Pemetaan Daerah Rawan Banjir Dengan Menggunakan Logika Fuzzy Tsukamoto Berbasis Sistem Informasi Geografis Puguh Sulistyo Pambudi Program Studi Teknik Komputer Jurusan Teknologi Informasi ABSTRAK Sistem informasi geografis daerah rawan banjir Kabupaten Jember menggunakan sistem yang dapat memberikan informasi mengenai daerah rawan banjir pada masingmasing kecamatan yang mana daerah rawan tersebut didapatkan berdasarkan perhitungan fuzzy tsukamoto sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan, selain dapatmemberikan informasi daerah rawan juga dapat memberikan informasi kejadian banjir yang mendahului. Sistem ini mengimplemntasikan informasi kedalam bentuk peta digital dengan tujuan agar lebih mempermudah penyampaian informasi. Data yang digunakan diperoleh dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan BPEKAB (Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten) jember yang kemudian diolah menjadi sebuah sistem yang sesuai dan tepat guna. Pada hasil akhir sistem ini akan menampilkan informasi daerah rawan banjir, serta data kejadian yang mendahului yang di implementasikan kedalam bentuk peta digital agar lebih mudah penyampaiannya. Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, Banjir, Fuzzy Tsukamoto
1. Latar Belakang Banjir adalah terjadinya genangan dalam jumlah besar yang biasanya disebabkan oleh meluapnya air sungai karena debit air yang melebihi daya tampung. Dampak negatif yang disebabkan oleh banjir di antaranya adalah rusaknya sarana dan prasarana umum serta hilangnya harta benda bahkan jiwa manusia. (Peraturan Dirjen RLPS No.04 thn 2009). monoton sistem hanya mempunyai satu aturan maka pada metode tsukamoto sistem terdiri atas beberapa aturan. Maksud dari penalaran monoton adalah setiap komponen pada aturan yang berbentuk IF- THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. (Dewi, 2003). Gambar 2. Metode Tsukamoto Gambar 1. Banjir Aceh Singkil Logika fuzzy adalah salah satu komponen pembentuk soft computing. Logika fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Logika fuzzy ada dikarenakan didalam bahasa komputer hanya mampu membaca 1 dan 0 saja, namun jika menggunakan fuzzy komputer mampu membaca nilai yang berada antara nilai 1 dengan 0. Metode tsukamoto mengimplementasikan penalaran monoton pada setiap aturannya. Jika pada penalaran Fungsi keanggotan adalah suatu kurva yang menunjukan pemetaan titiktitik input kedalam nilai keanggotaannya yang memiliki interval antara 0 sampai 1. a. Representasi Linier naik Kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki drajat keanggotaan 0 bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi.
c. Representasi Kurva Segitiga Kurva segitiga pada dasr nya merupakan gabungan antara 2 garis linier. [ ] = 0; ; 1; b. Representasi Linier Turun Merupakan kebalikan dari representasi linier naik. Garis lurus dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan lebih tinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah. 0; [ ] = ; ; d. Representasi Kurva Trapesium Kurva trapesium pada dasr nya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1. [ ] = ; 0; 0; ; [ ] = 1; ; Sistem Informasi geografis (SIG) adalah kumpulan data yang terorganisir dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, metode, dan oprator atau user
yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, memperbaharui, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang berefereferensi geografis. (ESRI, 1996). pemrograman PHP dan MySQL sebagai database. 2.1 Alat Dan Bahan Kegiatan a. Alat Kegiatan Adapun SIG ini dibangun menggunakan komputer yang dilengkapi dengan software bahasa pemrograman dan MySQL database server yang kemudian hasil akhir dari sistem informasi dan teknik quantum GIS. Gambar 3. Sistem Informasi Geografis 2. Waktu Dan Tempat Kegiatan Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di tiga tempat yaitu: di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember untuk memperoleh parameter dan data daerah rawan banjir yang dibutuhkan, di Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (BPEKAB) Kabupaten Jember untuk konsultasi tentang pemetaan daerah kabupaten Jember, serta Laboratorium Rekayasa Informasi Politeknik Negeri Jember untuk membangun sebuah aplikasi web menggunakan Dreamweaver menggunakan b. Bahan Kegiatan Bahan kegiatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah data-data daerah rawan banjir, data gejala-gejala tiap rawan banjir, data solusi dan penanganannya. Data-data tersebut didapat dari hasil identifikasi di lapangan, wawancara dan beberapa sumber buku pendukung lainnya. 2.2 Tahapan Kegiatan Studi Literatur Survei Dan Pengumpulan Data Pengolahan Dan Analisis Data Penentuan Parameter Pengujian Metode Fuzzy Logic
1. Studi Literatur Mempelajari tentang aplikasi SIG, pembuatan rule-rule yang diperlukan. Serta mempelajari metode Fuzzy Logic. 2. Survei Dan Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data di samping melalui studi literatur tentang gejala dan parameter daerah rawan banjir juga melakukan survei dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Jember. 3. Pengolahan Dan Analisis Data Data dan parameter yang telah dikumpulkan akan diolah sehingga dapat menghasilkan rule-rule yang digunakan untuk pembuatan program. Mendesain kebutuhan database yang akan digunakan untuk SIG, khususnya untuk sistem kepastian dengan studi kasus identifikasi rawan banjir berdasarkan gejala. Dalam mengembangkan dan mengimplementasikan SIG ke dalam pemetaan daerah rawan banjir di Kabupaten Jember beberapa strategi kegiatan yang akan diterapkan adalah sebagai berikut. 1. Langkah pertama yang dilakukan adalah percobaan untuk logika fuzzy dalam sistem informasi geografis untuk pemetaan daerah rawan banjir di Kabupaten Jember. a. Mendapatkan data-data melalui survei, serta mempelajari metode fuzzy logic. Pengujian dilakukan dengan melakukan perhitungan-perhitungan dari metode tersebut. b. Penentuan parameter rawan banjir sebagai database dan data peta digital pada SIG untuk pemetaan daerah rawan banjir di Kabupaten Jember. Pengujian keakurasian metode Fuzzy Logic dengan menggunakan parameter dalam menentukan daerah rawan banjir. 2. Langkah kedua yang dilakukan adalah pengembangan dan mengimplementasikan SIG dengan metode fuzzy logic untuk memperoleh teknik-teknik digitalisasi pemetaan daerah rawan banjir dalam sistem informasi geografis secara online serta kesesuaian program dengan keadaan yang ada. a. Digitalisasi pemetaan daerah rawan banjir di Kabupaten Jember menggunakan Quantum GIS dan database yang digunakan yaitu MySQL server dengan dibantu PhpMyAdmin,
dalam implementasi SIG untuk pemetaan daerah rawan banjir. b. Pengujian keakurasian SIG untuk pemetaan daerah rawan banjir di Kabupaten Jember menggunakan database online. Unit testing yang digunakan yaitu Functional Testing yaitu System Opration Produk (SOP) berupa kesesuaian program dengan keadaan yang ada baik berupa penyesuaian peta, dan penyesuaian penggunaan dari setiap modul. 3. Daftar Pustaka Agus Maryono. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan dan Lingkungn, Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Penetapan Kawasan Rawan Banjir Di Kabupaten Bandung bagian Selatan. Universitas Padjajaran. Kusumadewi, Sri. 2003. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Mendukung Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kusumadewi, Sri dan Hari Purnomo. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Mendukung Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu Rahayu, Subekti dkk. 2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor: WorldAgroforestry Centre ICRAF Asia Tenggara. Bayong Tjasyono. 2004. Klimatologi. Bandung: ITB. Dibyosaputro, Saputro. 1984. Flood Susceptibility And Hazard Survey Of The Kudus Prawata Welahan Area, Sentral Java. Indonesia. Thesis, ITC, Enschende, Netherlands. Dirjen RLPS. 2009. Pedoman Monitoring Dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai. Jakarta: Dirjen RLPS. Emi Sukiyah, Agus Didit Haryanto dan Zulfandi Zakaria. 2004.