BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah ( grant),

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa.

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB IV ANALISA DATA EVALUASI DATA.47. Belawan 47. Paksa Surat Paksa.57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..59. B. Saran...

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi perkembangan negara dalam satu dekade terakhir ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju keadaan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini status Indonesia masih menjadi negara berkembang, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi maupun sumber daya alam, namun sebagai Negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Negara Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaaan yang tidak sedikit dan salah satunya bersumber dari pajak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin besar untuk masa yang akan datang karena tujuan utama dari penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran rutin dan untuk membiayai pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM), Pajak Lain, dan Surat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. dimaklumi karena pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara, yang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pembangunan tersebut untuk mensejahterakan rakyat indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya akan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, yakni pada tahun 2015 besarnya belanja negara sebesar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I 1.PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dilakukan karena tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) salah satu kota terbesar di Indonesia, tidak luput dari keikutsertaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan, maka tidak terlepas dari pembahasan mengenai sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemajuan. negeri yaitu berupa pajak. Untuk dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang adil dan sejahtera, aman, tenteram, dan tertib, serta menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. Republik. Negara kita Negara Indonesia ini mempunyai sebuah landasan atau sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor perpajakan merupakan penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan peningkatan dalam penerimaan pajak. pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan salah satu tujuan nasional. Pembangunan yang adil dan merata di segala bidang memerlukan sumber penerimaan yang menunjang peningkatan sumber penerimaan negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan untuk membiayai pembangunan. Kebutuhan dana pembangunan yang tidak sedikit perlu segera dipenuhi dengan cara memberdayakan secara maksimal potensi penerimaan Dalam Negeri dari sektor migas dan non migas. Saat ini pajak menjadi penerimaan yang sangat diandalkan oleh pemerintah dari sektor non migas. Pajak merupakan cermin kemandirian suatu bangsa. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2013). Dari definisi tersebut dapat digaris bawahi bahwa pajak digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Peran serta masyarakat Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan guna tercapainya pembangunan yang adil dan makmur. 1

Rangkaian sistem untuk meningkatkan penerimaan pajak, pemerintah telah melakukan reformasi terhadap sistem perpajakan Indonesia pada tahun 1983. Melalui sistem ini, wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan pajaknya sendiri atau disebut self assessment system. Direktorat Jendral Pajak (DJP) dituntut untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban melaporkan pajak. Salah satu bentuk pengawasan tersebut adalah melalui pemeriksaan. Kewenangan Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan pemeriksaan tersebut diatur dalam pasal 28 Undang- Undang Ketentuan Umum perpajakan. Data yang menunjukkan penerimaan pajak dan total penerimaan negara adalah sebagai berikut : Tabel 1 Penerimaan Pajak dan Penerimaan Negara Penerimaan Pajak Penerimaan Negara Presentasi Penerimaan Tahun (dalam milyar) (dalam milyar) Pajak terhadap Penerimaan Negara 2012 980 518 1 332 323 76% 2013 1 148 365 1 497 521 77% 2014 1 310 219 1 661 148 79% Sumber : olahan penulis dari www.bps.go.id Namun dalam kenyataannya masih dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya utang pajak sebagaimana mestinya. Perkembangan jumlah tunggakan pajak dari waktu ke waktu mengalami jumlah yang semakin besar. Hal ini disebabkan karena minimnya 2

pengetahuan Wajib Pajak tentang perpajakan, menyebabkan banyak kesulitan dalam hal pelaksanaan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak, selain itu juga kelalaian Wajib Pajak dalam hal pelaksanaan pembayaran pajak, pajak sangat mengkhawatirkan di dalam hal penerimaan kas negara. Berdasarkan hasil observasi, tidak semua Wajib Pajak memahami cara pelaporan pajak yang ditanggungnya secara benar, baik itu dari mulai melaporkannya pada siapa, bagaimana cara melapornya maupun prosedur pelaporan yang harus dijalani oleh Wajib Pajak dalam membayar pajaknya. Hal tersebut menjadi kendala dalam pelaksanaan pengawasan pelaporan Pajak Keadaan ini akan berdampak terhadap sistem Self Assessment, yaitu sistem ini akan menjadi tidak efektif. Kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menghitung jumlah pajak dan melaporkannya secara tidak lengkap masih sangat besar. Langkah efektif perlu segera diambil untuk menjaga penerimaan pajak sekaligus sebagai wujud tertib administrasi yang dilakukan oleh aparat dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Diwakilkan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang merupakan kantor pelayanan terpadu disetiap daerah akan tetap melakukan analisis atas kewajaran nilai pajak yang disetorkan oleh wajib pajak. Apabila berdasarkan analisis, wajib pajak dinyatakan tidak atau kurang bayar, maka kantor pajak akan melakukan tindakan. Salah satu tindakan penegakan hukum yang kongkrit adalah dengan mengeluarkan surat-surat ketetapan pajak. Menurut Mardiasmo (2011:41) surat ketetapan 3

Pajak terdiri dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN),dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) selain mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak kantor pajak juga dapat memgeluarkan Surat Tagihan Pajak, kedua surat tersebut mempunyai kekuatan hukum, sehingga dalam penagihannya dapat dilakukan dengan Surat Paksa. Surat Tagihan pajak merupakan surat pertama yang dikeluarkan jika wajib pajak dari hasil penelitiannya terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung, wajib pajak dikenai sanksi adinistrasi berupa denda dan/atau bunga, pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu (Mardiasmo 2011:45). Surat Tagihan Pajak diterbitkan dengan tujuan untuk menjaga penerimaan negara yang seharusnya diterima dari sektor pajak. Surat tagihan pajak diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) juga dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang memiliki wilayah kerja di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang yang terdiri dari 21 kecamatana di Kabupaten dan 3 kecamatan di Kota Magelang. Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) merupakan salah satu bentuk kegiatan intensifikasi pajak yang berorientasi pada peningkatan penerimaan pajak. Intensifikasi pajak adalah penigkatan 4

intensitas pungutan terhadap suatu subyek dan obyek pajak yang potensial namun belum tergarap atau terjaring pajak serta memperbaiki kinerja pemungutan agar mengurangi kecerobohan-kecerobohan yang ada. Upaya intensifikasi pajak dapat ditempuh dengan penyempurnaan Undang-Undang Pajak, Peningkatan mutu pegawai atau petugas pemungut, dan penyempurnaan adminsitrasi pajak. Adanya kesinambungan antara penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) dengan penerimaan pajak membuat Accoount Representative di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang giat menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP). Apakah penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) yang semakin banyak akan mengakibatkan penerimaan pajak yang semakin meningkat atau justru sebaliknya. Jika dilihat dari penjelasan diatas, surat tagihan pajak dapat mendorong wajib pajak untuk melunasi pajak terutang sehingga akan manambah penerimaan pajak negara. Akan tetapi berapa jumlah presentasi penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) yang efektif agar menghasilkan penerimaan pajak sesuai target yang diharapkan dan berapa besar kontribusi Surat Tagihan Pajak dalam mencapai target penerimaan pajak di Magelang. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang Tahun 2013-2015. 5

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas penerbitan surat tagihan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama kota magelang tahun 2013-2015? 2. Bagaimana kontribusi penerbitan surat tagihan pajak terhadap penerimaan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama kota magelang tahun 2013-2015? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian yaitu : 1. Untuk mengetahui efektivitas penerbitan surat tagihan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama kota magelang tahun 2013-2015 2. Untuk mengetahui kontribusi penerbitan surattagihan pajak terhadap penerimaan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama magelang tahun 2013-2015 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penulis adalah : 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan tentang efektivitas dan kontribusi lembar Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan terhadap penerimaan pajak 2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Magelang Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan yang berguna untuk evaluasi kerja 6

yang berkaitan dengan penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) dan upaya peningkatan pajak. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau referensi bagi peneliti lainnya yang ingin mengembangkan penelitian yang sudah ada. 1.5. Kerangka Pemikiran Gambar 1 Bagan alur pemikiran penulisan tugas akhir 7

1.6. Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini secara garis besar dibagi menjadi empat bab yang terdiri dari sub-sub bab dengan urutan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, berisi latar belakang yang menguraikan mengenai alasan penulis memeilih judul penulisan tugas akhir. Bagian rumusan masalah berisi mengenai pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini. Pada bagian tujuan penulisan akan disebutkan tujuan-tujuan dari penelitian, sedangkan pada bagian manfaat penulisan akan disebutkan manfaat yang diperoleh dari penulisan tugas akhir. Pada bagian kerangka penulisan akan disajikan bagian alur pikir penulisan tugas akhir. Sistematka penulisan akan menguraikan tentang sistem penulisan tugas akhir ini, dengan menjelaskan poin-poin yang ada pada setiap babnya. BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN Dalam bab ini, berisi tentang kondisi umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang. Bagian landasan teori akan menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan judul penulisan. Pada bagian tinjauan pustaka akan disebutkan beberapa penelitian terdahulu yang serupa dan sudah pernah dilakukan beserta hasil penelitiannya. Bagian metodologi penelitian akan mendeskripsikan tentang jenis data atau sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data yang akan digunaka dalam penulisan tugas akhir ini. 8

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, berisi tentang analsisi dan pembahasan dari judul penulisan yaitu mengenai efktivitas penerbitan surat tagihan pajak terhadap penerimaan pajak pada Kantor pelayanan Pajak Pratama magelang BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini, berisi tentang kesimpuan atas pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Selain itu berisi saran yang berguna untuk perbaikan. 9