ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG ADA DI BURSA EFEK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM EMITEN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN AGROINDUSTRI YANG TERDAFTAR PADA INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB II KAJIAN TEORI. pendapatan terhadap penjualan. Darsono dan Ashari (2005). Laba. Shim, mengatakan (1) margin laba bersih sama dengan laba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB V PENUTUP. on Asset, Return On Equity, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Net

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Oleh: Novia Kasyaretta Ananda Putri Administrasi Bisnis, Universitas Diponegoro, Indonesia Dosen Pembimbing:

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan ( Signalling Theory ) Teori pesinyalan menunjukkan adanya asimetri informasi antara

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan Self Regulatory Organization (SRO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

PENGARUH RETURN ON ASSETS

0BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal, ada kegiatan terpenting yang perlu dilakukan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan investor untuk mempunyai beberapa pilihan investasi yang

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG ADA DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh signifikan antara kinerja keuangan pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45 untuk periode 2004-2008, baik secara parsial maupun simultan pada masing-masing sektor. Metodologi Penelitian dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu ikhtisar keuangan (annual report) dan ringkasan kinerja. Adapun data tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) BEJ. Untuk menilai kinerja antara lain dengan menggunakan ROA, ROE, NPM, OPM, DER, PBV, EPS dan PER. Teknis analisis dengan menggunakan SPSS, pengujian hipotesis penelitian dengan uji t (secara parsial) dan uji F (simultan). Kata kunci : Kinerja Keuangan, LQ45, Harga Saham PENDAHULUAN Kebijakan moneter yang ditetapkan akibat krisis moneter dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas, secara langsung mempengaruhi perilaku pemodal dengan kinerja emiten. Setiap harinya harga saham di pasar sekunder selalu bergerak, terkecuali saham-saham yang telah dikategorikan tidur ataupun tidak ada yang menginginkan saham tersebut. Perubahan ini disebabkan banyaknya perputaran saham atau frekuensi yang match pada pasar sekunder. Melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana baik berupa modal sendiri maupun modal pinjaman. Apabila ingin memperoleh modal sendiri maka perusahaan yang bersangkutan dapat menerbitkan saham kemudian dijual sehingga memperoleh modal sendiri. Untuk mendapatkan modal melalui penjualan saham, maka perusahaan tersebut harus mencatatkan efeknya di pasar modal melalui proses go public. Mengingat perusahaan yang telah go public adalah milik masyarakat umum yang telah menanamkan modalnya, maka perusahaan wajib menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. 1

Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi calon investor karena dari laporan keuangan inilah dapat diketahui kinerja dari suatu perusahaan. Kinerja adalah ukuran keberhasilan dari setiap bisnis. Berbagai teknik pengukuran kinerja telah dikembangkan untuk memberikan gambaran yang tepat dari setiap bisnis. Kinerja manajemen dan kegiatan operasional yang baik dapat meningkatkan laba bersih sehingga membuat harga per saham menjadi tinggi. Dalam menanamkan modalnya, investor akan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaan mana modal akan ditanamkan. Perusahaan yang dipilih tentu saja perusahaan yang sehat dan menghasilkan kinerja yang baik Indeks LQ 45 sebagai salah satu indikator indeks saham di BEI, dapat dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham. Indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas tinggi. Rasio keuangan sebagai instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan (Return on assets, Return on equity, Net profit margin, Operating profit margin, Debt to equity ratio, Price to book value, Earning per share dan Price earning ratio) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada masing-masing sektor pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan (Return on assets, Return on equity, Net profit margin, Operating profit margin, Debt to equity ratio, Price to book value, Earning per share dan Price earning ratio) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada masing-masing sektor pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. 2

TELAAH PUSTAKA Pasar Modal Pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan dalam rangka memperkuat struktur modal perusahaan sehingga perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana bagi operasi perusahaan. Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia, adalah : 1. Saham (Stock) 2. Saham Preferen (Preferred Stock) 3. Obligasi (Bond) 4. Obligasi Konversi (Convertible Bond) 5. Right (Right) 6. Waran (Warrant) Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyerta atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. (Darmadji, 2006:17). Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Faktor yang mempengaruhi Harga Saham a. Deviden Deviden adalah bagian laba atau pendapatan dalam perusahaan yang ditetapka oleh direksi dan disyahkan oleh RUPS untuk dibagikan kepada pemegang saham. b. Pemecahan Saham (Stock Split) Pemecahan saham adalah pemecahan satu saham lama menjadi beberapa saham baru. Dalam pemecahan saham tidak terjadi pemindahbukuan dari laba ditahan ke dalam modal disetor sebagai mana yang dilakukan dalam deviden saham. Dengan pemecaham saham, jumlah modal yang disetor tidak berubah, hanya saja jumlah saham biasa yang beredar akan ditambah. c. Pembelian Kembali Saham (Repurchase Of Stock) Pembelian kembali saham adalah salah satu pilihan bagi perusahaan dalam memanfaatkan dana hasil operasi perusahaan. Saham biasa yang telah beredar 3

itu dibukukan sebagai treasury of stock. Pemikiran logis dari pembelian kembali saham adalah sebagai berikut, dengan pembelian kembali saham maka saham biasa yang beredar akan berkurang. Berkurangnya saham biasa yang beredar diharapkan akan meningkatkan laba per saham. d. Right Issue Right issue adalah penawaran saham kepada pemeganh saham lama yang ada dimana pemegang saham lama berhak untuk membeli saham baru dengan harga yang ditetapkan (excercise price). Harga tersebut harus dibawah harga pasar, namun tidak boleh dibawah harga normal. Besarnya jumlah saham yang akan diterbitkan menentukan dalam rasio sahan baru dibandingkan saham yang beredar atau yang sudah ada. Indeks LQ 45 Indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih setelah melalui kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar saham tersebut. Kriteria pemilihan saham untuk indeks LQ45 adalah sebagai berikut: ( Farid & Siswanto, 1998 ) 1. Masuk dalam rangking 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir) 2. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir ) 3. Telah tercatat di BEJ minimal 3 bulan. 4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Kinerja Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan, pengertian kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu : Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investement) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007 : 17). 4

Laporan Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang memungkinkan analisis untuk menelaah kondisi dan hasil dari suatu usaha. Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai arti dari laporan keuangan adalah sebagai berikut : Menurut Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:2). Bentuk Laporan Keuangan 1. Neraca (aktiva, kewajiban dan modal) 2. Laporan Laba/Rugi (pendapatan, biaya dan laba/rugi) 3. Laporan Perubahan Modal (bertambah atau berkurangnya modal) 4. Laporan Arus Kas (arua kas masuk dan keluar) Variabel Rasio Sebagai Ukuran Kinerja Perusahaan Return On Assets (ROA) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan ini kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivitasnya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efiktivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Return On Equity (ROE) Laba bersih dibagi rata-rata ekuitas. Rata-rata ekuitas diperoleh dari ekuitas awal periode ditambah akhir periode dibagi dua. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Net Profit Margin (NPM) Laba bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan seberapa besar presentase keuntungan bersih yang 5

diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsure pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan dari rasio ini adalah memasukan pos atau item yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan. Operating Profit Margin (OPM) Operating Profit Margin (OPM) merupakan ukuran tingkat laba operasi dibandingkan dengan penjualan bersih. Laba operasi merupakan kemampuan perusahaan di dalam menjalankan operasi. Laba operasi juga mencerminkan seberapa besar efisiensi dan efektifitas dari operasi perusahaan untuk mendapatkan laba. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini menjelaskan presentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Price to Book Value (PBV) Price to Book Value (PBV) merupaakan rasio yang menunjukkan apakah harga pasar saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut atau biasa disebut apakah harga saham tersebut overvalued atau undervalued. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kinerja dari perusahaan mempunyai pengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Rasio dari PBV bisa dikatakan juga sebagai rasio untuk mengukur kinerja dari perusahaan tersebut. Earning Per Share (EPS) Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham.eps adalah rasio keuangan yang paling sering digunakan untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan perlembar saham bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek positif pada harga saham. Oleh karena itu perusahaan yang stabil biasanya memperlihatkan stabilitas pertumbuhan EPS setiap triwulannya dan berfluktuatif jika sebaliknya. Price Earning Ratio (PER) PER mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai suatu saham, rasio ini merupakan suatu indikasi tentang harapan masa depan perusahaan. PER merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang diharapkan, maka semakin tinggi pula PER. 6

METODOLOGI PENELITIAN Objek yang digunakan dalam skripsi ini adalah saham perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2004 sampai dengan 2008 dan termasuk dalam indeks LQ45 dan tercatat sebagai emiten sejak tehun 2004 sampai dengan 2008. Hipotesis yang digunakan dalam skripsi ini adalah : H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara kinerja keuangan (Return on assets, Return on equity, Net profit margin, Operating profit margin, Debt to equity ratio, Price to book value, Earning per share dan Price earning ratio) dengan harga saham. Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara kinerja keuangan (Return on assets, Return on equity, Net profit margin, Operating profit margin, Debt to equity ratio, Price to book value, Earning per share dan Price earning ratio) dengan harga saham. H0 : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara kinerja keuangan (Return on assets, Return on equity, Net profit margin, Operating profit margin, Debt to equity ratio, Price to book value, Earning per share dan Price earning ratio) secara simultan terhadap harga saham. Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara kinerja keuangan (Return on assets, Return on equity, Net profit margin, Operating profit margin, Debt to equity ratio, Price to book value, Earning per share dan Price earning ratio) secara simultan terhadap harga saham. 7

PEMBAHASAN KINERJA KEUANGAN Analisis Regresi Analisis regresi dan pengujian hipotesa secara parsial (uji t) Variable independent yang berpengaruh dari masing-masing sektor adalah : a. Sektor Pertanian df = 6 t tabel = 2,447 1. Hipotesis menyatakan bahwa Price Book Value (PBV) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari PBV dapat dilihat nilai t hitung adalah 4,397 dan t tabel sebesar 2,447. Karena t hitung > t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara PBV terhadap harga saham pada sektor pertanian. tetapi berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Yaitu harga pasar saham yang diperdagangkan oleh perusahaan di diatas nilai buku saham. b. Sektor Pertambangan df = 21 t tabel = 2,080 1. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Price Book Value (PBV) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari PBV dapat dilihat nilai t hitung adalah 2,374 dan t tabel sebesar 2,080. Karena t hitung > t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara PBV terhadap harga saham pada sektor Pertambangan, tetapi berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Artinya harga pasar saham yang diperdagangkan oleh perusahaan di bawah nilai buku saham. 2. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari PER dapat dilihat nilai t hitung adalah 3,528 dan t tabel sebesar 2,080. Karena t hitung > t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara PER terhadap harga saham pada sektor Pertambangan. PER berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Artinya perusahaan benar-benar maksimal dalam menghasilkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang 8

atau tingkat pertumbuhan PER rendah dengan harga saham yang ditentukan terlalu tinggi (overvalued). c. Sektor Industri dasar dan kimia df = 6 t tabel = 2,447 1. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Return On Assats (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari ROA dapat dilihat nilai t hitung adalah -3,321 dan t tabel sebesar 2,447. Karena -t hitung < -t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara ROA terhadap harga saham pada sektor Industri dasar dan Kimia. Karena β bernilai negatif sehingga ROA berpengaruh negatif terhadap harga saham. Artinya perusahaan kurang maksimal dalam pengelolaan asset untuk menghasilkan laba, semakin tinggi ROA akan semakin tinggi harga saham yang ditentukan, begitu juga sebaliknya. 2. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Price Book Value (PBV) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari PBV dapat dilihat nilai t hitung adalah 3,769 dan t tabel sebesar 2,447. Karena t hitung > t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara PBV terhadap harga saham pada sektor Industri dasar dan Kimia, tetapi berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Artinya harga pasar saham yang diperdagangkan oleh perusahaan di bawah nilai buku saham. d. Sektor Aneka Industri df = 1 t tabel = 12,706 Pada sektor aneka industri tidak ada variable independent yang berpengaruh. e. Sektor Industri Barang dan Konsumsi df = 6 t tabel = 2,447 1. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Price Book Value (PBV) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari PBV dapat dilihat nilai t hitung adalah 4,158 dan t tabel sebesar 2,447. Karena t hitung > t table maka HO diterima. Artinya secara parsial ada pengaruh antara PBV terhadap harga saham pada sektor Industri barang dan konsumsi, tetapi berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Artinya harga pasar saham yang diperdagangkan oleh perusahaan di bawah nilai buku saham. 9

2. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari EPS dapat dilihat nilai t hitung adalah 3,863 dan t tabel sebesar 2,447. Karena t hitung > t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara EPS terhadap harga saham pada sektor Industri barang dan konsumsi, berpengaruh secara positif. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Artinya tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham benar-benar maksimal. f. Sektor Property dan Real Estat df = 6 t tabel = 2,447 1. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Price Book Value (PBV) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari PBV dapat dilihat nilai t hitung adalah 4,889 dan t tabel sebesar 2,447. Karena t hitung > t table maka HO diterima. Artinya secara parsial ada pengaruh antara PBV terhadap harga saham pada sektor Property dan real estat, tetapi berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Artinya harga pasar saham yang diperdagangkan oleh perusahaan di bawah nilai buku saham. g. Sektor Infrastruktur df = 11 t tabel = 2,201 1. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Price Book Value (PBV) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari PBV dapat dilihat nilai t hitung adalah 3,734 dan t tabel sebesar 2,201. Karena t hitung > t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara PBV terhadap harga saham pada sektor Infrastruktur, tetapi berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Artinya harga pasar saham yang diperdagangkan oleh perusahaan di bawah nilai buku saham. 2. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari EPS dapat dilihat nilai t hitung adalah 11,337 dan t tabel sebesar 2,201. Karena t hitung > t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara EPS terhadap harga saham pada sektor Infrastruktur, berpengaruh secara positif. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Artinya tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham benar-benar maksimal 10

h. Sektor Keuangan df = 6 t tabel = 2,447 1. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari ROE dapat dilihat nilai t hitung adalah -4,151 dan t tabel sebesar 2,447. Karena -t hitung < -t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara ROE terhadap harga saham pada sektor keuangan. Tetapi berpengaruh sacara negative. Karena β bernilai nigatif sehingga ROE berpengaruh negatif terhadap harga saham. Artinya kemampuan perusahaan kurang maksimal dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba, jika tingkat pertumbuhan nilainya tinggi maka nilai harga saham yang ditentukan juga akan semakin tinggi. 2. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Hasil uji regresi dari EPS dapat dilihat nilai t hitung adalah 2,519 dan t tabel sebesar 2,447. Karena t hitung > t table maka HO ditolak. Artinya secara parsial ada pengaruh antara EPS terhadap harga saham pada sektor keuangan, berpengaruh secara positif. Hal ini terlihat dari β yang bernilai positif. Artinya tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham benar-benar maksimal i. Sektor Perdagangan df = 1 t tabel = 12,706 Pada sektor aneka industri tidak ada variable independent yang berpengaruh. Analisis pengaruh variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (uji F) a. Sektor Pertanian df 1 = 8 df 2 = 6 F tabel = 4,147 Hasil uji regresi diatas adalah α =5% nilai F hitung 8 variabel dari sektor pertanian menunjukkan angka 13,336 dan F tabel adalah 4,147. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. 11

Hal tersebut dikarenakan investor pada sektor pertanian di dalam berinvestasi akan selalu mempertimbangkan ke 8 variabel independen tersebut di atas sehingga secara otomatis harga saham akan terpengaruh. b. Sektor Pertambangan df 1 = 8 df 2 = 21 F tabel = 2,420 Hasil uji regresi diatas adalah α =5% nilai F hitung 8 variabel dari sektor pertambangan menunjukkan angka 17,464 dan F tabel adalah 2,420. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan investor pada sektor pertambangan di dalam berinvestasi akan selalu mempertimbangkan ke 8 variabel independen tersebut di atas sehingga secara otomatis harga saham akan terpengaruh. c. Sektor Industri dasar dan kimia df 1 = 8 df 2 = 6 F tabel = 4,147 Hasil uji regresi diatas adalah α =5% nilai F hitung 8 variabel dari sektor industry dasar dan kimia menunjukkan angka 13,679 dan F tabel adalah 4,147. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan investor pada sektor industry dasar dan kimia di dalam berinvestasi akan selalu mempertimbangkan ke 8 variabel independen tersebut di atas sehingga secara otomatis harga saham akan terpengaruh. d. Sektor Aneka Industri df 1 = 8 df 2 = 1 F tabel = 238,884 Hasil uji regresi diatas adalah α =5% nilai F hitung 8 variabel dari sector aneka industri menunjukkan angka 246,897 dan F tabel adalah 238,884. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap 12

harga saham. Hal tersebut dikarenakan investor pada sektor aneka industri di dalam berinvestasi akan selalu mempertimbangkan ke 8 variabel independen tersebut di atas sehingga secara otomatis harga saham akan terpengaruh. e. Sektor Industri Barang dan Konsumsi df 1 = 8 df 2 = 6 F tabel = 4,147 Hasil uji regresi diatas adalah α =5% nilai F hitung 8 variabel dari sector industry barang dan konsumsi menunjukkan angka 77,591 dan F tabel adalah 4,147. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan investor pada sektor industry barang dan konsumsi di dalam berinvestasi akan selalu mempertimbangkan ke 8 variabel independen tersebut di atas sehingga secara otomatis harga saham akan terpengaruh. f. Sektor Property dan Real Estat df 1 = 8 df 2 = 6 F tabel = 4,147 Hasil uji regresi diatas adalah α =5% nilai F hitung 8 variabel dari sector property dan real estat menunjukkan angka 20,301 dan F tabel adalah 4,147. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan investor pada sektor property dan real estat di dalam berinvestasi akan selalu mempertimbangkan ke 8 variabel independen tersebut di atas sehingga secara otomatis harga saham akan terpengaruh. g. Sektor Infrastruktur df 1 = 8 df 2 = 11 F tabel = 2,948 Hasil uji regresi diatas adalah α =5% nilai F hitung 8 variabel dari sector infrastruktur menunjukkan angka 78,046 dan F tabel adalah 2,948. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share 13

(EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan investor pada sektor infrastruktur di dalam berinvestasi akan selalu mempertimbangkan ke 8 variabel independen tersebut di atas sehingga secara otomatis harga saham akan terpengaruh. h. Sektor Keuangan df 1 = 8 df 2 = 6 F tabel = 4,147 Hasil uji regresi diatas adalah α =5% nilai F hitung 8 variabel dari sector Keuangan menunjukkan angka 7,597 dan F tabel adalah 4,147. Karena F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan investor pada sektor keuangan di dalam berinvestasi akan selalu mempertimbangkan ke 8 variabel independen tersebut di atas sehingga secara otomatis harga saham akan berpengaruh. i. Sektor Perdagangan df 1 = 8 df 2 = 1 F tabel = 238,884 Hasil uji regresi diatas adalah α =5% nilai F hitung 8 variabel dari sector perdagangan menunjukkan angka 42,634 dan F tabel adalah 238,884 Karena F hitung < F tabel maka Ho diterima. Disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut mungkin disebabkan para investor dalam berinvestasi tidak mempertimbangkan ke 8 variabel independen yang digunakan perusahaan sebagai perhitungan kinerja keuangan, sehingga harga saham pada sektor perdagangan tidak akan berpengaruh. 14

KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dalam skripsi ini bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari ke 8 variable independent tersebut adalah secara parsial yang berpengaruh terhadap harga saham yaitu sektor Pertanian hanya PBV saja yang berpengaruh, sektor pertambangan rasio PBV & PER yang berpengaruh tar hadap harga saham, sektor industri dasar & kimia ROA & PBV yang berpengaruh, sektor aneka industri tidak ada satu pun rasio yang berpengaruh, sektor industri barang konsumsi rasio PBV & EPS yang berpengaruh secara parsial terhadap harga saham, sektor property hanya rasio PBV saja yang berpengaruh, sektor infrastrukturrasio PBV & EPS yang berpengaruh, sektor keuanganhanya dua rasio yaitu ROE & EPS yang berpengaruh terhadap harga saham, dan sektor perdagangan tidak ada satu rasiopun yang berpengaruh. Sedangkan untuk pengaruh secara simultan, hanya sektor perdagangan saja yang tidak berpengaruh dari 8 rasio yang digunakan dalam penelitian. 15

DAFTAR PUSTAKA Adiningsih Sri, Farid Harianto. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi. Jakarta : PT Bursa Efek Jakarta. Adytia. 2004. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahan Sektor Makanan Dan Minuman Yang Tercatat Di Bursa Efek Surabaya. (www.google.com : 9 Mai 2009). Arif Pratisto. 2009. Statistik memjadi mudah dengan SPSS 17. Jakarta : Elex Media Komputindo. Astutik Esti Puji. 2005. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman praktis memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : ANDI. Dwi Priyatno. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standart Akuntansi Keuangan per 1 September 2007. Jakarta: Salemba Empat. Isti Fadah, Markus Apriono & M. Shodiqin. Analisis Rasio-rasio Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Industri Barang Konsumsi yang Listed di BEJ., Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol 1 No. 1, Februari 2005. John J. Wild, K. R. Subramanyam, Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8. Buku 2. Jakarta : Salemba empat. Jonathan Sarwono. 2006. Analisis Data Penelitian menggunakan SPSS. Yogyakarta : ANDI. Mardiasmo. 2000. Akuntansi Keuangan Dasar. Yogyakarta : BPFE. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi ke 4 cetakan ke 13..Jakarta : Liberty. 16

Rahman Hakim. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Eva, Roa, Dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks Lq 45 Di Bursa Efek Jakarta (www.google.com : 29 mei 2009). Sawidji Widoatmodjo. 2005. Cara sehat investasi di pasar modal. Cetakan pertama. Edisi revisi. Jakarta : PT. elex media komputindo. Suad Husnan. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Susilo Raharjo. 2005. Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. (www.google.com : 23 Mei 2009). Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. Toto Prihadi. 2007. Mudah memahami Laporan Keuangan. Jakarta : PPM (Pengembangan Eksekutif). Ulupui, 1. G. K. A. Analisis Pengaruh Ratio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Probabilitas terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Dengan Industri Barang Konsumsi di BEJ). Bali: Universitas Udayana. (www.google.com : 7 Mei 2009). www.idx.co.id 17