BAB IV PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

BAB II STUDI LITERATUR

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

BAB IV PENGOLAHAN KOMPOSIT ZONA, ANALISIS STATISTIK DAN PENYAJIAN DATA HASIL OLAHAN Konstruksi Zona Endapan dan Optimasi Zona

BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA

BAB IV PENYUSUNAN DAN PENGOLAHAN DATA

Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK

3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III SIMULASI PENGGUNAAN PERTIDAKSAMAAN PADA DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

Oleh : Triono 1 dan Mitra Wardhana 2 SARI. Kata Kunci : Cadangan Batubara Metode Cross Section dan Blok Model

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Penyusunan Basis Data Assay

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

Oleh. Narendra Saputra 2) Dr.Ir.Eddy Winarno, S.Si., MT, Ir. R. Hariyanto, MT 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta 2)

Bab IV Analisis Statistik dan Distribusi Lubang Bor

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

METODA-METODA DALAM PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 14 PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA TERBUKTI DENGAN METODE CROSS SECTION. Oleh Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Riyanto 2

Agar pelatihan efektif, buku petunjuk ini dibuat dengan asumsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Oleh : Sujiman 1 dan Nuryanto 2 ABSTRAK

Metode Perhitungan Cadangan. Konsep Dasar

Artikel Pendidikan 23

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

BAB III LANDASAN TEORI

Akurasi Konturing Trianggulasi Dan Kriging Pada Surfer Untuk Batubara

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

KAJIAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE BLOCK MODEL

DESAIN PIT PENAMBANGAN BATUBARA BLOK C PADA PT. INTIBUANA INDAH SELARAS KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT DAERAH X MENGGUNAKAN SOFTWARE DATAMINE STUDIO 3 PADA PT. VALE INDONESIA LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

PERHITUNGAN MINEABLE COAL RESERVE PADA PIT JUPITER AREA SEAM 16 PT. ENERGI CAHAYA INDUSTRITAMA, BUKUAN SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan

DISAIN TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DENGAN CAD

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel

ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan, Perancangan dan Geometri Penambangan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB III BASIS DAN EVALUASI DATA

BAB I. PENDAHULUAN...1

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Hal LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR FOTO...

RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA DI BLOK SELATAN PT. DIZAMATRA POWERINDO LAHAT SUMATERA SELATAN

Modul Responsi. TE-3231, Metode Perhitungan Cadangan. Asisten: Agus Haris W, ST

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Perencanaan Tambang Kuari Batugamping Di Gunung Sudo Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu :

KAJIAN DEVIASI VERTIKAL ANTARA PETA TOPOGRAFI DENGAN DATA SITUASI ORIGINAL TAMBANG BATUBARA. Abstrak

ANALISIS KEMAJUAN PENAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE DAN PRISMOIDAL DI KALIMANTAN TIMUR

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

Bab V Pembahasan. Hasil perhitungan cadangan dengan menggunakan masing-masing metode dapat di lihat pada tabel 5.1 (lampiran B)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Perencanaan Sequence Penambangan Batubara pada Seam 16 Phase 2 di PT. KTC Coal Mining & Energy, Kec. Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur

Langkah-Langkah Perhitungan Berikut diberikan data penjualan mobil Bima selama tahun 2000:

Peta Geologi dan Pengertian peta Geologi

ESTIMASI CADANGAN BATUBARA DENGAN SOFTWARE TAMBANG PADA PIT DE DISITE BEBATU PT. PIPIT MUTIARA JAYA KABUPATEN TANA TIDUNG, KALIMANTAN UTARA

Bab III Studi Kasus III.1 Decline Rate

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMULAI MINESCAPE. A. Membuat Project Minescape Click icon bar exceed, kemudian click icon bar minescape.

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

DAFTAR ISI. I.2. Lingkup Kegiatan I.3. Tujuan I.4. Manfaat I.5. Landasan Teori... 3

PEMODELAN GEOLOGI BATUBARA DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES EVALUATION SYSTEM

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

POTENSI DAN PEMANFAATAN BATUGAMPING DI PT. SUGIH ALAMNUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

BAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

MOHAMAD ISHLAHUL AZIZ

Desain Pit untuk Penambangan Batubara di CV Putra Parahyangan Mandri, Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE Parepare, 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Transkripsi:

BAB IV PENGOLAHAN DATA Data yang digunakan merupakan data dari PT. XYZ, berupa peta topografi dan data pemboran 86 titik. Dari data tersebut dilakukan pengolahan sebagai berikut : 4.1 Analisis Statistik Univarian Ketebalan Batubara Tujuan dilakukannya analisis statistik adalah untuk mengetahui parameterparameter atau karakteristik populasi endapan dari sampel yang diambil, yaitu dari lubang bor. Analisis statistik yang dilakukan yaitu statistik univarian untuk ketebalan batubara. Tabel IV-1. Analsis Statistik Univarian Ketebalan Batubara Univariate Statistics Ketebalan Batubara Count 86 Sum 239.70 Average 2.7872 Median 2.91 Mode 2.75 Minimum 0.75 Maximum 3.60 Range 2.85 Standard Deviation 0.58829 Variance 0.34609 Standard Error 0.06344 Skewness -1.358 Kurtosis 2.315 32

Histogram Ketebalan Batubara 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 0.95 1.36 1.77 2.18 2.58 2.99 3.40 Frekuensi Ketebalan Batubara (m) Gambar 4.1. Histogram Ketebalan Batubara Hasil analisis statistik univarian tersebut menunjukkan penyebaran data yang bagus, dimana data tidak terlalu menyebar. 4.2 Pemodelan Endapan Batubara Pemodelan endapan batubara bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran lapisan batubara, baik geometri secara umum, letak/posisi lapisan, kedalaman, ketebalan, kemiringan, serta pola penyebaran dari tanah penutup. Konstruksi model endapan batubara direpresentasikan dalam bentuk peta-peta, yang dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Autodesk Land Desktop serta perangkat lunak berbasis elemen hingga. Data-data dasar yang diperlukan berupa data topografi dan data lubang bor. Dari data-data tersebut dapat dibuat data turunan untuk perhitungan cadangan yaitu peta kontur struktur atap/roof dan lantai/floor batubara. Batas perhitungan ditentukan 300 m dari titik bor terluar, mengacu pada SNI 1998. 33

Gambar 4.2. Peta Topografi 4.2.1 Peta Struktur Atap Batubara Peta struktur atap/roof batubara dibuat dengan menggunakan data-data elevasi atap/roof batubara dari rekapitulasi data pemboran. Garis kontur dikonstruksi dengan cara interpolasi berdasarkan data-data elevasi atap/roof dari pemboran. 34

Gambar 4.3. Peta Struktur Roof Batubara 4.2.2 Peta Struktur Lantai Batubara Peta struktur lantai batubara ini dibuat dengan menggunakan data elevasi lantai batubara dari rekapitulasi lubang bor. 35

Gambar 4.4. Peta Struktur Floor Batubara 4.2.3 Peta Isopach Peta Isopach (peta iso-ketebalan batubara) dibuat dengan menggunakan data-data ketebalan batubara dari rekapitulasi pemboran. Garis kontur ditarik dari interpolasi berdasarkan data-data ketebalan dari pemboran. 36

Gambar 4.5. Peta Isopach 4.2.4 Peta Cropline Peta cropline dikonstruksi dari overlay peta topografi dengan peta struktur lantai/floor batubara. Garis kontur dari kedua peta tersebut yang bernilai sama merupakan titik perpotongan cropline batubara. Penggambaran cropline batubara ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak AutoCad. 37

Gambar 4.6. Peta Cropline Batubara 4.3 Verifikasi Data Verifikasi data dilakukan untuk mengantisipasi error yang dihasilkan oleh model, sehingga dapat dihasilkan perhitungan cadangan yang akurat. Verifikasi data dilakukan dengan membandingkan data elevasi atap/roof batubara serta lantai/floor batubara dari lubang bor dan dari hasil pemodelan. Apabila model yang dihasilkan tidak sesuai dengan data pengukuran, maka perlu dilakukan analisis ulang terhadap pemodelan. Apabila sudah sesuai, maka dapat dilanjutkan ke perhitungan cadangan. 38

Model Korelasi Elevasi Roof Batubara Pengukuran VS Model 50 40 30 20 R 2 = 0.9991 10 0-40 -20-10 0 20 40 60-20 -30 Pengukuran Scatter Roof Linear (Scatter Roof) Gambar 4.7. Korelasi Elevasi Roof Pengukuran dengan Model Model Korelasi Elevasi Floor Batubara Pengukuran VS Model 50 40 30 R 2 = 0.9989 20 10 0-40 -20-10 0 20 40 60-20 -30 Pengukuran Scatter Floor Linear (Scatter Floor) Gambar 4.8. Korelasi Elevasi Floor Pengukuran dengan Model Hasil verifikasi data menunjukkan bahwa model sudah sesuai dengan data yang ada. Hal ini disebabkan metode elemen hingga mengestimasi titik-titik di tiap elemen berdasarkan data, semakin banyak elemen maka estimasi titik juga semakin banyak, sehingga mendekati kondisi yang sebenarnya. 39

4.4 Perhitungan Cadangan Batubara Menggunakan Metode Penampang Vertikal Perhitungan cadangan batubara dengan menggunakan metode penampang vertikal dapat menggambarkan kondisi endapan, tanah penutup (overburden) pada tiap penampangnya. Dengan menggunakan metode ini maka perhitungan luas masingmasing elemen dapat dilakukan pada masing-masing penampang. Volume dihitung dengan menggunakan rumus Mean Area, yaitu : V = L ( ) S 1 + S 2 2 S 1,S 2 = luas penampang endapan L = jarak antar penampang V = volume cadangan Gambar 4.9. Peta Penampang Vertikal 40

Dalam perhitungan cadangan dengan menggunakan metode penampang ini, jarak antar penampang sebesar 50 meter dan diasumsikan sudut lereng pit sebesar 45º, berat jenis batubara 1,3 ton/m 3, serta tidak memasukkan losses dan zona pelapukan. Perhitungan Stripping Ratio dilakukan pada pit limit 1 dan pit limit 2. Pit limit 2 ditentukan dari ujung boundary perhitungan cadangan ke arah 15º NW. Sedangkan pit limit 1 ditentukan 200 m ke arah Timur dari pit limit 2. Penentuan letak pit limit ini hanya sebagai studi kasus penelitian, belum mengarah pada optimasi cadangan yang sesungguhnya, hanya untuk melihat fleksibilitas metode elemen hingga berkaitan dengan perubahan pit limit. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan perhitungan cadangan menggunakan metode elemen hingga. Dari masing-masing penampang akan diperoleh luas batubara (BB) dan overburden (OB), dan selanjutnya dilakukan perhitungan sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel IV-2. Hasil Perhitungan Cadangan Batubara Menggunakan Metode Penampang Vertikal PIT LIMIT 1 Volume BB Volume OB Tonase BB SR 5.239.385 40.925.618 6.811.200 6.0 PIT LIMIT 2 Volume BB Volume OB Tonase BB SR 7.008.141 67.453.120 9.110.583 7.4 4.5 Studi Parametrik Penerapan Metode Elemen Hingga untuk Perhitungan Cadangan Batubara Perhitungan cadangan batubara dengan metode elemen hingga menggunakan bantuan perangkat lunak berbasis elemen hingga. Adapun tahapan perhitungan cadangan tersebut sebagai berikut : 41

1. Penentuan batas/boundary perhitungan cadangan 2. Pengolahan data topografi dan titik pemboran 3. Konstruksi lereng penambangan 4. Perhitungan volume overburden serta tonase batubara untuk mendapatkan stripping ratio. A. Penentuan Batas/Boundary Perhitungan Cadangan Batas/boundary perhitungan cadangan dengan menggunakan metode elemen hingga meliputi batas daerah penelitian (300 m dari titik bor terluar) dan cropline (garis singkapan) batubara. Cropline ini dibuat dengan melakukan konstruksi peta topografi dan data elevasi lantai/floor batubara. Perpotongan antara kontur topografi dengan kontur struktur lantai batubara yang bernilai sama merupakan cropline batubara. Gambar 4.10. Batas/Boundary Perhitungan Cadangan 42

Gambar 4.11. Diskritisasi Dengan Elemen Segitiga B. Pengolahan Data Topografi dan Titik Pemboran Untuk mengkonstruksi kontur topografi dengan menggunakan perangkat lunak berbasis elemen hingga, diperlukan data berupa peta topografi ataupun data hasil pemetaan topografi. Apabila menggunakan data hasil pemetaan topografi (koordinat X, Y, Z), data tersebut langsung dapat diolah dengan menggunakan perangkat lunak tersebut. Apabila data topografi berupa peta topografi dalam format CAD, maka dapat ditransfer ke dalam perangkat lunak yang bersangkutan, lalu dilakukan digitasi, dan diolah kembali menjadi kontur topografi. 43

Gambar 4.12. Model Kontur Topografi Demikian pula dalam mengkonstruksi kontur atap/roof dan lantai/floor batubara, diperlukan data elevasi roof dan floor dari rekapitulasi lubang bor (koordinat X, Y, dan elevasi roof/floor pada tiap lubang bor). Data-data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak berbasis elemen hingga. Berbeda dengan konstruksi peta kontur struktur atap dan lantai batubara menggunakan Autodesk Land Desktop, pada konstruksi menggunakan perangkat lunak berbasis elemen hingga kontur yang dihasilkan sudah dibatasi oleh boundary/batas yang telah dibuat, yaitu cropline dan batas area perhitungan. 44

Gambar 4.13. Model Kontur Roof Batubara Gambar 4.14. Model Kontur Floor Batubara 45

C. Konstruksi Lereng Penambangan Konstruksi pit limit dilakukan dengan menentukan titik-titik yang digunakan untuk memodelkan pit limit seperti yang telah dijelaskan pada Bab III. Gambar 4.15. Model Pit Limit D. Perhitungan Volume Setelah melakukan konstruksi kontur topografi, roof dan floor batubara, serta lereng penambangan, maka dapat dikonstruksi solid antara dua surface, sesuai dengan prinsip integral dalam kalkulus. Volume overburden maupun lapisan 46

batubara dapat dihitung, dengan menggunakan konsep irisan (intersection), gabungan (union), dan pengurangan (difference). Gambar 4.16. Konsep Irisan, Gabungan, dan Pengurangan Gambar 4.17. Model Tiga Dimensi Lapisan Batubara, Overburden, dan Lereng 47

Maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut : Tabel IV-3. Hasil Perhitungan Cadangan Batubara Menggunakan Metode Elemen Hingga PIT LIMIT 1 Volume BB Volume OB Tonase BB SR 5.137.222 40.319.648 6.678.388 6.0 PIT LIMIT 2 Volume BB Volume OB Tonase BB SR 6.870.170 66.589.720 8.931.221 7.5 48