I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Menurut Milman (2008) pada wikipedia, bursa berjangka adalah. tempat/fasilitas memperjualbelikan kontrak atas sejumlah komoditi atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesepakatan Indonesia dalam WTO, APEC, dan AFTA serta Paket

PASAR KOMODITI: Perdagangan Berjangka & Pasar Lelang Komoditi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Rumusan Permasalahan

Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka

PT. PRUTON MEGA BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya perdagangan bebas dan teknologi yang serba canggih. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB III SISTEM PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI PT. FIRST STATE FUTURE SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk melakukan hedging, speculation, dan arbitrage.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, badan pemerintahan yang mengatur perizinan dan pengawasan kegiatan investasi forex dan komoditi trading dipegang oleh :

Pertemuan 12 FOREIGN EXCHANGE

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan tidak lagi berupa benda yang berwujud. Perdagangan berjangka dilakukan di Pasar Berjangka (futures market).

VI. IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu keuntungan. Perdagangan bebas dan ilmu teknologi yang

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

Manajemen Keuangan Internasional

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen beberapa komoditi. primer seperti produk pertanian, perkebunan, dan perikanan serta

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi para investor, pelaku usaha, dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaku binis mengenai currency (mata uang) yang akan dipakai dalam kontrak

Bos BBJ: Dana Repatriasi, Kami Hanya Dapat "Cipratannya" Saja...

HUBUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Trading forex merupakan suatu pertukaran mata uang diseluruh dunia melalui hubungan jaringan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KAJIAN PENGEMBANGAN KONTRAK BERJANGKA CPO

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI ANTARA INVESTOR DENGAN PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB III DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Perdagangan Loco-London Gold (XAUUSD). perdagangan dan penyelesaian emas dan perak internasional di London.

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi pasar, yang dapat difungsikan atau digunakan oleh pelaku usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB III TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT. BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Materi 6 FUTURE DAN OPSI VALUTA ASING. 1

Indeks saham pada umumnya keberadaannya lebih di ketahui masyarakat baik AS, Eropa maupun Asia,

Perlindungan hukum..., Gista Latersia, FHUI,

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT). Finex Berjangka didirikan menurut dan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat dahulu, pada umumnya orang melakukan investasi secara tradisional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan

MATERI 14 BULLISH AND BEARISK Market and Transactions. deden08m.com

BAB I DEFINISI DAN INTERPRETASI

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

M E M U T U S K A N : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG KETENTUAN TEKNIS PERILAKU PIALANG BERJANGKA.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling popular di mata sebagian besar manajer investasi global. Trading

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal menjadi lebih penting setelah terjadinya krisis

PT INDOSUKSES FUTURES Trading Rules ONLINE (MT4) Forex, Cross Rate, LLG

BAB II PROSES TRANSAKSI PENYIMPANAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF. A. Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Penyimpanan Dana pada Perusahaan

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 99/BAPPEBTI/PER/11/2012

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk

Konsep yang harus Anda pahami pertama kali adalah adanya perbedaan mendasar antara trading dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar keuangan yang berkembang dengan sangat pesat menyebabkan

BAB II PERDAGANGAN BERJANGKA

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. PT Millennium Penata Futures berdiri pada tahun PT Millennium

Salah satu kontribusi terbesar pada krisis ekonomi dan resesi di lndonesia

Materi 4 PASAR VALUTA ASING. 1

FINANCIAL DERIVATIVE FUTURES

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan saham Asia pada tahun 2013 mengalami penurunan cukup tajam,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar berjangka (futures market) merupakan bagian dari pasar derivatif yang

LAMPIRAN DOKUMEN PEMBUKAAN REKENING TRANSAKSI

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 107/BAPPEBTI/PER/11/2013

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

PROFIL PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA

2 Proses pemurnian kegiatan usaha Penyelenggara KUPVA Bukan Bank tersebut diberikan masa transisi sampai dengan tanggal 31 Desember Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. informasi, transformasi, dan transaksi melalui media internet. Sehingga saat

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor

BAB I PENDAHULUAN. tidak pasti. Beragam jenis investasi kini banyak ditawarkan, dari yang paling

Berikut materi-materi fundamental yang akan Anda dapatkan dalam e-book ini:

Proses globalisasi yang bergerak semakin cepat pada dekade terakhir ini

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dunia telah dikagetkan dengan sebuah fenomena baru pada kurun waktu

(BAPPEBTI). Perusahaan ini beralamat di jl. Sulawesi No. 48, Ngagel, Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, 60281, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas merupakan salah satu subyek yang kerap digunakan dalam

V. GAMBARAN UMUM PASAR FISIK INDONESIA, PASAR BERJANGKA NEW YORK, DAN LONDON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI PERATURAN DAN TATA TERTIB PT. BURSA KOMODITI & DERIVATIF INDONESIA INDONESIA COMMODITY & DERIVATIVES EXCHANGE ( ICDX )

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

PT AGRODANA FUTURES Trading Rules ONLINE (MT4) Forex, Cross Rate, LLG Effective : Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13.

Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya perdagangan derivatif memungkinkan berbagai partisipan untuk melindungi nilai aktiva yang dimilikinya dari risiko kerugian akibat menurunnya nilai aktiva hanya sampai batas toleransi yang direncanakan (Siahaan dan Manurung, 2006). Perdagangan derivatif memungkinkan para investor atau hedger memilah-milah risiko. Jika risiko dapat diakomodir, maka investor akan menanggung sendiri risiko tersebut, namun sebaliknya jika tidak mampu, maka risiko akan dipindahkan kepada pihak lain yang bersedia menanggung risiko tersebut. Biasanya pihak lain yang bersedia menanggung risiko adalah spekulator yang berharap mendapat keuntungan dari adanya pergerakan harga. Perusahaan-perusahaan yang bergerak antar lintas negara atau perusahaan-perusahaan multi nasional sangat menyadari bahwa mereka tidak mungkin menjalankan usahanya dengan baik tanpa perlindungan dari risiko tingkat suku bunga, risiko kurs dan risiko harga bahan baku. Adanya instrumen derivatif memungkinkan perusahaan multi nasional melindungi dirinya dari berbagai macam risiko pergerakan harga dan dapat lebih memusatkan perhatiannya pada usaha yang utama atau core bisnis (Beese, 1993) Secara garis besar, terdapat empat macam jenis perdagangan derivatif dimana perdagangan forward merupakan perdagangan derivatif yang pertama kali dikembangkan, kemudian berkembang ke perdagangan berjangka dan berlanjut pada perdagangan swap dan perdagangan opsi. Perdagangan berjangka sendiri sudah sejak lama dikenal di negara-negara barat terutama di Amerika dan Eropa. Di Amerika, Bursa Berjangka seperti Chicago Mercantile Exchange (CME) didirikan tahun 1874 dan Chicago Board of Trade (CBOT) didirikan tahun 1848. Kedua bursa ini merupakan Bursa Berjangka tertua di dunia, sedangkan di Eropa seperti London Financial Futures and Option Exchange (LIFFE) didirikan tahun 1982. Sampai saat ini, seperti disajikan dalam Tabel 1, ketiga Bursa Berjangka tersebut di atas merupakan salah satu Bursa Derivatif terbesar di dunia dengan pelaku pasar berasal hampir dari seluruh penjuru dunia.

Tabel 1 Peringkat Bursa Derivative Dunia (2007 2008) Rank Exchange Jan Dec 2008 Jan Dec 2007 % change (USD 000.000) (USD 000.000) (USD 000.000) 1 CME Group (includes CBOT and Nymex) 3,278 3,158 3.8 2 Eurex (includes ISE) 3,173 2,704 17.3 3 Korea Exchange 2,865 2,777 3.2 4 NYSE Euronext (includes all EU and US markets) 1,676 1,525 9.9 5 Chicago Board Options Exchange (include CFE) 1,195 946 26.3 6 BM&F Bovespa 742 794 6.5 7 Nasdaq OMX group (includes all EU and US markets) 722 551 31.0 8 National Stock Exchange of India 590 380 55.3 9 JSE South Africa 514 330 55.8 10 Dalian Commodity Exchange 313 186 68.3 11 Russian Trading System Stock Exchange 238 144 65.3 12 Intercontinental exchange (includes US, UK and Canada Markets) 234 195 20.0 13 Zhengzhou Commodity Exchange 223 93 139.8 14 Boston Options Exchange 179 130 37.7 15 Osaka Securities Exchange 164 109 50.5 16 Shanghai Futures Exchange 140 86 62.8 17 Taiwan Futures Exchange 137 115 19.1 18 Moscow Interbank Currency Exchange 132 85 55.3 19 London Metal Exchange 113 93 21.5 20 Hong Kong Exchange & Clearing 105 88 19.3 21 Australian Securities Exchange (includes SFE) 95 116 18.1 22 Multi Commodity Exchange of India 94 69 36.2 23 Tel Aviv Stock Exchange 93 104 10.6 24 Mercado Espariol de Opciones y Futures Financieros 83 52 59.6 25 Mexican Derivatives Exchange 70 229 69.4 Sumber : Futures Industry Association Pada awalnya kontrak berjangka yang diperdagangkan adalah kontrak-kontrak non keuangan (pertanian, peternakan, pertambangan, energi, industri dan lain lain). Seiring dengan berkembangnya kebutuhan pasar akan lindung nilai, perdagangan berjangka berkembang masuk ke kontrak-kontrak keuangan. Meskipun kontrak berjangka keuangan lahir setelah kontrak berjangka non keuangan, namun dalam perjalanan kontrak berjangka keuangan lebih mendominasi perdagangan berjangka dunia dibandingkan dengan kontrak berjangka non keuangan. Hal ini jelas tergambar dalam data kontrak berjangka dan kontrak opsi dari Asosiasi Industri Berjangka (Futures Industry Association) yang ditampilkan pada Tabel 2 dan Gambar 1. Baik data tahun 2007 maupun tahun 2008, memperlihatkan bahwa volume perdagangan kontrak keuangan jauh diatas volume kontrak non keuangan.

Tabel 2 Volume Transaksi Derivatif Dunia Menurut Kategori (2007 2008) Number of Futures and Options Contracts Traded and/or Cleared on Exchanges Category Sumber : Futures Industry Association 2008 2007 % Change (USD 000.000) (USD 000.000) Equity Index 6,488 5,500 18.0 Individual Equity 5,511 4,400 25.2 Interest Rates 3,205 3,745-14.4 Agricultural 889 641 38.7 Energy 580 497 16.8 Currency 577 460 25.5 Precious Metals 180 151 19.5 Non-Precious Metals 176 107 64.5 Other 46 26 74.1 Total 17,653 15,527 13.7 Note: Based on the number of futures and options traded and/or cleared by 69 exchanges worldwide. Sumber : Futures Industry Association Gambar 1 Volume Transaksi Derivatif Dunia Menurut Kategori Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengamati pergerakan harga kontrak berjangka, diantaranya penelitian untuk mengukur apakah pasar berjangka tertentu memenuhi kaidah-kaidah pasar efisien dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pergerakan sebuah harga kontrak berjangka. Pasar yang efisien adalah pasar dimana harga-harga selalu merefleksikan secara penuh informasi yang tersedia dan dimana tidak ada satupun pedagang-pedagang dipasar yang dapat membuat profit dengan memonopoli

informasi yang terkontrol (Fama, 1970). Dengan kata lain, pasar berjangka komoditi yang efisien dapat menghasilkan signal-signal harga yang efektif untuk pasar spot dan menghilangkan kemungkinan bahwa profit dapat dijamin sebagai bagian dari proses trading. Harga-harga ini merefleksikan nilai keseimbangan kebutuhan penawaran dan permintaan di pasar. Persoalan efisiensi pasar pada pasar berjangka komoditi adalah penting untuk para pemangku kepentingan. Dari pandangan kebijakan pemerintah, pasar efisien artinya alternatif yang lebih baik dari intervensi pasar seperti memberlakukan kebijakan menstabilkan harga. Untuk prosesor atau pemasaran, pasar berjangka komoditi menghasilkan prediksi harga spot dimasa mendatang yang cukup dapat diandalkan secara efektif untuk keperluan pengelolaan risiko mereka dalam proses produksi atau pemasaran (Bingfan, 2002). Dalam pasar berjangka, menurut Frank dan Garcia (2009) pedagang menghadapi biaya transaksi yang bervariasi termasuk biaya broker, biaya bursa dan biaya likuiditas yang akan mempengaruhi keefektifan dari keputusan-keputusan pemasaran. Kedua jenis biaya yang pertama sudah tersedia, namun mengestimasi biaya likuiditas sangat menantang dan biasanya diukur dengan selisih beli dan jual. Selisih beli dan jual merupakan perbedaan antara harga yang harus dibayar segera untuk membeli dan harga yang dapat diterima segera dari penjualan (Bryant dan Haigh, 2002). Tanpa memperhatikan pengukuran, fakta menunjukkan bahwa biaya-biaya likuiditas berubah setiap waktu sesuai dengan kondisi pasar. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi biaya-biaya likuiditas merupakan hal penting bagi partisipan-partisipan dan para pembuat keputusan yang beroperasi di pasar (Frank dan Garcia, 2009). Oleh karena itu, selisih beli dan jual telah menjadi perhatian yang utama dalam penelitian struktur mikro pasar dan banyak mendapat perhatian belakangan ini. Selain pedagang, pelaku industri berjangka yang lainnya adalah pialang berjangka. Berbeda dengan pedagang berjangka yang hanya diizinkan untuk berdagang atas namanya sendiri, pialang berjangka berfungsi sebagai penerima amanat nasabah dan menyalurkan ke bursa. Pialang berjangka merupakan salah satu ujung tombak dalam mensukseskan perdagangan berjangka karena perusahaan inilah yang mengenalkan dan memasarkan kontrak-kontrak tersebut kepada para investor (nasabah). Guna mendukung perkembangan perdagangan berjangka, pialang yang ada haruslah beroperasi secara

efisien sehingga dapat menghasilkan perdagangan yang efisien pula. Tingkat efisiensi pialang berjangka akan tercermin dalam kinerja perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan dapat diukur melalui hubungan antara Struktur-Perilaku- Kinerja atau Structure-Conduct-Performance (SCP). SCP merupakan salah satu kerangka dasar dalam menganalisis ekonomi industri. Hubungan paling sederhana dari ketiga variabel tersebut adalah hubungan linier dimana struktur mempengaruhi perilaku kemudian perilaku mempengaruhi kinerja (Gambar 2) Dalam SCP hubungan ketiga komponen saling mempengaruhi termasuk adanya factor-faktor lain seperti teknologi, progresivitas, strategi dan usaha-usaha untuk mendorong penjualan (Martin, 1994). Struktur Perilaku Kinerja Sumber : Martin, 1994 Gambar 2 Kerangka Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Struktur sebuah pasar akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam pasar tersebut yang secara bersama-sama menentukan kinerja sistem pasar secara keseluruhan. Kinerja suatu industri diukur antara lain dari derajat inovasi, efisiensi dan profibilitas. Dalam struktur pasar terdapat tiga elemen pokok yaitu pangsa pasar (market share), konsentrasi pasar (market concentration) dan hambatan-hambatan untuk masuk pasar (barrier to entry). Di Indonesia, Bursa Berjangka pertama kali didirikan tanggal 19 Agustus 1999 dengan nama PT. Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange - JFX) dan mulai beroperasi pada tanggal 15 Desember 2000. Pada awal berdiri, JFX hanya diijinkan untuk memperdagangkan kontrak komoditi sesuai Surat Keputusan (SK) Presiden nomer 119 tahun 2001. Menurut SK tersebut, hanya ada 22 komoditi yang dapat diperdagangkan di JFX yaitu : kopi, minyak kelapa sawit, plywood, karet, kakao, lada, gula pasir, kacang tanah, kedelai, cengkeh, udang, ikan, bahan bakar minyak, gas alam, tenaga listrik, emas, batubara, timah, pulp dan kertas, benang, semen dan pupuk.

1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian Bank Dunia yang dilakukan oleh Tsetsekos dan Varangis (2000) disebutkan bahwa globalisasi mengharuskan bursa berjangka yang baru berdiri, untuk mendahulukan derivatif keuangan dibandingkan dengan derivatif komoditi primer. Hasil penelitian selain hal diatas adalah sebagai berikut : 1) Pasar komoditi primer merupakan pasar internasional. Sangat sulit bagi produk komoditi primer yang diperdagangkan di bursa berjangka yang baru berkembang, untuk bersaing dengan produk komoditi primer dari bursa berjangka yang sudah berumur puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun 2) Produk keuangan seperti : mata uang nasional, tingkat suku bunga domestik, obligasi domestik, saham dan indeks saham domestik, lebih spesifik per negara sehingga lebih mudah diperdagangkan 3) Keberhasilan dan suksesnya bursa berjangka yang baru berdiri karena bursa tersebut mendahulukan produk keuangan dibandingkan produk non keuangan. 4) Dari pengalaman bursa-bursa di dunia menunjukkan bahwa perdagangan derivatif keuangan lebih likuid dibandingkan dengan perdagangan derivatif komoditi primer. 5) Kemungkinan sukses sebuah bursa akan tinggi, jika bursa tersebut meluncurkan terlebih dahulu kontrak derivatif indeks saham dan tingkat suku bunga Penelitian Bank Dunia terbukti dalam perjalanan pengembangan JFX. Perkembangan kontrak komoditi non keuangan yang diperdagangkan berjalan sangat lambat dan perdagangan di JFX sangat tipis. Sementara itu, pada awal berdirinya JFX, kontrak-kontrak berjangka keuangan diperdagangkan di luar bursa, tanpa ada Badan Pemerintah yang mengawasi. Banyak pengaduan dari masyarakat tentang penipuan yang terkait dengan perdagangan berjangka mata uang asing dan indeks saham asing. Kemudian dengan pertimbangan bahwa perdagangan yang menyangkut perdagangan berjangka dan pengumpulan dana masyarakat dalam bentuk marjin, harus tunduk dibawah Undang-undang nomer 32 tahun 1997, maka pada tahun 2004, JFX berinisiatif membuat program pendaftaran transaksi luar bursa seperti : kontrak mata uang asing dan kontrak indeks saham asing tersebut ke dalam bursa. Program ini kemudian disahkan dengan Surat Keputusan Nomer 45 tentang Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas

Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Bappebti). Pada intinya, peraturan SPA mengatur tata cara dan persyaratan pelaksanaan pendaftaran transaksi luar bursa yaitu kontrak berjangka mata uang asing dan kontrak berjangka indeks saham asing ke JFX. Dengan adanya pendaftaran transaksi luar bursa di JFX, dana nasabah yang ditransfer harus dibukukan pada rekening terpisah (segregated account) dari Pialang Berjangka yang bersangkutan. Rekening terpisah ini gunanya untuk mencegah penyalahgunaan dana masyarakat yang dihimpun. Rekening ini akan diaudit secara teratur oleh JFX, BAPPEBTI dan Kliring Berjangka Indonesia untuk memastikan penggunaannya. Adanya transaksi SPA, membuat transaksi di JFX semakin ramai. Sesuai dengan penelitian Bank Dunia, transaksi SPA yang terdiri dari kontrak keuangan berkembang jauh lebih pesat jika dibandingkan dengan kontrak komoditi. Sayangnya, selain membawa manfaat perlindungan bagi dana nasabah, transaksi SPA juga membawa dampak buruk. Dampak buruk tersebut adalah semakin besarnya keengganan para pialang berjangka untuk memperdagangkan kontrak berjangka non keuangan. Hal ini mengakibatkan pengembangan kontrak berjangka non keuangan yang merupakan tugas utama JFX semakin sulit dilakukan. Pialang Berjangka sebagai ujung tombak pemasaran kontrak-kontrak berjangka lebih senang memasarkan kontrak-kontrak keuangan yang ada di luar bursa. Dari data dalam Tabel 3, dapat dilihat bahwa sejak pendaftaran luar bursa diijinkan, volume kontrak berjangka non keuangan mengalami pasang surut. Bahkan kontrak berjangka dengan penyelesaian penyerahan fisik seperti kontrak berjangka Olein dan kontrak berjangka Emas secara perlahan mengalami penurunan. Peningkatan transaksi keuangan jauh lebih pesat jika dibandingkan dengan transaksi non keuangan. Tabel 3 Volume Transaksi JFX (lot) Kontrak 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Transaksi di dalam bursa Olein 15,771 16,236 13,340 9,210 10,877 8,056 1,277 498 128 1,754 Emas 17,559 44,099 12,284 2,948 100 74 1,179 545 3,097 5,418 Indeks Emas - 3,566 10,004 4,753 13,507 31,830 38,799 50,339 7,767 4,441 Total 33,330 63,901 35,628 16,911 24,484 39,960 41,255 51,382 10,992 11,613 Transaksi di luar bursa Forex 507,299 950,922 2,319,824 1,517,220 2,034,840 1,929,424 1,625,697 Indeks Saham 434,765 961,514 1,871,015 3,191,169 3,480,009 2,504,995 3,378,261 Total 942,064 1,912,436 4,190,839 4,708,389 5,514,849 4,434,419 5,003,958 Sumber : JFX

Pasang surut perdagangan kontrak-kontrak di dalam bursa, akan mempengaruhi tingkat efisien dan tingkat likuiditas dari pasar kontrak-kontrak yang diperdagangkan di dalam JFX. Dalam rangka meningkatkan tingkat likuiditas kontrak-kontrak yang diperdagangkan di JFX, sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan baik oleh Bappebti maupun JFX, diantaranya dikeluarkannya peraturan, baik yang baru ataupun dalam bentuk revisi peraturan sebelumnya, serta pemberian insentif. Semua upaya-upaya tersebut diharapkan mempunyai dampak perbaikan bagi tingkat efisien dan tingkat likuiditas di JFX, termasuk struktur dari industri Pialang Berjangka, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kinerja dari para Pialang Berjangka. Sehubungan dengan uraian di atas, permasalahan yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah: (1) apakah pasar dari kontrak berjangka dan kontrak gulir memenuhi kaidah pasar efisien bentuk lemah? (2) apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga kontrak berjangka dan kontrak Gulir? (3) apakah dampak dari pendaftaran transaksi mata uang asing dan indeks saham asing di luar bursa terhadap selisih order beli dan order jual? (4) bagaimanakah hubungan selisih order beli dan jual dengan volume transaksi, ratarata nilai tengah, dan varian rata-rata nilai tengah? (5) bagaimanakah respon selisih order beli dan jual terhadap guncangan volume, ratarata nilai tengah, dan varian rata-rata nilai tengah (6) bagaimanakah karakteristik struktur pasar dan kinerja pialang berjangka di JFX? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dan data yang menjadi latar belakang pemilihan topik serta rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) menginvestigasi efisiensi pasar kontrak berjangka dan kontrak gulir di JFX (2) mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga kontrak berjangka dan kontrak Gulir? (3) mengetahui dampak dari pendaftaran transaksi mata uang asing dan indeks saham asing di luar bursa terhadap selisih order beli dan order jual.

(4) mengkaji hubungan selisih order beli dan jual dengan volume transaksi, rata-rata nilai tengah, dan varian rata-rata nilai tengah? (5) mengkaji respon selisih order beli dan jual terhadap guncangan volume, rata-rata nilai tengah, dan varian rata-rata nilai tengah (6) mengkaji karakteristik struktur pasar dan kinerja pialang berjangka di JFX?

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB