BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sekolah dengan Kategori Mandiri (SKM) dan kelompok Sekolah Biasa (SB). menengah di negara yang tergabung dalam

dokumen-dokumen yang mirip
SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year :

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maupun dalam eksperimen yang direncanakan (Charles W. Keenan, Dunald. C. Kleinfelter dan Jasses H. Wood, 1996: 2).

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

SILABUS PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang secara khusus

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

54. Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

ANALISIS PERBANDINGAN KD KURIKULUM 2006 DENGAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X-XI

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diperlukan untuk hidup layak dan meningkatkan kualitas. Wujud nyata dari kompetensi tersebut adalah kemampuan guru

11. Mata Pelajaran Kimia Untuk Paket C Program IPA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SILABUS

Bab IV Hasil dan Diskusi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dan berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dijamin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rita Zahara, 2013

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BABI PENDAHULUAN. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STANDAR KOMPETENSI. 1.Menjelaskan sifat- sifat

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN. hasil belajar para siswanya agar dapat melakukan perbaikan-perbaikan agar hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dari peserta didik agar dapat bersaing dengan negara maju dalam dalam segala

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI KOTA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

*Korespondensi, tel : ,

SILABUS. Alokasi Sumber. Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Teori. Tes tertulis 4 jp Buku-buku Atom

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

ADAPTASI PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA NEGARA OECD

KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) yang meliputi standar isi, standar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEORI ASAM BASA

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

I. PENDAHULUAN. dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia

BAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperkuat

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Ketua BSNP. BAMBANG SOEHENDRO i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut segala aspek kehidupan, baik Pendidikan, Kesehatan, Spiritual, Budaya,

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN KIMIA

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL D

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan kualitas mutu pendidikan menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Siti Fatimah Siregar, 2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan. Salah satu hal yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah kumpulan ilmu pengetahuan yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. lebih kearah penanaman pengetahuan tentang konsep-konsep dasar, sebagaimana para saintis merumuskan hukum-hukum dan prinsip-prinsip

I. PENDAHULUAN. kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RINTISAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI (SMA) Oleh : H. Karso Lektor Kepala FPMIPA UPI

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SILABUS Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : XI/1 Referensi : BSNP / CIE Standar Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengembangan potensi diri diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas peserta didik dalam proses dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hambatan itu antara lain : inteligensi, perhatian, minat, bakat, kesehatan dan cacat badan, sedangkan hambatan dari luar siswa adalah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) Undang-Undang Sisdiknas 2003 memperkenalkan klasifikasi sekolah baru. Sekolah itu antara lain disebut Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Sekolah dengan Kategori Mandiri (SKM) dan kelompok Sekolah Biasa (SB). Pada SBI, pihak penyelenggara pendidikan diberi ruang untuk menggunakan silabus pembelajaran dan penilaian yang umumnya dipakai pada sekolah menengah di negara yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Salah satu usaha untuk mewujudkan SMA bertaraf internasional adalah dengan mengembangkan program rintisan SMA bertaraf internasional yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA. Rintisan SMA bertaraf internasional adalah SMA nasional yang telah memenuhi seluruh standar nasional pendidikan, menerapkan sistem kredit semester dan dalam proses menuju SMA bertaraf internasional. Sekolah bertaraf internasional mempersiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf internasional, sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. SBI pada hakikatnya mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang meliputi delapan standar, yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, 9

Standar Guru dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, Standar Pengelolaan, serta Standar Penilaian. Standar-standar tersebut diperkaya, dikembangkan dan diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui secara internasional (Kir Haryana, 2007: 41-42). Salah satu syarat sekolah yang akan dikembangkan menjadi sekolah SBI yaitu telah memperoleh akreditasi A dari Badan Akreditasi Sekolah. Pengembangan sekolah SBI tetap berlandaskan pancasila dan kultur budaya Indonesia (Slamet Suyanto, 2008: 242). Ciri-ciri sekolah SBI adalah sebagai berikut (Slamet Suyanto, 2008: 242). a. Kompetensi internasional b. Kurikulum bertaraf internasional c. Pembelajaran bilingual agar peserta didik menguasai bahasa internasional d. Pendidik memenuhi syarat minimal e. Sarana sesuai dengan kebutuhan kurikulum internasional f. Pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan SBI g. Penilaian menggunakan standar nasional dan internasional h. Pengelolaan memenuhi standar ISO 9001 2. Modul sebagai media pembelajaran Modul merupakan satu unit program pembelajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar (Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, 2003: 132). Modul dapat dipandang sebagai media yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar mandiri. Tujuan penggunaan modul adalah membantu peserta 10

didik menggali ilmu pengetahuan dan menemukan sendiri konsep pembelajaran (Archaree Pummawan, 2007: 101). Materi dalam modul disusun berdasarkan analisis pembelajaran, yang dimulai dari keterampilan yang berada pada level rendah menuju pada materi yang memiliki level lebih tinggi (Indaryanti, Nyimas Aisyah dan Yusuf Hartono, 2008: 40). Secara prinsip tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik berhasil menguasai bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Dalam setiap kelas berkumpul peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda (kecerdasan, bakat dan kecepatan belajar) maka perlu diadakan pengorganisasian materi, sehingga semua peserta didik dapat mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam waktu yang disediakan, misalnya satu semester. Di samping pengorganisasian materi pembelajaran yang dimaksud di atas, juga perlu memperhatikan cara-cara mengajar yang disesuaikan dengan pribadi individu. Bentuk pelaksanaan cara mengajar seperti itu adalah dengan membagi-bagi bahan pembelajaran menjadi unit-unit pembelajaran yang masing-masing bagian meliputi satu atau beberapa pokok bahasan. Bagian-bagian materi pembelajaran tersebut disebut modul (I Wayan Santyasa, 2009: 8). Ciri-ciri modul antara lain adalah sebagai berikut. a. Didahului oleh pernyataan sasaran belajar b. Pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menggiring partisipasi peserta didik secara aktif. c. Memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan. d. Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran. 11

e. Memberi peluang bagi perbedaan antar individu peserta didik. f. Mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas. Menurut Suryosubroto (1983: 19) suatu modul yang digunakan di sekolah disusun atau ditulis melalui langkah-langkah sebagai berikut. a. Menyusun kerangka modul 1) menetapkan (menggariskan) Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai dengan mempelajari modul. 2) menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran khusus dapat dicapai. 3) mengidentifikasi pokok-pokok materi pembelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan pembelajaran khusus. 4) mengatur dan menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis dan fungsional. 5) menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran peserta didik. 6) pemeriksaan sejauh mana langkah-langkah kegiatan pembelajaran telah diarahkan untuk mencapai semua tujuan yang telah dirumuskan. 7) mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan paket belajar atau modul itu. b. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur atau komponen modul antara lain. 1) Petunjuk penggunaan modul Petunjuk penggunaan modul berisi petunjuk-petunjuk guru dan peserta didik agar pembelajaran dapat diselenggarakan secara efisien, 12

penjelasan tentang macam-macam kegiatan yang harus dilakukan di kelas, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul, alat pelajaran dan petunjuk penilaian. 2) Lembar kegiatan peserta didik Lembar kegiatan peserta didik berisi materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik dan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. 3) Lembar kerja peserta didik Lembar kerja peserta didik ini menyertai lembar kegiatan peserta didik yang digunakan untuk mengerjakan atau menjawab soal, tugas atau masalah yang harus dipecahkan peserta didik. 4) Lembar jawab atau kunci Lembar jawab ini berfungsi untuk mengevaluasi sendiri pekerjaan peserta didik. 5) Lembar evaluasi atau penilaian Lembar penilaian merupakan alat untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan yang dirumuskan. 6) Lembar kunci evaluasi atau penilaian Lembar kunci penilaian berfungsi sebagai alat koreksi terhadap penilaian yang dilakukan. 13

3. Kualitas Modul Raka Joni menyatakan bahwa sebelum modul dilepas sebagai masukan (input) dalam uji coba, haruslah dilakukan penilaian terhadap isi dari modul yang telah disusun karena itu penilaian modul menurut Raka Joni (1983b: 43) dapat dibedakan atas: a. penilaian pra input Dilakukan segera sesudah modul selesai disusun dengan tujuan untuk pemantapan atau penyempurnaan sebelum diujicobakan kepada peserta didik. Penilaian ini dapat dilakukan oleh tim pengembang dengan cara menganalisis modul berdasarkan kriteria tertentu. b. penilaian input Dilakukan sebelum modul diterapkan di kelas. Penilaian dilakukan oleh personal yang terlibat dalam uji coba, seperti tim pengembang, dosen dan administrator. c. penilaian proses Dilakukan ketika modul sedang diterapkan. Caranya dengan mengadakan observasi kelas dan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat, peserta didik, guru, tim pengembang dan administrator. 4. Pembelajaran Kimia Kimia adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur materi dan dianggap sulit oleh peserta didik (Ghassan Sirhan, 2007:2). Mata pelajaran kimia terdiri atas fakta, prinsip, deskripsi tentang lingkungan, 14

demonstrasi dan praktek laboratorium. Kimia sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah harus lebih dari sekedar deskripsi dan teori. Kimia merupakan sarana berpikir dan bertindak di dalam dan di luar kelas. Salah satu fungsi utama pembelajaran kimia adalah memberikan pengalaman yang merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan belajar. Desain lingkungan belajar diatur oleh guru dan memperhatikan komponen-komponen pembelajaran agar mempermudah proses pembelajaran. Tujuannya agar peserta didik memiliki kompetensi-kompetensi yang diharapkan setelah menempuh pengalaman belajarnya (Sujana & Rivai: 2005: 1). Gambar 1 menunjukkan hubungan antara komponen-komponen pembelajaran (Nasution: 2006, 7). Tujuan Materi Pembelajaran Penilaian Stategi Pembelajaran Gambar 1. Hubungan antar Komponen-Komponen Pembelajaran Suatu pembelajaran akan lebih efektif apabila peserta didik dilibatkan dalam suatu pengalaman nyata serta memanfaatkan panca indera dengan baik. Hal ini sesuai dengan kerucut pengalaman Edgar Dale menurut Gambar 2. 15

Gambar 2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale Beberapa ciri ilmu kimia menurut Tresna Sastra Wijaya (1988: 174-175) adalah: 1) kimia bersifat abstrak Teknik pembelajaran untuk materi yang abstrak adalah dengan membayangkan atau menciptakan gambaran-gambaran mengenai hal abstrak tersebut. Gambaran-gambaran dapat membantu peserta didik mengingat materi dalam ilmu kimia seperti atom, molekul dan ikatan kimia. 2) mempelajari penyederhanaan dari Ilmu Kimia yang sebenarnya Kebanyakan bahan di dunia ini adalah campuran dari senyawasenyawa yang rumit dan sukar dipelajari. Oeh karena itu, dalam mempelajari kimia dimulai dari zat-zat sederhana yang sering ditemui sehari-hari sehingga mudah dipelajari secara sederhana pula. 16

3) materi kimia dimulai dari konsep yang mudah menuju sukar Materi kimia akan lebih mudah dipelajari jika dimulai dari konsep yang mudah menuju konsep yang lebih sukar. 4) materi pembelajaran kimia tidak hanya menyelesaikan soal-soal Ilmu kimia bukan hanya sekedar menyelesaikan soal, namun mempelajari tentang teori, aturan-aturan, fakta, deskripsi, istilah kimia yang berguna dalam pemecahan soal. Teknik pembelajaran kimia yang tepat akan berbeda untuk tiap materi. 5) materi dalam ilmu kimia cukup banyak Materi kimia cukup banyak, sedangkan waktu atau jumlah jam pelajaran relatif terbatas. Oleh karena itu, diperlukan teknik tertentu agar pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. 5. Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester Genap dalam Tabel 1. Materi pelajaran kimia berdasarkan Standar Isi (BSNP, 2006) tercantum 17

Tabel 1. Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester Genap Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya. Menjelaskan sistem dan sifat koloid Kompetensi Dasar 1) Mendeskripsikan teori-teori asam-basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung ph larutan. 2) Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam-basa. 3) Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. 4) Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut. 5) Menggunakan kurva perubahan harga ph pada titrasi asam-basa untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis. 6) Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip larutan dan hasil kelarutan. 1) Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. 2) Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. a. Sifat-sifat Larutan Asam-Basa Menurut Kompetensi Dasar yang ada maka pembahasan materi larutan asam-basa ditekankan pada konsep asam-basa yaitu teori Bronsted-Lowry dan 18

Lewis serta pencemaran air. Stoikiometri larutan dan titrasi asam-basa dengan menentukan berbagai jenis reaksi dalam larutan elektrolit, stoikiometri reaksi dan larutan dan titrasi asam-basa. Larutan penyangga yaitu meliputi pengertian larutan penyangga, komponen dan cara kerja larutan penyangga, menghitung ph larutan penyangga, kapasitas (daya tahan) larutan penyangga dan fungsi larutan penyangga. Hidrolisis garam yaitu meliputi sifat larutan garam dan konsep hidrolisis dan menghitung ph larutan garam. Kelarutan dan hasil kali kelarutan meliputi pengaruh ion senama terhadap kelarutan, pengaruh ph terhadap kelarutan dan reaksi pengendapan. b. Sistem dan Sifat Koloid Pembahasan mengenai sistem dan sifat koloid berdasarkan Standar Kompetensi serta penjabarannya dalam Kompetensi Dasar meliputi: 1. sistem koloid 2. sifat-sifat koloid 3. pembuatan sistem koloid 6. Gambar dalam Pembelajaran Gambar digunakan dalam buku cerita untuk menstimulasi imajinasi. Bagi peserta didik yang sedang belajar mengenai materi baru, penguatan dapat dilakukan dengan bantuan ilustrasi gambar yang membantu peserta didik dalam memahami materi tersebut (Shobana Nair Keegan, 2007: 59). Suatu pesan yang ditampilkan melalui gambar dapat mendorong aktivitas belajar peserta didik. Pemahaman pesan didasarkan pada kemampuan pandangan 19

menangkap kesamaan gambar dengan dunia nyata karena gambar merupakan pengganti objek (Hamzah B Uno, 2010: 101). Diantara beberapa media pembelajaran, gambar merupakan media yang paling umum karena mudah dimengerti dan dinikmati. Beberapa kelebihan media gambar antara lain (Zainnudin Muchtar dan Lailan Sari Siregar, 2007: 105). a. Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan media verbal. b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. c. Media gambar dapat mengatasi keterbatan pengamatan. d. Gambar dapat digunakan untuk memperjelas pernyataan. e. Mudah didapat dan digunakan. Penggunaan gambar dapat memberikan pengaruh yang mengagumkan jika digunakan dengan tepat. Sebagaimana umumnya sebuah sumber belajar, gambar dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan untuk mengembangkan rasa menghargai diri sendiri. Namun jika hal ini digunakan secara sembarangan dapat memperburuk rasa percaya diri bagi peserta didik. Gambar yang disenangi peserta didik belum tentu menjamin meningkatkan hasil belajar peserta didik, namun yang pasti pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan (Sudjana & Rivai, 2005: 10). 20

B. Kerangka Berpikir Kegagalan peserta didik dalam belajar dapat disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam dan luar diri peserta didik. Faktor dari dalam yang mempengaruhi antara lain motivasi belajar yang kurang dan ketidakmampuan dalam menangkap pembelajaran secara maksimal akibat cacat fisik dan mental. Faktor dari luar antara lain proses pembelajaran yang tidak efisien, desain pembelajaran yang tidak sesuai dengan jenis kecerdasan yang dimiliki peserta didik dan fasilitas pembelajaran yang kurang memadai. Tiap-tiap peserta didik belajar dengan cara berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh bentuk kecerdasan yang dimiliki tiap peserta didik berbeda-beda. Bentuk kecerdasan ini sangat mempengaruhi cara belajar masing-masing peserta didik. Sebagai contoh peserta didik dengan kecerdasan visual-spasial tinggi akan mengalami kesulitan dalam memahami proses pembelajaran jika guru menyajikan hanya dengan metode ceramah. Oleh karena itu, hendaknya guru memvariasi desain pembelajaran, menyediakan berbagai macam sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan. Salah satu variasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran di sekolah RSBI adalah mengembangkan modul yang dilengkapi gambar. Pengembangan ini dirasa penting mengingat modul-modul yang ada lebih menguntungkan bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan verbal linguistik dan matematis logis yang tinggi. Keadaan ini kurang menguntungkan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan visual-spasial yang tinggi. Hubungan jenis penyajian dan ketuntasan belajar peserta didik disajikan dalam Gambar 3. 21

Ketuntasan belajar Dilengkapi gambar Tanpa gambar Kecerdasan visual spasial tinggi Kecerdasan matematis logis dan linguistik tinggi Gambar 3. Hubungan Jenis Penyajian dan Ketuntasan Belajar Peserta Didik C. Penelitian yang Relevan Penelitian sejenis dilakukan oleh: a. Endang Purwaningsih (2009), tentang pengembangan buku soal-soal bergambar mata pelajaran kimia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk siswa Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) kelas XI semester II. Rerata skor total yang diperoleh adalah 134,6 dengan skala konversi skor rata-rata total (X) > 133,25 untuk kualitas sangat baik (SB). b. Asti Sukma Putri (2011), tentang pengembangan buku pengayaan materi asam-basa berbahasa Inggris untuk SMA program IPA bertaraf Internasional. Rerata skor total yang diperoleh adalah 4,12 dengan skala konversi skor ratarata (X) > 4,0005 untuk kualitas sangat baik (SB). Dari penelitian ini diketahui bahwa hasil pengembangan telah memenuhi kriteria (kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikaan) sangat baik, sedangkan kualitas komponen penyajian memiliki kualitas baik dan layak digunakan oleh guru sebagai acuan dan dapat digunakan sebagai tambahan sumber belajar bagi peserta didik. 22

D. Pertanyaan Penelitian Dari uraian kajian teori di atas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian pengembangan ini dapat dijabarkan sebagai berikut. a) Bagaimana proses pengembangan modul bergambar mengenai larutan asambasa, stoikiometri dan titrasi asam-basa untuk kelas XI SMA RSBI? b) Bagaimana kualitas modul bergambar mengenai larutan asam-basa, stoikiometri dan titrasi asam-basa untuk kelas XI SMA RSBI yang diperoleh berdasarkan penilaian pada komponen kelayakan isi, penyajian, bahasa dan gambar? 23