Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

dokumen-dokumen yang mirip
Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN (IPHH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KAJIAN KONFLIK SOSIAL KEHUTANAN PT WIRAKARYA SAKTI 1

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 23/Menhut-II/2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.23/Menhut-II/2007 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

BUPATI INDRAGIRI HILIR

2017, No kelestarian keanekaragaman hayati, pengaturan air, sebagai penyimpan cadangan karbon, penghasil oksigen tetap terjaga; c. bahwa revisi

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERHUTANAN SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU INSTRUMEN PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- Dengan Persetujuan Bersama

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG

KEPUTUSAN BUPATI MERANGIN NOMOR 287 TAHUN 2003 TENTANG

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2011 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PROYEKSI PERKEMBANGAN PERHUTANAN SOSIAL DI SUMATERA SELATAN

BUPATI KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar hutan dan juga penciptaan model pelestarian hutan yang efektif.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 13/Menhut-II/2009 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Jambi. Selamat Datang. Tertib. Unggul. Nyaman. Tangguh. Adil. Sejahtera. Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LANGKAH STRATEGIS PENGELOLAAN HUTAN DAN MEKANISME PENETAPAN HUTAN ADAT PASCA TERBITNYA PUTUSAN MK NO. 35/PUU-X/2012

BAB I. PENDAHULUAN A.

Keterbukan Infomasi Pintu Perbaikan Tata Kelola Hutan

Kegiatan TFPPED tahun 2008 akan dilaksanakan dalam bentuk : 1. Memfasilitasi pertemuan-pertemuan antara stakeholders guna mensinergikan dan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH DALAM KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERANAN BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN DALAM PEMBANGUNAN PLANOLOGI KEHUTANAN KATA PENGANTAR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.26/Menhut-II/2012

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 58/Menhut-II/2009. Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dekade 1990-an. Degradasi dan deforestasi sumberdaya hutan terjadi karena

KEPUTUSANBUPATI SAROLANGUN NOMOR 3')7 /BUNHUT/2014 TENTANG PENGUKUHANKAWASANHUTANADATDUSUN MENGKADAIDESA TEMENGGUNG KECAMATANLIMUN BUPATI SAROLANGUN,

Proses Permohonan Izin Usaha HTI (Berdasarkan Permenhut No. P.19/Menhut-II/2007 jo. P.11/Menhut-II/2008)

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

TENTANG. yang. untuk. dalam. usaha

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DESA

LUAS KAWASAN (ha)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2001 NOMOR 79 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2001

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

UU 54/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.31/Menhut-II/2014 TENTANG

NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

KAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MASYARAKAT HUKUM ADAT (VERSI KEMENDAGRI)

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN MENTERI KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 kenyataannya masih ada, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria; c. bahwa ha

Transkripsi:

Data Konflik SDA di Provinsi Jambi Periode Januari s/d Desember 2012 No. Kabupaten Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan 1. Batang Hari Dan Sarolangun Pendudukan Kawasan Hutan Kelompok Hutan Senami Bahar oleh masyarakat pada areal kerja IUPHHK-HT. PT. Agronusa Alam Sejahtera ( AAS ) dan PT. Wanakasita Nusantara ( WN ). -Kabupaten Batanghari * Desa-desa yang berada di dalam kawasan Hutan sebanyak dua desa telah di verifikasi *Desa Kunangan Jaya I *Desa Kunangan Jaya II - Di arealapt.aas dan PT. WN dikenal 3(tiga) kategori komunitas masyarakat : - Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) harus diprses melalui PERDA Batang hari & Sarolangun. -Komunitas masyarakat Setempat (asli) diproses melalui keabsahan dokumentasi Kependudukan yang sah. Komunitas warga Pendatang, dikategorikan sebagai Perambah dan akan diselesaikan dengan Penegakan Hukum. 1. Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun baru bisa melakukan Identifikasi dan Inventarisasi di 2 (dua) desa dari 6 (enam ) desa. 2. Dinas Perkebunan dan Kehutana Kabupaten Sarolangun akan melaksanakan Identifikasi dan Inventarisasi terhadap 4 (empat) desa paling lambat pada minggu ke 2 bulan januari 2013. 3. Warga Dusun Kunangan Jaya I dan II menolak untuk dilakukan pola kemitraan oleh Pemerintah Kabupaten Batang Hari dan Kab. Sarolangun. 4. bersedia untuk bermitra dengan masyarakat yang ditetapkan oleh dengan pihak perusahaan. 5. Dinas Kehutanan Kab. Batang hari telah selesai melaksanakan Identifikasi dan Inventarisasi. 6. Pihak IUPKHH-HT.PT. AAS dan PT. WN bersedia bermitra dengan masyarakat yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Batanghari dan Sarolangun. - Keputusan Gubernur Jambi nomor : 671/ Kep.Gub/Dishut-2/2012 tentang Pembentukan Tim Terpadu Penanganan Permasalahan Perambahan Hutan di kawasan IUPHHKH- HT. PT. AAS dan IUPHHK-HT. PT. Wanakasita di kab. Batang Hari dan Kab Sarolangun, tanggal 12 Desember 2012. Lokasi perambahan di arel PT. AAS/WN dapat diselesaikan dengan pola HTR dan pola kemitraan karena areal tersebut merupakan Kawasan Hutan milik Negara. Untuk SAD akan di reakolasi lokasinya menjadi menjadi daerah Jelajah. pyright@bpikprovjambi

No. Kabupaten Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan 2. Batang Hari Dan Sarolangun Pendudukan Kawasan Hutan Kelompok Hutan Senami Bahar oleh masyarakat pada areal kerja IUPHHK-HT. PT. REKI -Kabupaten Batanghari * Desa-desa yng berada di dalam kawasan Hutan sebanyak dua desa telah di ferifikasi *Desa Kunangan Jaya I *Desa Kunangan Jaya II *Bukit Sinyal - Di areal PT. REKI terbagi atas 3 Komunitas masyarakat antara lain : - Komunitas masyarakat Setempat (asli) untuk dapat diproses keabsahan dokumen Kependudukan yang sah. - Komunitas warga Pendatang, dikategorikan sebagai Perambah dan akan diselesaikan dengan Penegakan Hukum. Hasil Rapat tentang Rencana Penegakan Hukum antara lain : 1. Penegakan Hukum akan Dikoordinir oleh Dinas Perkebunan dan Kehutana Kabupaten Sarolangun akan melaksanakan Identifikasi dan Inv Kementrian Kehutanan melalui Surat Gubernur Jambi. 2. Rangkaian Penegakan Hukum di dahului dengan pemahaman pada pihak-pihak terkait dengan melibatkan Pemerhati Lingkungan Hidup ( Warsi/Walhi). 3. PT.REKI untuk dapat membuat peta lokasi, data perambahan, data pendamping. 4. Terhadap perambah yang mau di realokasi dari areal PT. REKI diakomodir d WN bersedia bermitra dengan masyarakat yang ditetapkan oleh komodirpemerintah Kabupaten Batanghari dan Sarolangun.engan pola kemitraan, yang arealnya di sepanjang batas areal PT. REKI sesuai dengan Rencana kerja Usaha (RKU). PT.REKI

No. Kabupaten Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan 3. T e b o Perambahan pada Kawasan Hutan Produksi Tetap PasirMayang Danau Bangko Kelompok Hutan Singkati Batang Hari di Areal kerja IUPHHK-HTI. PT. Lestari Asri Jaya ( LAJ ) yang di lakukan oleh sekelompok masyarakat antara lain : - Kel. Kelompok Perambah Kawasan Hutan Km 55. - Kelompok Ahli Waris Sultan Thaha. - Kelompok Panglima Dua Sim. - Kelompok Bujang Kabut (SAD) - Untuk Kel. Kelompok Perambah Kawasan Hutan Km 55(Rantau Jaya): 1. Kelompok Patokan 55 tidak akan melakukan ekspansi, jual beli lahan dan tindakan yang meresahkan masyarakat/tindakan yang melanggar hukum yang dituangkan dalam pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh wakil Kelompok Patokan 55 (pernyataan terlampir) 2. Bupati Tebo telah membuat himbauan melalui surat No. 522/702/Dinhut/2010 tanggal 29 September 2010 agar masyarakat tidak menduduki dan mengelola kawasan hutan tanpa izin yang sah. 3. Pihak perusahaan wajib mengadakan kemitraan dengan masyarakat disekitar lokasi yang ditetapkan melalui SK Bupati Tebo. 4. Bagi masyarakat setempat yang menduduki kawasan hutan diluar konsesi PT. LAJ akan diusulkan melalui program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) 5. Penegakan hukum terhadap perambahan di areal hutan produksi akan dilakukan setelah tim sosialisasi berkonsultasi dengan Kementerian Kehutanan. 6. Masyarakat di sekitar lokasi Patokan 55 menyarankan agar pemerintah bertindak tegas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan tidak menghendaki kehadiran kelompok Patokan 55. 7. Anggota komisi II DPRD Kabupaten Tebo selaku masyarakat VII Koto Sdr. Poprianto menyampaikan bahwa : - Telah dibuat kesepakatan 11 Desa bahwa mereka menolak para pendatang untuk melakukan perambahan dalam kawasan hutan - Para perambah menjual lahan kepada para pendatang baru sehingga jumlah perambah semakin bertambah. - Para perambah telah diperas oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. 8. Kelompok Patokan 55 telah menyadari bahwa pendudukannya dalam kawasan hutan adalah ilegal dan meminta kebijakan Sesuai Resume Rapat Pembahasan Penanganan Komplik lahan antara Kelompok Patokan 55 di areal IUPHHK-HTI PT. LESTARI ASRI JAYA pada tanggal 12 September 2012.

pemerintah. No. Kabupaten Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan Tebo - Kelompok Ahli Waris Sultan Thaha. - Untuk Kel. Kelompok Perambah Kawasan Hutan oleh Kelompok Ahli Waris Sultan Thaha antara lain : Sesuai Resume Rapat pada tanggal 20 September 2012. 1. Penyelesaian permasalahan status kepemilikan lahan ditempuh melalui jalur hukum (Peradilan). 2. Sejak Berita Acara ini ditandatangani sepakat agar RA. Rachman untuk tidak melakukan upaya yang dapat menimbulkan konflik baik vertical maupun horizontal dan mencabut surat tugas/mandat/surat lain yang bertujuan untuk mengkapling-kaplingkan lahan di areal yang diklaim dan tidak akan mengganggu aktifitas PT. LAJ. 3. Agar masing-masing pihak mampu menahan diri sehingga tidak terjadi konflik horizontal dan vertikal. 4. Terhadap unsur-unsur yang mengandung kriminalitas akan segera dilakukan upaya lidik dan sidik oleh pihak yang berwenang. 5. Kemitraan antara masyarakat dengan perusahaan ditetapkan oleh Keputusan Bupati Tebo atas usulan Pemerintahan Desa dengan mengutamakan kearifan lokal. 6. Masyarakat sekitar kawasan hutan tidak mendukung pendudukan/perambahan lahan yang dilakukan oleh masyarakat luar yang mengatas namakan ahli waris Sultan Thaha. 7. Masyarakat mengakui wilayah pemerintahan Sultan Thaha, akan tetapi tidak mengakui adanya kepemilikan lahan di areal yang mereka klaim. 8. Klarifikasilahan yang diklaim harus dilakukan kepada seluruh desa dan kecamatan yang berada di sekitar areal yang diklaim. 9. Apabila dalam waktu1 (satu) bulan RA. Rachman yang mengatas namakan ahli waris Sultan Thaha tidak melakukan gugatan hukum, maka RA. Rachman dapat menerima sepenuhnya penyelesaian permasalahan konfliklahan yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Tim Terpadu berdasarkan Keputusan Gubernur Jambi.

No. Kabupaten Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan Tebo - Kelompok Panglima Dua Sim. - Untuk Kel. Kelompok Perambah Kawasan Hutan oleh Kelompok Kelompok Panglima Dua Sim antara lain : Sesuai Resume Rapat pada tanggal 21 September 1. Keberadaan tanah ulayat akan diakui dan dilindungi sepanjang masih ada masyarakat adat dan keberadaannya diakui oleh Pemerintah 2012. 2. Anggota kelompok Panglimo Duo Sim tidak pernah berkonflik / bertindak anarkis dengan PT. LAJ. 3. Perusahaan wajib mengadakan kemitraan dengan masyarakat disekitar konsesi yang ditetapkan melalui SK Bupati. 4. SesuaidenganperaturanPemerintah, PT. LAJ akan mengalokasikan dan bersedia bermitra seluas+ 13% areal IUPHHK dengan masyarakat disekitar areal konsesinya, dengan membuat batas areal dan pemetaan yang jelas demi kepastian lokasi kemitraan. 5. Berdasarkan penjelasan darilembaga Adat Melayu Jambi bahwa di Provinsi Jambi tidak dikenal adanya tanah ulayat. 6. KelompokPanglimo Duo Sim telah menyetujui untuk bermitra dengan PT. LAJ. 7. Kemitraan antara PT. LAJ dengan Kelompok Panglimo Duo Sim yang merupakan masyarakat disekitar areal konsesi sekaligus merupakan penyelesaian atas sengketa tanah ulayat yang diklaim oleh Panglimo Duo Sim. 8. Kemitraan antara masyarakat dengan perusahaan ditetapkan oleh Keputusan Bupati Tebo atas usulan Pemerintahan Desa dengan mengutamakan kearifan lokal, untuk pembagian luasan diserahkan kepada tim teknis Pemerintah Kabupaten Tebo. 9. Tindaklanjut hasil Tim Terpadu Provinsi Jambi dalam rangka kemitraan secarateknis dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tebo. 10. Perlu segera dilakukan tata batas areal kerja PT. LAJ yang berbatasan dengan Provinsi Riau. 11. Najmi Harun selaku perwakilan Kelompok Panglimo Duo Sim

agar mensosialisasikan hasil pertemuan ini kepada anggota kelompoknya. No. Kabupaten Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan Tebo - Kelompok Bujang Kabut (SAD) - Perambah Kawasan Hutan oleh Kelompok Bujang Kabut (SAD) antara lain : 1. Kelompok Suku Anak Dalam (Tumenggung Bujang Kabut, Tumenggung Hasan dan Tumenggung Buyung) memohon agar pemerintah bertindak tegas kepada para pendatang yang telah merambah lahan mereka. 2. Belum pernah dibuat kesepakat anantara Tumenggung Bujang Kabut dengan PT. LAJ dikarenakan kelompok Tumenggung Bujang Kabutbelum menyetujui alokasi hak kelola lahan seluas 700 Ha. 3. Kelompok Tumenggung Hasandan Tumenggung Buyung agar mematuhi kesepakatan yang telah dibuat berdasarkan perjanjian (MOU) 4. Luasan tersebut pada point 3 akan diusulkan kepada Menteri Kehutanan untuk mendapat penetapan atas hak kelola Suku Anak Dalam. 5. PT. LAJ akan membantu 3 Kelompok SAD tersebut berdasarkan kerjasama dengan pola kemitraan untuk membuka lahan dan pihak perusahaan akan melakukan tatabatas lahan serta melakukan kerja sama dalam pengamanan areal PT. LAJ 6. Pelanggaran berupa mengerjakan, menduduki kawasan hutan, penebangan liar, pembakaran hutan dan jual beli lahan dalam kawasan hutan akan ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Untuk mempermudah pengambilan tindakan terhadap kelompok lain yang mengatas namakan kelompok SAD, kepada anggota Kelompok Tumenggung Bujang Kabut, Hasan dan Buyung perlu diberikan identitas khusus. 8. Tumenggung Bujang Kabut, Hasandan Buyung setuju bekerjasama dengan PT. LAJ dalam pemanfaatan lahan dan menyetujui penindakan hukum terhadap oknum yang melakukan jualbeli/mengalihkan hak kelola baik langsung maupun tidak langsung atas lahan dalam kawasan hutan dengan pihak lain, 9. Apabila pelanggaran sebagaimana point 8, pihak lain yang melakukan kerja sama dengan 3 kelompok SAD tersebut akan diambil tindakan hukum sebagaimana peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Sesuai Resume Rapat pada tanggal 12 September 2012.

No. Kabupaten Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan 3. T e b o Perambahan pada Kawasan Hutan Produksi Tetap PasirMayang Danau Bangko Kelompok Hutan Singkati Batang Hari di Areal kerja IUPHHK-HTI. PT. Lestari Asri Jaya ( LAJ ) yang di lakukan oleh sekelompok masyrakat antara lain : - Kel. Kelompok Perambah Kawasan Hutan Km 55. - Kelompok Ahli Waris Sultan Thaha. - Kelompok Panglima Dua Sim. - Kelompok Bujang Kabut (SAD) 1. Tim Terpadu Propinsi Jambi sudah mengadakan rapat pertemuan Tindak Lanjut Penanganan Perambahan Hutan di Areal IUPHHKHTI PT Lestari Asri Jaya Kabupaten Tebo di Dinas Kehutanan Propinsi Jambi. 2. Pertemuan selain dihadiri oleh para kepala desa dan tokoh mayarakat sekitar lokasi IUPHHKHTI PT Lestari Asari Jaya, Polda Jambi, Polres Tebo, Kodim Bute, Pengurus Lembaga Adat Melayu Propinsi Jambi dan Biro terkait Propinsi Jambi maupun Pemda Kabupaten Tebo. 3. Beberapa hasil kesepakatan pertemuan yang dapat dicapai sebagai berikut : a. Memberi waktu kepada perambah untuk meninggalkan lokasi perambahan di IUPHHK-HTI PT. Lestari Asri Jaya paling lambat 3 minggu, semenjak tanggal 2 Oktober 2012. b.hasil keputusan hari ini di sosialisasikan/diumumkan kepada perambah dalam bentuk pemasangan baliho/papan pengumuman pada tempat-tempat strategis serta sosialisasi oleh tim Pemda Kabupaten Tebo dengan melibatkan camat dan Kepala Desa setempat. c. Keputusan rapat ini merupakan bahan untuk tindak lanjut Tim Penegakan Hukum. d.penegakan hukum kepada oknum/actor yang telah melakukan penjualan lahan hutan, perambahan, pembakaran hutan, penebangan liar ( illegal logging ) dan yang memprovokasi untuk mengganggu aktivitas pembangunan HTI dapat dilakukan setiap saat, sehingga terdapat kepastian dan perlindungan hukum terdapat investor serta terciptanya keamanan dan ketertiban secara umum. e. Pemerintah Kabupaten Tebo perlu segera merumuskan bentuk kemitraan dan menetapkan masyarakat yang berhak untuk mengikuti program kemitraan ( Konsep pola kemitraan paling lambat selesai dalam 2 minggu ) yang ditetapkan oleh Bupati Tebo. Sesuai Resume Rapat Pembahasan Penanganan Komplik lahan pada tanggal 2 Oktober 2012. - Keputusan Gubernur Jambi No. 497 / Kep.Gub / Setda. Ekbang dan SDA- 4 / 2012 Tentang Pembentukan Tim Terpadu Penanganan Permasalahan Perambahan HUtan Dikawasan IUPHHK-HTI PT.Lestari Asri Jaya. Tanggal 6 Agustus 2012 Yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2012.

1. Tim terpadu yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur No. 497/ KEP.GUB/SETDA.EKBANG&SDA-4/2012 tanggal 6 Agustus 2012 supaya membuat edaran untuk menindaklanjuti Surat Bupati No. 522/982/Dinhut/2012 tanggal 22 November 2012, yang isinya agar perambah meninggalkan lokasi paling lama 1 (satu) bulan sejak ditandatanganinya edaran tersebut diminta kepada Masyarakat yang melakukan okupasi di Kawasan Hutan Produksi di Areal Kerja PT. LAJ meninggalkan lokasi dan akan diberikan Sagu Hati yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tebo, bagi yang tidak mendaftar untuk difasilitasi akan dilakukan penegakan hukum BERITA ACARA HASIL PERTEMUAN PERSIAPAN RENCANA KEGIATAN TIM TERPADU PENEGAKAN HUKUM DI AREAL IUPHHK-HTI PT. LESTARI ASRI JAYA DI KABUPATEN TEBO Tanggal 14 Desember 2012 2. Edaran ini mulai diedarkan setelah Ketua Tim Pelaksana Provinsi menerima laporan Standar dari Tim Sagu Hati Pemerintah Kabupaten Tebo, Tim Sagu Hati diminta agar menyelesaikan tugasnya paling lambat tanggal 31 Desember 2012. 3. Mekanisme pendataan dan pelaporan untuk pemberian Sagu Hati kepada masyarakat perambah agar mendaftarkan di Kecamatan setempat

No. Kabupaten Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan 4. Merangin Gugatan masyarakat Kecamatan Lembah Masurai, Jangkat, Sungai Tenang, Muara Siau dan Tiang Pungpung, yang merambah kawasan Hutan di sekitar wilayah mereka; aliansi ( Forum Merangin Menggugat ) pada tanggal 6 November 2012 dengan - Perambahan kawasan Hutan yang telah terjadi di kabupaten Merangin telah di usulkan menjadi lokasi Kawasan Hutan dengan pola HTR ( Ds.Talang Asal, Ds. Nilo Dingin, Ds, Talang Berugo, Ds. Sungai Lalan) ke Menteri Kehutanan, yang pengeloaannya hanya di tujukan bagi masyarakat lokal yang memiliki legalitas dan ditetapkan melalui SK. Bupati. Sesuai Resume Rapat pada tanggal 6 Desember 2012. tuntutan : - Maraknya Pendatang Ilegal ke lembah Masurai dan sekitarnya berawal dari adanya jual beli lahan dalam kawasan Hutan yang dilakukan - Pemerintah Kabupaten Merangin akan menerbitkan identitas kependudukan bagi warga pendatang yang memiliki Surat Keterangan Pindah dari daerah asal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tunduk pada adat istiadat setempat. oleh oknum tertentu kepada para pendatang. - Bagi pendatang yang bermukim dalam kawasan hutan tidak akan diberikan identitas kependudukan (KTP) - Meminta pendatang untuk dan akan dilakukan Penegakan Hukum. dikeluarkan secara paksa dari lokasi perambahan di Kecamatan Lembah Masurai, Jangkat, Sungai Tenang, - Tindakan hukum bagi perambah akan dilakukan apabila upaya-upaya sosialisasi, mediasi bagi warga telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Muara Siau dan Tiang Pungpung Kab. Merangin. - Menolak usulan pencadangan lokasi Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas ± - Pemda Merangin akan berkonsultasi ke kementrian Dalam Negeri untuk mencari solusi bagi warga pendatang yang belum terakomodir dalam UU no. 23 tahun 2006. 7.998 Ha yang di peruntukan bagi pendatang/perambah. - Menolak pemberian Identitas/KTP kepada para perambah. - Masyarakat tidak nyaman dengan masyarakat pendatang dan meminta pengamanan dari pihak kepolisian. - Diminta kepada masyarakat yang melakukan perambahan untuk ditindak secara hukum. - Mengingat permasalahannya lebih dominan di bidang sosial dan kompleks, Keterbatasan dana dan personil di daerah, maka di sepakati untuk membentuk Tim Terpadu yang beranggotakan instansi dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Merangin yang terkait melalui Keputusan Gubernur Jambi.

No Jenis Konflik LOKASI Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan 5 Konflik lahan antara masyarakat yang tergabung dalam Persatuan Petani Jambi (PPJ) di 5 (lima) kabupaten degan pemegang izin konsesi IUPHHK- HTI PT.Wirakarya Sakti dan PT. Rimba Hutani Mas. Desa sekitar izin konsesi IUPHHK-HTI PT.Wirakarya Sakti PT. Rimba Hutan Mas di Kabupaten Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjab Barat, Tanjab Timur, dan Tebo. Terdapat klaim lahan yang diverifikasi pemerintah 5 (lima) kabupaten bersama PPJ seluas 37.000 hektar yang berbeda lokasi nya dengan lokasi hasil survey LSI 41 ribu hektar yang tidak dapat dikelola di PT.WKS. - Hasil verifikasi klaim PPJ di 5 kabupaten di area konsesi PT.WKS telah dilaporkan kepada Menhut dengan surat Gubernur Jambi No. 522/320/Ekbang dan SDA 4.2/2012 tanggal 6 Februari 2012 dan No.S.522/879/Setda.Ekbang.4.2./III/20 12 yang menyebutkan hasil verifikasi 5 kabupaten bersama PPJ seluas 37.000 hektar. - Surat balasan dari Dirjen Bina Usaha Kehutanan terkait surat Gubernur tersebut diatas melalui surat No.S. 651/VI-BUHT/2012tanggal 8 agustus 2012 menyebutkan bahwa lokasi dan luas tanaman kehidupan agar tetap mengacu pada hasil identifikasi oleh LSI tahun 2008 seluas 41.00 hektar. -Keputusan Gubernur Jambi No. 89/Kep.Gub/Setda.Ekbang dan SDA-4/2012. Tanggal 6 Februari 2012. Tentang Pembentukan Tim Terpadu Penyelesaian Konflik Masyarakat Senyerang Dengan PT. Wira Karya Sakti. -Keputusan Direktur Jedaral Bina Usaha Kehutanan No: SK. 04/VI- BUHT/2012. Tanggal 10 Februari 2012. Tentang Penetapan Monitoring Dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Masyarakat Desa Senyerang Dengan IUPHHK-HT PT.Wirakarya Sakti, Direktur Jendral.

No Jenis Konflik LOKASI Permasalahan Langkah Penyelesaian Keterangan 6 Konflik lahan antara masyarakat degan pemegang izin konsesi IUPHHK-HTI PT.Wirakarya Sakti dan PT. Rimba Hutani Mas. Desa Senyerang Kabupaten Tanjab Barat. - Klaim Lahan Masyarakasa Desa Senyerang terhadap areal HTI PT.WKS seluas 4004 Hektar. - Belum tercapai kesepakatan tentang pola kemitraan dengan jenis tanaman karet, baik persentase Tanaman Karet dengan Tanaman Akasia serta pola kemitraan nya. - Telah dilakukan Mediasi/Fasilitasi yang dilaksanakan Oleh Dirjen Bina Usaha Kehutanan Baik di Kementrian Kehutanan Maupun di Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. - Terakhir Pertemuan di lasanakan pada 28 Nov 2012 di Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. 1. Telah dibentuk Tim Terpadu Penyelesaian Konflik masa Senyerang dengan PT.WKS dengan Kep.Gub Jambi no:89/kep.gub/setda.ekb ang dan SDA-4/2012, tanggal 6 Februari 2012. Yang berakhir sampai tanggal 31 Desember 2012. 2. Telah Ditetapkan Tim Monitoring dan tindak Lanjut Pelaksanaan Kemitraan Mayarakat Desa Senyerang Dengan IUPHHK-HT PT.Wirakarya Sakti Dengan Kep Dirjen Bina Usaha Kehutanan No. 04/VI-BUHT/2012 tanggal 10-02-2012. 3. Telah Ditetapkan Anggota Kelompok Tani Masyarakat Senyerang calon Peserta Kemitraan Dengan PT.Wirakarya Sakti dengan Keputusan Bupati Tanjung Jabung Barat No. 279 tahun 2012 tanggal 9 april 2012.