(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat dan (b) Struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat.

O O. Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat (b) Struktur turunan N-arilhidrazid dari asam mefenamat

penghambat prostaglandin, turunan antranilat dan turunan pirazolinon. Mekanisme kerja NSAID adalah dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase

Gambar 1.2. Struktur senyawa N -(4-metilbenziliden)-2- metoksibenzohidrazida

BAB 1 PENDAHULUAN O C OH. R : H atau CH3 Ar : fenil/3-piridil/4-piridil

Gambar 1.1. Struktur turunan N-arilhidrazon (senyawa A) CH 3

banyak senyawa-senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai macam penyakit. Sintesis yang dilakukan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

Keterangan : R = H atau CH 3, Ar = fenil/3-piridil/4-piridil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

Menurut Hansch, penambahan gugus 4-tersier-butilbenzoil dapat mempengaruhi sifat lipofilisitas, elektronik dan sterik suatu senyawa.

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

PENGARUH PENAMBAHAN 2-KLOROBENZALDEHIDA DAN 2,4- DIKLOROBENZALDEHIDA PADA SINTESIS TURUNAN SALISILHIDRAZIDA DENGAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

hipnotik yang sering digunakan adalah golongan ureida asiklik, misalnya bromisovalum tetapi pada penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti

Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

inflamasi non steroid turunan asam enolat derivat oksikam yaitu piroksikam (Mutschler, 1991; Gringauz, 1997). Piroksikam digunakan untuk pengobatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Piroksikam merupakan salah satu derivat oksikam, dan merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N N. Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan O-(3,4- diklorobenzoil)piroksikam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Struktur eugenol. O CH 3 CH 2

ANIETTA ESTINING RIZZA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

OCH 3 CH 2 H 2 C C H. Gambar 1.1. Struktur eugenol.

PENGARUH PENAMBAHAN 4-METILBENZALDEHIDA DAN 4-METOKSIBENZALDEHIDA PADA SINTESIS TURUNAN HIDRAZIDA DARI ASAM SALISILAT DENGAN TEKNIK GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 ). O C OH CH 3

),parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa tersebut menembus membran sel dan fase farmakodinamik obat, sifat elektronik mempengaruhi proses

Hal ini disebabkan karena penambahan gugus-gugus pada struktur parasetamol tersebut menyebabkan perubahan sifat kimia fisika senyawa, yaitu sifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

(Houglum et al, 2005). Fenomena inflamasi ini meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan

PENGARUH PENAMBAHAN GUGUS ORTO-HIDROKSI PADA SINTESIS TURUNAN N -ARIL-BENZOHIDRAZIDA DARI ASAM SALISILAT

PROGAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

OCH 3 CH 2 CH CH 2. Gambar.1.1. Struktur eugenol

memodifikasi struktur senyawa obat dengan penambahan gugus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan gugus tersebut dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SUBSTITUEN 2-METOKSI PADA SINTESIS TURUNAN 2-HIDROKSIBENZOHIDRAZIDA DENGAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia

PENGARUH GUGUS HIDROKSIL PADA SENYAWA 4- HIDROKSIBENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS N

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

PERBANDINGAN SINTESIS N -BENZILIDEN-2- METOKSIBENZOHIDRAZIDA DAN N -(4-METILBENZILIDEN)-2- METOKSIBENZOHIDRAZIDA DARI ASAM SALISILAT

PENGARUH PENAMBAHAN METILENDIOKSIBENZALDEHIDA DAN DIMETOKSIBENZALDEHIDA PADA SINTESIS SENYAWA TURUNAN 2-(p-KLOROFENIL)KUINAZOLIN-4(3H)-ON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FELICIA ANGELLINA

4. Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian ini, akan diuji aktivitas antiinflamasi senyawa turunan benzoiltiourea sebagai berikut:

Gambar 1.1 Struktur khalkon

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Gambar 1.1. Struktur asam asetilsalisilat (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. usaha penelitian untuk mencari senyawa baru semakin berkembang dengan pesat.

YENY KURNIAWATI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENAMBAHAN METIL BENZALDEHIDA DAN METOKSI BENZALDEHIDA PADA SINTESIS TURUNAN 2(p-KLOROFENIL)KUINAZOLIN-4(3H)-ON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

PERBANDINGAN EFEK ANTIINFLAMASI SENYAWA ASAM 4-t-BUTILSINAMAT HASIL SINTESIS DAN ASAM SINAMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAT PAW OEDEMA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN MORFOLIN DAN PIPERAZIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. semi sintetik yang diperoleh dari suatu bahan alam atau secara biologis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan,

PENGARUH PENAMBAHAN GUGUS METOKSI PADA SINTESIS TURUNAN N -FENIL-2- METOKSIBENZOHIDRAZIDA DARI ASAM SALISILAT

PENGARUH PENAMBAHAN PIPERAZIN DAN PIPERIDIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

PENGARUH GUGUS KLORO PADA SENYAWA 3-KLOROBENZOIL KLORIDA DALAM SINTESIS ASAM 2-(3-KLOROBENZOILOKSI)BENZOAT DENGAN METODE IRADIASI GELOMBANG MIKRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

PENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN p-kloro DAN 3,4-DIKLORO TERHADAP SINTESIS SENYAWA TURUNAN N-FENIL-N -BENZOILTIOUREA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN O H O-CH 2 -CH=CH 2 CH 2 CH=CH 2

PENGARUH JUMLAH DAN POSISI SUBSTITUEN KLORO PADA ANILIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-FENIL-N -2-KLOROBENZOILTIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

Transkripsi:

BAB I PEDAULUA Asam salisilat merupakan kelompok senyawa obat yang telah dipergunakan secara luas karena memiliki efek sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi. Turunan asam salisilat yang paling umum digunakan adalah asam asetil salisilat (asetosal). Asetosal sering digunakan untuk mengurangi sakit kepala, inflamasi, nyeri sendi, juga beberapa pengobatan serangan jantung dan stroke pada orang tua (Fadeyi et al., 2004). Asam salisilat dan turunannya termasuk dalam golongan obat antiinflamasi non steroid (on Steroidal Anti-inflammatory Drugs = SAIDs). bat-obatan SAIDs bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (X) sehingga menyebabkan konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin terganggu. Selain X, 5-lipoksigenase (5-L) merupakan salah satu enzim penting yang terlibat dalam proses metabolisme asam arakidonat. Derivat hidrazon memiliki karakter farmakoforik untuk menghambat X dan tipe hidrazon merupakan dual inhibitor terhadap enzim X dan 5-L. leh karena itu senyawa ini dipelajari sebagai agen analgesik dan antiinflamasi yang lebih poten dibandingkan SAIDs (Almasirad et al., 2005; Wilmana & Gan, 2007). Modifikasi struktur asam mefenamat, suatu SAIDs turunan antranilat, menjadi bentuk hidrazidanya telah terbukti memberikan kontribusi bagi dunia kefarmasian. Modifikasi tersebut dilakukan oleh Almasirad et al. (2005) dengan mengganti gugus karboksil dari asam mefenamat (gambar 1.1a.) dengan gugus hidrazida. 1

2 Ar 3 3 3 (a) (b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil 3 Dari hasil uji analgesik dengan metode writhing test terhadap mencit jantan didapatkan kesimpulan bahwa senyawa turunan hidrazida dari asam mefenamat (gambar 1.1b.) memiliki aktivitas analgesik yang lebih poten dibandingkan dengan asam mefenamat sebagai kontrolnya. Senyawasenyawa yang memiliki aktivitas analgesik tersebut kemudian dilakukan uji antiinflamasi dengan metode carrageenan-induced rat paw edema. asil uji menunjukkan inhibisi edema yang signifikan dibandingkan asam mefenamat pada satu jam pertama setelah penyuntikan carrageenan (Almasirad et al., 2005). Seperti pada asam mefenamat, asam salisilat (gambar 1.2a) juga memiliki gugus karboksil pada strukturnya. Penggantian gugus karboksil dari asam salisilat dengan gugus hidrazida (gambar 1.2b.) diharapkan menghasilkan senyawa turunan salisilhidrazida dengan aktivitas analgesik yang lebih besar dibandingkan asam salisilat. Berdasarkan hasil penelitian Almasirad et al. (2005), maka pada penelitian ini akan disintesis senyawa turunan salisilhidrazida. amun pada penelitian ini hanya dilakukan sintesis senyawa dan tidak dilakukan uji aktivitas farmakologik.

3 Ar (a) (b) Gambar 1.2. Struktur asam salisilat (a) dan struktur turunan salisilhidrazida (b) Substituen kloro (l) sering disisipkan pada struktur molekul obat, misalnya diklofenak, suatu SAID turunan asam arilasetat yang banyak digunakan serta memiliki aktivitas analgesik yang poten. Atom l pada 2- kloro mempunyai nilai π dan σ positif sehingga interpretasi yang sederhana adalah terjadinya peningkatan aktivitas yang disebabkan oleh peningkatan sifat lipofilik dan elektronik (Susilowati & Siswandono, 2008). Adanya 2 atom kloro pada 2,4-dikloro menyebabkan lipofilisitasnya lebih besar, sehingga ditinjau dari peran lipofilik dalam penembusan membran diperkirakan aktivitasnya lebih besar pula. leh karena itu diharapkan dua senyawa baru hasil sintesis yang memiliki substituen kloro pada strukturnya memiliki efek analgesik yang lebih besar dibanding senyawa awalnya. Pada penelitian ini akan disintesis senyawa -(2-klorobenziliden)- 2-hidroksibenzohidrazida (senyawa 1) dan senyawa -(2,4-diklorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida (senyawa 2) (gambar 1.3). Adapun pada penelitian ini diperlukan senyawa yang digunakan sebagai pembanding, yaitu senyawa -benziliden-2-hidroksibenzohidrazida (senyawa 3). Tujuan membandingkan senyawa 1 dan senyawa 2 terhadap senyawa 3 adalah untuk mengetahui pengaruh substituen l (kloro) pada benzaldehida terhadap rendemen sintesis turunan salisilhidrazida.

4 l l -(2-klorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida (Senyawa 1) -(2,4-diklorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida (Senyawa 2) l -benziliden-2-hidroksibenzohidrazida (Senyawa 3) Gambar 1.3. Struktur ketiga senyawa turunan salisilhidrazida yang akan disintesis. Untuk memperoleh senyawa 1, senyawa 2, dan senyawa 3 tidak dapat dilakukan hanya dengan satu tahap reaksi, sehingga akan disintesis melalui dua tahapan reaksi. Reaksi pada tahap pertama adalah reaksi substitusi asil nukleofilik antara metil salisilat dengan suatu hidrazina yaitu hidrazin hidrat, yang kemudian menghasilkan 2-hidroksibenzohidrazida. Reaksi pada tahap kedua adalah adisi nukleofilik di mana hasil dari reaksi pertama (2-hidroksibenzohidrazida) direaksikan dengan 2-klorobenzaldehida untuk menghasilkan senyawa 1; 2,4-diklorobenzaldehida untuk menghasilkan senyawa 2; dan benzaldehida untuk menghasilkan senyawa 3 seperti yang tercantum dalam Gambar 1.4 berikut ini.

5 I. Tahap I 3 + 2 2 + 3 2 II. Tahap II metil salisilat hidrazin 2-hidroksibenzohidrazida 2-hidroksibenzohidrazida 2 + R benzaldehida turunan salisilhidrazida Gambar 1.4. Tahapan sintesis turunan salisilhidrazida Keterangan: R= -; -2-kloro; -2,4-dikloro R + 2 Beberapa tahun terakhir ini, penggunaan microwave oven sebagai pemanas dalam sintesis senyawa organik berkembang dengan pesat. Penggunaan gelombang mikro sebagai pemanas memberikan beberapa keuntungan seperti peningkatan kecepatan reaksi sehingga waktu reaksi yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan dengan pemanasan secara konvensional, pengerjaan yang lebih mudah setelah berlangsungnya reaksi, dan selektivitas yang lebih baik. Bahkan, penggunaan gelombang mikro mengarahkan pada sintesis senyawa organik yang efisien, ramah lingkungan, dan hemat biaya (Jain et al., 2007). Sintesis berbagai macam turunan hidrazida, termasuk turunan salisilhidrazida telah dilakukan dengan pemanasan secara konvensional dan iradiasi gelombang mikro. Reaksi tahap pertama dalam penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh Jain et al. (2007), yaitu campuran metil salisilat dan hidrazin hidrat diiradiasi dalam suatu microwave oven. asil yang didapat

6 sebesar 90%. asil ini lebih besar dibandingkan dengan pemanasan konvensional yaitu 65%. Reaksi tahap kedua dalam penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya. amun, mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Awasthi et al. (2007), karboksilat hidrazida ditambahkan dengan suatu aldehida aromatis (Ar-) dapat membentuk senyawa turunan hidrazida rantai panjang alifatis. Keseluruhan hasil sintesis dengan menggunakan iradiasi gelombang mikro yaitu antara 85-90% sementara hasil sintesis dengan pemanasan secara konvensional sebesar 30-55%. Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya (Almasirad et al., 2005, Awasthi et al., 2007; Jain et al., 2007), diketahui bahwa beberapa metode untuk sintesis senyawa turunan hidrazida telah dikembangkan. amun, masih perlu dicoba untuk mencari metode alternatif yang cepat dan hasil relatif banyak. Maka pada penelitian ini, sintesis senyawa turunan salisilhidrazida dilakukan dengan iradiasi gelombang mikro. Pengaruh substituen kloro (l) pada benzaldehida pada sintesis turunan salisilhidrazida dapat diketahui pada reaksi tahap kedua penelitian ini. Reaksi tersebut ditentukan oleh kecepatan pembentukan ion karbonium dari gugus karbonil. Adanya substituen kloro pada benzaldehida memiliki efek induksi negatif (penarik elektron) yang lebih besar dibandingkan efek resonansinya sehingga substituen kloro menurunkan kerapatan elektron pada benzena dan menyebabkan ion karbonium lebih sulit terbentuk (McMurry, 2008). Pengaruh substituen kloro (l) ditunjukkan melalui perbedaan rendemen hasil sintesis senyawa 1 dan senyawa 2 terhadap senyawa 3. Secara teoritis, rendemen hasil sintesis senyawa 3 > senyawa 1 > senyawa 2. Senyawa hasil sintesis akan diuji kemurniannya dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan penentuan titik lebur, sedangkan

7 identifikasi struktur akan ditentukan dengan metode spektrofotometri ultraviolet (UV), spektrofotometri inframerah (IR), dan spektroskopi hidrogen resonansi magnet inti (RMI- 1 ). Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah senyawa -benziliden-2-hidroksibenzohidrazida dapat dihasilkan melalui reaksi antara 2-hidroksibenzohidrazida dengan benzaldehida dan berapa rendemen hasil yang didapat? 2. Apakah senyawa -(2-klorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida dapat dihasilkan melalui reaksi antara 2-hidroksibenzohidrazida dengan 2-klorobenzaldehida dan berapa rendemen hasil yang didapat? 3. Pada kondisi dan metode sintesis yang sama, bagaimanakah pengaruh substituen 2-kloro pada benzaldehida yang dibandingkan dengan benzaldehida terhadap rendemen hasil sintesis turunan salisilhidrazida? 4. Apakah senyawa -(2,4-diklorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida dapat dihasilkan melalui reaksi antara 2-hidroksibenzohidrazida dengan 2,4-diklorobenzaldehida dan berapa rendemen hasil yang didapat? 5. Pada kondisi dan metode sintesis yang sama, bagaimanakah pengaruh substituen 2,4-dikloro pada benzaldehida yang dibandingkan dengan benzaldehida terhadap rendemen hasil sintesis turunan salisilhidrazida? Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka berikut ini diuraikan yang menjadi tujuan penelitian yaitu: 1. Mensintesis senyawa -benziliden-2-hidroksibenzohidrazida melalui reaksi antara 2-hidroksibenzohidrazida dan benzaldehida.

8 2. Mensintesis senyawa -(2-klorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida melalui reaksi antara 2-hidroksibenzohidrazida dan 2-klorobenzaldehida. 3. Mengetahui pengaruh substituen 2-kloro pada benzaldehida yang dibandingkan dengan benzaldehida terhadap rendemen sintesis turunan salisilhidrazida. 4. Mensintesis senyawa -(2,4-diklorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida melalui reaksi antara 2-hidroksibenzohidrazida dan 2,4- diklorobenzaldehida. 5. Mengetahui pengaruh substituen 2,4-dikloro pada benzaldehida yang dibandingkan dengan benzaldehida tanpa substituen terhadap rendemen sintesis turunan salisilhidrazida. ipotesis dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Senyawa -benziliden-2-hidroksibenzohidrazida dapat disintesis melalui reaksi antara 2-hidroksibenzohidrazida dan benzaldehida. 2. Senyawa -(2-klorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida dapat disintesis melalui reaksi antara 2-hidroksibenzohidrazida dan 2- klorobenzaldehida. 3. Rendemen hasil sintesis senyawa -(2-klorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida lebih kecil dari -benziliden-2-hidroksibenzohidrazida. 4. Senyawa -(2,4-diklorobenziliden)-2-hidroksibenzohidrazida dapat disintesis melalui reaksi antara 2-hidroksibenzohidrazida dan 2,4-diklorobenzaldehida. 5. Rendemen hasil sintesis senyawa -(2,4-diklorobenziliden)-2- hidroksibenzohidrazida lebih kecil dari -benziliden-2-hidroksibenzohidrazida.

9 Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam: 1. Memberikan sumbangan informasi dan dasar bagi penelitian selanjutnya dalam bidang sintesis untuk dapat menghasilkan turunan salisilhidrazida dengan rendemen yang cukup besar menggunakan metode yang cepat, mudah dan murah. 2. Mengubah metil salisilat menjadi senyawa lain yang lebih bermanfaat, yaitu senyawa turunan salisilhidrazida yang diharapkan memiliki aktivitas lebih baik dan dapat digunakan sebagai obat analgesik baru sehingga berguna dalam perkembangan ilmu kefarmasian.