai oleh masing-masing siswa, di samping itu akan menuntut kreativitas siswa dalam memilih bentuk ringkasan yang lebih menarik dan artistik. Pembelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam hal ini, berbagai faktor dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Faktor penyebab secara umum memang banyak baik itu faktor interen maupun eksteren, akan tetapi, yang paling esensial dapat berupa model pembelajaran dan penilaian yang menggunakan paradigma lama tentunya sangat membosankan. Dengan melihat permasalahan tersebut di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut. Bagaimanakah Pendikar (Penugasan dikemas artistik) dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang diterapkan pada pembelajaran kemampuan menulis ringkasan isi buku untuk siswa kelas XI SMA Negeri 7 Yogyakarta? Adapun inovasi dalam pembelajaran menulis ini secara umum bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan (keterampilan) bagi siswa dalam menulis ringkasan isi buku tersebut dapat ditandai oleh keberhasilan pencapaian indikator melalui kegiatan, interaksi, motovasi, dan keaktifan serta kreativitas siswa selama pembelajaran kemampuan menulis ringkasan isi buku berlangsung dengan menerapkan sistem penilaian yang berbentuk penugasan individu. Inovasi pembelajaran ini juga diarahkan pada pengoptimalan kemampuan menulis siswa kelas XI SMA Negeri 7 Yogyakarta dengan menggunakan model pembelajaran dan model penlaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh, antara lain manfaat teoretis dan praktis. Manfaat teoretisnya, kajian ini secara umum dapat memberi sumbangan kajian terhadap kemampuan berbahasa pada pembelajaran bahasa Indonesia dan secara khusus dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menulis ringkasan isi buku pada pembelajaran bahasa Indonesia. Sedangkan secara praktis, hasil kajian ini berguna bagi pengembangan model pembelajaran dan model penilaian dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi tidak langsung. Kegiatan mendengar dan berbicara (menyimak) merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan komunikasi tidak langsung berupa kegiatan membaca dan menulis. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh orang lain sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis tersebut (Tarigan, 1983: 21). Artinya, bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang tidak sekedar menggambarkan simbol-simbol grafis secara konkret, tetapi juga menuangkan buah pikiran, ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis yang berupa rangkaian kalimat yang utuh, lengkap dan dapat di komunikasikan kepada orang lain. 9

Intinya, menulis merupakan keterampilan berkomunikasi antarkomunikan dalam usaha menyampaikan informasi dengan media bahasa tulis. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Soeparno (2002: 126) mengatakan bahwa dalam kegiatan menulis, penulis di tuntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisanya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan. Oleh karena itu, di dalam kegiatan menulis ada dua hal yang dijadikan perhatian, yaitu menulis sebagai sebuah proses dan menulis untuk menghasilkan suatu hasil atau produk. Menulis baik sebagai proses maupun hasil atau produk pasti diberikan melalui proses pembelajaran. Dalam KBBI kata pembelajaran diartikan sebagai proses atau cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Suharsimi Ari Kunto (1993:3), pembelajaran menunjuk pada suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pembelajar yang sedang belajar. Di dalam kegiatan pembelajaran ini terjadi proses belajar siswa dan guru mengajar. Untuk itu, pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebut siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, bukan dituntut untuk menguasai atau menghafalkan pengetahuan tentang bahasa. Ini terlihat pada materi yang tercakup dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar pada Standar Isi mata pelajaran tersebut. Kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara tertulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung oleh ketepatan bahasa yang dipakai. Selain aspek kosakata dan gramatikal, ketepatan kebahasaan itu harus didukung oleh konteks dan penggunaan ejaan. Pengukuran kemampuan menulis dapat dilakukan menjadi bagian proses pembelajaran dan ujian khusus di luar kegiatan pembelajaran yang sengaja diselenggarakan. Kita tahu bahwa pembelajaran kemampuan atau keterampilan menulis diajarkan dalam semua jenjang pendidikan, mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Siswa telah diarahkan untuk menguasai keterampilan menulis. Ismail (dalam Suryaman, 2003: 96) menyatakan bahwa yang terpenting dalam pembelajaran bahasa adalah membaca dan menulis, sedangkan aspek linguistik dapat dilihat melalui karya tulis mereka. Namun demikan, menurut beberapa studi ternyata kemampuan menulis masih perlu mendapat perhatian khusus dan ditingkatkan. Guru belum dapat menemukan metode dan teknik yang benar-benar dapat mengubah paradigma bahwa menulis adalah hal yang sulit dan beban bagi siswa. Pembelajaran menulis masih menekankan pada produk atau hasil. Sementara itu, proses belum dikelola dan diperhatikan secara baik oleh guru. Akibatnya, siswa melakukan kegiatan menulis sebagai sebuah pekerjaan yang tidak menyenangkan. Pembelajaran menulis hendaknya dilakukan dengan pendekatan, metode, dan teknik yang sesuai. Paradigma kebosanan dan kurangnya motivasi penulisan pada siswa dapat teratasi apabila guru mengolah pembelajaran menulis menjadi menyenangkan. Hal tersebut dapat dicapai apabila model pembelajaran dan model penilaian 10

yang digunakan guru dalam mengajar menulis tepat sesuai tujuannya. Dalam hal ini penilaian yang dimaksud dalam bentuk penugasan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau yang biasa disingkat KBBI, kata tugas diartikan sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang dilakukan: pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang: pekerjaan yang dibebankan. Sedangkan kata penugasan dapat diartikan pemberian tugas kepada: proses; perbuatan; cara menugasi atau menugaskan. Lain lagi kata kemas yang diartikan teratur atau rapi. Kata dikemas berarti diselesaikan secara teratur atau rapi. Kemudian kata artistik diartikan mempunyai nilai seni; mempunyai rasa seni; bersifat seni. Dengan berbagai pengertian di atas maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa Penugasan dikemas artistik yang diakronimkan Pendikar seperti yang disebutkan di atas, adalah pemberian tugas kepada siswa yang harus diselesaikan secara teratur dan rapi serta mempunyai nilai atau rasa seni yang tinggi. Pembahasan Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Ringkasan Isi Buku melalui Pendikar Ringkasan (precis) merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Agar dapat memahami materi ringkasan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu tujuan membuat ringkasan, cara membuat ringkasan, dan langkah-langah membuat ringkasan yang baik. Tujuan membuat ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan untuk maksud tersebut akan membimbing dan menuntun seseorang agar dapat membaca karangan asli dengan cermat, dan bagaimana harus menulisnya kembali dengan cermat. Kemudian cara membuat ringkasan yang baik menurut Gorys Keraf adalah sebagai berikut. (1) Membaca naskah asli: penulis ringkasan harus membaca naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahi kesan umum dan maksud pengarang, serta sudut pandangnya. (2) Mencatat gagasan utama: semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat atau digarisbawahi. (3) Membuat Reproduksi: penulis ringkasan menyusun kembali suatu karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan utama sebagaimana yang dicatat dalam langkah kedua di atas. (4) Ketentuan tambahan: ada beberapa ketentuan tambahan yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun ringkasan (1994:262-264). Membuat atau menyusun ringkasan isi buku tentunya hal ini sering dilakukan oleh siswa, baik itu di SD, SMP, maupun SMA. Namun, membuat ringkasan isi buku melalui Pendikar (Penugasan dikemas artistik) ini ternyata telah memberikan warna dan hasil yang berbeda. Oleh karena itu, perlu memahami langkah-langkah antara lain: (1) pemilihan materi, (2) pemberian motivasi, (3) pemilihan materi ringkasan, (4) penyu-sunan konsep ringkasan secara kasar, (5) penyusunan ringkasan dengan Pendikar (Penugasan dikemas artistik), dan (6) pengumpulan tugas. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah dalam Pendikar (Penugasan dikemas artistik) dapat dilihat pada Gambar 1. Proses Pembelajaran menulis Ringkasan Isi Buku melalui Pendikar Penyiapan Materi Penyampaikan materi meringkas isi buku di kelas melalui tayangan LCD yang berupa Power Point, bahan ajar cetak (Modul), dan LKS. 11

Gambar 1. Langkah dalam Pendikar a. Pemberian Motivasi Menunjukkan beberapa contoh hasil ringkasan isi buku yang dibuat oleh siswa sebelumnya, untuk memotivasi siswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. b. Pemilihan Materi Ringkasan Mengajak siswa ke perpustakaan sekolah untuk mencari dan sekaligus menentukan buku pelajaran atau diktat apa yang telah menjadi pilihan masingmasing siswa untuk menjadi bahan ringkasannya. Materi yang harus diringkas oeh siswa adalah materi satu semester dari buku pelajaran atau diktat yang telah dipilih tersebut. c. Penyusunan Konsep Ringkasan Secara Kasar Membaca buku pelajaran atau diktat yang telah dipilih oleh siswa, kemudian sambil membuat catatan kecil berupa garis besar isi buku yang berupa gagasan-gagasan utama tersebut. d. Penyusunan Ringkasan dengan Pendikar (Penugasan dikemas artistik) Setelah konsep kasar ringkasan materi selesai, siswa mulai menyalin ke dalam bentuk ringkasan yang artistik. Bentuk ringkasan yang menarik, kemasan yang memikat, mengandung unsur seni atau keindahan, praktis, bahkan isi ringkasan yang lebih bermakna. e. Pengumpulan Tugas Tugas yang telah dikerjakan oleh siswa dalam bentuk Pendikar (Penugasan dikemas artistik) harus dikumpulkan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Hasil Penerapan Menulis Ringkasan Isi Buku Melalui Pendikar Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, biar tidak tampak abstrak, maka perlu diberikan contoh yang berupa hasil penugasan yang telah diselesaikan oleh siswa. Hasil penugasan ini sangat bermakna selain melalui proses membaca yang memerlukan ketelitian dan ketekunan, juga materi satu semester bukanlah materi yang sia-sia apabila untuk belajar. Di samping itu bentuk atau kemasan yang menarik dan artistik serta praktis atau simpel dapat memotivasi siswa untuk selalu membawa, meletakkan, dan mempelajari ringkasan tersebut di mana, ke mana, dan kapanpun berada. Adapun beberapa hasil yang dapat disajikan oleh penulis adalah berbagai bentuk antara lain: globe, tata ruang, desain baju, tas, hiasan dinding, vas bunga, dompet, buah, binatang-binatang lucu, album foto, 12

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XIX/November 2015 Gambar 1. Langkah dalam Pendikar Motivasi Ada rasa antusias di kalangan para siswa karena tugas yang dikerjakan akan mendapat hadiah yang berupa nilai. Interaksi Interaksi sangat bervariasi. Interaksi banyak berasal dari siswa karena berbagai pertanyaan muncul terkait dengan materi ini. Kreatif Kreativitas siswa ternyata luar biasa dalam menentukan bentuk ringkasan yang artistik dan menawan. Untuk mengingat kembali Kegiatan mengingatkan kembali kepada siswa mengenai meringkas isi buku secara baik dan benar akan membuat siswa makin paham. buku antik, tempat sisir dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya, lihatlah Gambar 2. Hasil Perubahan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Kemampuan siswa yang optimal dalam menulis ringkasan isi buku secara jelas akan terlihat pada indikator berikut ini. Menarik Siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran, karena siswa diberi kebebasan untuk memilih materi ringkasan isi buku dari mata pelajaran yang menjadi kesukaan masing-masing siswa, di samping itu lebih mengutamakan membuat bentuk ringkasan yang artistik yang mengandung unsur keindahan dan nilai seni yang tinggi. Aktif Dalam membuat ringkasan isi buku terlihat adanya semangat para siswa dalam setiap langkah atau tahap-tahap pembuatan ringkasan tersebut. Hasil dalam Pendidikan Karakter Inovasi pembelajaran menulis ringkasan isi buku ini menghasilkan pendidikan karakter yang berupa karakter berikut ini. 13

Tanggung Jawab Dengan penuh tanggung jawab siswa berusaha menyelesaikan bentuk ringkasan yang menarik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Kreatif Penugasan meringkas isi buku ini menuntut kekreatifan siwa dalam menentukan bentuk ringkasan yang artistik atau mengandung nilai keindahan. Semangat Semangat dan antusias siswa tampak terjadi persaingan yang sehat untuk dapat membuat bentuk ringkasan yang terbaik, Kerja Keras Siswa harus mau bekerja keras dalam menyelesaikan tugas walaupun harus melalui proses membaca isi buku terlebih dahulu. Mandiri Tugas meringkas isi buku ini dikerjakan secara perorangan dan menuntut siswa menyelesaikan tugas secara mandiri di luar jam pelajaran. Gemar Membaca Penugasan meringkas isi buku ini secara tidak langsung memupuk rasa gemar membaca di kalangan siswa. Penugasan meringkas isi buku harus dilakukan melalalui suatu proses membaca terlebih dahulu. Simpulan Dengan inovasai pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terutama dalam pembelajaran kemampuan menulis ringkasan isi buku dengan menerapkan model pembelajaran dan model penilaian melalui Pendikar dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pemahaman mengenai kemampuan menulis yang diterapkan dalam pembelajaran menulis ringkasan isi buku akan dengan mudah, dan jelas dikuasai oleh siswa karena sifatnya yang lebih konkret dan realitas. 2. Pembelajaran lebih variatif sehingga menjadi menarik, menyenangkan, dan dapat mengaktifkan siswa, karena cenderung mengutamakan bentuk artistik sesuai dengan kehendak masing-masing siswa. 3. Kondisi pembelajaran lebih optimal, efektif, efisien, dan yang jelas lebih bermakna, yang akhirnya membuat siswa lebih antusias dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran khususnya dalam penugasan meringkas isi buku. Saran 1. Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran dan model penilaian yang efektif, menarik, bervariatif serta tidak membosankan 2. Gunakanlah model pembelajaran dan model penilaian yang tepat bagi pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk pembelajaran kemampuan menulis. 3. Penerapan model pembelajaran dan model penilaian melalui Pendikar membutuhkan kecermatan, ketelitian, kektreatifan dan biaya yang digunakan untuk pembelian dan pembuatan ringkasan isi buku yang berupa hasil atau produk dari siswa. Oleh karena itu, diperlukan keseriusan dalam pembuatannya. Daftar Pustaka Artikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Depdikbud. (1999). Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Keraf, Gorys.(1994). Komposisi. Nusa Indah: Flores. 14

Soeparno dan Muhammad Yunus.(2002). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Suryaman, Maman. (2003). Penembangan Model Pembelajaran Membaca Karya Sastra untuk Siswa SLTP Berbasis Bacaan dan Pembaca. Makalah dalam Workshop Model Belajardi FPBS, Universitas Negeri Yogyakarta. Tarigan, Henry Guntur.(1993). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 15