BAB I PENDAHULUAN. dan pertama dalam upaya mempelajari agama Islam. Tentunya, model

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dan keyakinan. atas dirinya, di antaranya adalah perbedaan agama.

BAB I PENDAHULUAN. kelak, sehingga salat dijadikan induk dari seluruh ibadah, karena salat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma Interpretif fenomenologis dimana paradigma ini dipakai dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam hal ini peneliti mengambil lokasi penelitian di SMPN 13

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penentuan jenis penelitian merupakan model dasar bagi seorang peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jatirogo Tuban yang letaknya berada di Jl. Raya Bader No.20 Jatirogo Tuban.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Pendekatan. pemikiran individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2012: 60).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 36. Edukatif, hlm.37

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan sesuai dengan dinamika peradaban yang terjadi. Misalnya,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah: prosedur penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Adapun alasan yang mendasari penulis memilih judul ini, yaitu: dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan. sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahanya. 1 Metode

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. science is lame ; Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Penelitian oleh Ahmad Fauzi yang berjudul Pemahaman Masyarakat Tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mendeskripsikan dan menganalisis model manajemen strategik Kepala

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas dalam menghadapi kehidupan modern sekarang ini.

BAB III METODE PENELITIAN. kata kunci yang perlu diperhatian yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB III METODE PENELITIAN. rencana pemecahan bagi persoalan yang diselidiki. 67

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang didasarkan pada data alamiah yang berupa kata-kata dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah empiris dan mengunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah-tengah lembaran al-qur an terdapat isyarat-isyarat ilmiah yang banyak memuat hakikat penciptaan manusia, alam semesta, lautan, gunung-gunung, hakikat kedokteran dan hakikat segala ilmu pengetahuan yang telah mendahului ilmu pengetahuan modern lebih dari lima belas abad silam. 1 Mengkaji al-qur an, sampai detik ini masih menjadi urutan terpenting dan pertama dalam upaya mempelajari agama Islam. Tentunya, model pengkajiannya pun sangat berperan di dalam upaya mendapatkan hasil dan tujuan yang optimal. Seiring perkembangan zaman, kajian mengenai al-qur an mengalami pengembangan wilayah kajian. Dari kajian teks kepada kajian sosial budaya, sehingga menjadikan masyarakat agama sebagai objeknya. Kajian ini sering disebut dengan istilah living Qur an.secara sederhana, living Qur an dapat dimaknai sebagai gejala yang nampak di masyarakat berupa pola-pola perilaku maupun respons sebagai pemaknaan terhadap nilai-nilai Qur an. 2 M. Mansur berpendapat bahwa the living Qur an sebenarnya bermula dari fenomena Qur an in Everyday Life, yang tidak lain adalah makna dan 1 Ahsin Sakho Muhammad, Inseklopedi Kemukjizatan Ilmiah dalam al-qur an dan Sunna, Cet. 2. (Jakarta: Kharisma Ilmu, 2010), hlm. 7. 2 M. Alfatih Suryadilaga, Living Hadis dalam Kerangka Dasar Keilmuan UIN Sunan Kalijaga, Http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi/article/download/1516/pdf. Di akses tanggal 2 Oktober 2015. 1

2 fungsi al-qur an yang riil di pahami dan dialami masyarakat Muslim 3 artinya praktek memfungsikan al-qur an dalam kehidupan praktis, diluar kondisi tekstualnya. Sedangkan Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa respon sosial (realitas) terhadap al-qur an dapat dikatakan Living Qur an, baik itu al-qur an dilihat masyarakat dari ilmu (science) dalam wilayah profane (tidak keramat) di satu sisi dan sebagai buku petunjuk (huda) yang bernilai sakral (sacred value) di sisi lain. Selain itu, studi mengenai living Qur an juga merupakan studi al- Qur an yang tidak hanya bertumpu pada eksistensi tekstualnya, melainkan tentang fenomena sosial yang lahir terkait dengan kehadiran al-quran dalam wilayah geografi tertentu dan mungkin masa tertentu pula. 4 Sudah barang tentu, masyarakat Islam semestinya berprilaku sesuai dengan ajaran-ajaran al-qur an dan Hadits. Namun fenomena yang muncul tidak selalu berbanding lurus dengan apa yang semestinya dipraktikkan dan diamalkan. Kajian living Qur an semakin menarik seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Islam terhadap ajaran agamanya. Kegiatan-kegiatan keagamaan, baik di tempat-tempat tertentu seperti mesjid maupun di media cetak dan elektronik lainnya. Berinteraksi dengan al-qu`ran menghasilkan pemahaman dan penghayatan terhadap ayat al-qur an tertentu secara atomistik. Pemahaman dan penghayatan individual yang diungkapkan dan dikomunikasi secara 3 Muhammad Mansur, Dkk, Living Qur an dalam Litasan Sejarah Studi al-qur an, (Yogyakarta: TH Press, 2007), hlm. 5. 4 M. Mansyur, et al., Metode Penelitian Living Qur an dan Hadits, (Yogyakarta: TH. Press, 2007), hlm. 8.

3 verbal maupun dalam bentuk tindakan dapat mempengaruhi individu lain, sehingga membentuk kesadaran bersama. Pada taraf tertentu, melahirkan tindakan-tindakan kolektif dan terorganisasi. Pengalaman bergaul dengan al- Qur an itu meliputi bermacam-macam bentuk kegiatan, misalnya: membaca al-qur an, memahami dan menafsirkan al-qur an, berobat dengan al-qur an, mengusir makhluk halus dengan al-qur an menerapkan ayat-ayat al-qur an tertentu dalam kehidupan individual maupun dalam kehidupan sosial. 5 Pada penelitian ini peneliti akan mengungkap surah al-qur an yang dijadikan sebagai penawar, penyembuh atau obat yang dapat menyembuhkan penyakit lahir maupun batin khususnya untuk ibu hamil hingga melahirkan yang telah lama dipraktikkan di Medono Pekalongan, maka surah al- Qur anlah sebagai penawarnya. Surah al-qur an yang biasa digunakan untuk penawar rasa sakit untuk ibu hamil usia tujuh bulan yaitu QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dengan cara di bacakan kepada ibu hamil. Surah al-qur an di atas yang digunakan ibu hamil dengan berbagai kegunaannya tersendiri. Kemudian yang terpenting disini adanya praktik Living Qur an serta sekiranya patut untuk mengadakan penelitian tentang surah yang digunakan ibu hamil di Medono Pekalongan yang diamalkan di usia tujuh bulan kehamilan atau sering di sebut juga dengan tradisi Tingkeban dengan berbagai motivasi serta tujuan ibu hamil dalam mengamalkannya. Pelaksanaan tradisi Tingkeban di Medono Pekalongan memiliki beberapa rangkaian yang harus dilakukan diantaranya: siraman, pembacaan 5 Muhammad Chirzin, Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan al-qur an, dalam Metodologi Penelitian Living Qur an dan Hadis, Syahiron Syamsuddin, Cet.1, (Yogyakarta: TH Press, 2007), hlm. 11.

4 QS. Yūsuf, QS. Maryam, QS. Luqmān dan slametan. Dalam pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, QS. Luqmān hanya di baca oleh sembilan orang dan yang lainnya membaca surah al-ikhlas, sedangkan slametan banyak dijumpai adanya makanan-makanan tradisional yang mempunyai simbol dan arti yang terkandung didalamnya. agar diberikan anak yang sehat, normal dan utuh. dapat kita ketahui bahwa masyarakat yang melaksanakan tradisi tingkeban sebagai bentuk perwujudan pengungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, peneliti memandang sangat perlu melakukan penelitian dan menjadi objek kajian yang menarik serta penting untuk diteliti. Maka rasa perlu untuk mengajukan penelitian secara mendalam dalam bentuk skripsi dengan judul: Pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban (Kajian Living Qur an di Medono Pekalongan). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa dasar masyarakat Medono dalam melakukan tradisi tingkeban? 2. Bagaimana implementasi pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban Medono Pekalongan? 3. Bagaimana masyarakat Medono dalam memaknai pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban?

5 C. Tujuan dan Kegunaan Peneltian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dasar masyarakat Medono dalam melakukan tradisi tingkeban. 2. Untuk mengetahui pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban di Medono Pekalongan. 3. Untuk mengetahui masyarakat Medono dalam memaknai pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban. Adapun kegunaan penelitian ini berguna: 1. Secara akademis, penelitian ini mendeskripsikan secara kritis tentang pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban diharapkan dapat mengungkap warisan budaya tentang berbagai peristiwa sosial terkait kehadiran atau keberadaan al-qur an disebuah komunitas muslim tertentu. 2. Secara Sosial, penelitian ini menginformasikan kepada masyarakatumum kajian kritis mengenai pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban. Memperkenalkan salah satu bentuk keanekaragamaan khazanah sosio-kultural masyarakat Muslim di Indonesia dalam menggunakan atau memperlakukan al-qur an sebagai kitab sucinya baik dari pandangan Sosiologi, Antropologi, dan Da wah Islamiyah.

6 D. Kerangka Teori Menurut Syahiron Syamsuddin, genre dan objek penelitian al-qur an terdapat beberapa penelitian antara lain: Pertama, penelitian yang menempatkan teks al-qur an sebagai objek kajian. Kedua, penelitian yang menempatkan hal-hal diluar teks al-qur an, namun berkaitan erat dengan kemunculannya sebagai objek. Ketiga, penelitian yang menjadikan pemahaman terhadap teks al-qur an sebagai objek penelitian sejak masa Nabi hingga sekarang. Al-Qur an di fahami dan di tafsirkan oleh umat Islam, baik secara keseluruhan atau sebagian, baik secara Mushafi atau secara Tematik. Keempat, penelitian yang memberikan perhatian terhadap respon masyarakat terhadap teks al-qur an, hasil penafsiran seseorang termasuk dalam pengertian respon masyarakat adalah bagaimana respon sosial mereka teks tertentu dan hasil penafsiran teks tertentu. Kehidupan sosial terhadap al- Qur an dapat di temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti pentradisian bacaan surat atau ayat tertentu pada acara dan seremoni sosial keagamaan tertentu. 6 Dewasa ini banyak orang Islam yang masih melaksanakan upacara selamatan yang merupakan peninggalan nenek moyang yang dilatarbelakangi oleh ajaran-ajaran non Islam. Tradisi yang sudah menjadi budaya masyarakat itu sulit untuk dihilangkan, terutama untuk masyarakat jawa.bagi orang jawa, hidup ini penuh dengan tradisi, baik tradisi-tradisi yang berkaitan dengan lingkaran hidup manusia sejak dari keberadaannya dalam perut ibu, lahir, 6 Syahiron Syamsuddin, Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-qur an dan Hadits dalam Metodologi Penelitian Living Qur an dan Hadits, (Yogyakarta: TH Press, 2007), hlm. Xi-XiV.

7 kanak-kanak, remaja, dewasa sampai dengan saat kematian. 7 Salah satu tradisi dalam adat Jawa yaitu tradisi pembacaan surah-surah al-qur an untuk ibu hamil, sering juga disebut dengan istilah tingkeban. Tingkeban merupakan tradisi yang diadakan oleh wanita yang hamil pertama kali ketika janin atau kandungannya genap berusia tujuh bulan. 8 Dalam penyelenggaraan tradisi ini ada beberapa rangkaian yang harus dilaksanakan diantaranya siraman dan slametan. Dalam slametan banyak dijumpai adanya makanan-makanan yang mempunyai makna dan simbol yang terkandung didalamnya. Adanya tradisi atau kebiasan yang didalamnya masih mengandung makna yang percaya terhadap hal-hal yang berbau religius magis, akan tetapi pelaku tradisi tersebut adalah seorang muslim yang berpedoman pada al- Qur an sehingga peneliti menganggap hal ini yang penting untuk di pahami. Demikian halnya yang terjadi di Medono Pekalongan adalah menarik untuk diteliti. Tradisi tingkeban merupakan suatu tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat Pekalongan dalam mendo akan keselamatan calon bayi dan ibunya. Dalam tradisi tingkeban ini terdapat beberapa nasehat-nasehat yang sangat berharga dalam hidup berumah tangga dan bermasyarakat. Lebih lanjut, tradisi pembacaan surah-surah al-qur an untuk ibu hamil mengandung banyak hikmah dan nilai-nilai sosial yang dijadikan sebagai 7 Ridin Sofwan, Interelasi Nilai Jawa dan Islam dalam Aspek Kepercayaan dan Ritual, (Yogyakarta: Gama Media, 2002), hlm 130-131. 8 Mohdi Abdul Manaf, Buku Pintar Doa dan Dzikir dari Kelahiran hingga Kematian, (Semarang: Walisongo Publishing, 2012), hlm. 9.

8 dasar tradisi Tingkeban, surah-surah al-qur an yang digunakan untuk ibu hamil yaitu QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān yang di dalamnya mengandung banyak pelajaran, seperti budi pekerti, akhlak dan kasih sayang. Oleh karena itu, pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi Tingkeban ini diharapkan agar nantinya anak yang dilahirkan menjadi anak yang berbudi pekerti luhur, ahlak yang baik sesuai dengan kandungan surah-surah al-qur an tersebut. E. Tinjauan Pustaka Untuk dapat menjelaskan persoalan dan mencapai tujuan sebagaimana diungkap di atas, maka perlu dilakukan tinjauan pustaka guna mendapatkan kerangka berpikir yang dapat mewarnai kerangka kerja serta memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan. Penelitian Studi Living Qur an atau penelitian tentang al-qur an telah banyak dilakukan diantaranya: Tesis yang berjudul Pembacaan al-qur an di lingkungan Jawa Timur (Studi masyarakat Grujugan Bondowoso). Karya Khoirul ulum, tesis UIN Sunan Kalijaga Tahun 2009. Tesis ini berisikan tradisi pembacaan al-qur an di masyarakat Grujugan Bondowoso yang memiliki tiga makna. Diantaranya: al-qur an sebagai kitab bacaan mulia, obat hati dan sebagai sarana perlindungan dari bahaya siksa di hari akhir. Tiga makna tersebut, tidak mesti

9 berjalan secara bersamaan dan terkadang mempunyai makna yang bersamaan sekaligus. 9 Skripsi yang berjudul Pembacaan ayat-ayat al-qur an dalam upacara pérét kandung (Studi Living Qur an di Desa Poteran Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep Madura). Karya Rafi uddin, Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan TafsirHadis UIN Sunan Kalijaga Tahun 2013. Skripsi tersebut meneliti tentang pembacaan ayat-ayat al-qur an dalam upacara selamatan kandungan setiap usia kehamilan mencapai tujuh bulan di Desa Poteran. Dalam pelaksanaannya, ada tujuh surat al-qur an yang di baca saat upacara pérét kandung, yaitu QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān, QS. Yāsin, QS. Sajadah, QS. Wāqi ah, QS. Fāthir.Ada tiga persepsi masyarakat yang di temukan. Pertama, masyarakat memaknai secara simbolis terhadap ketujuh surah yang di baca. Kedua, masyarakat membaca ketujuh surah tersebut sebagai praktik keberagamaan. Ketiga, masyarakat membaca ketujuh surah tersebut hanya sebagai tradisi yang sudah berkembang di masyarakat. 10 Skripsi yang berjudul Nilai-nilai pendidikan Islam dalam ritual tingkeban di Dusun Gintungan Desa Butuh Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Karya Munafiah, Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Tahun 2011. Dari Skripsi tersebut di peroleh hasil penelitian sebagai berikut: hasil penelitian ini menunjukkan 9 Khoirul Ulum, pembacaan al-qur an di lingkungan Jawa Timur (Studi masyarakat Grujugan Bondowoso), Tesis UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009. Diakses tanggal 2/2/2016. 10 Rafi uddin, Pembacaan ayat-ayat al-qur an dalam upacara pérét kandung (Studi Living Qur an di Desa poteran Kecamatan talango Kabupaten Sumenep Madura), Skripsi Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013. Diakses tanggal 27/02/2016.

10 bahwa pemahaman masyarakat terhadap tradisi tingkeban di Dusun Gintungan Desa Butuh relatif normal, dengan adanya kesadaran yang tinggi dan keyakinan mereka semua atau pemahaman masyarakat. Nilai pendidikan dalam tradisi tingkeban adalah sebagai sarana mutlak agar bakal bayi dan ibu yang hamil senantiasa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dengan harapan sehat dan selamat serta mendo akan si bayi agar lahir dengan sehat tanpa cacat dan agar mempunyai masa depan yang baik. 11 Skripsi yang berjudul Adopsi ajaran Islam dalam Ritual Mitoni di Desa Ngagel Kecamatan Dukuh Seti Kabupaten Pati. Karya Muchibbah Setioningsih, Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga Tahun 2009. Skripsi ini memaparkan bahwa tradisi mitoni yang di laksanakan oleh masyarakat jawa masih mengadopsi ajaran Islam, walaupun masih kental dengan nuansa jawa. Adapun ajaran Islam yang di adopsi dalam tradisi mitoni yaitu adanya pembacaan doa yang dilaksanakan pada acara tradisi yaitu doa dalam agama Islam. Adanya pembacaan ayat al-qur an, selain itu ajaran Islam yang lain dalam ritual mitoni yaitu shodaqoh, bersyukur dan berdoa. 12 Skripsi yang berjudul Ritual tingkeban dalam perspektif aqidah Islam (Studi kasus di Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang). Karya Nurul Fitroh, Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah 11 Munafiah, Nilai-nilai pendidikan Islam dalam ritual tingkeban di Dusun Gintungan Desa Butuh Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011. Diakses tanggal 28/02/2016. 12 Muchibbah Setioningsih, Adopsi ajaran Islam dalam Ritual Mitoni di Desa Ngagel Kecamatan Dukuh Seti Kabupaten Pati, Skripsi Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009. Diakses tanggal 27/02/2016.

11 dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga Tahun 2014. Skripsi ini berisi tentang tradisi tingkeban yang merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT sehingga dengan adanya tingkeban ini masyarakat melakukan salah satu perwujudan rasa syukurnya serta bersedekah kepada orang-orang. Selain itu, tingkeban merupakan warisan dari kebudayaan keagamaan nenek moyang sebelum penyebaran Islam sehingga memiliki muatan aqidah kepercayaan yang bertentangan dengan Islam. Dan dalam proses Islamisasi perlu ada pemurnian aqidah serta pelaksanaan upacara yang sesuai dengan ajaran Islam. 13 Dari sedikit pemaparan di atas, skripsi yang akan peneliti kaji berbeda dengan peneliti yang lain, karena peneliti akan mengungkap sisi lain yang belum dikaji oleh beberapa kajian tersebut diatas. Disini penelitian akan mengumpulkan surah atau ayat al-qur an yang digunakan pada tradisi tingkeban pada ibu yang sedang hamil. Surah dan ayat yang biasanya digunakan masyarakat umum dan khusus masyarakat di Medono Pekalongan, baik pengamalan, implementasi, motivasi dan tujuan terhadap surah atau ayat al-qur an yang digunakan. F. Metode Penelitian Untuk mempermudah dalam penulisan dan mendapatkan kesimpulan yang tepat, maka proses penulisan skipsi ini menggunakan metode sebagai berikut: 13 Nurul Fitroh, Ritual tingkeban dalam perspektif aqidah Islam (Studi kasus di Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang). Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014. Diakses tanggal 27/02/2016.

12 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach), yaitu penelitian yang dilaksanakan ditengah kehidupan masyarakat. 14 Penelitian yang akan dilakukan berlokasi di Medono Pekalongan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap serta penyajian data hasil penelitiannya dipaparkan dalam bentuk uraian diskripsi. 15 2. Pendekatan Penelitian Sedangkan pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan fenomenologis, yaitu pendekatan yang berusaha untuk memahami perilaku manusia dari segi kerangka berpikir maupun bertindak sebagai orang yang aktif menciptakan kehidupan sosialnya sendiri, tidak memandang individu secara statis dan terpaksa dalam bertindak, melainkan memiliki strategi bertindak yang tepat bagi dirinya sendiri, sehingga memerlukan pengkajian yang mendalam. Jadi tidak sekedar menekankan pada pengertian pemahaman manusia saja. Hasil tangkapan berupa data yang bersifat fenomenologis dapat dicerna, dideskripsikan serta dianalisis kemudian disimpulkan secara tepat. 16 14 Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003),hlm. 7. 15 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003), hlm. 60. 16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 30.

13 Melalui pendekatan tersebut, memungkinkan peneliti untuk dapat memahami fenomena yang terjadi pada pada masyarakat di Medono Pekalongan serta pemahaman masyarakat Medono Pekalongan terhadap tradisi tingkeban. Sedangkan metode yang penulis gunakan adalah metode Living Qur an yaitu suatu metode penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial dalam masyarakat atau fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, dialami serta diyakini oleh masyarakat terhadap pemahaman mereka terkait dengan al- Qur an. 17 Dalam hal ini peneliti akan melihat lebih dekat terkait dengan pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban yang ada di Medono Pekalongan. 3. Sumber Data Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data berupa: a. Data Primer Data Primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambil data langsung pada subjek atau tangan pertama atau sumber asli. 18 Adapun dalam hal ini yang menjadi sumber primer adalah Kyai, Ustad, Tokoh Masyarakat serta Masyarakat setempat dan observasi penulis di Medono Pekalongan. 17 M. Mansyur, et al., Metode Penelitian Living Qur an dan Hadits, (Yogyakarta: TH. Press, 2007), hlm. 8. 18 Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 91.

14 b. Data Sekunder Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitian. 19 Dalam hal ini adalah sumber atau teori dari kepustakaan yang menjadi dasar penunjang untuk sumber primer. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode observasi Metode observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. 20 Metode ini digunakan untuk mengetahui secara langsung pemahaman dan implementasi pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi Tingkeban di Medono Pekalongan. b. Metode Wawancara Metode wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dan mendalam kepada seorang 19 Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik,(Bandung:Tarsito, 1990), hlm. 92. 20 Mardalis, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Aksara, 1999), hlm. 63.

15 responden yang mana responden tersebut mengungkapkan perasaan, motivasi, sikap, atau keyakinannya terhadap suatu topik. 21 Peneliti akan melakukan wawancara semi-struktur kepada warga masyarakat Medono Pekalongan. Warga Desa Medono tersebut adalah: Kyai, Ustad, Tokoh Masyarakat serta Masyarakat setempat. Wawancara semi-struktur adalah wawancara yang sebelum pelaksanaan wawancara sudah dilakukan persiapan seperti daftar pertanyaan, namun saat wawancara berlangsung tidak menutup kemungkinan untuk improvisasi memunculkan pertanyaan baru. Hal ini agar data yang diperoleh lebih mendalam dan proses wawancara berlangsung nyaman. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ialah tehnik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden. 22 Seperti transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh dokumen-dokumen penting yang terkait dengan pemahaman dan implementasi pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban di Medono Pekalongan. 21 Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-dimensi Kerja Karyawan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 38. 22 Abdurrahman Fatoni, Metode Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 104.

16 d. Metode Analisis Data Metode analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola-pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis data seperti yang dikandung oleh data tersebut. Metode analisis data dipakai setelah data selesai dikumpulkan, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran yang di dapat untuk menjawab persoalan yang digunakan dalam penelitian. Adapun analisis yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif yaitu setelah semua data yang diperlukan terkumpul kemudian disusun dan diklasifikasikan. Selanjutnya dianalisis dan di interpretasikan dengan kata-kata sedemikian rupa untuk menggambarkan objek-objek penelitian disaat penelitian dilakukan, sehingga dapat diambil kesimpulan yang proporsional dan logis. Dalam melakukan metode analisis di atas menggunakan pola berfikir induktif, yaitu metode berfikir yang berangkat dari fakta-fakta, peristiwa-peristiwa khusus tersebut kemudian ditarik generalisasi yang dimiliki dan bersifat umum. 23 G. Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 23 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), hlm. 42.

17 Bab I Pendahuluan yang berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II Gambaran Umum Medono Pekalongan, Kandungan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān. Pada bab ini berisi tentang: a). Gambaran umum Medono dari letak geografis, agama, ekonomi dan pendidikan b). Kandungan QS. Yūsuf, c). Kandungan QS. Maryam, d). Kandungan QS. Luqmān. e). Pandangan ulama terhadap Kandungan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān. Bab III Pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban. Pada bab ini berisi tentang: a). Tradisi tingkeban di Medono Pekalongan b). Dasar masyarakat desa Medono dalam melakukan tradisi tingkeban. c). makna pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban. BAB IV Analisis pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban Pada bab ini meliputi: a). Analisis tradisi tingkeban di Medono Pekalongan b). Analisis dasar masyarakat terhadap pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban. c). Analisis makna pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban. BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.