KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 49

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Rekening Penerimaan. KPPN. Penerapan. TSA

2011, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.05/2011 tentang Pelaksanaan Uji Co

2014, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG SISTEM PENERIMAAN NEGARA SECARA ELEKTRONIK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM PENERIMAAN NEGARA SECARA ELEKTRONIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Rekening. Saldo Nihil. Treasury Single Account.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

60/PMK.05/2011 PELAKSANAAN UJI COBA PENERAPAN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK (BILLING SYS

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115/PMK.05/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 32/PMK.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Identifikasi Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah

249/PMK.05/2010 PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA DALAM MATA UANG ASING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.661, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Mata Uang Asing. Penatausahaan.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 204 /PMK05/2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PREBENDAHARAAN NOMOR : PER- 17 /PB/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.05/2007 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN DAN PENGELOLAAN REKENING MILIK BENDAHARA UMUM NEGARA

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BAB I PENDAHULUAN. menyusun APBN. Penerimaan Negara meliputi penerimaan perpajakan, penerimaan Negara bukan pajak (PNBP), serta hibah.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Sistem Informasi. Treasury National Pooling.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-10/PB/2006 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 35 jpbj2014 TENTANG

PENATAUSAHAAN PNBP PADA SATUAN KERJA

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONES!A SALIN AN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Treasury National Pooling. Bendahara Penerimaan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2014 TENTANG SISTEM

Pedoman Evaluasi Kinerja Bank/Pos Persepsi mitra kerja KPPN untuk Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 26/PJ/2014 TENTANG SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 37/PJ/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 /PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.06/2006 TENTANG MODUL PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN /2013 NOMOR TENTANG NOMOR. Penerimaan. Penyetorann. administrasi. mendukung. dalam. negara, perlu tentang 30/PMK.04/ Negaraa. Denda.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

(3) Nota Penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR SE-08/PJ/2013 TENTANG

204/PMK.05/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.05/2011 TENTANG PELAKSANAAN U

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Saldo. Anggaran Lebih. Pengelolaan.

2015, No dan Gas Bumi kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagaimana ditetapkan dalam Pera

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S...A..LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 158 /PMI<:.02/2016 TENTANG

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG : TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

Written by JiNN Tuesday, 17 September :43 - Last Updated Wednesday, 25 September :53

2011, No mengubah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.05/2009 tentang Penetapan Nomor dan Nama Kas Umum Negara; c. bahwa berdasarkan perti

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mudahnya Pembayaran/Penyetoran PNBP secara Elektronik

SISTEM PENERIMAAN NEGARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PELAKSANAAN REKONSILIASI TRANSAKSI PADA MODUL PENERIMAAN NEGARA GENERASI KEDUA

2013, No Menetapkan : Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 2. Peraturan Bersama Men

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PROSEDUR KERJA PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA OLEH BANK PERSEPSI/DEVISA PERSEPSI/POS PERSEPSI (SG/SGG/SGGK)

KOP SURAT (Wajib Pajak/Wajib Bayar/Wajib Setor) SURAT PERNYATAAN Nomor:...(1)...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

Pihak-Pihak Terkait Penerimaan Negara. Dokumen-Dokumen Terkait Penerimaan Negara

Pasal II Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2009 DIREKTUR JENDERAL,

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI PERATURAN SEKRETARIS KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 02/PER/SM/IV/2010

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DI REKTORAT J ENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102/PMK. 07/2015 TENTANG

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORA T PENGELOLAAN KAS NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERA TURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 92 /PB/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA UJI COBA PENERAPAN SISTEM PEMBA YARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK (BILLING SYSTEM) DALAM SISTEM MODUL PENERIMAAN NEGARA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.05/2011 tentang Pelaksanaan Uji Coba Penerapan Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik (Billing System) Dalam Sistem Modul Penerimaan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204 /PMK.05/2011, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan Penerimaan Negara Dalam Rangka Uji Coba Penerapan Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik (Billing System) Dalam Sistem Modul Penerimaan Negara; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202); 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.05/2007; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2010 tentang Pel?lksanaan Rekening Penerimaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bersaldo Nihil Dalam Rangka Penerapan Treasury Single Account (TSA); 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.05/2011 tentang Pelaksanaan Uji Coba Penerapan Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik (Billing System) Dalam Sistem Modul Penerimaan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204 /PMK.05/2011;

8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 78/PB/2006 tentang Penatausahaan Penerimaan Negara Melalui Modul Penerimaan Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA UJI COBA PENERAPAN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK (BILLING SYSTEM) DALAM SISTEM MODUL PENERIMAAN NEGARA. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan: 1. Laporan Harian Penerimaan, yang selanjutnya disingkat LHP adalah laporan harian penerimaan negara yang dibuat oleh bank/pos persepsi yang berisi rekapitulasi penerimaan dan pelimpahan, rakpitulasi nota kredit, nota debet pelimpahan, daftar nominatif penerimaan (DNP). 2. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara 3. Rekening Kas Umum Negara, yang selanjutnya disebut R-KUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pad a bank sentral. 4. Bendahara Umum Negara, yang selanjutnya disebut BUN adalah pejabat yang diberi tug as untuk melaksanakan fungsi bendahara umum negara sesuai undang-undang yang mengatur mengenai Keuangan Negara dan Perbendaharaan Negara. 5. Kuasa BUN adalah pejabat yang diangkat oleh BUN untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditentukan. 6. Kuasa BUN Pusat adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan. 7. Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas negara. 8. Modul Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat MPN adalah modul penerimaan yang memuat serangkaian prosedur mulai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan yang berhubungan dengan penerimaan negara dan merupakan bagian dari Sistem Perbendaharaan dan Anggararan Negara. 9. Bank/Pos Persepsi adalah bank umum/kantor pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan. - 2-

10. Sank/Pos Persepsi Peserta Uji Coba Billing System, yang selanjutnya disebut Sank/Pos Peserta adalah Sank/Pos Persepsi yang ditunjuk oleh Kuasa SUN Pusat untuk menerima setoran penerimaan negara berdasarkan kode billing dalam sistem MPN. 11. Nomor Transaksi Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat NTPN adalah nomor yang tertera pada bukti penerimaan negara yang diterbitkan melalui MPN. 12. Nomor Transaksi Sank, yang selanjutnya disingkat NTS adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang diterbitkan oleh Sank Persepsi. 13. Nomor Transaksi Pos, yang selanjutnya disingkat NTP adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang diterbitkan oleh Pos Persepsi. 14. Sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system) adalah serangkaian proses yang meliputi kegiatan pendaftaran peserta billing, pembuatan kode billing, pembayaran berdasarkan kode billing, dan rekonsiliasi billing dalam sistem MPN. 15. Kode billing adalah kode identifikasi suatu jenis pembayaran atau setoran pajak yang akan dilakukan wajib pajak. 16. Rekening penerimaan adalah rekening untuk menampung penerimaan negara pada bank umum/badan lainnya. 17. Sukti Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat SPN adalah dokumen yang diterbitkan oleh Sank Persepsi/Devisa Persepsi atas transaksi penerimaan negara dengan teraan NTPN dan NTS. 18. Tempat Pembayaran Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat TPPN adalah kantor cabang/unit kerja Sank/Pos Peserta yang menerima setoran pembayaran pajak dalam rangka uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system) dalam sistem MPN. SAS II RUANG LlNGKUP Pasal2 (1) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur mengenai tata cara penatausahaan penerimaan pajak melalui uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system) dalam sistem MPN pada: a. Sank/Pos Peserta, yang meliputi kantor pusat Sank/Pos Peserta dan TPPN pada lingkup Sank/Pos Peserta; b. Direktorat Jenderal Perbendaharaan C.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara. (2) Penerimaan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk penerimaan Pajak Sumi dan Sangunan. (3) Uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya terbatas pada pelaksanaan pembayaran melalui loket. -3-

(4) Pemberlakuan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini tidak mengurangi/menghalangi/menunda/meniadakan kewajiban Bank/Pos Peserta dalam pelaksanaan penerimaan negara sesuai ketentuan perundang-undangan dan perjanjian. BAB III PRINSIP DASAR PELAKSANAAN Pasal 3 (1) Kuasa BUN membuka satu rekening penerimaan pada kantor cabang yang ditunjuk atau kantor pusat Bank/Pos Peserta untuk menampung penerimaan negara yang ditatausahakan melalui uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system) dalam sistem MPN. (2) Rekening penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dipergunakan untuk menampung secara terpusat penerimaan pajak dari seluruh TPPN pada lingkup Bank/Pos Peserta. (3) Seluruh saldo rekening penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) wajib dilimpahkan ke Rekening Sub RKUN Direktorat Pengelolaan Kas Negara setiap hari kerja paling lambat puku116.30 waktu setempat. BAB IV PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK (BILLING OLEH WAJIB PAJAK SYSTEM) Pasal 4 (1) Dalam pelaksanaan uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system), wajib pajak melakukan penyetoran pembayaran pajak dengan menggunakan kode billing. (2) Kode billing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh wajib pajak secara mandiri dan/atau dengan bantuan pihak lain sesuai ketentuan yang mengatur pelaksanaan sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system). (3) Wajib pajak bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kebenaran dan kelengkapan data setoran pajak pada saat memperoleh kode billing dari sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system) sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Wajib pajak yang telah memperoleh kode billing dapat segera melakukan penyetoran pembayaran dengan menggunakan kode billing tersebut sebagai referensi pembayaran. - 4-

BABV PENATAUSAHAAN PADA BANK/POS PESERTA Pasal5 (1) Kantor pusat Bank/Pos Peserta wajib mendaftarkan kantor cabang/unit kerja yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system) sebagai TPPN. (2) TPPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki jaringan komunikasi data yang terhubung secara on-line dengan kantor pusat Bank/Pos Perserta. (3) Kantor pusat Bank/Pos Peserta bertanggung jawab penuh atas segala aktivitas seluruh TPPN dalam lingkup masing-masing Bank/Pos Peserta. Pasal6 (1) TPPN menatausahakan setoran penerimaan pajak berdasarkan kode billing dengan ketentuan sebagai berikut: a. berdasarkan kode billing yang diterima, TPPN merekam kode billing ke dalam sistem MPN; b. TPPN melakukan konfirmasi kebenaran informasi data setoran kepada wajib pajak/penyetor; c. TPPN memastikan kecukupan jumlah dana wajib pajak/penyetor sesuai jumlah setoran yang diinginkan; d. TPPN wajib memberikan NTPN dan NTB/NTP atas setiap setoran penerimaan negara sebagaimana dimaksud pad a huruf a; e. TPPN wajib mengkreditkan setoran penerimaan negara ke rekening penerimaan yang terdapat pada cabang Bank/Pos atau kantor pusat Bank/Pos Peserta; f. TPPN menyerahkan surat setoran/bpn yang telah ditera NTPN dan NTB/NTP serta ditandatangani dan diberi cap dinas kepada wajib pajak/penyetor. (2) Bank/Pos Peserta menyelenggarakan pelaporan atas realisasi pembayaran setoran penerimaan pajak pada setiap hari kerja. (3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur sebagai berikut: a. Laporan pelaksanaan penerimaan negara berisi data transaksi penerimaan negara yang diterima setelah pukul 15.00 waktu setempat pada hari kerja sebelumnya sampai dengan penerimaan negara pukul 15.00 waktu setempat hari kerja berkenaan; b. Laporan pelaksanaan penerimaan negara disampaikan paling lambat pukul 09.00 waktu setempat hari kerja berikutnya; c. Laporan pelaksanaan penerimaan negara disampaikan dalam bentuk dokumen elektronik. - 5-

(4) Penyampaian laporan pelaksanaan penerimaan negara dalam bentuk elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dilakukan melalui portal web sistem MPN. (5) Bank/Pos Peserta bertanggung jawab atas keamanan data penerimaan pajak sehubungan dengan penyampaian data sebagaimana dimaksud pada ayat (3). BABVI PENATAUSAHAAN PADA DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA Pasal? (1) Setoran penerimaan pajak yang telah memperoleh NTPN dan NTB/NTP dibukukan sebagai penerimaan negara. (2) Pembukuan penerimaan pajak pada uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system) secara resmi dilakukan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara melalui penetapan Daftar Nominatif Penerimaan (DNP) pada Subdirektorat Penerimaan Negara. (3) Tata cara pelaporan penerimaan negara pada Direktorat Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdirektorat Penerimaan Negara diatur sebagai berikut: a. membukukan transaksi penerimaan berdasarkan data penerimaan yang diterima dari portal web sistem MPN; b. meneliti ketepatan jumlah uang yang dilimpahkan ke rekening Sub RKUN Direktorat Pengelolaan Kas Negara; c. membukukan transaksi pelimpahan penerimaan negara berdasarkan nota debet Bank/Pos Peserta; d. menyusun Rekapitulasi LHP dan Laporan Mutasi Rekening. (4) Direktorat Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdirektorat Penerimaan Negara menyampaikan laporan harian sesuai ketentuan. Pasal8 (1) Disamping penyelenggaraan penatausahaan penerimaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal?, Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku Kuasa BUN juga menyediakan layanan kepada wajib pajak, berkenaan dengan pelaksanaan penyetoran pembayaran pajak secara elektronik (billing system) dalam sistem MPN. (2) Penyediaan jasa layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. informasi yang dapat diperoleh wajib pajak terkait dengan status setoran dan/atau data transaksi setoran pembayaran pajak; b. penyediaan jasa layanan pembuatan kode billing bagi wajib pajak. -6-

BABVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2012. Ditetapkan di Jakarta padatanggal 29 Desember 2011 ~ ~ PIREKTURf\NDERAL, / "/UA~ : I ';t\gus SUPRIJANTO ~L- c;~,. ' -~\ ~. NIP L. IV~ 19530814 197507 1 001.... ' '"---- - 7-