BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB III TRADISI HUTANG PUPUK DIBAYAR DENGAN UANG PRESPEKTIF MASYARAKAT DESA LAJUKIDUL. Desa Laju Kidul adalah sebuah desa yang terletak di wilayah

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA. Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB III PELAKSANAAN TRANSAKSI JUAL BELI SAWAH DENGAN PENETAPAN SYARAT DAN AKIBATNYA DI DESA KARANG REJO KEC. GEMPOL-PASURUAN

BAB III PELAKSANAAN PATOKAN HARGA BERAS DALAM ARISAN DARMIN DI DESA BETON KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Negeri Besar pertama kali bernama Negeri Syam yang terbentuk sejak

BAB III SISTEM PELAKSANAAN PENGEMBALIAN GADAI YANG BELUM JATUH TEMPO DISERTAI GANTI RUGI DI DESA TIMBUL SLOKO KEC. SAYUNG KAB.

BAB III DESKRIPSI PELAKSANAAN AKAD SEWA MENYEWA KAMAR (KOST) BAGI MAHASISWA DI JEMURWONOSARI WONOCOLO SURABAYA

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. a. Nama Perusahaan : Kantor Kepala Desa Padusan. b. Alamat : Jl. Air Panas No.31, Padusan, Pacet, Mojokerto,

BAB III PELAKSANAAN WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III. PRAKTIK SISTEM PEMBAYARAN DALAM PENGGILINGAN GABAH di DESA DADAPMULYO KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh:

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

IV. GAMBARAN UMUM. namun berkat ketekunan dan kemauan keras dari penduduk yang datang dari Jawa ke

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA DALAM PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI SAWAH TAHUNAN DI DESA MADIGONDO

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB.

BAB III HASIL PENELITIAN. lainnya). Penduduk yang dimaksud adalah suku Buay Sebiay yang awal

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB III PRAKTIK JUAL BELI NELETHONG DI DESA TERGAMBANG KECAMATAN BANCAR KABUPATEN TUBAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

perbuatan hukum (karena barang sudah digadaikan) 60 BAB III GADAI NGAPLEK DI DESA NGUNUT KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB III PELAKSANAAN SEWA MENYEWA RUKO DI DESA KUWASEN KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Transkripsi:

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN A. Diskripsi Wilayah 1. Keadaan Geografis, Demografis dan Susunan Pemerintahan Desa Sambong Gede adalah sebuah desa yang terletak di wilayah kecamatan Merak Urak Kabupaten Tuban dengan luas wilayah 200 Ha. Desa Sambong Gede merupakan desa yang cukup ramai, letak yang sangat strategis dan memadai karena berada dalam wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan Kecamatan dan pusat keramaian. Desa Sambong Gede jika dilihat dari segi geografis daerah, dibatasi oleh : a. Sebelah Utara : Desa Sekardadi b. Sebelah selatan : Desa Tuwiri Wetan c. Sebelah timur : Desa Mandirejo d. Sebelah barat : Desa Tuwiri Wetan (Sumber data : Monografi desa Sambong Gede tahun 2007) Berdasarkan data terakhir, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Sambong Gede Kecamatan Merak Urak Kabupaten Tuban berjumlah 29

30 3921 jiwa. Penduduk tersebut terdiri dari laki-laki, perempuan, orang muda dan anak-anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rincian jumlah penduduk desa Sambong Gede sebagai berikut : Tabel I Jumlah penduduk No Jenis kelamin Jumlah penduduk 1 Laki-laki 1902 jiwa 2 Perempuan 2019 jiwa Jumlah 3912 jiwa (Sumber data : Monografi desa Sambong Gede tahun 2007) Secara administratif, desa Sambong Gede terbagi menjadi dua (2) perdukuhan, yaitu : a. Dukuh Banggel b. Dukuh Domas. Struktur pemerintahan desa sangat penting, terutama bagi kelancaran jalannya pemerintahan tersebut, karena struktur pemerintahan yang teratur dengan baik merupakan salah satu faktor penunjang lancarnya roda pemerintahan.

31 Struktur pemerintahan desa Sambong Gede adalah sebagai berikut : a. Kepala desa : Sutomo, SH b. Sekretaris Desa : Hadi Susilo, Spd c. Kepala Urusan Pemerintah : Budi d. Kepala Urusan Keuangan : Andi. S e. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat : Idris f. Kepala Dusun Banggel : Purwanto g. Kepala Dusun Domas : Soeniman h. Ketua Badan Perwakilan Desa : Dwi Djipto Kedudukan dan tugas masing-masing perangkat tersebut di atas adalah : a. Kepala Desa Kepala desa mempunyai kedudukan sebagai kepala wilayah yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan di tingkat desa yang berada di bawah tanggung jawab camat. Disamping itu, tugas kepala desa adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat. b. Sekretaris Desa Sekretaris desa adalah staf yang berkedudukan di bawah koordinasi sekretaris desa adalah melaksanakan pembinaan administrasi kepada seluruh perangkat di wilayah desa. c. Kepala urusan pemerintahan

32 Kepala urusan pemerintahan adalah unsur staf yang berkedudukan dibawah koordinasi sekretaris desa yang mempunyai tugas atas pelaksanaan kependudukan dan pertanahan. d. Kepala urusan keuangan Staf ini bertanggung jawab langsung kepada kepala desa dan mengatur administrasi desa e. Kepala urusan kesejahteraan rakyat Staf ini bertugas mengurusi masalah sosial kemasyarakatan dan pembinaan dalam bidang keagamaan. f. Kepala dusun Staf ini bertugas untuk melaksanakan kepala desa di wilayah perdukuhan yang didiaminya g. Badan perwakilan desa BPD merupakan badan pengawas desa yang secara otomatis berada di atas kepala desa, yang berfungsi sebagai pengayom masyarakat, membuat peraturan desa bersama pemerintah desa dengan menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat sekaligus sebagai badan pengawas pemerintah desa. 2. Mata Pencaharian

33 Masyarakat Desa Sambong Gede dalam memenuhi hajat hidup seharihari, bekerja menurut profesi yang dimilikinya, akan tetapi sebagian besar bergerak dalam bidang wiraswasta, seperti berdagang. Untuk mengetahui keadaan mata pencaharian masyarakat Desa Sambong Gede dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II Mata Pencaharian No Jenis Mata Pencaharian Jumlah 1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 360 jiwa 2 TNI 65 jiwa 3 Pegawai swasta 199 jiwa 4 Wiraswasta / dagang 875 jiwa 5 Petani 125 jiwa 6 Pertukangan 55 jiwa 7 Buruh tani 500 jiwa 8 Pensiunan 70 jiwa 9 Jasa 190 jiwa (Sumber data, Monografi Desa Sambung Gede Tahun 2007) 3. Sarana Pendidikan

34 Dalam rangka menunjang pendidikan dan pengajaran serta meningkatkan Sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas, telah di bangun beberapa sarana pendidikan di desa Sambong Gede Kecamatan Merak Urak Kabupaten Tuban baik formal maupun non formal. Dengan diadakannya sarana pendidikan tersebut, masyarakat Desa Sambong Gede ini dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman. Keadaan pendidikan di Desa Sambong Gede sangat maju, karena masyarakat desa tersebut mengerti betapa pentingnya dunia pendidikan bagi generasi penerusnya. Adapun sarana pendidikan yang ada di Desa Sambong Gede Kecamatan Merak Urak Kabupaten Tuban dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel III Sarana Pendidikan No Sarana Pendidikan Jumlah 1 Taman Kanak-Kanak (TK) 1 buah 2 Sekolah Dasar 2 buah 3 Pondok Pesantren 1 buah (Sumber data, Monografi Desa Sambong Gede) 4. Keadaan Keagamaan

35 Penduduk Desa Sambong Gede mayoritas beragama Islam, walaupun masih ada beberapa yang belum menjalankan syari at agama secara keseluruhan. Tingkat pemahaman tentang agama Islam dapat diketahui dengan adanya kegiatan-kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan keagamaan. Dalam kaitannya dengan kegiatan keagamaan, baik berupa kegiatan pengajian rutin maupun kegiatan-kegiatan lain sangat marak. Kegiatankegiatan tersebut biasanya dilaksanakan sekali dalam seminggu yang dipimpin oleh tokoh agama yang ada di Desa Sambong Gede. Untuk meningkatkan ibadah, masyarakat Desa Sambong Gede membangun beberapa sarana ibadah yang berfungsi untuk menunjang kegiatan kerohanian warga desa tersebut. Adapun sarana keagamaan yang ada di Desa Sambong Gede dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV Sarana Ibadah No Sarana Ibadah Jumlah 1 Masjid 3 buah 2 Musholla 25 buah 3 Gereja 1 buah (Sumber data, Monografi Desa Sambong Gede) 5. Tingkat Pendidikan

36 Tingkat pendidikan di Desa Sambong Gede Kecamatan Merak Urak Kebupaten Tuban relatif cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel V Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Lulusan TK 250 jiwa 2 Lulusan SD / MI 1380 jiwa 3 Lulusan SMP / MTs 658 jiwa 4 Lulusan SMU / MA 600 jiwa 5 Lulusan D1 / D3 55 jiwa 6 Lulusan Sarjana 60 jiwa B. Sistem Pinjam Meminjam Uang dengan Beras di Desa Sambong Gede Merak Urak Tuban 1. Pihak yang meminjamkan Pihak yang meminjamkan uang dengan beras adalah Bapak Nur Syamsi secara personal atau pribadi bukan atas nama lembaga atau instansi. Beliau adalah salah satu penduduk Sambong Gede yang pernah mengadu nasibnya di Negeri Jiran, yaitu Negara Malaysia. Akan tetapi pada tahun 2007, beliau pulang ke kampung halamannya di Desa Sambong Gede

37 Kecamatan Merak Urak Kabupaten Tuban dengan membawa pulang hasil usahanya selama berada di Malaysia. Bapak Nur Syamsi bekerja di Malaysia selama tiga (3) tahun, yaitu mulai pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. beliau di Malaysia sebagai TKI yang bekerja di restoran milik warga Malaysia. Selama di Malaysia dan sebelum pulang ke kampung halamannya, beliau sampai mengirim (transfer) uang kepada keluarga selama lima (5) kali. Uang kiriman dari hasil jerih payahnya tersebut dibelikan tanah pertanian berupa sawah dan alat-alat pertanian yang modern berupa traktor dan penggilingan padi berjalan. 1 Sepulang dari Malaysia, sawah-sawah hasil pembeliannya dikelola langsung sendiri dengan mempekerjakan tiga sampai lima orang pembantu (buruh tani) dengan sistem harian. Keberhasilan pertaniannya mengantarkannya menjadi orang terpandang di masyarakat Desa Sambong Gede dan dapat membantu membantu para tetangganya yang membutuhkan pinjaman untuk membantu menutupi kebutuhan mereka yang dirasa masih kurang. Selain memiliki usaha pertanian, pak Syamsi memiliki usaha perdagangan berupa toko kelontong (prancangan) yang bertempat di pasar Desa Sambong Gede Kecamatan Merak Urak Tuban. 2. Kriteria Peminjam 1 Wawancara dengan Bapak Nur Syamsi pada tanggal 15 Desember 2008

38 Telah dijelaskan di atas bahwa sebagian besar masyarakat Desa Sambong Gede bermata pencaharian dalam bidang wiraswasta, sehingga mereka menggantungkan nasib mereka pada bidang yang telah ditekuninya. Untuk memenuhi kehidupan hidup sehari-harinya, mereka tidak cukup hanya dengan mengeluarkan uang dari penghasilannya, akan tetapi mereka membutuhkan bantuan orang lain, yaitu dengan melakukan transaksi pinjam meminjam uang dengan beras. Orang-orang yang meminjam uang dengan beras kepada Pak Nur Syamsi secara umum adalah masyarakat Desa Sambong Gede yang sedang memiliki kebutuhan-kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan kepada 3 (tiga) jenis kebutuhan, yaitu sebagai berikut : a. Kebutuhan Keluarga Sehari-hari Kelompok ini melakukan transaksi pinjam meminjam uang dengan beras untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka yang di rasa masih kurang. Dengan transaksi ini, beban mereka sedikit demi sedikit akan berkurang. Dalam hal ini, peminjam (Mu ir) mendapatkan pinjaman berupa beras dengan takaran 50 kilogram. Seperti Bapak Samuri yang meminjam beras tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pada waktu beliau

39 baru sembuh dari sakitnya dan belum bisa bekerja untuk menghidupi keluarganya. 2 b. Kebutuhan Biaya Pendidikan (Sekolah) pada tahun ajaran baru Kelompok ini melakukan transaksi pinjam meminjam uang dengan beras karena belum mempunyai biaya yang cukup untuk pendidikan putraputrinya agar putra-putrinya tidak sampai ketinggalan dalam bidang pendidikan. Mereka mempunyai pandangan bahwa pada zaman sekarang dan kelak, pendidikan dan ilmu pengetahuan pasti dibutuhkan, oleh karena itu mereka berusaha keras agar generasi penerus mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam hal ini, peminjam mendapatkan pinjaman berupa beras dengan takaran antara 100 kg sampai dengan 150 kg. seperti Pak Marwan yang meminjam beras kepada Pak Nur Syamsi yang pada bulan Juli tahun 2008 mendaftarkan putrinya di SMPN 1 Merak Urak. 3 c. Kebutuhan Tambahan Acara Hajatan Selain untuk biaya pendidikan putra putrinya, peminjam melakukan transaksi pinjam meminjam uang dengan beras untuk biaya hajatan yang sakral, misalnya acara pernikahan, khitanan dan lain sebagainya. Karena acara tersebut harus dilaksanakan, sedangkan biaya 2 Wawancara dengan Bapak Samuri pada tanggal 16 Desember 2008 3 Wawancara dengan Istri Pak Marwan pada tanggal 17 Desember 2008

40 mereka belum cukup, maka mereka melakukan transaksi pinjam meminjam uang dengan beras. Kelompok ini mendapatkan pinjaman beras sebanyak 200 Kg sampai dengan 400 Kg, seperti yang dilakukan Ibu Yuli, beliau meminjam beras kepada Pak Nur Syamsi untuk menambah biaya acara pernikahan putrinya pada bulan Mei 2008. 4 Kepada para peminjam yang melakukan transaksi tersebut, Pak Nur Syamsi tidak membuat aturan khusus secara rinci kriteria orang yang dapat melakukan pinjaman kepadanya. Kelas strata sosial (baik kaya atau miskin) tidak menjadi syarat ketentuan orang yang dapat melakukan pinjaman tersebut. Namun Pak Nur Syamsi hanya menekankan pinjamannya dapat dibayar dengan lunas setelah tiga bulan dari waktu pinjamannya. Ketentuan pelunasan selama tiga bulan tersebut, bisa dibayar dengan cara mencicil atau angsuran selama tiga kali pembayaran. Selain itu, Pak Nur Syamsi tidak memberi syarat adanya jaminan suratsurat berharga yang harus diserahkan kepadanya. Akan tetapi hanya dengan saling kenal mengenal saja sebagai jaminan kepercayaan (amanah) nya yang diberikan dalam transaksi ini. 3. Mekanisme Pemberian Pinjaman 4 Wawancara dengan Bu Yuli tanggal 17 Desember 2008

41 Sebelum pak Nur Syamsi mengucurkan pinjamannya kepada orangorang yang membutuhkan bantuan pinjaman tersebut, ada beberapa proses tahapan yang harus dilalui, yaitu sebagai berikut : a. Calon peminjam mencari informasi tentang aturan yang diberlakukan oleh Pak Nur Syamsi kepada pihak lain yang telah mendapatkan pinjaman darinya dan tentang waktu kapan calon peminjam bisa bertemu dengan pemberi pinjaman (Pak Nur Syamsi) b. Setelah sedikit mengetahui aturan tersebut, calon peminjam mendatangi rumah Pak Nur Syamsi untuk menyampaikan keperluannya atau kebutuhannya dan menyampaikan maksud mereka untuk meminta bantuan pinjaman tersebut c. Setelah Pak Nur Syamsi mengetahui maksud dan tujuan kedatangan calon peminjam, beliau akan memperjelas aturan-aturan melakukan pinjaman kepadanya. Diantaranya aturan batas nominal pinjaman dan batas waktu pengembalian pinjaman tersebut, serta bentuk pinjamannya yang berupa beras yang dihargai per kilogam Rp. 6.000,- (Enam Ribu Rupiah). 5 d. Setelah calon peminjam sepakat dengan aturan-aturan yang telah dibuat oleh Pak Nur Syamsi, maka ditentukan nominal pinjaman (sesuai dengan 5 Harga ini merupakan harga beras pada umumnya berkisar antara Rp. 4.800,- sampai dengan Rp. 5.500,- yang dinaikkan menjadi Rp. 6.000,-

42 jenis kebutuhan) dan waktu pengembalian beras pinjamannya serta batas akhir waktu pengembalian pinjaman tersebut. 6 Sebagai gambaran yang lebih riil, penulis dapat mencontohkan Pak Samuri yang pada waktu itu baru sembuh dari sakitnya dan belum dapat bekerja dengan rutin mencari informasi kepada Pak Marwan tentang kebiasaan Pak Nur Syamsi memberikan bantuan pinjaman kepada para tetangganya yang membutuhkan bantuannya. Setelah sedikit memahami aturan Pak Nur Syamsi, Pak Samuri mendatangi rumah Pak Nur Syamsi untuk menyampaikan atau menceritakan akan kebutuhannya dan bermaksud minta bantuan pinjaman untuk keperluan mencukupi kebutuhan konsumsi bagi keluarganya. Mengetahui jenis kebutuhan Pak Samuri tersebut, Pak Nur Syamsi menjelaskan aturan batas pinjaman dan menawarkan kepada Pak Samuri nominal pinjamannya hanya 50 kg beras yang dihargai dengan Rp. 300.000,-. Tawaran Pak Nur Syamsi tersebut disepakati oleh Pak Samuri, sehingga pada waktu itu juga dilangsungkan pemberian pinjaman berupa beras dengan nominalnya hanya 50 kg. beras tersebut tidak langsung di bawa pulang ke rumah Pak Samuri, akan tetapi dibawa ke toko terdekat untuk dijualnya yang pada saat itu perkilogramnya dihargai Rp. 4.800,- uang hasil penjualannya dibelanjakan lagi untuk memenuhi kebutuhankebutuhan Pak Samuri dan keluarganya. 6 Rangkuman wawancara dengan Pak Samuri, Pak Marwan dan Bu Yuli.

43 Sebelum batas akhir pengembalian pinjaman tersebut (3 bulan, Pak Samuri harus sudah dapat melunasi pinjaman terebut. 4. Sistem Pengembalian Bentuk pinjaman yang diberikan oleh Pak Nur Syamsi kepada orangorang yang membutuhkan bantuan tersebut bukan berupa uang tunai, akan tetapi bentuk pinjaman tersebut berupa beras. Jumlah beras yang dipinjamkan sesuai dengan jenis kebutuhan si peminjam. Jika pinjaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, beras yang dipinjamkan berkisar antara 100 kg sampai dengan 150 kg, sedangkan apabila untuk tambahan acara hajatan resepsi pernikahan atau khitanan, jumlah beras yang dipinjamkan berkisar antara 200 kg sampai dengan 400 kg. Pak Nur Syamsi mengharuskan kepada peminjam agar pengembaliannya berupa uang bukan berupa beras. Sedangkan harga beras yang disepakati antara Pak Nur Syamsi dengan pihak peminjam adalah Rp. 6.000/ kg dan batas tempo tiga bulan harus lunas. Apabila jumlah beras pinjaman sebanyak 50 kg, maka uang yang harus dilunasi sejumlah Rp. 300.000,-. Apabila beras pinjaman tersebut sebanyak 100 kg, maka uang yang harus dilunasi sejumlah Rp. 600.000,-. Dan apabila beras pinjaman tersebut sebanyak 200 kg, maka uang yang harus dilunasi sejumlah Rp. 1.200.000,- Sedangkan pengembalian pinjaman bisa dibayar satu kali lunas dan juga bisa dua atau tiga kali pembayaran (angsuran) tanpa mempengaruhi

44 nominal jumlah pengembaliannya, seperti Pak Marwan dan Bu Yuli yang mengembalikan pinjamannya satu kali pembayaran lunas. Bu Yuli membayar pinjaman tersebut selang tiga minggu dari acara hajatan (resepsi) pernikahan putrinya. Sedangkan Pak Samuri mengembalikan pinjaman tersebut dua kali pembayaran dengan rincian pembayaran pertama sejumlah Rp. 100.000,- dan pembayaran kedua Rp. 200.000,-. Berapapun jumlah pembayaran yang harus dibayarkan tidak merubah aturan batas akhir (tempo) pelunasan, yaitu tiga bulan.