BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Gas Buang Pada Motor Bakar Pembakaran Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

PEMANFAATAN RESIRKULATOR GAS BUANG UNTUK MENINGKATKAN UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

PENGARUH PENGGUNAAN RESIRKULATOR GAS BUANG PADA KNALPOT STANDAR, TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

BAB II LANDASAN TEORI

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada Bab ini dibahas tentang jenis serta spesifikasi motor bakar dan Pemakaian Motor Bakar Sebagai Bahan Penggerak

Ma ruf Ridwan K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB I LATAR BELAKANG. setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar. Pada tahun 1960 seorang Perancis bernama Lenoir berhasil

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :


BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering

II. TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

ANALISA PENGARUH PENGATURAN VOLUME BIOETHANOL SEBAGAI CAMPURAN BAHAN BAKAR MELALUI MAIN JET SECARA INDEPENDENT TERHADAP EMISI PADA MESIN OTTO

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat motor bensin menurut jumlah langkah kerjanya dapat diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gas Buang Pada Motor Bakar Pembakaran Dalam Untuk meningkatkan unjuk kerja mesin perlu dilakukan penelitian lebih lanjut seperti halnya perbaikan sistem aliran gas buang, karena gas buang dapat dimanfaatkan kembali untuk menurunkan temperatur pembakaran yang sangat tinggi. Dengan pemanfaatan kembali sejumlah tertentu gas buang dimungkinkan adanya dampak yang lebih baik terhadap kualitas emisi gas buang itu sendiri. Penggunaan exhaust gas recirculation(egr) dianjurkan sebagai metoda untuk menigkatkan unjuk kerja mesin pada beban rendah dan mengurangi emisinya (Selim M. Y. E., 2003). Penggunaan EGR pada mesin Diesel berbahan bakar Biodiesel mampu menurunkan senyawa CO dan HC dalam emisi gas buang (Pay Kani, et al.,2011) Berdasarkan Abd-Alla G. H., 2001, pemanfaatan EGR, memungkinkan diperolehnya gas buang dengan konsentrasi gas NO yang lebih rendah. Jaffar Hussain et al., 2012 meneliti efek dari Exhaust Gas Recirculation (EGR) terhadap kinerja motor bakar torak tiga silinder dan karakteristik emisinya, didapatkan hasil penurunan Nox dan suhu yang lebih rendah di knalpot kendaraan. Dalam Alain Maiboom et al.,2008, laju aliran EGR yang tinggi dan tekanan yang konstan sebagai suatu cara menurunkan NO x secara drastis, tetapi meningkatkan brake specific fuel consumption (BSFC) dan emisi lainnya seperti CO dan HC. 5

6 Mohsen Ghazikhani et al., (2014) melalui investigasi eksperimental suhu knalpot dan pengaruh rasio emisi dan kinerja mesin bensin-etanol dua-langkah didapatkan hasil yang paling menonjol dengan etanol aditif yang mengurangi polusi CO yang dihasilkan sebesar 35%. Pada penelitian tentang pengaruh perbandingan kompresi dan EGR, terhadap performa, pembakaran dan emisi, mesin Diesel Injeksi Langsung, menunjukkan, dengan meningkatkan perbandingan kompresi mesin dan EGR, memberikan hasil pada adanya peningkatan performansi (Kumar, et al, 2013) Sementara dalam, Panu Karjalainen et al., (2014) yang meneliti tentang partikel gas buang kendaraan bensin modern: di laboratorium dan di lapangan, penelitian ini menunjukkan bahwa kendaraan bensin modern dapat memancarkan empat jenis partikel gas knalpot. Perbedaan karakteristik partikel dan pembentukan harus diperhitungkan dalam pengembangan strategi dan teknologi kontrol emisi, dalam penilaian dampak emisi partikel terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Emisi gas buang motor diesel sangat berbahasya, mengandung hampir 40 polutan yang membahayakan, campuran partikel karbon yang amat kecil ukurannya, kurang dari satu micrometer (micron), dalam(john et al., 2006) Aktivitas kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas buang sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar minyak yang terjadi dalam mesin. Semakin baik sistem pembakaran tersebut, akan semakin baik pula kualitas emisi gas buangnya, karena kadar polutannya akan lebih rendah bila dibandingkan dengan gas buang yang berasal dari industri. Artinya, kalau pembakaran dalam mesin

7 terjadi dengan sempurna, maka gas buang akan mengandung lebih sedikit polutan atau bahan bahan yang bersifat racun. Tetapi mesin kendaraan belum dapat menghasilkan sistem pembakaran yang sempurna karena beberapa sebab, baik yang bersifat teknis maupun non teknis, seperti kondisi pengemudian, jenis mesin, alat pengendali emisi, bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya itu membuat pola emisi gas buang kendaraan bermotor menjadi rumit, sehingga masih ada bahan bakar yang menjadi sisa yang belum terbakar secara sempurna ( A. Tri Tugaswati, 1998). Walaupun emisi gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya seperti Nitrogen, Karbon Dioksida, dan Uap Air, tetapi di dalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah cukup besar yang dapat membahayakan kesehatan maupun lingkungan serta partikel debu (A. Tri Tugaswati) Adanya reaksi di udara yang mengubah Nitrogen Monoksida (NO) menjadi Nitrogen Oksida(NO 2 ) yang lebih reaktif dan reaksi kimia antara berbagai Oksida Nitrogen dengan senyawa Hidrokarbon yang menghasilkan Ozon dan Oksidasi lainnya, yang dapat menyebabkan asap awan fotokimia (photochemical smog). yang dapat menyebabkan mata perih, sakit tenggorokan dan paru serta mengakibatkan sesak nafas. Bahaya ini, khususnya terkait dengan anak-anak, orang tua dan mereka yang menderita sakit jantung dan paru (Great, 1994).

8 Dengan rekayasa resirkulasi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi pada usaha menurunkan emisi gas buang yang merugikan kesehatan manusia dan juga mampu meningkatkan unjuk kerja mesin. 2.2 Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau pesawat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas (thermal) dan potensial sehingga menghasilkan energi mekanik. Motor bakar torak menggunakan beberapa gerak mesin yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak-balik dan bergerak putar (rotary engine). Dimana di dalam silinder terjadi pembakaran campuran antara udara dengan bahan bakar dengan merubah tenaga panas dan potensial menjadi tenaga gerak sehingga proses tersebut mampu menggerakkan torak yang oleh batang penggerak dihubungkan ke poros engkol. 2.2.1 Klasifikasi Motor Bakar Berdasarkan jenis bahan bakar yang umum digunakan motor bakar digolongkan atas dua, yaitu : 1. Motor bakar bensin dengan penyalaan loncatan bunga api dari busi. 2. Motor bakar diesel dengan penyalaan kompresi. Berdasarkan proses dan prinsip kerja motor bakar dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu : 1. Motor bakar 2 langkah (2 tak).

9 2. Motor bakar 4 langkah (4 tak). Pada motor bakar empat langkah ini, untuk menghasilkan satu kali langkah kerja diperlukan empat kali langkah torak dan dua kali putaran poros engkol. Keuntungannya : Pergantian gas hasil pembakaran dan udara sangat baik karena memiliki langkah tersendiri. Pemakaian bahan bakar lebih hemat dan putaran mesin lebih halus. Kerugiannya: Perawatan yang lebih teliti karena dilengkapi dengan mekanisme katup. Adapun prinsip kerja pada motor bensin 4 langkah hampir sama dengan prinsip kerja pada motor diesel 4 langkah. Di bawah ini disajikan gambar yang berkenaan dengan proses/langkah yang dilalui sebuah mesin bensin empat langkah dalam satu siklusnya. Gambar 2.1. Prinsip Kerja Motor Bensin 4 langkah Sumber : Nakoela Soenarta dan Shoici Furuhama, h. 7

10 Keterangan gambar : a. Langkah Isap Piston bergerak dari TMA ke TMB dimana katup isap terbuka dan katup buang tertutup, campuran bahan bakar dan udara (gas baru) masuk ke dalam silinder melalui saluran isap. b. Langkah Kompresi Pada langkah ini torak yang bergerak dari TMA ke TMB dimana katup Isap dan katup Buang tertutup, campuran bahan bakar dan udara mengalami pemampatan (kompressi) secara adiabatik sehingga tekanan dan temperatur gas meningkat. c. Langkah Kerja Gas yang bertekanan tinggi mendorong torak dari TMA ke TMB berlangsung secara adiabatis/isentropis. Pada saat itu katup isap dan katup buang tertutup akibatnya peristiwa ini menghasilkan tenaga gerak (mekanis) pada motor. d. Langkah Buang Gas bekas dan panas yang masih berada di dalam silinder didorong torak dari TMB ke TMA keluar melalui katup buang yang terbuka dengan sendirinya, sehingga tekanan gas sama dengan tekanan udara luar dan peristiwa ini berlangsung secara volume tetap. Semua proses di atas berlangsung secara terus menerus dan berulang-ulang untuk membentuk siklus yang tertutup selama motor bakar bekerja.

11 2.2.2 Pembakaran dan Gas Buang Pembakaran terjadi karena ada tiga komponen yang bereaksi, yaitu bahan bakar, oksigen dan panas. Jika salah satu komponen tersebut tidak ada maka tidak akan timbul reaksi pembakaran. Gambar 2.2 Proses Pembakaran Sempurna Sumber : Analisa Kinerja Mesin Bensin Berdasarkan Hasil Uji Emisi, h.9 2.3 Hukum Termodinamika dalam Mesin Otto Empat Langkah Siklus Otto adalah siklus termodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto. Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin pembakaran dalam empat langkah di atas biasa dijelaskan seperti ini : Ketika terjadi proses pembakaran, energi potensial kimia dalam bensin ditambahi energi dalam udara berubah menjadi kalor atau panas. Sebagian kalor berubah menjadi energi mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian kalor dibuang melalui pipa pembuangan (knalpot). Sebagian besar energi mekanik batang piston dan poros engkol berubah menjadi energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak), sebagian kecil berubah menjadi kalor atau panas sedangkan panas timbul akibat

12 adanya gesekan. Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4 buah proses termodinamika yang terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap). Dengan Proses yang terjadi adalah : Gambar 2.3 Diagram P-V Sumber : en.wikipedia.org/otto_cycle#diagram for_otto_cycle-stages Dari diagram P-V di dalam halaman sebelumnya, 1-2 :Kompresi adiabatis 2-3 : Pembakaran isokhorik 3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis 4-1 : Langkah buang isokhorik 2.4 Kondisi Overlapping Kerja Katup Motor Bensin Pada setiap mesin bensin empat langkah akan terdapat paling sedikit sepasang katup pada setiap silindernya, yakni satu katup Isap dan satu katup Buang. Pada saat mesin hidup, katup tersebut akan mengalami kondisi atau periode "katup tumpang tindih"(overlap) pada akhir langkah buang dan awal langkah Isap, dimana kedua katup terbuka. Katup Isap dibuka sebelum gas buang

13 telah benar-benar meninggalkan silinder, dan kecepatan yang cukup membantu dalam mengisap masuk campuran baru, bahan bakar dan udara. 2.5 Unjuk Kerja Siklus Gambar 2.4 Diagram Katup Sumber : Joel Rayner, h. 512 Dari sejumlah proses yang telah diuraikan berdasarkan diagram P-V diatas kemudian dapat dituliskan hubungan antar parameter yang ada dalam sistem yang bekerja dengan siklus tersebut. Dengan mengetahui kondisi awal(p 1, V 1 da, T 1 ), maka dapat dilakukan penyelesaian untuk menghitung efisiensinya. Dari proses yang berlangsung pada siklus ini, berlaku : T 1 /T 2 = (V 1 /V 2 ) (γ-1)...1 Sehingga dapat diperoleh : ( ) = T 1 r (γ-1) v...2 Juga berlaku P 1 V γ 1 = P 2 V γ 2...3 dimana : T 1 ; V 1 = Temperatur dan Volume di titik 1 T 2 ; V 2 = Temperatur dan Volume di titik 2 r v = Perbandingan kompresi

14 Dengan memperhatikan V 3 = V 2 P 3 /T 3 =P 2 /T 2...4 Sehingga...5 ( )...6 Maka :...7 Untuk, maka ( )...8 Dari proses volume konstan titik 4-1,,...9 Karenanya dapat dilihat juga bahwa Proses yang berlangsung sepanjang titik 3-4, adalah proses ekspansi adiabatik atau isentropik, dimana fluida kerja melakukan kerja. Sedangkan pada proses yang berlangsung sepanjang titik 1-2, adalah proses kompresi adiabatik, dimana fluida kerja memerlukan kerja dari luar sistem. Kerja dalam siklus dapat diperoleh dengan menghitung kerja yang dihasilkan proses ekspansi dikurangi kerja selama proses kompresi, sebagai, = Luas dibawah kurva 3-4 Luas di bawah kurva 1-2. =...10

15 =...11 (untuk PV = mrt) Menghitung kerja tiap siklus juga dapat ditentukan dengan ; = Kalor Masuk dikurangi Kalor Yang Dibuang. Kalor diterima/masuk dalam proses 2-3 adalah : Kalor yang dibuang dalam proses 4-1 adalah : Efisiensi termal siklus = = = =...12 2.6. Bentuk atau Susunan Perpindahan Panas Susunan Perpindahan Panas yang di bahas pada rancangan ini adalah Perpindahan Panas Dinding Berbentuk Pipa Perpindahan panas adalah energi yang berpindah karena adanya perbedaan temperatur, bahwa besarnya laju perpindahan kalor untuk sebuah pipa yang panjangnya L, ( )...13 Besarnya Tahanan termal untuk sejumlah (n) lapis dinding silinder, ( ) ( )...14

16 Pada bentuk dengan konfigurasi geometri tertentu diperlukan pendekatan mengikuti geometri saluran yang ada. Seperti diuraikan tentang laju aliran panas dalam Ҫengel Yunus A.,2004, dimana...15 Dengan : = Laju aliran panas (W) S = Faktor bentuk konduksi (m) k = Konduktivitas thermal medium (W/m. o C) 2.7 Reaksi Kimia Pembakaran Dalam proses pembakaran maka tiap macam bahan bakar selalu membutuhkan sejumlah udara tertentu agar bahan bakar tadi dapat dibakar secara sempurna. Sebagai contoh. dengan bahan bakar bensin, maka untuk dapat membakar sempurna dibutuhkan udara kira-kira 15 kali berat bahan bakarnya, atau kira-kira 60 kali isinya, bila bahan bakar tadi menjadi gas. Ini dapat ditelusuri dari persamaan kimia pada pembakaran iso oktan (C 8 H 18 ). C 8 H 18 12,5 (O 2 + 3,76 N 2 ) 8 CO 2 + 9H 2 O + 47N 2 1 mol, + Udara 59,5 mol, Gas terbakar 64 mol, + + 114 g 1716 g 1831 g 1212 kcal Nilai kalor 114 g Bahan bakar Besaran di atas diperoleh dari berat atom C, H,O dan N. Volume gasnya juga dapat dihitung dari volume tiap mol pada suhu dan tekanan normal yang besarnya 22,4 liter. Tiap liter dari campuran gas itu menghasilkan panas kira-kira 0,9 kcal. Perkalian antara nilai panas ini dengan efisiensi thermis merupakan daya satu liter dari pada motor otto. Dalam praktek nilai ini hampir sama bagi berbagai macam bahan bakar seperti alkohol. Untuk 1 gram bensin menghasilkan panas 10,6 kcal, karena demikian bensin 1 liter yang massanya 740 g menghasilkan 7.850

17 kcal/liter. Perbandingan udara dan bahan bakar seperti diuraikan di atas adalah perbandingan teoritis atau perbandingan stoichiometric. Biasanya perbandingan ini ditentukan dengan beratnya. 2.8 Pembangkitan Daya Melalui Mekanisme Engkol Daya yang dihasilkan motor dengan siklus Otto ( dalam penelitian ini, Bensin) diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar dan udara yang telah ditekan(dikompresi) oleh torak dan menghasilkan gas dengan temperatur dan tekanan tinggi. Gas yang bertekanan tinggi ini, mendorong torak menggerakkan mesin agar berputar. Usaha dan Daya sebagai berikut ditentukan : Usaha = Gaya(tekanan gas x luas penampang torak) x jarak gerak Pada gambar 2.5 di bawah ini tampaak mekanisme Engkol yang mengubah bolakbalik torak menjadi berputar yang mudah dimanfaatkan. Apabila tekanan gas besarnya sebagai p, maka gaya gaya P yang bekerja pada torak, besarnya : P = 0,785 D 2 p.(16) Gaya ini diuraikan menjadi komponen R, yang tegak lurus dinding dan komponen F yang bekerja searah dengan tangkai torak dan membuat sudut Ø dengan garis vertikal(geseran antara torak dan dinding silinder diabaikan). Kalau momen torsi menggerakkan mesin, maka dudukan mesin harus dapat menahan reaksinya yang mempunyai persamaan sebagai : Tr = Rh... (17)

18 Gaya R, mendorong torak sedemikian rupa, sehingga bergerak di dalam silinder dari satu sisi ke sisi lainnya dan membentur di dinding silinder. Fenomena ini dinamakan pukulan torak, yang merupakan sumber suara gaduh yang kasar. 2.9 Metode Uji Dynamometer Gambar 2.5 Mekanisme Poros Engkol Sumber : Nakoela Soenarta h. 13 Mesin, digunakan untuk menggerakkan elemen elemen lainnya. Torsi, yang biasanya diukur dalam Nm(Newton meter), diukur dengan memasang perangkat pengukur yang disebut Dynamometer, yang telah berkembang bentuk dan jenisnya. Bentuk Rope Brake dan Prony Brake, telah jarang dipergunakan, hanya digunakan dalam ilustrasi untuk memahami prinsip dasar saja. Jenis rope brake, talinya melingkar mengelilingi roda gila (flywheel), pangkalnya diikat dan ujung lainnya dibebani, seperti gambar di halaman berikut.

19 Gambar 2.6 Rope Brake Sumber Joel Rayner, h. 572 Jenis rope brake ini, biasanya hanya untuk kecepatan putar yang relatif rendah. Pendinginan diperlukan untuk menjaga suhu flywheel tetap rendah. Perhitungannya mengikuti : D = Diameter flywheel, m d = diameter rope, m M = load mass, kg m s = spring balance reading, kg T = Torsi yang bekerja, diperoleh dari Gaya tangensial yang bekerja dalam jarijari flywheel x jari-jari, dimana gaya tersebut bekerja. Sehingga perhitungan torsi menjadi :. Karena d, diasumsikan sangat kecil, sehingga.

20 Jenis lain yakni Prony Brake, dimana padanya terdapat sepatu rem(brake shoes),yang dipergunakan untuk menjepit bagian roda gila(flywheel), sementara kekuatan menjepit akan diatur dengan mengencangkan atau mengendurkan mur penguncinya. Batang beban (load bar), digantungkan sejumlah massa dan batang beban harus tetap dapat dipertahankan pada posisi horizontal. Seperti halnya rope brake, dalam prony brake juga diperlukan pendinginan untuk menjaga temperatur flywheel tetap rendah. Dengan M = Massa dalam gantungan, kg Gambar 2.7 Prony Brake Sumber : Joel Rayner, h. 573 r = jarak antara pusat flywheel dan gantungan, m T = Torsi yang terjadi, Nm Maka akan dapat dihitung torsi sebagai : T = 9.81 M.r

21 Gambar 2.8 Pengukuran Daya Motor Sumber : Nakoela Soenarta h.17 Gambar 2.8 menunjukkan peralatan yang digunakan untuk mengukur nilai yang berhubungan dengan keluaran motor pembakaran. Suatu dynamometer mengukur hasil motor pembakaran yang seimbang dengan hambatan atau beban pada kecepatan putaran (n) konstan. Kalau kecepatan putar (n) berubah, maka motor pembakaran menghasilkan daya untuk mempercepat atau memperlambat bagian yang berputar, dan daya ini tidak dapat ditunjukkan oleh dynamometer. Biasanya motor pembakaran ini dihubungkan dengan dynamometer, dengan maksud mendapatkan keluaran dari motor pembakaran dengan cara menghubungkan poros motor pembakaran dengan poros dynamometer menggunakan kopling elastik. 2.10 Laju Aliran Massa dalam Gas Buang Sistem pembuangan gas hasil pembakaran suatu motor bakar, bekerja dengan pendekatan persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli dinyatakan sebagai konstan sepanjang garis-arus...(2-18)

22 Laju aliran massa ( )= Sistem pembuangan dalam kendaraan bermotor dirancang untuk menghantarkan gas hasil pembakaran dari ruang bakar menuju udara luar/atmosfir. Untuk mengurangi dampak ekspansi gas buang ke udara secara tiba-tiba, saluran buang disertai dengan peredam suara, untuk mereduksi frekuensi tinggi yang dihasilkan gas buang tersebut. Dalam merancang knalpot harus dilakukan dengan cermat baik dalam menentukan bentuk maupun ukurannya, karena akan sangat berpengaruh pada sifat akustik yang diperoleh dan juga berkaitan dengan tekanan balik yang dapat direduksinya. Gambar 2.9 Knalpot Yamaha MIO-J