BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMBINASI PVP K-30 DAN AC-DI-SOL TERHADAP MUTU FISIK TABLET ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN KEMANGI HUTAN (Ocimum sanctum L.)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

(apigenin, apiin, isoquercitrin), furanocoumarins (apigravin, apiumetin, apiumoside, bergapten, selerin, selereosid, isoimperatorin, isopimpinellin,

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang:

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

obat-obat tradisional yang telah menggunakan cara-cara modern. Umumnya masyarakat jaman dahulu menggunakan daun sirih merah masih dalam cara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Disolusi merupakan salah satu parameter penting dalam formulasi obat. Uji disolusi in vitro adalah salah satu persyaratan untuk menjamin kontrol

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

OPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

terbatas, modifikasi yang sesuai hendaknya dilakukan pada desain formula untuk meningkatkan kelarutannya (Karmarkar et al., 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

tradisional, daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat, misalnya dalam perkawinan adat Jawa (Anonim, 2010). Umumnya masyarakat

obat tersebut cenderung mempunyai tingkat absorbsi yang tidak sempurna atau tidak menentu dan seringkali menghasilkan respon terapeutik yang minimum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT

mudah ditelan serta praktis dalam hal transportasi dan penyimpanan (Voigt, 1995). Ibuprofen merupakan obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi

BAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk keanekaragaman buah tropisnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN DEWA (Gynura pseudochina [Lour.

sediaan tablet cukup kecil dan wujudnya padat sehingga memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya (Siregar, 1992). Telah diketahui bahwa

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN JATI BELANDA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI...iii. DAFTAR GAMBAR...vi. DAFTAR TABEL...viii. INTISARI...x BAB I PENDAHULUAN...1

merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Tablet ODT merupakan tablet yang larut dimulut, dengan bantuan saliva sampai terdispersi

OPTIMASI FORMULA TABLET ASAM MEFENAMAT MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN

HENY DWI ARINI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) MENGGUNAKAN KOMBINASI PVP K-30 DENGAN GELATIN SEBAGAI PENGIKAT

menyebabkan timbulnya faktor lupa meminum obat yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan dalam efektivitas pengobatan. Permasalahan ini dapat diatasi

Penetapan Kadar Sari

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang terjadi di

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a. Pemeriksaan Organoleptis b. Uji Susut Pengeringan... 25

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia, penggunaan rosella di bidang kesehatan memang belum begitu popular. Namun akhir-akhir ini, minuman berbahan rosella mulai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sebagian besar wilayahnya adalah daerah hutan yang memiliki banyak kekayaan alam berupa tanaman. Tanaman asli Indonesia yang memiliki khasiat sebagai obat yaitu sekitar 30.000 jenis dari 40.000 jenis tanaman yang ada di dunia. Tanaman yang memiliki khasiat ini telah dimanfaatkan sejak jaman nenek moyang dan berkembang menjadi suatu budaya bagi masyarakat dengan menggunakan obat tradisional (Nugroho, 2010). Tanaman berkhasiat hingga saat ini digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai tujuan yaitu preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), rehabilitatif (pemulihan) dan kuratif (pengobatan) (Menteri Kesehatan RI, 2010). Tanaman berkhasiat memiliki keuntungan yaitu efek sampingnya relatif kecil dibandingkan dengan obat-obat modern (Katno, 2008). Kemangi hutan atau yang dikenal dengan bahasa latin Ocimum sanctum L. merupakan tanaman berkhasiat untuk pengobatan tetapi belum banyak digunakan oleh masyarakat secara umum. Tanaman kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) berasal dari familia Lamiaceae yang memiliki kandungan senyawa berkhasiat yaitu eugenol, asam ursolat, karvakrol, linalool, caryophylline, estragol, asam rosmarinat, dan apigenin (Rahman dkk., 2011). Kandungan senyawa aktif terbesar yang terkandung dalam kemangi hutan yaitu eugenol (70-80%) (Wijayakusuma, 2004). Tanaman kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) memiliki aktivitas farmakologi yaitu sebagai ekspektoran, analgesik, antikanker, antiasma, antiemetik, antifertilitas, hepatoprotektif, antistres dan dapat digunakan 1

untuk pengobatan demam (Prakash and Gupta, 2005). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Singh (2007), minyak dari ekstrak metanol Ocimum sanctum memiliki potensi sebagai antipiretik karena dapat menghambat sintesis prostaglandin (Singh dkk., 2007). Secara tradisional tanaman kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) digunakan sebagai obat yaitu dengan cara merebus 10-30 gram herba basah (Wijayakusuma, 2004). Seiring berkembangnya jaman, cara tersebut dinilai tidak efektif sehingga perlu inovasi dengan pengembangan ekstrak daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) menjadi bentuk sediaan farmasetika. Bentuk sediaan farmasetika yang telah beredar dipasaran yaitu kapsul kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) "Himalaya Tulasi Capsules" yang diproduksi oleh "The Himalaya Drug Company, Bangalore". Kapsul tersebut mengandung 250 mg ekstrak murni tanaman kemangi hutan (Ocimum sanctum L.). Kapsul tersebut hanya dapat dikonsumsi untuk anak umur 14 tahun sampai dewasa dan dikonsumsi 1 kapsul, 2 kali sehari sebelum makan. Sediaan kapsul keras memiliki kelemahan antara lain yaitu kapsul dapat mengabsorbsi uap air jika disimpan dalam lingkungan dengan kelembaban tinggi sehingga menyebabkan kapsul menjadi rusak dan kandungan uap air dari kapsul dapat hilang jika disimpan pada lingkungan udara kering sehingga kapsul menjadi rapuh (Ansel, 2011). Oleh karena itu ekstrak daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) dikembangkan menjadi sediaan tablet karena sediaan tablet memiliki kelebihan yaitu dosis yang diberikan dapat secara akurat, mudah dibawa, bentuk kompak, stabilitas yang memadai, harga lebih murah, dan praktis secara penggunaan (Siregar dan Wikarsa, 2010). Tablet antipiretik daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) hasil penelitian oleh Handoko (2012) yaitu mengandung 250 mg ekstrak kental daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) dengan berat setiap tablet yaitu 2

650 mg. Ekstrak kental daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) dibuat dengan cara maserasi dengan pelarut penyari etanol 70%. Ekstrak kental didapatkan dengan cara menguapkan ekstrak cair dengan menggunakan alat vacuum evaporator. Ekstrak kental yang dihasilkan dengan metode tersebut memiliki rendemen sebesar 15,57%. Pada penetapan kadar eugenol di dalam ekstrak kental daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) dihasilkan kadar yaitu 0,36%. Tablet antipiretik ekstrak daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) tersebut dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah dan parameter mutu fisik granul yang diamati antara lain meliputi kadar air granul, sifat alir dan sudut diam granul, indeks kompresibilitas, dan densitas granul. Hasil uji kadar air granul didapatkan sebesar 4,35%, uji waktu alir granul didapatkan sebesar 9,67 detik, uji sudut diam granul didapatkan sebesar 31,80 o, dan uji indeks kompresibilitas didapatkan sebesar 13,83%. Parameter mutu fisik tablet yang diamati antara lain yaitu keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan penetapan kadar tablet. Hasil uji keseragaman bobot yaitu 652,39 mg, uji keseragaman ukuran didapatkan diameter tablet yaitu 1,324 cm dan tebal tablet yaitu 0,411 cm, uji kekerasan yang didapatkan yaitu 4,83 kgf, uji kerapuhan yang didapatkan yaitu 0,13%, uji waktu hancur yang didapatkan yaitu 11,22 menit, dan uji penetapan kadar eugenol didalam tablet didapatkan sebesar 0,33% (Handoko, 2012). Berdasarkan hasil penelitian diatas (Handoko, 2012) ternyata keseragaman ukuran dari tablet tidak memenuhi persyaratan kemungkinan dapat disebabkan pengaruh jenis pengikat yang dipakai yaitu gelatin. Penggunaan gelatin sebagai pengikat pada granulasi basah dapat menghasilkan sifat alir yang kurang baik karena gelatin berasal dari bahan alam yang memiliki sifat yang kental yang dapat mengakibatkan peningkatan ukuran granul yang mengakibatkan waktu alir granul 3

meningkat (Hamed dkk., 2005, Agubata dkk., 2012). Keseragaman ukuran, terutama ketebalan tablet dipengaruhi oleh sifat alir dan kompresibilitas granul (Nugrahani dkk, 2005). Ketebalan tablet dan diameter tablet akan mempengaruhi daya hancur dari tablet sehingga dapat mempengaruhi waktu penyerapan obat pada tubuh (US Pharmacopoeial Convention, 2009). Pengikat pada pembuatan tablet digunakan untuk meningkatkan pembesaran ukuran granul sehingga kemampuan mengalir campuran dapat meningkat dan pengikat dapat meningkatkan kekerasan tablet dengan meningkatkan gaya intragranular dan gaya intergranular (Hamed dkk, 2005). Peningkatan kekerasan tablet dapat menyebabkan peningkatan waktu hancur dari tablet, hal tersebut dapat direduksi dengan menggunakan bahan penghancur karena penghancur bertindak untuk memecah tablet menjadi granul saat berinteraksi kuat dengan air (Mohanachandran dkk, 2011). Oleh karena hal tersebut maka dilakukan kombinasi antara bahan pengikat dan bahan penghancur sehingga didapatkan sifat mutu fisik tablet yaitu keseragaman ukuran yang memenuhi persyaratan. Dipilih PVP K-30 sebagai pengikat karena granul akan dapat diproses dengan baik, cepat kering, sifat kempa sangat baik, dan tablet tidak akan menjadi keras seiring bertambahnya waktu (Siregar dan Wikarsa, 2010) mampu membentuk film tipis dan memiliki sifat mendeformasi. Sifat deformasi yang tinggi dari PVP K-30 akan membantu dalam penggabungan granul selama pemadatan (Hamed dkk, 2005). Konsentrasi lazim PVP K-30 yang digunakan sebagai pengikat pada granulasi basah yaitu 0,5-5,0% (Rowe dkk., 2006). Bahan penghancur yang digunakan pada penelitian ini yaitu Ac-Di-Sol sebagai pengganti dari sodium starch glycolate (SSG). Ac-Di-Sol merupakan polimer tidak larut, hidrofilik, dan memiliki daya penyerapan yang baik sehingga dapat mengembang dan menyerap air dengan baik yaitu 4

mampu melipat 4-8 lipatan dalam waktu tidak lebih dari 10 detik dan mengembang secara dua dimensi (Kumar dkk., 2010) dan Ac-Di-Sol menunjukkan karakteristik disolusi dan disintegrasi yang baik sehingga meningkatkan bioavabilitas formula (Kumar dan Nirmala, 2012). Konsentrasi lazim Ac-Di-Sol yang digunakan sebagai bahan penghancur yaitu 2-4% (Kumar dkk., 2010). Penggunaan Ac-Di-Sol diharapkan dapat meningkatkan waktu hancur tablet menjadi lebih cepat. Penelitian ini diawali dengan melakukan sortasi terhadap simplisia kering daun kemangi hutan. Sortasi dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran yang masuk selama proses pengeringan (Sudewo, 2009). Setelah tahap sortasi, dilakukan pembuatan serbuk simplisia kering daun kemangi hutan, kemudian dilakukan pembuatan ekstrak daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) dengan cara melakukan maserasi dengan pelarut penyari etanol 70% karena maserasi mudah dilakukan menggunakan alat-alat yang sederhana dengan cara merendam simplisia dengan pelarut penyari, dan digunakan etanol 70% karena etanol 70% paling efektif dalam penurunan demam (Handoko, 2012). Ekstrak kental didapatkan dengan cara menguapkan ekstrak cair dengan menggunakan alat vacuum evaporator dikarenakan hasil dengan metode tersebut memiliki rendemen sebesar 15,57% dan kadar eugenol yaitu 0,36% (Handoko, 2012). Proses pembuatan tablet dilakukan dengan menggunakan metode granulasi basah dengan tujuan untuk memperbaiki sifat alir dari ekstrak kental kemangi hutan dan campuran bahan aktif dengan bahan tambahan dapat terdistribusi merata (Siregar dan Wikarsa, 2010). Parameter pada uji mutu fisik tablet yang digunakan pada penelitian ini meliputi keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Upaya untuk mendapatkan konsentrasi optimal dari kombinasi PVP K- 30 sebagai pengikat dan Ac-Di-Sol sebagai penghancur dapat diperoleh 5

dengan menggunakan optimasi dengan metode desain faktorial. Metode desain faktorial adalah metode yang digunakan dalam percobaan yang efek dari faktor-faktor atau kondisi yang berbeda. Desain faktorial digunakan untuk penentuan efek dari beberapa faktor dan interaksinya. Desain faktorial memiliki keuntungan antara lain yaitu efisiensi maksimum dalam memperkirakan efek yang dominan, dapat mengidentifikasi interaksi antar masing-masing faktor, dan maksimal dalam penentuan data karena semua efek utama dan interaksi dihitung dari semua data (Bolton dan Bon, 2000). Berdasarkan metode factorial design akan dihasilkan persamaan polinomial dan contour plot yang dapat digunakan untuk menentukan proporsi pasangan faktor yang menghasilkan respon seperti yang diinginkan (Kurniawan, 2009). Respon yang digunakan pada penelitian ini adalah keseragaman ukuran, kekerasan, dan waktu hancur. Analisis data untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan bermakna antar bets digunakan metode analisa statistik yaitu uji t berpasangan dengan derajat kepercayaan (α) adalah 5%. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan bermakna antar formula menggunakan analisis varian satu arah (one way anova), sedangkan untuk analisis data dari design factorial digunakan metode statistik yate's treatment (Bolton dan Bon, 2010). 1.2 Rumusan Permasalahan Penelitian ini memiliki permasalahan antara lain yaitu: 1. Bagaimana pengaruh berbagai macam konsentrasi pengikat (PVP K-30) dan penghancur (Ac-Di-Sol) terhadap sifat fisik mutu tablet pada pembuatan tablet antipiretik ekstrak daun kemangi hutan 6

(Ocimum sanctum L.) yang memenuhi persyaratan sifat mutu fisik tablet 2. Bagaimana formula optimum dari tablet antipiretik ekstrak daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui pengaruh berbagai macam konsentrasi pengikat (PVP K-30) dan penghancur (Ac-Di-Sol) terhadap sifat fisik mutu tablet antipiretik ekstrak daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) yang memenuhi persyaratan sifat mutu fisik tablet. 2. Mengetahui formula optimum dari tablet antipiretik ekstrak daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.). 1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah penggunaan kombinasi pengikat (PVP K-30) dan penghancur (Ac-Di-Sol) dengan konsentrasi tertentu pada pembuatan tablet antipiretik ekstrak daun kemangi hutan (Ocimum sanctum L.) diduga dapat mempengaruhi sifat mutu fisik granul yaitu sifat alir granul dan mempengaruhi sifat mutu fisik tablet yaitu keseragaman ukuran tablet, kekerasan tablet, dan waktu hancur tablet. Hal ini dikarenakan granul akan dapat diproses dengan baik, cepat kering, sifat kempa sangat baik, dan tablet tidak akan menjadi keras seiring bertambahnya waktu (Siregar dan Wikarsa, 2010) dikarenakan PVP K-30 mampu membentuk film tipis dan memiliki sifat mendeformasi. Sifat deformasi yang tinggi dari PVP K-30 akan membantu dalam penggabungan granul selama pemadatan (Hamed 7

dkk, 2005) dan Ac-Di-Sol merupakan polimer tidak larut, hidrofilik, dan memiliki daya penyerapan yang baik sehingga dapat mengembang dan menyerap air dengan baik dengan mekanisme kerja yaitu mampu melipat 4-8 lipatan dalam waktu tidak lebih dari 10 detik dan mengembang secara dua dimensi (Kumar dkk., 2010) dan Ac-Di-Sol menunjukkan karakteristik disolusi dan disintegrasi yang baik sehingga meningkatkan bioavabilitas formula (Kumar dan Nirmala, 2012). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat yaitu dapat mengolah tanaman obat sebagai sediaan tablet sehingga dapat memberikan ilmu pengetahuan dan kepercayaan kepada masyarakat tentang obat tradisional dan dapat mengetahui konsentrasi optimum dari bahan pengikat PVP K-30 dan bahan penghancur Ac-Di-Sol sehingga didapatkan sifat mutu fisik tablet yang memenuhi persyaratan. 8