Tim Penyusun Pengarah Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sulawesi Selatan Penanggungjawab Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Ketua Panitia Kepala Sub Bidang Penguatan Advokasi dan KIE Sekretaris Pebriani M SKM M Kes Anggota Dra Hj Amaniawati Dra Hj Jumasiah Muchlis S Ag Nurhayati S Sos Sukmawati Syahruddin Narasumber DR. Novaty E. Dungga, MSi Dra. Hj. A. Sundar Naharuddin i
Kata Sambutan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Alhamdulillahirobbil Alamin segala puji dan Asyukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat ridhonyalah maka buku ini dapat terwujud. Permasalahan gender hingga saat ini masih saja menjadi bahan pembicaraan baik ditingkat nasional maupun internasional oleh karena disetiap sendi pembangunan masih saja terjadi ketidaksetaraan maupun Ketidakadilan Gender Fenomena sekarang ini, masih banyak kalangan baik dari elite politik penentu kebijakan maupun masyarakat pada umumnya belum mengenali memahami dan mengartikan gender, Kesetaraan dan Keadilan Gender secara baik dan benar Dengan demikian kebijakan maupun keputusan yang dilakukan cenderung belum memperhatikan secara seimbang kepentingan laki laki dan perempuan netral gender, kemudian berimplikasi pada ketimpangan ketimpangan pembangunan Fenomena tersebut merupakan bentukan dari budaya masyarakat yang masih memegang teguh asas-asas Patriarkhi dimana seluruh keputusan dan ruang masih didominasi oleh kaum laki laki Kita semua tentunya tidak ingin larut dalam persoalan tersebut disadari bahwa dengan mengetahui gender Kesetaraan dan Keadilan Gender adalah tidak cukup melainkan dibutuhkan kesadaran oleh semua fihak untuk mengintegrasikan dalam tatanan keluarga maupun pemerintah atau kelompok organisasi masyarakat lainnya ii
Akhirnya dengan kehadiran buku ini kami berharap dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi semua kalangan baik praktisi organisasi atau kelompok masyarakat Betapapun kami telah berupaya dalam menyusun buku ini secara lengkap dan cermat namun tentunya masih terdapat kekurangan kekurangan oleh sebab itu kritik dan saran guna penyempurnaan buku ini kami sangat harapkan dari pembaca Dan kami mohon maaf atas segala kekurangan materi buku ini Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amin Ya Rabbal Alamin Wassalamu' Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Makassar Desember Hj Andi Murlina PA S Sos Pangkat Pembina Utama Muda Nip iii
Kata Pengantar Gender merupakan suatu konsep Mencuatnya gender merupakan salah bentuk perjuangan atas diskriminasi terhadap perempuan konstruksi sosial masyarakat sering menempatkan perempuan pada urutan nomor dua perempuan dianggap kaum yang lemah dan ini merupakan titik rawan untuk pendiskriminasian eksploitasi maupun bentuk kekerasan Permasalahan permasalahan tersebut bukanlah hal yang wajar untuk terus dipertahankan selain merugikan kaum perempuan juga salah satu penyebab timbulnya ketimpangan dalam pembangunan Untuk meminimalkan permasalahan ketimpangan dalam bidang pembangunan dan guna mendorong kesetaraan gender menuju keadilan gender maka perlu upaya pengintegrasian peran gender dalam tatanan keluarga maupun tatanan birokrasi dan lembaga lainnya dimana laki laki dan perempuan mempunyai kesempatan dan peluang yang sama dalam berkontribusi terhadap kegiatan pembangunan Salah strategi mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender oleh pemerintah telah menetapkan peraturan dalam bentuk Instruksi Presiden nomor tahun tentang Pengarusutamaan Gender Teiring harapan semoga dengan kehadiran buku ini akan memberikan informasi pengetahuan tentang substansi gender, kesetaraan dan keadilan gender KKG serta hal hal yang berkaitan dengan diskriminasi yang berimplikasi pada kesenjangan gender Disadari bahwa materi atau isi buku ini masih jauh dari kesempurnaan Kritik dan saran dari pembaca kami sangat harapkan guna penyempurnaan buku ini Tim Penyusun iv
A MENGENAL KONSEP GENDER
1. Apa yang dimaksud Gender 1. Apa yang dimaksud Gender pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab JINSIYYUN yang kemudian diadopsi dalam bahasa Perancis dan Inggris menjadi GENDER dalam bahasa Inggris diartikan sebagai jenis kelamin namun jenis kelamin di sini bukan seks secara biologis melainkan sosial budaya Sehingga Adalah perbedaan antara laki laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak tanggung jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial budaya dan adat istiadat 2
2. Gender berbeda dengan jenis kelamin o o Jenis Kelamin Seks Menurut Ann Oakley adalah ciri biologis karateristik genetik yang melekat pada perempuan dan laki laki sedangkan gender merupakan perbedaan simbolis atau sosial yang dibangun atas dasar perbedaan jenis kelamin Jenis Kelamin melekat pada diri manusianya tidak dapat dipertukarkan dan sifatnya permanen sedangkan Gender melekat pada kaum laki laki maupun perempuan dikonstruksi secara sosial maupun kultural dan sifatnya tidak permanen Contoh Perempuan dikenal lembut lemah dsb Laki laki dikenal kuat agak kasar Sifat lembut tidak selamanya dipunyai oleh perempuan tetapi juga dipunyai oleh laki laki begitupun sebaliknya sifat kasar tidak sepenuhnya dipunyai oleh kaum pria melainkan pada perempuan juga ada yang memiliki sifat kasar 3
4
3. Apa yang dimaksud Peran Gender Istilah PERAN mengacu pada sekumpulan norma berperilaku yang berlaku untuk suatu posisi dalam struktur sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan jenis kelamin Sedangkan norma norma itu sendiri terdiri dari suatu harapan dari orang lain yang mencakup tidak hanya bagaimana seseorang seharusnya menampilkan sesuatu PERAN tetapi juga bagaimana seseorang seharusnya menyikapi orang lain ketika menampilkan PERAN yang dimaksud PERAN adalah suatu kombinasi dari peran yang dirumuskan dan peran yang diharapkan ditambah peran yang diterima yang kemudian bersifat saling mempengaruhi Oleh karena itu pelaksanaan suatu peran dipengaruhi oleh image yang ingin dikembangkan oleh seseorang 5
4. Peran dapat dibagi kedalam kelompok yaitu a. Peran Reproduktif Domestik Peran reproduktif domestik adalah peran yang oleh seseorang untuk melakukannya yang terkait dengan tugas tugas kerumahtanggaan peran domestik cenderung bersifat rutin dan lebih banyak menggunakan tangan cenderung tidak produktif Namun peran ini tidak boleh diabaikan karena dianggap dapat melestarikan kualitas hidup keluarga Contoh menyiapkan makanan berbelanja memelihara kesehatan dan gizi keluarga mengasuh dan mendidik anak 6
b. Peran Produktif Peran ini menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa untuk dikomsumsi dan diperjualbelikan Dalam pelaksanaan peran ini laki laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama dan bahkan dapat bekerjasama dalam satu bidang usaha dengan pembagian kerja yang jelas mengerjakan apa Siapa 7
c. Peran Masyarakat Sosial Peran ini lebih cenderung pada kegiatan yang bersifat kemanusiaan sosial dan pekerjaan ini tidak mendapatkan imbalan Peran gender yang lebih progresif akan tercipta dalam masyarakat bila Perempuan dan laki laki mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hal tidak diberlakukan lebih rendah atau dilihat sebagai obyek seksual). Contoh Posyandu PKK Gotong Royong 8
5. KONSTRUKSI SOSIAL GENDER a. Konstruksi Biologis dari ciri primer maskulin dan feminim b. Konstruksi Sosial dari peran citra baku stereotype c. Konstruksi agama dari keyakinan kitab suci agama 9
10
6. Gender Tidak di Permasalahkan Apabila Laki laki dan perempuan diperlakukan secara adil, baik dilingkungan domestik rumah tangga maupun dilingkungan publik Setiap aktivitas termasuk di dalam proses pembangunan laki laki dan perempuan mendapat keuntungan yang sama. 11
Sub Ordinasi Sebuah pandangan yang tidak adil terhadap perempuan laki laki misalnya dengan anggapan dasar bahwa perempuan itu irasional emosional lemah dan lain lainnya menyebabkan penempatan perempuan dalam peran peran yang dianggap kurang penting Potensi perempuan sering dinilai tidak fair oleh sebagian besar masyarakat akibat sulitnya mereka menembus posisi posisi strategis dalam komunitasnya terutama yang berhubungan dengan peran pengambilan keputusan Contoh `Mengorbankan anak perempuan untuk masuk pasar kerja demi membantu membiayai saudara laki laki untuk bersekolah 12
7. Bentuk Bentuk Ketidakadilan Gender meliputi Stereotype citra baku Pelabelan Stereotype adalah pelabelan terhadap kelompok suku bangsa tertentu yang selalu berkonotasi negatif sehingga sering merugikan dan timbul ketidakadilan Pelabelan atau penandaan yang terkait dengan perbedaan dengan jenis kelamin tertentu perempuan akan menimbulkan kesan yang negatif yang merupakan keharusan disandang oleh yang bersangkutan Contoh pemberian warna dibedakan pink untuk perempuan dan biru untuk laki laki permainan boneka untuk perempuan sedangkan laki laki permainan anak laki laki pistol pistolan Hal ini kemudian secara terus menerus berlanjut yang kemudian memberikan kerugian kepada kedua belah pihak laki laki dan perempuan 13
Marginalisasi Peminggiran Marginalisasi peminggiran itu merupakan proses pemiskinan dilingkungan keluarga dan masyarakat dan yang lebih banyak menerima dampak dari proses ini adalah kaum perempuan terutama pada masyarakat lapis bawah Contoh : Dalam Lingkungan Keluarga anak laki laki memperoleh fasilitas kesempatan dan hak hak yang lebih dari pada anak perempuan Contoh : Dalam bidang Industri mengganti tenaga bagian linting rokok pengepakan yang nota bene lebih banyak dikerjakan oleh wanita dan proses produksi tersebut diganti dengan mesin mesin yang lebih praktis dan ekonomis dan yang melaksanakan hanya laki laki Selain itu Contoh Dalam Bidang Pertanian mesin mesin potong padi menggantikan pekerjaan ani ani yang semula diperankan oleh perempuan kemudian diganti dengan sabit karena jenis padi yang ditanam harus menggunakan sabit di mana sabit menjadi alat kerja laki laki maka mengetam padi berubah menjadi peran laki laki sehingga perempuan kehilangan pekerjaan 14
Beban Kerja yang Tidak Proposional beban kerja ganda double burden Beban kerja ganda adalah beban kegiatan yang diemban lebih banyak oleh salah satu jenis kelamin Misalnya : memasak mencuci menyetrika menjaga kebersihan kerapian rumah membimbing belajar anak anak dan sebagainya dianggap urusan perempuan sehingga hanya layak dikerjakan oleh perempuan pada saat yang sama laki laki hanya bekerja diluar rumah mencari nafkah 15
Kekerasan Violence Terhadap Perempuan Salah satu bentuk ketidakadilan gender adalah kekerasan terhadap perempuan baik yang berbentuk kekerasan fisik psikis ekonomi maupun seksual Kekerasan itu timbul sebagai akibat dari anggapan bahwa perempuan itu lemah dan laki laki diyakini sebagai pemegang supermasi dan dominasi terhadap berbagai sektor kehidupan 16
contoh contoh kekerasan yang dialami perempuan sampai sekarang antara lain kerasan dalam bentuk fisik misalnya pemukulan penganiayaan dan pembunuhan Kekerasan psikis seperti penghinaan sikap ungkapan melalui verbal atau perkataan yang dapat menyebabkan sakit hati dan hal hal yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman Kekerasan seksual seperti pelecehan seksual pencabulan pemerkosaan eksploitasi seksual pada dunia kerja pemaksaan penggunaan alat kontrasepsi dan pengrusakan organ reproduksi 17