BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Daerah Memperhatikan situasi dan kondisi pada masa lalu dan saat ini, serta tantangan yang dihadapi dimasa mendatang. Kemudian, memperhitungkan modal dasar yang dimiliki dan amanat pembangunan daerah yang tercantum dalam UU N0. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 serta Pembukaan UUD 1945, maka Visi daerah untuk Pembangunan Tahun 2005-2025 adalah : JAMBI YANG MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA Visi daerah untuk Pembangunan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari visi Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025 yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Visi daerah untuk Pembangunan tersebut harus dapat diukur untuk mengetahui tingkat kemajuan, kemandirian, keadilan dan kesejahteraan yang ingin dicapai. Kemajuan dan kesejahteraan suatu daerah dapat diukur berdasarkan berbagai indikator. Dari aspek ekonomi, kemajuan suatu daerah diukur dari tingkat kemakmurannya yang tergambar pada tingkat pendapatan dan distribusinya. Tingginya tingkat pendapatan rata-rata yang diikuti dengan distribusi yang merata pada suatu daerah, maka IV - 1
daerah tersebut dapat disebut makmur, dan dapat dikategorikan sebagai daerah yang maju dan sejahtera. Daerah yang maju adalah daerah yang tingkat konstribusi sektor industri dan sektor jasanya telah berkembang. Kontribusi sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan makin meningkat, baik dari segi kontribusinya dalam penciptaan Produk Domestik Regional Bruto maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Disamping itu, proses produksi berkembang dengan keterpaduan antar sektor, khususnya sektor industri, sektor pertanian, dan sektor jasa-jasa. Kemudian pemanfaatan sumber alam harus rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan. Pranata ekonomi harus tersusun dan tertata, dan berfungsi dengan baik, sehingga mendukung perekonomian yang efisien dengan produktivitas yang tinggi. Daerah yang maju adalah juga daerah yang perekonomiannya stabil. Gejolak yang bersifat lokal dan regional maupun nasional dapat direndam oleh ketahanan ekonomi daerah tersebut. Kemajuan dan kesejahteraan daerah juga diukur berdasarkan indikator sosial khususnya berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. Suatu daerah dikatakan semakin maju bila semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk, tingkat partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta profesional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan, pertumbuhan penduduk yang lebih kecil; angka harapan hidup lebih tinggi; dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Semakin tinggi kualitas sumberdaya manusia maka semakin tinggi pula produktivitasnya. Disamping indikator sosial ekonomi, daerah yang maju juga ditandai oleh sistem dan kelembagaan politik, dan hukum yang baik. Lembaga politik dan kemasyarakatan berfungsi sesuai aturan. Daerah yang maju juga tergambar oleh peranserta rakyat secara nyata dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi, hukum, sosial dan politik. Dari sisi IV - 2
politik, daerah yang maju adalah daerah yang memiliki budaya demokrasi, terjamin hak politik dan memiliki rasa aman dan tentram. Dalam kemandirian didapati pula saling ketergantungan yang tidak dapat dihindari dalam bermasyarakat, baik hubungan masyarakat antar daerah, regional dan nasional maupun hubungannya dengan masyarakat internasional. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas ketergantungan antar daerah, antar bangsa semakin kuat. Kemandirian tersebut harus bersifat proaktif dan bukan reaktif atau defensif. Kemandirian merupakan perilaku yang dinamis saling ketergantungan yang senantiasa mengalami perubahan, baik konstelasi maupun nilainilai. Daerah yang mandiri harus mampu mengimplementasikan kehidupan daerahnya sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju berlandaskan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Untuk membangun kemandirian, harus dibangun pula kemajuan ekonomi. Daya saing merupakan kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian. Kemandirian suatu daerah tergambar pada kualitas sumberdaya manusia dan kemampua memenuhi kebutuhan dan kemajuan pembangun serta pembiayaan pembangunan bersumber dari pendapatan asli daerah (PAD). Pembiayaan pembangunan daerah tidak sepenuhnya tergantung dari APBN. Kemajuan dan kemandirian suatu daerah tidak hanya diperlihatkan oleh perkembangan ekonomi semata. Kemajuan dan kemandirian juga terlihat dalam keseluruhan aspek kehidupan, kelembagaan/pranata, dan nilai-nilai mendasari kehidupan politik dan sosial. Kemandirian sesungguhnya menggambarkan sikap suatu daerah mengenai dirinya, masyarakatnya, serta semangatnya dalam menghadapi tantangan. Kemandirian pada dasarnya merupakan masalah budaya dalam arti seluas-luasnya. Sikap kemandiran harus IV - 3
terlihat dalam setiap aspek kehidupan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Pembangunan bukan saja untuk mencapai kemajuan dan kemandirian, tetapi juga untuk mewujudkan keadilan. Selaku pelaksana pembangunan sekaligus objek pembangunan, masyarakatnya mempunyai hak baik melaksanakan maupun menikmati hasil pembangunan. Pembangunan harus dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Keadilan merupakan masalah utama dalam meningkatkan taraf hidup dan memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan layanan sosial, pendidikan dan kesehatan. Kemudian, mengemukakan pendapat dan melaksanakan hak politiknya, serta perlindungan dan persamaan hak di depan hukum. 4.2 Misi Daerah Untuk mewujudkan visi daerah tersebut ditempuh melalui 6 (enam) misi daerah. Adapun keenam misi daerah tersebut adalah: 1. Mewujudkan daerah yang memiliki keunggulan kompetitif melalui; perkuatan perekonomian daerah yang berbasis keunggulan komperatif masing-masing daerah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan. Kemudian, perkuatan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis; mengedepankan pembangunan sumberdaya manusia berkualitas dan berdaya saing; pendayagunaan iptek; dan pembangunan infrastruktur yang baik dan mampu mendukung kegiatan perekonomian dan pengembangan daerah secara terintregasi. IV - 4
2. Mewujudkan Masyarakat beriman, bertaqwa dan Berbudaya melalui; perkuatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerukunan umat beragama, interaksi antar budaya, dan pengembangan nilai-nilai luhur budaya dan kearifan lokal. 3. Mewujudkan masyarakat demokratis dan taat hukum melalui; peningkatan kelembagaan dan budaya demokrasi; perkuatan peran masyarakat sipil; otonomi daerah; jaminan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; pembenahan struktur hukum dan budaya hukum serta penegakan hukum secara adil dan konsekuen. 4. Mewujudkan kondisi yang aman dan tentram melalui; peningkatan kemampuan dan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat, mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas. Disamping itu juga membangun kapabilitas Perlindungan Masyarakat oleh Satuan Polisi Pamong Praja serta peningkatan partisipasi masyarakat melalui sistem keamanan swakarsa. 5. Mewujudkan pembangunan yang adil dan merata melalui; pengurangan kesejangan sosial ekonomi, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan daerah tertinggal, kemiskinan secara bertahap, penyediaan akses yang sama bagi masyarakat dalam pelayanan sosial dan ekonomi, serta menghapuskan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan. 6. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan melalui; Pemanfaatan dan menjaga keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dengan menjaga fungsi, daya dukung dan kenyamanan dalam kehidupan sekarang dan mendatang. Kemudian, melalui pemanfaatan ruang yang serasi untuk permukiman, kegiatan sosial dan ekonomi, dan konservasi. Disamping itu, pemanfaatan ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan harus berkesinambungan; pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup harus IV - 5
mendukung peningkatan kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta pendayagunaan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan daerah. IV - 6