memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam suatu proses belajar mengajar. Keluhan-keluhan tentang sulitnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. kelak dapat mengangkat harkat martabat bangsanya. kepribadian dan keterampilan memberikan hasil yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 telah menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pada akhirnya mempengaruhi prestasi anak didik. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian dan definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Melalui pendidikan manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam produktivitas, efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagai modal bagi pembangunan nasional. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic Risk Consultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat menuntut pendidikan memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan. Pendidikan merupakan usaha untuk membina mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada berbagai tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Undang-undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003). Sejalan dengan hal itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan menjadi salah satu fokus dalam pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam membangun pendidikan Indonesia, mulai dari merevisi hingga merubah kurikulum, menyelenggarakan pelatihan- 1

2 pelatihan, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku yang sesuai kurikulum baru, pengadaan fasilitas sekolah serta perbaikan manajemen sekolah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki proses belajar mengajar karena proses belajar mengajar merupakan hal utama dalam pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa saja tetapi berupa interaksi edukatif, sehingga guru dalam mengajar dituntut keuletan dan kreatif agar situasi belajar dan mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Proses pembelajaran akan berjalan efektif dan menyenangkan apabila guru memahami berbagai model-model pembelajaran dan karakteristiknya, sehingga mampu memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan ataupun kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu, sangat diharapkan peran guru terkhusus guru bidang studi ekonomi untuk mampu menumbuhkan minat dalam diri siswa untuk belajar ekonomi, dengan mencoba menggunakan model-model pembelajaran sehingga menambah suasana belajar didalam kelas menjadi bersemangat, melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga suasana belajar lebih hidup, menarik, dan siswa tidak mencari-cari kesempatan membuat keributan di dalam kelas. Berdasarkan observasi baik wawancara maupun bentuklaporan hasil penilaian siswa yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Batang Kuis yang dilaksankan pada sabtu, 21 februari 2015, hasil belajar siswa masih rendah pada

3 mata pelajaran ekonomi. Dari 35 siswa di kelas X-1, hanya sekitar 40% saja yang mencapai nilai KKM pada mata pelajaran ekonomi, yaitu sekitar 17 siswa. Sedangkan nilai KKM yang ditentukan sekolah adalah 72. Artinya ada sekitar 23 siswa yang tidak tuntas atau dibawah KKM. Hal yang sama juga terdapat pada kelas X-4, saat dilakukan tes dari 35 siswa hanya sekitar 50% yang lulus KKM, atau hanya sekitar 20 siswa yang tuntas pada mata pelajaran ekonomi. Rendahnya nilai ulangan harian siswa tersebut disebabkan oleh kebiasaan siswa yang bersifat pasif pada saat proses pembelajaran. Tidak adanya interaksi edukasi yang tercipta antara guru dan siswa, dikarenakan proses pembelajaraan hanya berpusat terhadap guru atau lebih dikenal dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan masalah yang dikemukakkan di atas penulis menduga bahwa model pembelajaran yang digunakan belum efektif, sehingga model pembelajran tersebut perlu dikembangkan. Di sisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pelajaran ekonomi masih rendah. Siswa kurang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan pembelajaran yang aktif. Maka dari itu diperlukan suatu model pembelajaran baru yang dapat mengoptimalkan aktifitas siswa dan memicu keaktifan siswa di dalam kelas. Salah satu cara untuk meminimalkan masalah di atas, sudah seharusnya pada saat pengajaran mata pelajaran ekonomi guru harus mampu mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru yang professional dan kreatif hanya akan memilih model pengajaran yang tepat setelah menetapkan kompetensi dan tujuan pembelajaran.

4 Salah satu alternative tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Snowball throwing merupakan model pembelajaran dan membantu siswa lain untuk memperoleh informasi tersebut berdasarkan pengetahuan mereka sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada saat pembelajaran. Model pembelajaran snowball Throwing adalah model pembelajaran yang mencakup petunjuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang pembelajaran, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar mengajar. Melalui model ini siswa akan meningkatkan partisipasi dalam belajar, motivasi, dan aktivitas belajar serta rasa kebersamaan. Dalam model ini, siswa tidak hanya berfikir, menulis, bertanya, atau berbicara akan tetapi mereka juga melakukan kegiatan seperti permainan yang menghibur dan memacu daya pikir siswa yaitu menggulung kertas dan melemparkanya pada siswa lain, didalam kertas tersebut terdapat pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dari kelompok lain. Jadi keunggulan pada model pembelajaran Snowball Throwing yaitu sesama siswa saling memberikan pengetahuan sehingga siswa lebih memahami pelajaran. Dengan menerapkan model snowball throwing dalam pembelajaran maka kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan lebih menyenangkan dan proses pemahaman materi siswa akan tercapai dengan baik.

5 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis sebagai calon guru berkeinginan untuk melaksanakan penelitian dengan judul : Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.A 2014/2015. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut : 1. Mengapa hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi masih rendah? 2. Mengapa guru masih menggunakan metode konvensional sehingga membuat kebanyakan siswa merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran? 3. Apakah penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi? 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Model pembelajaran yang diteliti adalah model pembelajaran Snowball Throwing dan dibandingkan dengan metode konvensional. 2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar ekonomi pada materi uang dan lembaga keuangan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.A 2014/2015

6 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.A 2014/2015? 1.5. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.A 2014/2015. 1.6. Manfaat penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan kemampuan peneliti dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain tentang model pembelajaran Snowball Throwing dan mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar pada pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.A 2014/2015. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi di SMA Negeri 1 Batang Kuis 3. Sebagai bahan masukan, sumbangan pikiran, refrensi ilmiah bagi jurusan, fakultas, perpustakaan, di Universitas Negeri Medan (Unimed) dan pihak yang membutuhkan.