UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PPKN MELALUI PEMBELAJARAN LESSON STUDY

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA MELALUI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

KEGIATAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM

Sri Uchtiawati : Tanggung Jawab dan Kemandirian

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY

ARTIKEL PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY

Implementasi Problem Posing Dalam Setting Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMA. Abstrak

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN ABSTRAK

Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember 2. Fakultas Tarbiah IAIN Bengkulu 3. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Negeri Makassar 4

Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm ISSN:

Implementasi Lesson study dalam Mata Kuliah Mikrobiologi Jurdik Biologi FMIPA UNY

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2013/2014

Fatriya Adamura FPMIPA IKIP PGRI Madiun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 4 Oktober Desember 2016

PELATIHAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN CIPOCOKJAYA KOTA SERANG PROVINSI BANTEN.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercipta cenderung menjadikan siswa atau peserta didik pasif, tidak kreatif, dan

PELAKSANAAN LESSON STUDY DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UM. Oleh Erry Hidayanto 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

ARTIKEL HASIL LESSON STUDY

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA MENGEKSPLOR MATA KULIAH SISTEMATIK TUMBUHAN RENDAH MELALUI LESSON STUDY. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN DI JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

DIRECT INSTRUCTION SEBAGAI METODE UNTUK MENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PEMANTULAN CAHAYA PADA OPEN CLASS LESSON STUDY DI SMPN MODEL TERPADU BOJONEGORO

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA MATAKULIAH EMBRIOLOGI DAN REPRODUKSI HEWAN MELALUI LESSON STUDY

IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KARAKTER GURU MATEMATIKA KOTA METRO

PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI KSP DAN KOLOID MELALUI IMPLEMENTASI LESSON STUDY DI SMA YUPPENTEK TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pada buku paket sering menjadi acuan utama pengajaran guru, sebagian

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I. daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Pendidikan dasar mempunyai. tujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI LESSON STUDY DI KELAS V SD NEGERI LAMPAGEN ACEH BESAR. Fauziah, Intan Safiah, Syarifah Habibah

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mubarak Ahmad, 2014

456 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan SAINS Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember, 16 Maret 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN SENI KERAJINAN BATIK DAN CHARACTER BUILDING

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MEMPERBAIKI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 KUPANG TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teori pembelajaran merupakan suatu acuan yang digunakan dalam

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study

Kata kunci: lesson study, Aktivitas belajar, Morfologi Tumbuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action

IMPLEMENTASI LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH (LSBS) DI SMP NEGERI 1 KALIANGET

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 PURWODADI KABUPATEN PASURUAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh sebagian besar guru. Apakah hal tesebut dikarenakan guru kurang


PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dimasa sekarang maupun dimasa

Membentang sayap menuju harapan. Tim Pengembang Kurikulum Surabaya

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I. bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan. melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGUATAN PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Ali Rachman Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP ULM Banjarmasin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PPKN MELALUI PEMBELAJARAN LESSON STUDY Oleh : Drs. Nudji DA, M.Pd. Program Studi PPKn STKIP PGRI PASURUAN Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa Program Studi PPKn pada Mata kuliah Teori Hukum dan Konstitusi melalui Lesson Study. Adapun subyek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Angkatan 2013 yang menempuh mata kuliah Teori Hukum dan Konstitusi yang berjumlah 18 orang. Pengimplementasian lesson study ini dilakukan dalam 4 kali putaran. Mengenai materi perkuliahan adalah HAM dan Konstitusi, Negara dan Konstitusi, Amandemen UUD NRI 1945 serta Sistem Pemilukada berdasarkan Konstitusi. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Group Investigation (GI), sedangkan Metode pembelajaran yang dipilih yaitu menerapkan metode ceramah interaktif, Debat, diskusi kelompok dan tanya jawab, Jigsaw Learning, Focus Group discusion (FGD). Indikator kemandirian belajar yang diamati adalah hasil aktifitas belajar yang meliputi mempelajari materi yang akan dipelajari sendirinya, bertanya kepada dosen bila merasa kesulitan dan menjawab pertanyaan dosen, berdiskusi kelompok, menanggapi dan bertanya saat presentasi. melakukan diskusi dalam kelompoknya.. Kata kunci: Metode, Kemandirian belajar, Lesson Study PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan proses pengembangan potensi-potensi mahasiswa sebagai peserta didik secara menyeluruh dan terpadu. Dosen dituntut untuk mampu menyampaikan materi kuliah dan juga harus mampu mengaktualisasi peran strategisnya dalam upaya membentuk watak mahasiswa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang berlaku. Aunurrahman (2009) mengemukakan bahwa secara substansi, arah pendidikan dan pembelajaran harus dapat membekali peserta didik kompetensi mata pelajaran kompetensi lintas kurikulum yang terarah pada kemampuan memecahkan masalah, komunikasi, hubungan sosial dan interpersonal, kemandirian, etika dan estetika yang harus diperoleh secara holistik dan integratif melalui proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran setiap mahasiswa atau peserta didik selalu diarahkan agar menjadi mahasiswa yang mandiri, dan untuk menjadi mandiri seseorang individu harus belajar, sehingga dapat dicapai suatu 9

kemandirian belajar. Dalam perkembangannya kemandirian muncul sebagai hasil proses belajar dan pengalaman. Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang mengatur dan mengarahkan diri sendiri sesuai tingkat perkembangannya. Darajat (1983) mengemukakan bahwa kemandirian adalah kecenderungan anak untuk melakukan sesuatu yang diingini tanpa minta tolong pada orang lain, juga dapat mengarahkan kelakuannya tanpa tunduk pada orang lain. Dulkheim (1992) dalam Asrori (2007:129) berpendapat kemandirian itu tumbuh dan berkembang karena adanya dua faktor yang merupakan elemen prasyarat bagi kemandirian, yaitu (1) adanya disiplin yaitu adanya aturan bertindak dan otoritas, (2) adanya komitmen terhadap kelompok. Ali dan Asrori (2004:114), menyatakan kemandirian merupakan suatu kekuatan internal yang diperoleh melalui proses realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Sedangkan kemandirian menurut Basri (2000:53) adalah keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil pengertian bahwa kemandirian adalah kemampuan yang ada pada seseorang untuk memikirkan, merasakan, dan melakukan sesuatu dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, mengatasi masalah, dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya serta tidak bergantung pada orang lain. Kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah kemandirian seseorang dalam kegiatan belajarnya. Kemandirian belajar mendorong seseorang mengambil prinsip terhadap kegiatan serta segala aspek kegiatan belajarnya. Dari beberapa pendapat tersebut diatas, kemandirian belajar adalah perilaku yang ada pada seseorang, yang belajar diwujudkan adanya kreatif dalam belajar, kebebasan dan keyakinan dalam bertindak sesuai nilai yang diajarkan dan bertanggung jawab dalam setiap aktivitas belajarnya. Pembelajaran sebagai suatu sistem bertujuan untuk membantu proses belajar mahasiswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar mahasiswa yang bersifat internal. Dalam pembelajaran, situasi atau kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh dosen. Pembelajaran dapat dirancang secara sistematis melalui kegiatan lesson study. Dalam kegiatan lesson study sekelompok dosen secara kolaboratif dan berkesinambungan merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Menurut Sudrajat (2008), Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Bacon Bill Cerbin & Bryan Kopp (Tanpa Tahun) mengemukakan bahwa Lesson 10

Study memiliki 4 tujuan utama, yaitu untuk : (1) mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mahasiswa belajar dan dosen mengajar, (2) mendapatkan suatu hasil yang dapat dimanfaatkan oleh para dosen lainnya, di luar lesson study, (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif, (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogik, dimana seorang dosen dapat memperoleh pengetahuan dari dosen lainnya. Tahapan lesson study yaitu (1) perencanaan (plan) bertujuan menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan mahasiswa secara efektif dan membangkitkan partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran, (2) pelaksanaan (do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah direncanakan. Salah satu anggota tim lesson study sebagai model dan yang lainya sebagai pengamat, (3) pengamatan dan refleksi (see) tujuannya untuk menemukan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan pembelajaran (Susilo, dkk., 2009). Kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) masih perlu ditingkatkan. Sebagian besar mahasiswa masih cenderung menganggap dosen sebagai satusatunya sumber ilmu. Mahasiswa hanya menerima dan mendengarkan ilmu yang diberikan oleh dosen. Selain itu mahasiswa cenderung kurang aktif dalam mencari sumber-sumber pendukung ilmu yang dipelajarinya. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa sekitar 80% mahasiswa kurang mandiri dan terlalu bergantung apa yang diajarkan dosen. Mahasiswa baru akan mengerjakan tugas yang diberikan ketika diberitahukan bahwa besok harus dikumpulkan. Jika tidak ada pemberitahuan bahwa tugas tersebut dikumpulkan maka kebanyakan mahasiswa tidak mengerjakan tugas tersebut. Sehingga perlu adanya upaya yang dilakukan untuk mendorong kemandirian mahasiswa dalam belajar. Mahasiswa kurang aktif dalam belajar bisa disebabkan perencanaan dan implementasi pembelajaran yang tidak sistematis. Untuk itu telah dilakukan penelitian tujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada Teori Hukum dan Konstitusi melalui Lesson Study. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengimplementasikan lesson study. Adapun subyek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan 2013 yang menempuh mata kuliah Teori Hukum dan Konstitusi berjumlah 18 orang. Pengimplementasian lesson study ini dilakukan dalam 4 kali putaran. Tahapan pelaksanaan lesson study terdiri dari 3 tahapan yaitu: (1) tahap perencanaan (plan), perencanaan dilakukan bersama tim lesson study untuk menentukan materi yang akan diajarkan, dosen model dan instrument pengamatan. materi yang dipilih untuk diajarkan adalah HAM dan Konstitusi, Konstitusi dan Negara, Amandemen 11

Konstitusi UUD Tahun 1945, dan Sistem Pilkada Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945. Model pembelajaran yang dipilih yaitu model Pembelajaran Group Investigation (GI) metode Debat untuk diterapkan pada putaran I. Untuk putaran II menerapkan metode Presentasi dan Diskusi Kelompok, selanjutnya putaran ke III menerapkan metode Jigsaw Learning, dan putaran ke IV melalui metode pembelajaran Focus Group Discussien (FGD). Pembelajaran Teori Hukum dan Konstitusi di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dosen pengampu mayoritas menggunakan metode pembelajaran ceramah. Suwarna dkk (2005:106) mengemukakan bahwa dalam metode ceramah maka dosen sebagai subyek penyampai informasi serta sebagai pusat perhatian. Dosen lebih banyak bicara sedangkan mahasiswa hanya mendengarkan atau mencatat hal-hal yang penting. Komunikasi yang terjadi cenderung satu arah (one way traffic communication). Sehingga proses pembelajaran menjadi membosankan dan kurang menarik. Kemandirian belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan terhadap aktifitas belajar yang meliputi mempelajari materi yang akan dipelajari sendirinya, bertanya kepada dosen bila merasa kesulitan dan menjawab pertanyaan dosen, berdiskusi kelompok, menanggapi dan bertanya saat presentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Putaran I a. Perencanaan (Plan) Tim lesson study menyusun rencana pembelajaran yang bernuansa kontekstual model yang digunakan adalah Pembelajaran Group Investigation (GI), menyusun Lembar Kerja Mahasiswa, menyiapkan instrumen penilaian dan menyiapkan lembar observasi kegiatan pembelajaran. Materi yang diajarkan adalah HAM dan Konstitusi. b. Implementasi (Open class) dan Observasi 1. Dosen menyampaikan Kompetensi dasar dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran 2. Dosen membagi kelompok menjadi dua untuk kelompok yang Pro dan Kelompok yang Kontra berdasarkan tema debat. 3. Dosen menjelaskan tata tertib debat yang akan dilaksanakan. 4. Proses debat dimoderatori oleh salah satu mahasiswa yang dipilih dari mahasiswa. 5. Mahasiswa melaksanakan debat sesuai waktu yang ditentukan oleh Dosen. 6. Mahasiswa berdebat argumentasi sesuai posisi kelompok Pro dan Kontra berdasarkan tema debat. 7. Mahasiswa dan dosen menyimpulkan materi tentang HAM dan Konstitusi. 8. Dosen melakukan evaluasi. Aktifitas yang menunjukkan adanya kemandirian belajar mahasiswa pada putaran I dapat dilihat pada Tabel 1. 12

Tabel 1 Kemandirian Belajar Pada Putaran I No Indikator Kemandirian Belajar 1 Mempelajari materi yang akan dipelajari sendirinya, 2 Bertanya kepada dosen bila merasa kesulitan 3 Menjawab pertanyaan 4 Berdiskusi kelompok 5 Menanggapi dan c. Refleksi bertanya presentasi saat Jumlah Mahasiswa % 16 100% 0 0% 3 20% 4 25% 4 25% Hasil refleksi (see) pada putaran 1 menunjukkan mahasiswa sudah aktif mempelajari materi yang diberikan, melakukan diskusi kelompok. Tetapi hanya sebagian kecil saja yang bersikap pro aktif dalam debat maupun dalam presentasi. Selain itu masih kurang mahasiswa yang menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan pada saat temannya mempresentasikan hasil diskusinya. Hambatan yang masih ditemui yaitu waktu pembelajaran belum optimal karena melebihi waktu seharusnya. Putaran II a. Perencanaan (Plan) Berdasarkan hasil refleksi, hambatan yang perlu diselesaikan adalah waktu pembelajaran melebihi alokasi waktu yang telah ditetapkan. Untuk mengantisipasi kelebihan waktu, masih kurangnya mahasiswa yang bersikap pro aktif, maka Tim lesson study menyusun rencana pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Presentasi makalah kelompok, diskusi interaktif, dan tanya jawab. Adapun media pembelajaran yang digunakan adalah powerpoint. Materi yang diajarkan adalah Negara dan Konstitusi. b. Implementasi (Open class) dan Observasi 1. Pembentukan kelompok mempertimbangkan kemampuan dan jenis kelamin mahasiswa. Pelita (2009:15, 36) mengemukakan bahwa alasan kegiatan kelompok yaitu bagi mahasiswa yang lambat dapat belajar lebih baik bantuan mahasiswa yang cepat menangkap pelajaran, mahasiswa yang cepat menangkap pelajaran dapat memperdalam pemahaman memberi penjelasan atas subyek pada mahasiswa yang lambat, bagi seluruh mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan mendengarkan dan memanfaatkan pemikiran dan gagasan mahasiswa lain serta dapat membangun hubungan yang lebih baik satu sama lain. Setiap kelompok beranggotakan 5 orang. 2. Dosen menggunakan metode ceramah interaktif untuk memberi motivasi kepada mahasiswa, menyampaikan konsep-konsep penting yang dipelajari sehingga memungkinkan mahasiswa melihat lebih jelas hubungan antara materi satu yang lain. 3. Dosen membagikan materi kepada setiap kelompok sebagai bahan diskusi. Dalam satu kelas terbagi 13

menjadi 4 kelompok dan masingmasing kelompok terdiri 5 mahasiswa. Setiap kelompok ditugaskan untuk mendiskusikan materi yang diberikan dan berkewajiban mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompoknya. 4. Untuk memberdayakan kemampuan mahasiswa untuk bertanya maka digunakan metode tanya jawab. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya sehingga dosen mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh mahasiswa, serta komunikasi dan interaksi yang terjadi tidak hanya satu arah. 5. Mahasiswa melaksanakan presentasi kelompok sesuai tema masing berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan 6. Mahasiswa bersama dosen menyimpulkan materi tentang Negara dan Konstitusi. 7. Dosen melakukan evaluasi. Aktifitas yang menunjukkan adanya kemandirian belajar mahasiswa pada putaran II dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kemandirian Belajar Pada Putaran II No Indikator Jumlah % Kemandirian Belajar Mahasiswa 1 Mempelajari 17 100% materi yang akan dipelajari sendirinya, 2 Bertanya kepada 0 0% dosen bila merasa kesulitan 3 Menjawab 3 18% pertanyaan 4 Berdiskusi 0 0% kelompok 5 Menanggapi dan 2 15% bertanya saat presentasi c. Refleksi Hasil refleksi (see) pada putaran II menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar mahasiswa dalam melakukan diskusi kelompok, kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan. Namun demikian masih ada adanya anggota kelompok yang tidak aktif mengikuti diskusi. Sehingga untuk perencanaan berikutnya perlu adanya perhatian khusus pada mahasiswa yang kurang aktif dalam diskusi dan mahasiswa yang tidak pernah mengajukan pertanyaan serta menjawab pertanyaan. Putaran III a. Perencanaan (Plan) Berdasarkan hasil refleksi, hambatan yang perlu diselesaikan adalah masih kurang meratanya mahasiswa yang bersikap pro aktif dalam forum diskusi, maka Tim lesson study menyusun rencana pembelajaran menggunakan model Jigsaw Learning metode Presentasi makalah kelompok secara bergiliran sesuai tema masing-masing, diskusi interaktif, dan tanya jawab. Adapun media pembelajaran yang digunakan adalah powerpoint. Materi yang diajarkan adalah Amandemen UUD NRI Tahun 1945. 14

b. Implementasi (Open class) dan Observasi 1. Pembentukan kelompok mempertimbangkan kemampuan dan jenis kelamin mahasiswa. Pelita (2009:15, 36) mengemukakan bahwa alasan kegiatan kelompok yaitu bagi mahasiswa yang lambat dapat belajar lebih baik bantuan mahasiswa yang cepat menangkap pelajaran, mahasiswa yang cepat menangkap pelajaran dapat memperdalam pemahaman memberi penjelasan atas subyek pada mahasiswa yang lambat, bagi seluruh mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan mendengarkan dan memanfaatkan pemikiran dan gagasan mahasiswa lain serta dapat membangun hubungan yang lebih baik satu sama lain. Setiap kelompok beranggotakan 5 orang. 2. Dosen membagikan materi kepada setiap kelompok sebagai bahan diskusi. Dalam satu kelas terbagi menjadi 4 kelompok dan masingmasing kelompok terdiri 5 mahasiswa. Setiap kelompok ditugaskan untuk mendiskusikan materi yang diberikan dan berkewajiban mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompoknya. 3. Dosen menggunakan metode Presentasi makalah kelompok secara bergantian pada satu pertemuan. Kelompok 1 presentasi selanjutnya Tanya jawab, dilanjutkan presentasi kelompok 2 dan sesi Tanya jawab, sampai kelompok terakhir. 4. Mahasiswa melaksanakan presentasi kelompok sesuai tema masing berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan. 5. Mahasiswa bersama dosen menyimpulkan materi tentang Negara dan Konstitusi. 6. Dosen melakukan evaluasi. Aktifitas yang menunjukkan adanya kemandirian belajar mahasiswa pada putaran III dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kemandirian Belajar Pada Putaran III No Indikator Kemandirian Belajar 1 Mempelajari materi yang akan dipelajari sendirinya, 2 Bertanya kepada bila kesulitan 3 Menjawab pertanyaan 4 Berdiskusi kelompok c. Refleksi dosen merasa 5 Menanggapi dan bertanya saat presentasi Jumlah Mahasiswa Hasil refleksi (see) pada putaran III menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar mahasiswa dalam melakukan diskusi kelompok model Jigsaw Learning, % 18 100% 5 28% 12 67% 15 83% 12 67% 15

kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan. Namun demikian masih adabeberapa mahasiswa yang sama pertemuan sebelumnya yang tidak aktif mengikuti diskusi. Sehingga untuk perencanaan berikutnya perlu adanya perhatian khusus pada mahasiswa yang bersangkutan. Putaran IV a. Perencanaan (Plan) Berdasarkan hasil refleksi, hambatan yang perlu diselesaikan adalah adanya beberapa mahasiswa yang dari pertemuan sebelumnya tidak ada perubahan dalam keaktifannya untuk terlibat dalam forum diskusi kelas dan terkesan bersikap diam dan pasif. Maka Tim lesson study menyusun rencana pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Focus Group discussion (FGD). Adapun media pembelajaran yang digunakan adalah powerpoint. Materi yang diajarkan adalah Pemilu Kepala daerah Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945. b. Implementasi (Open class) dan Observasi 1. Dosen menggunakan metode ceramah interaktif untuk memberi motivasi kepada mahasiswa, menyampaikan konsep-konsep penting yang dipelajari sehingga memungkinkan mahasiswa melihat lebih jelas permasalahan yang akan dijadikan tema diskusi yang terfokus. 2. Dosen menyampaikan materi tentang beberapa alternatif sistem pemilukada berdasarkan asas Demokrasi sebagaimana yang terkandung didalam UUD NRI Tahun 1945 beserta dampak positif dan negatifnya. 3. Mahasiswa mulai terpetakan menjadi dua kelompok besar antara yang sepakat untuk pemilukada secara langsung dan pemilukada melalui pemilihan DPRD. 4. Mahasiswa mengajukan argumentasi berdasarkan pemikiran dan analisa juridis atas sistem pemilukada yang ideal untuk masa yang akan datang. 5. Dosen menyimpulkan bersama mahasiswa tentang materi Pemilukada berdasarkan UUD NRI 1945. 6. Dosen melakukan evaluasi. Aktifitas yang menunjukkan adanya kemandirian belajar mahasiswa pada putaran IV dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kemandirian Belajar Pada Putaran IV. No Indikator Jumlah % Kemandirian Belajar Mahasiswa 1 Mempelajari 18 100% materi yang akan dipelajari sendirinya, 2 Bertanya kepada 3 17% dosen bila merasa kesulitan 3 Menjawab 18 100% pertanyaan 4 Berdiskusi 16 89% kelompok 5 Menanggapi dan 15 83% bertanya saat presentasi c. Refleksi 16

Hasil refleksi (see) pada putaran IV menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar mahasiswa dalam melakukan diskusi kelompok, kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan. Kemandirian belajar mahasiswa yang ditunjukkan pada aktifitasnya ketika proses pembelajaran berlangsung selama 2 putaran mengalami kenaikan. Hal ini terlihat pada jumlah mahasiswa yang melakukan berbagai aktifitas yang meliputi mempelajari materi yang akan dipelajari sendirinya,bertanya kepada dosen bila merasa kesulitan dan menjawab pertanyaan dosen, berdiskusi kelompok,menanggapi dan bertanya saat presentasi. Pembelajaran metode diskusi merupakan salah satu sarana untuk melatih para mahasiswa mengembangkan kemandiriannya. Ryan (2002) dalam Muna (2009:12) cara belajar di dalam kelas dapat dikembangkan jika suasana belajardidasarkan pada prinsip kemandirian. Desain kelas yang berdasarkan prinsip kemandirtan tidak akan membuat siswa jenuh belajar di dalam kelas melainkan mahasiswa dapat lebih bersemangat dalam belajar karena selalu ada suasana baru dalam belajar. Kemandirian di kampus, berkaitan metode yang dipakai oleh dosen saat mengajar di dalam kelas. Dosen yang mendukung perkernbangan kemandirian mahasiswa, menerapkan cara belajar yang demokratis seperti, memberikan kebebasan pada mahasiswa untuk berpendapat dan mempertahankan pendapatnya saat proses belajar di dalam kelas. Metode pembelajaran yang dapat mendukung kemandirian mahasiswa tidak hanya melalui diskusi, namun metode dalam menyelesaikan tugas juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk menerapkan kemandirian. Tugas merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi serta mengetahui seberapa banyak pemahaman yang telah dimiliki oleh para mahasiswa dari penjelasan yang diberikan oleh dosen. Ames (1995) dalam Muna (2009:12) salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk memotivasi mahasiswa dalam belajar adalah memberikan kemandirian pada mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Kemandirian dalam mengerjakan tugas akan melatih para mahasiswa untuk bertanggung jawab pada tugas, melatih kreativitas dalam mengerjakan tugas, dan melatih mahasiswa mengevaluasi hasil belajar. KESIMPULAN dan SARAN Kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dapat ditingkatkan melalui Lesson Study. Peningkatan terlihat dari hasil pengamatan berbagai aktifitas mahasiswa dalam perkuliahan yang meliputi mempelajari materi yang akan dipelajari sendirinya, bertanya kepada dosen bila merasa kesulitan dan menjawab pertanyaan dosen, berdiskusi kelompok, menanggapi dan bertanya saat presentasi. Perlu adanya perluasan cakupan mata kuliah menggunakan pembelajaran Lesson Study harapan akan berimplikasi kepada kemandirian belajar 17

mahasiswa serta profesionalisme dosen. Sehingga akan terbangun sebuah professional cultur community learning yang sustainabel antar dosen dan antar mahasiswa khususnya Prodi PPKN STKIP PGRI Pasuruan. DAFTAR RUJUKAN Ali, M. dan Asrori, M. 2004. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung.- Wacana Prima. Aunurrahman. 2009. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bacon Bill. Corbin & Bryan Kopp. Tanpa Tahun. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotlasplindex2.htm Basri, H, 2000. Remaja Berkualitas (Problem Remaja dan Solusinya) Yogyakarta: Pustaka Pelajar Darajat. 1983. Perawatan Jiwa Untuk Anak. Jakarta: Bulan Bintang Muna, N. F. 2009. Hubungan antara Kemandirian Motif Berkompetensi pada Siswa kelas VII RSBI. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. (Online: http://eprint.undip.ac.id/11107/1/jurnalku. diakses 1 April 2011) Pelita. 2009. Buku Petunjuk Guru untuk pembelajaran yang lebih baik. Depdiknas/Depag-JICA. Jakarta Sudrajat, A. 2008. Lesson study untuk meningkatkan hasil dan proses pembelajaran.. www.duniaguru.com Susilo, Herawati., Husnul Chotimah, Ridwan Joharwan, Jumiati, Yuyun Dwita Sari, dan Sunarjo. 2009. Lesson Study Berbasis Sekolah. Bayumedia Publishing. Malang Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro, pendekatan praktis menyiapkan pendidik profesional. Tiara Wacana, Yogyakarta 18