*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN TINGKAT STRES PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI RSD dr. SUBANDI JEMBER

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN PADA WANITA PREMENOPAUSE DI DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

Relationship Anxiety of Preoperative Patients and Increasing of Blood Pressure In Pajajaran RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari.

PERANAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENCABUTAN GIGI YANG BERUMUR 6-12 TAHUN DI PUSKESMAS NARAS TAHUN 2013

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

HUBUNGAN PENGETAHUAN PROSEDUR BEDAH DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN BEDAH USIA DEWASA DI RUANG BEDAH RSUD CIDERES PERIODE MEI-JUNI TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

Gunawan*, Noor Hidayah**, Yulisetyaningrum***

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD TUGUREJO SEMARANG

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG EDELWEIS RSUD ULIN BANJARMASIN

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

ABSTRAK. Kata kunci : Konsep diri, Lansia. Arif Rahman*), Eko Susilo**), Fitria Primi Astuti***)

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN KRITIS RUMAH SAKIT UNISMA

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI LAPARATOMI DI RUANG RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien. Nurse s Therapeutic Communications is Related with The Patient s Satisfaction

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT PABATU TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN POST OPERASI DENGAN SPINAL ANASTESI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG *) Puji Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes.**), Fitria Primi Astuti, S.si.T, M.Kes.**) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Pembedahan mengakibatkan rasa cemas, karena dikaitkan dengan takut akan sesuatu yang belum diketahui, perubahan citra tubuh, perubahan fungsi tubuh, dan kematian. Peran perawat dalam Pemberian penyuluhan atau pendidikan kepada pasien dan keluarga merupakan salah satu metode nonfarmakologis untuk mengurangi kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisisi hubungan antara peran perawat sebagi edukator dengan tingkat kecemasan pasien post operasi dengan spinal anastesi di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien post operasi dengan spinal anastesi di RSUD Tugurejo Semarang berjumlah 40 pada bulan november. Sampel penelitian berjumlah 42 responden dengan tehnik acidental sampling. Kuesioner di pergunakan untuk pengumpulan data yang telah di uji validatas dan realibilitas di RSUD Kota Semarang. Metode analisis data menggunakan uji korelasi kendal tau. Hasil penelitian di RSUD tugurejo semarang menggambarkan adanya suatu hubungan antara peran perawat sebagai edukator dengan tingkat kecemasan pada pasien post operasi dengan spinal anastesi (p value = 0.000 < α =0,05) dengan arah hubungan negatif yaitu (τ = -0,514 ** ) yang berarti semakin baik peran perawat sebagai edukator maka kecemasan pasien post operasi akan menurun. Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan perawat perlu meningkatkan perannya dalam pemberian informasi, sehingga tingkat kecemasaan pasien pada post operasi akan menurun. Kata Kunci : peran perawat sebgai edukator, kecemasan post operasi Hubungan Antara Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Post

ABSTRACT Surgery can cause anxiety, because it is associated withunknown fear, changes in body image, change the function of the body, and death. Giving the role of nurses in counseling or education to patients and families is one of the non - pharmacological methods to relieve anxiety. The aim of this study was to analyze the correlation between the nurse s role asan educator with level of anxiety levels in post-operative patients with spinal anesthesia in Tugurejo semarang operating room hospital. Design research used descriptive analytic with cross sectional approach. The population of this research is post-surgery patients with spinal anesthesiawere 40 during november in Tugurejo hospital. These samples included 42 respondents with acidental sampling technique. The methods of data analysis used correlation test of Kendal tau. The results showed that p-value 0,000 <( 0.05 ) there is a correlation between the nurse s role as an educator with level of anxiety levels in postoperative patients with spinal anesthesia in Tugurejo semarang operating room hospital.the Conclusion that the better the nurse's role as an educator, the level of anxiety would decrease post-operative patients in Tugurejo hospitals. Nursing Programe, nurse Tugurejo Semarang Hospital, post- operative patients, and other researchers are expected to maximize the role of the nurse as an educator in the management of anxiety. Key words : nurse s as an educator, anxiety, post-operative Hubungan Antara Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Post

PENDAHULUAN Segala bentuk prosedur pembedahan selalu di dahului dengan suatu reaksi emosional oleh pasien yang dapat mempengaruhi tindakan dan hasil dari suatu operasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa pikiran yang bermasalah secara langsung mempengaruhi fungsi tubuh. Salah satu reaksi emosional yang sering terjadi pada pasien dengan tindakan operasi adalah ansietas, kemungkinan suatu respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri. Respon dari kecemasan yang dialami pasien akan menyebabkan reaksi yang berbeda-beada. Salah satu cara pasien mengekspresikan ketakutannya adalah dengan bertanya, walupun pertanyaannya sudah di jawab sebelumnya ( Brunner & Sudart 2008). Manifestasi dari kecemasan bisa berupa respon fisiologis berbagai sistem tubuh, respon perilaku, kognitif maupun afektif. Operasi juga dapat memicu respon neuro endokrin, hormonal, metabolik. Respon neuro endokrin berupa aktifasi dari syaraf simpatis sehingga menyebabkan vasokonstriksi, kenaikan kardiak output dan berkurangnya aktifitas gastrointestinal. Respon hormonal berupa peningkatan sekresi glucocorticoid dan sekresi ADH yang melindungi tubuh dari ancaman ciderasedangkan respon metaboliknya berupa penggunaan karbohidrat dan lemak untuk energi dan katabolisme protein fisiologis (Long, 2006). Peran perawat sebagai edukator adalah peran yang dilakukan perawat dengan cara membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Berbagai studi menyatakan bahwa pasien yang dibekali informasi dan pengetahuan akan lebih mematuhi rencana perawatan medis dan mendapatkan cara untuk mengatasi penyakit, menjadi lebih mampu dalam menangani gejala penyakit, dan kemungkinan terjadi komplikasi menjadi lebih kecil (Bastable, 2006). Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti pada tanggal 2 November 2015 di ruang operasi Rumah Sakit Tugurejo dengan 12 orang pasien yang post operasi dengan spinal anastesi di dapatkan 6 orang yang mengatakan mendapatkan informasi yang baik dan lengkap dari perawat, mengalami cemas berat sebanyak 4 orang, 1 orang cemas sedang, dan 1 orang mengalami cemas ringan. Dan 6 orang lainnya, yang mengatakan mendapatkan informasi yang kurang baik dan tidak lengkap dari perawat, mengalami cemas berat sebanyak 3 orang, 2 orang cemas sedang dan 1 orang mengalami cemas ringan. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan point time approach. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien post operasi dengan spinal anastesi berjumlah 38 orang dalam hitungan rata-rata 1 minggu. Besar sampel pada penelitian ini adalah 42 orang. Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Penelitian dilaksanakan di RSUD Tugurejo Semarang pada tanggal 18-23 Januari 2016. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat ukur lembar kuesioner pada variabel peran perawat yang dibuat sendiri oleh peneliti yang di uji validitas dan realibilitas di RSUD Kota Semarang dan variabel kecemasan menggunakan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRSA). Analisis bivariant menggunakan uji korelasi, yaitu uji kendal tau. HASIL

A. Analisis Univariat 1. Gambaran Peran Perawat Sebagai Edukator Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peran Perawat Sebagai Edukator Di RSUD Tugurejo Semarang. Peran perawat Frekuensi Persentase (%) Baik Tidak Baik 30 12 71,4 28,6 Jumlah 42 100,0 Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa sebagian besar peran perawat sebagai edukator di RSUD Tugurejo dalam kategori baik, yaitu sejumlah 30 orang (71,4%). 2. Tingkat Kecemasan Pasien Post Operasi Dengan Spinal Anastesi Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kecemasan pasien post operasi dengan spinal anastesi di RSUD Tugurejo Semarang. Tingkat Kecemasan Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Frekuensi 25 15 2 Persentase (%) 59,5 35,7 4,8 Jumlah 42 100,0 Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar kecemasan pasien post operasi dengan spinal anastesi, dalam kategori cemas ringan, yaitu sejumlah 25 orang (59,5%). B. Analisis Bivariat Hubungan Antara Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Post Operasi Dengan Spinal Anastesi Tabel 4.3 Hubungan Antara Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Post Operasi Dengan Spinal Anastesi di RSUD Tugurejo Semarang.. Komunikasi terapeutik Cemas ringan Kecemasan Cemas sedang Cemas berat Total F % F % F % N % Tidak baik 2 16.7 8 66,7 2 16,7 12 100 Baik 23 76.7 7 23,3 0 0 30 100 Jumlah 25 59,5 15 35,7 2 4,8 42 100 p-value 0.001 Ʈ -0.568 ** Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan komunikasi terapeutik baik sebanyak 21 orang (100%) dimana sebagian besar mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 15 orang (71.4%) lebih banyak dari pada yang mengalami cemas sedang yaitu 5 orang (23.8%) dan cemas berat yaitu 1 orang (4.8%). Responden yang menyatakan komunikasi terpeutik perawat tidak baik sebanyak 12 orang (100%) dimana sebagian besar mengalami cemas sedang yaitu sebanyak 7 orang (58.3%) lebih banyak dari pada yang mengalami cemas berat yaitu 3 orang (25.0%) dan cemas ringan 2 orang (16.7%). Berdasarkan uji Kendall Thau diperoleh p-value 0,002 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan orang tua yang memiliki anak hospitalisasi dengan terapi infus. Nilai korelasi sebesar -0.514 ** menunjukkan korelasi negatif dan hubungan yang cukup kuat, yang berarti semakin baik komunikasi terapeutik perawat maka tingkat kecemasan orang tua akan menurun.

PEMBAHASAN A. Gambaran Peran Perawat Sebagai Edukator Dari hasil kuesioner yang di isi oleh responden sebanyak 33 (78,57%) orang mengatakan bahwa perawat menjelaskan tentang prosedur operasi, 33 (78,57%) orang mengatakan mengajarkan cara menurunkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian, 30 (71,42%) orang mengatakan bahwa perawat menjelaskan prosedur dan tahapan operasi, 30 (71,42%) orang mengatakan perawat menjelaskan prosedur tindakan spinal anastesi, 30 (71,42%) orang, 30 (71,42%) orang mengatakan bahwa perawat dalam menjelaskan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dan 30 (71,42%) orang mengatakan bahwa perawat memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya. Ini menunjukan bahwa perawat memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, memiliki pengetahuan yang luas dan bisa menyesuaikan informasi yang di berikan. Komunikasi yang baik dapat mempermudah penyampain informasi antara komunikator dan komunikan (Potter dan Perry 2005). Selain tugasnya sebagai pemberi asuhan keperawatan secara profesional tentu perawat dalam hal ini memiliki peranan penting dalam meningkatkan rasa aman pada pasien, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, bahwa sebagian perawat melaksanaka perannya sebagai edukator, tentunya selalu memberikan informasi mengenai segala bentuk tindakan yang akan dilakukan, perawat memberikan prosedur tindakan, manfaat serta resikonya. Upaya dalam peningkatan kesehatan telah dilakukan serta pemenuhan kebutuhan pasien dengan pengajaran yang efektif. Potter & Perry, (2005) menjelasakan, pengajaran efektif yaitu perawat dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memberikan pengajaran dan menentukan apa yang perlu pasien ketahui. Namun tidak semua perawat memahami perannya sebagai seorang perawat, peran sebagai edukator kadang terlupakan. Hal ini yang menjadi belum optimalnya pelayanan keperawatan yang efektif. B. Gambaran Kecemasan Pasien Post Operasi Dengan Spinal Anastesi Tindakan operasi menimbulkan krisis situasi yaitu gangguan internal yang ditimbulkan oleh peristiwa yang menegangkan, mengancam dan meningkatkan kecemasan (Hamid, 2007). Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak pasti dan tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektuan terhadap bahaya (Stuart, 2006). Pada penelitian ini rata-rata responden tidak tahu tentang perjalanan penyakitnya dan banyak bertanya tentang penyakitnya serta hasil dari tindakan operasi yang dilakukan. Hasil ini sesuai dengan teori Issac (2004) tentang faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang adalah pendidikan, usia, jenis kelamin, budaya, spiritual, nyeri dan persepsi. Rata-rata responden pada penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan dengan perbandingan 32 : 12. Menurut Issac (2004) gangguan kecemasan lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari pada laki-laki. Dikarenakan wanita lebih peka terhadap emosionalnya sehingga berdampak juga pada perasaan cemasnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ida Untari (2014) tentang Faktorfaktor yang mempengaruhi kecemasan pada usia pertengahan dalam menghadapi proses menua, di dapatkan hasil dari 60 orang

terdapat 52 responden berjenis kelamin perempuan dengan tingkat kecemasan sedang. C. Hubungan Antara Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Post Operasi Dengan Spinal Anastesi. Berdasarkan uji Kendall Tau diperoleh p- value 0,000. Oleh karena p-value = 0,000 < α (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran perawat dengan tingkat kecemasan pasien post operasi dengan spinal anastesi di ruang operasi RSUD Tugurejo Semarang. Nilai korelasi sebesar -0.568 ** menunjukkan korelasi negatif dan hubungan yang cukup kuat, yang berarti semakin baik peran perawat sebagai edukator maka tingkat kecemasan pasien post operasi dengan spinal anstesi akan menurun. Hasil penelitian sesuai dengan teori yang mengatakan Pemberian informasi tentang prosedur atau tindakan yang akan dia lakukan akan membantu klien dalam membentuk imajinasi realistis tentang apa yang akan dia hadapi atau lakukan. Klien akan merasa nyaman ketika dia tahu apa yang akan terjadi dan akan mampu lebih efektif mengatasi stres karena prosedur ataupun tindakan. Pengetahuan terhadap sesuatu akan sedikit menimbulkan rasa cemas dari pada tidak mengetahui apapun (Potter & Perry, 2005). Pengajaran atau pendidikan kepada pada pasien adalah suatu bentuk komunikasi interpersonal yang merupakan salah satu upaya perawat dalam memenuhi kebutuhan rasa aman dan menurunkan tingkat kecemasan klien (Hegner, 2003). Pengajaran merupakan salah satu upaya perawat dalam menjalankan perannya sebagai edukator. Peran perawat sebagai edukator dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan menurunkan tingkat kecemasan klien dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan motivasi perawat(ariyani, 2009). KESIMPULAN 1. Peran perawat di ruang operasi RSUD Tugurejo Semarang dalam kategori baik, yaitu sejumlah 30 orang (71.4%) dan tidak baik berjumlah 12 orang (28.6%) 2. Kecemasan pasien post operasi dengan spinal anastesi di RSUD Tugurejo Semarang, dalam kategori cemas ringan, yaitu sejumlah 25 orang (59.5%), cemas sedang 15 orang (35.7%) dan cemas berat 2 orang (2.8%) 3. Ada hubungan yang signifikan antara peran perawat dengan tingkat kecemasan pasien post operasi dengan spinal anastesi di ruang operasi RSUD Tugurejo Semarang. Dibuktikan dengan nilai P- value 0,000 < 0,05. SARAN RSUD Tugurejo Semarang Dapat memaksimalkan fungsi peran perawat sebagai edukator dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien post operasi dengan spinal anastesi. DAFTAR PUSTAKA Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika. Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC Bastable, Susan. 2005. Perawat Sebagai Pendidik. Prinsip-Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta : EGC Burner, Suddarth. (2007). Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1, Edisi 8. Jakarta : ECG. Gunarsa, S.D. (2008). Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia. Hawari, D. (2006). Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : FK UI.

Hidayat, Alimul A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Keliat, BA dkk. (2006). Proses Keperawatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC. Kozier dkk. (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. (Alih Bahasa Oleh Pamilih Eko Karyuni). Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. Muttaqin A, Sari, K. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif: Konsep, Proses dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Potter dan Perry (2006). Fundamentals of Nursing.edisi 7.Volume 1. Jakarta. ECG Riyanto, Agus. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogyakarta: Nuha Medika. Sheila L.V. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : ECG. Stuart & Sundeen. (2008). Prinsip dan Praktek Keperawatan Psikiatri. Edisi 6. Jakarta: EGC. Stuart, G.W. and Sunden, S.J. (2006). Buku saku keperawatan jiwa. Alih Bahasa, Achrir,Y.S. Jakarta : EGC. Stuart, GW. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5 (Alih Bahasa Oleh Ramona P. Kapoh & Egi Komara Yudha). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.