Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

PENGARUH PENYULUHAN PREEKLAMSIA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. meninggal saat hamil dan bersalin setiap tahunnya. Di Amerika Utara 1:6 wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun janin yang di kandung. Berbagai macam kelainan yang timbul membuat

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun 2005-2006 Felix Kasim*, Theresia Monica Rahardjo** *SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Kristen Maranatha, Bandung. **SMF Etika Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung Abstrak Pelayanan Antenatal merupakan salah satu manifestasi program Assesment Safe Motherhood dengan bantuan WHO, UNICEF dan UNDP, sejak tahun 1990-1991, sebagai upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia yang masih tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu indikator pelayanan antenatal yang terpenting adalah K4 yaitu kunjungan ke 4 ibu hamil pada trimester terakhir kehamilannya, yang menentukan kualitas pelayanan antenatal di suatu daerah. Kabupaten Cianjur, yang terletak di Jawa Barat, memiliki cakupan K4 63,88% pada tahun 2004 dan menempati peringkat ke 3 terendah setelah Kabupaten Indramayu sebesar 57,05% dan Kabupaten Tasikmalaya sebesar 62,99%. Desa Sukarame, yang merupakan salah satu desa dari 10 desa di wilayah Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, memiliki angka cakupan K4 terendah sepanjang tahun 2005 bila dibandingkan dengan desa-desa lainnya. Angka cakupan K4 Desa Sukarame berkisar antara 2,27% sampai 25,5%, jauh di bawah target Puskesmas sebesar 75% dan target nasional sebesar 90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan K4 di Desa Sukarame, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, tahun 2005-2006. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional dilakukan ter-hadap seluruh ibu bersalin di Desa Sukarame yang berjumlah 117 orang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner dan data dianalisis dengan menggunakan Chi-square test. Hasil yang didapat setelah diuji menggunakan Chi-square test, ternyata faktor kehamilan, pendidikan, ekonomi, informasi dan rumor memiliki hubungan yang kuat (p<0.05) dengan rendahnya cakupan K4 di Desa Sukarame. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kehamilan, pendidikan, ekonomi, informasi dan rumor dengan rendahnya cakupan K4 di Desa Sukarame, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur pada tahun 2005-2006 (p<0.05). Kata kunci: K4, pelayanan antenatal

JKM. Vol. 6, No. 2, Februari 2007 Pendahuluan Pemerintah telah menetapkan visi baru pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010 sejak awal tahun 1999. Hal ini berarti pada tahun 2010 bangsa Indonesia digambarkan hidup dalam lingkungan yang sehat, memiliki perilaku hidup bersih dan sehat, serta dapat memilih, mengakses dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan, sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal dan mencapai Indeks Pembangunan Manusia yang diharapkan yaitu sebesar 80%. 1,2 Dalam pelayanan kesehatan, Indonesia menghadapi masalah pelik dalam mortalitas dan morbiditas wanita hamil dan bersalin yang ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan yang tertinggi di ASEAN, Vietnam memiliki AKI jauh lebih rendah yaitu 95 per 100.000 pada tahun 2003. Demikian pula dengan Malaysia dan Singapura dengan AKI 30 per 100.000 dan 9 per 100.000 kelahiran hidup. 3-6 Tingginya AKI di Indonesia terutama disebabkan faktor Tiga terlambat dan Empat terlalu. Tiga Terlambat meliputi terlambat merujuk, terlambat ke RS, terlambat mendapat pertolongan di RS sedangkan Empat Terlalu meliputi terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu rapat jarak antar anak. 1,2,6-9 Jawa Barat sendiri, berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Jawa Barat pada tahun 2003, memiliki AKI sebesar 321 per 100.000 kelahiran hidup, yang dipengaruhi beberapa faktor penentu. Faktor-faktor penentu yang langsung mempengaruhi AKI adalah status gizi, anemia pada kehamilan, keadaan tiga terlambat dan empat terlalu sedangkan faktor mendasar penyebab kematian ibu adalah tingkat pengetahuan dan pendidikan, kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi dan pola kerja di dalam rumah tangga. 2,6-9 Adapun penyebab langsung kematian ibu berdasarkan hasil survei BPS tahun 2003 adalah perdarahan (47,47%), disusul pre-eklamsia dan eklamsia (11,13%) serta infeksi jalan lahir (6,78%) sedangkan penyebab tidak langsung meliputi rendahnya pendidikan, status gizi yang kurang dan usia ibu yang terlalu muda. 2 Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk memberikan gambaran mengenai tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, bersalin dan nifas. 1,2,8-11 Usaha untuk menurunkan AKI memang sudah dilaksanakan pemerintah melalui program Assesment Safe Motherhood dengan bantuan WHO, UNICEF dan UNDP, sejak tahun 1990-1991. 1-5,8,9 Dalam pelaksanaannya, Assesment Safe Motherhood diwujudkan sebagai 4 Pilar Safe Motherhood dan Gerakan Sayang Ibu. Adapun 4 pilar Safe Motherhood terdiri dari 4 hal yaitu: 1. Keluarga Berencana (KB) 2. Pelayanan Antenatal 3. Persalinan yang aman 4. Pelayanan Obstetri Esensial Dari ke 4 hal tersebut, pelayanan antenatal memiliki peran penting dalam mencegah kemungkinan komplikasi obstetri yang dapat terjadi dan mendeteksi sedini mungkin komplikasi obstetri yang sudah ada di dalam kehamilan sehingga dapat dilakukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun 2005-2006 Felix Kasim, Theresia Monica Rahardjo penanganan yang tepat dan cepat. Penanganan yang baik dengan sendirinya akan menurunkan kejadian morbiditas dan mortalitas ibu dan juga bayi yang dikandungnya yang pada akhirnya akan menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). 1,2,11-15 Keberhasilan pelayanan antenatal dapat dilihat dari angka K4 yaitu angka kunjungan ke 4 ibu hamil trimester ke 3. Pada tahun 2004 target K4 adalah sebesar 80%, tahun 2005 sebesar 90% dan pada tahun 2006 sebesar 95%. Cakupan K4 yang rendah di bawah 60% menunjukkan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan menangani kehamilan dengan resiko tinggi. Jawa Barat pada tahun 2004 memiliki cakupan K4 sebesar 88,85% dan angka ini telah melampaui target Jawa Barat pada tahun 2004 sebesar 80%. Walaupun demikian, di Kabupaten Cianjur sendiri, cakupan K4 tahun 2004 hanya 63,88% dan menempati peringkat ke 3 terendah setelah Kabupaten Indramayu sebesar 57,05% dan Kabupaten Tasikmalaya sebesar 62,99%. 1,2 Adapun Desa Sukarame, yang merupakan salah satu desa dari 10 desa di wilayah Kecamatan Sukanagara, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Sukanagara, memiliki angka cakupan K4 yang terendah sepanjang tahun 2005 bila dibandingkan dengan desa-desa lainnya. Angka cakupan K4 Desa Sukarame berkisar antara 2,27% sampai 25,5%, jauh di bawah target Puskesmas sebesar 75% dan target nasional sebesar 90%. Hal ini menunjukkan kesempatan menjaring dan menangani kehamilan dengan resiko tinggi di Desa Sukarame masih jauh dari target yang ditetapkan Dinas Kesehatan dan Pemerintah secara Nasional. 16 Rendahnya cakupan K4 ini sangat menarik untuk dikaji lebih jauh sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya angka cakupan K4 di Desa Sukarame. Selanjutnya dapat dilakukan usahausaha untuk meningkatkan cakupan K4 di Desa Sukarame sehingga sasaran dapat dicapai sesuai target. Metode Penelitian Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner. Tabel 1. Angka cakupan K4 Desa Sukarame tahun 2005. No Bulan Cakupan K4 1 Januari 2,27 % 2 Februari 4,55 % 3 Maret 6,81 % 4 April 9,09 % 5 Mei 6,81 % 6 Juni 11,3 % 7 Juli 14,3 % 8 Agustus 18,6 % 9 September 21,1 %

JKM. Vol. 6, No. 2, Februari 2007 10 Oktober 23,5 % 11 November 25,5 % 12 Desember 27,5 % Populasi dan Sampel (i) Populasi. Semua ibu bersalin (bulin) di Desa Sukarame di wilayah kerja Puskesmas Sukanagara Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur tahun 2005-2006 yang berjumlah 117 orang. Adapun yang dimaksud ibu bersalin adalah seluruh ibu hamil yang mengakhiri kehamilannya dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan (36-40 minggu) disusul dengan plasenta (ariari) dan selaput janin dari tubuh ibu (ii) Sampel. Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah whole sample sehingga sampel merupakan seluruh ibu bersalin (bulin) di Desa Sukarame yang berjumlah 117 orang ibu. Analisis Data (i) Analisis Univariat. Analisis univariat digunakan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel independen yaitu pendidikan, ekonomi, transportasi, umur, pekerjaan, informasi dan rumor serta variabel dependen yaitu seluruh wanita usia subur. (ii) Analisis Bivariat. Analisis bivariat digunakan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Penyajian Data. Hasil pengumpulan, analisis dan pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan pembahasannya. Hasil penelitian dan pembahasan Analisis Univariat Karakteristik Responden Dari tabel. 2, dapat dilihat bahwa proporsi terbesar seluruh ibu bersalin adalah responden yang tidak hamil yaitu sebesar 78,63% sedangkan sisanya adalah ibu bersalin yang sedang hamil sebesar 21,37%. Sedangkan dari tabel 3, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan yang rendah yaitu SD sebesar 75,21% dan SMP sebesar 17,95%. Responden yang berpendidikan tinggi yaitu SMA hanya sekitar 5,98%, bahkan yang berpendidikan sampai perguruan tinggi hanya 0,86%. 1. Seluruh Ibu Bersalin (Bulin) Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan kehamilan. Seluruh Bulin Jumlah (n) Persentase (%) Hamil 25 21,37 Tidak Hamil 92 78,63 2. Tingkat Pendidikan Responden Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pendidikan. Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%) SD 88 75,21 SMP 21 17,95

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun 2005-2006 Felix Kasim, Theresia Monica Rahardjo SMA 7 5,98 PT 1 0,86 3. Status Ekonomi Responden Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan ekonomi. Ekonomi Jumlah (n) Persentase (%) Baik 26 22,22 Buruk 91 77,78 4. Umur Responden Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan umur. Umur (tahun) Jumlah (n) Persentase (%) < 20 16 13,68 > 20 101 86,32 5. Status Pekerjaan Responden Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan. Status Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%) Bekerja 16 13,68 Tidak bekerja 101 86,32 Berdasarkan status ekonomi, didapatkan bahwa responden dengan status ekonomi yang buruk masih dominan dengan jumlah mencapai 77,78% sedangkan responden dengan status ekonomi yang baik hanya 22,22%. Indikator ekonomi yang digunakan berdasarkan pendapatan perkapita di Desa Sukarame Kabupaten Cianjur tahun 2005, di mana status ekonomi baik menunjukkan penghasilan di atas Rp. 500.000 sedangkan status ekonomi buruk di bawah Rp. 500.000. Dari tabel 5, dapat dilihat bahwa kebanyakan responden berusia di atas 20 tahun yaitu sebesar 86,32% sedangkan yang berusia 20 tahun ke bawah hanya sebesar 13,68%. Kisaran

JKM. Vol. 6, No. 2, Februari 2007 umur yang diambil adalah 15 45 tahun yang merupakan masa produktif seorang wanita. Dari tabel 6 responden tidak bekerja yaitu sebesar 86,32% sedangkan sisanya sebanyak 13,68% bekerja. Status responden yang bekerja di sini adalah kepala keluarga atau pengganti kepala keluarga. 6. Sarana dan Prasarana Transportasi a. Sarana Transportasi (Ojek) Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan sarana transportasi (ojek). Kendaraan Jumlah (n) Persentase (%) Ada 80 68,38 Tidak ada 37 31,62 b. Prasarana Transportasi (Kondisi Jalan) Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan kondisi jalan. Kondisi jalan Jumlah (n) Persentase (%) Baik 49 41,88 Buruk 68 58,12 7. Informasi K4 (Penyuluhan) Tabel 9. Distribusi responden berdasarkan adanya informasi K4. Informasi K4 Jumlah (n) Persentase (%) Ada 41 35,04 Tidak ada 76 64,96 8. Rumor mengenai K4 Tabel 10. Distribusi responden berdasarkan adanya rumor. Rumor Jumlah (n) Persentase (%) Ada 43 36,75 Tidak ada 74 63,25 Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa sekitar 68,38% responden menyatakan ada ojek di tempat mereka tinggal sedangkan 31,62% responden menyatakan tidak ada ojek di tempat mereka tinggal.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun 2005-2006 Felix Kasim, Theresia Monica Rahardjo Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa sebanyak 41,88% responden menyatakan bahwa kondisi jalan baik sedangkan 58,12% menyatakan kondisi jalan buruk. Dari tabel 9, dapat dilihat bahwa sebanyak 64,96% responden menyatakan belum pernah diadakan penyuluhan mengenai pemeriksaan kehamilan (K4) di daerah tempat tinggalnya sedangkan sebanyak 35,04% responden menyatakan pernah diadakan penyuluhan mengenai pemeriksaan kehamilan (K4) di daerahnya. Dari tabel 10, didapatkan bahwa kebanyakan responden tidak pernah mendengar rumor mengenai K4 yaitu 63,25% sedangkan sebanyak 36,75% responden mengaku pernah mendengar rumor mengenai K4. Adapun rumor merupakan pendapat para tokoh masyarakat atau masyarakat itu sendiri mengenai K4 ditinjau dari sisi adat atau kepercayaan. Tabel 12. Analisis Bivariat dari variabel-variabel penelitian. No Variabel Kategori Seluruh ibu bersalin χ 2 h χ 2 h Df Keterangan Tahu K4 Tidak tahu K4 n % n % 1 Kehamilan Hamil 13 11,11 12 10,26 18,533 3,841 1 χ 2 h > χ 2 h Tidak hamil 10 8,55 82 70,08 Ho ditolak 2 Pendidikan Rendah (< SMP) Tinggi (> SMP) 19 16,24 90 76,92 12,254 3,841 1 χ 2 h > χ 2 h 5 4,27 3 2,57 Ho ditolak 3 Ekonomi Baik 12 10,26 14 11,96 11,533 3,841 1 χ 2 h > χ 2 h Buruk 12 10,26 79 67,52 Ho ditolak 4 Umur < 20 th 3 2,57 13 11,11 0,272 3,841 1 χ 2 h < χ 2 h > 20 th 21 17,95 80 68,37 Ho diterima 5 Pekerjaan Bekerja 3 2,57 13 11,11 0,272 3,841 1 χ 2 h < χ 2 h Tidak bekerja 21 17,95 80 68,37 Ho diterima 6a Ojek Ada 17 14,53 63 53,85 0,002 3,841 1 χ 2 h < χ 2 h Tidak ada 7 5,98 30 25,64 Ho diterima 6b Jalan Baik 11 9,40 38 32,48 0,043 3,841 1 χ 2 h < χ 2 h Buruk 13 11,11 55 47,01 Ho diterima 7 Informasi Ada 18 15,38 23 19,66 19,027 3,841 1 χ 2 h > χ 2 h Tidak ada 6 5,13 70 59,83 Ho ditolak

JKM. Vol. 6, No. 2, Februari 2007 8 Rumor Ada 19 16,24 24 20,51 21,128 3,841 1 χ 2 h > χ 2 h Tidak ada 5 4,27 69 58,98 Ho ditolak Diskusi Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa faktor kehamilan, khususnya kehamilan trimester ketiga, pendidikan, ekonomi, informasi dan rumor memiliki pengaruh yang kuat terhadap rendahnya angka cakupan K4 di Desa Sukarame. Kehamilan. Kehamilan pada ibu bersalin menyebabkan responden lebih aktif mencari tahu mengenai hal-hal atau informasi mengenai kehamilannya sehingga kehamilan merupakan salah satu karakteristik responden yang berperan positif dalam meningkatkan cakupan K4 di Desa Sukarame. Pendidikan. Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2002), semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka masyarakat diharapkan lebih mudah untuk menerima dan mengerti pesanpesan kesehatan. Semakin rendah pendidikan masyarakat maka semakin sulit pula dalam menerima dan mengerti pesan-pesan kesehatan yang disampaikan. 17 Berdasarkan hal ini dapat dimengerti kurangnya partisipasi responden dalam kegiatan K4 karena kurangnya pengetahuan dan daya cerna dari sebagian besar responden terhadap informasi yang diberikan, baik melalui penyuluhan-penyuluhan maupun media massa. Tingginya proporsi responden dengan tingkat pendidikan rendah dengan sendirinya berperan penting dalam rendahnya angka cakupan K4 di Desa Sukarame. Ekonomi. Menurut Bloom, untuk mencapai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang baik dibutuhkan dukungan pendidikan, ekonomi dan umur harapan hidup yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang memadai. Rendahnya status ekonomi masyarakat disertai dengan rendahnya pendidikan merupakan kendala yang sangat penting dalam usaha pemerintah mencapai IPM yang diinginkan. Hal serupa juga terjadi di Desa Sukarame di mana hampir semua responden yang tidak memiliki penghasilan yang memadai juga memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Informasi. Informasi, dalam hal ini penyuluhan, memegang peranan penting dalam mendukung usaha untuk meningkatkan angka cakupan K4 yang rendah di Desa Sukarame. Penyuluhan yang dilakukan secara terus menerus disertai dengan cara penyuluhan yang menarik, lama kelamaan akan meningkatkan rasa ingin tahu dan lebih jauh lagi rasa membutuhkan pada responden. Bila penyuluhan sudah menjadi suatu kebutuhan bagi responden, maka akan jauh lebih mudah untuk melakukan sosialisasi berbagai program kesehatan seperti K4 maupun program-program kesehatan lainnya. Rumor. Rumor dapat positif ataupun negatif sehingga dapat berpengaruh baik maupun buruk terhadap suatu program kesehatan. 18 Kurangnya rumor yang positif mengenai K4 ternyata sangat berperan dalam rendahnya angka cakupan K4 di Desa Sukarame. Sebagian besar responden ternyata tidak pernah mendengar kabar mengenai K4 dan manfaatnya sehingga

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun 2005-2006 Felix Kasim, Theresia Monica Rahardjo mereka tidak tergerak untuk mencari informasi lebih lanjut, hanya sebagian kecil responden yang mengaku telah mendengar kabar mengenai manfaat positif dari K4 dan mereka memiliki kemauan untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai K4. Rumor positif mengenai K4 juga berhubungan dengan kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Suatu penyuluhan mengenai K4 yang menarik dapat menyebabkan para ibu mengabarkan kepada ibu-ibu lain yang belum/tidak datang pada penyuluhan akan manfaat dari penyuluhan tersebut. Kabar yang positif akan makin tersebar sehingga menarik ibu-ibu lain untuk datang pada penyuluhan berikutnya. Simpulan Dari hasil penelitian didapatkan simpulan : - Terdapat hubungan yang bermakna antara kehamilan, pendidikan, ekonomi, informasi dan rumor dengan seluruh ibu bersalin terhadap rendahnya angka cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur. - Tidak ada hubungan yang bermakna antara transportasi, umur dan status pekerjaan dengan seluruh ibu bersalin terhadap rendahnya angka cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur. Saran - Memberikan informasi mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan, dalam hal ini K4, kepada seluruh responden sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan responden, baik melalui penyuluhan, penyebaran brosur, penempelan leaflet dan usaha-usaha lainnya. - Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga kesehatan maupun para kader untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petugas kesehatan dan kader dalam memberikan informasi dan pelayanan pemeriksaan kehamilan (K4). Selain kemampuan dan pengetahuan yang baik, petugas kesehatan dan para kader diharapkan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan para ibu, karena komunikasi dapat menumbuhkan rasa percaya yang memudahkan tenaga kesehatan dan para kader dalam sosialisasi program kesehatan, seperti K4. - Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan dalam mempromosikan pentingnya pemeriksaan kehamilan (K4). Penyuluhan sebaiknya dilakukan pada saat kegiatan Posyandu dengan frekuensi satu bulan satu kali sesuai kebutuhan dan minat responden. Waktu penyuluhan hendaknya direncanakan terlebih dahulu dan sebaiknya telah ditentukan dan diumumkan pada penyuluhan sebelumnya sehingga diharapkan akan banyak orang yang hadir. Selain itu sebaiknya penyuluhan juga melibatkan tokohtokoh masyarakat dan agama yang berpengaruh di tempat tersebut. - Metode penyuluhan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pendidikan responden, juga diberikan dengan cara yang menarik dan mudah dimengerti sehingga responden dapat mencerna materi yang disajikan dengan baik. Selain itu penyajian yang menarik dengan bantuan alat peraga dan gambar akan menumbuhkan minat responden sehingga lebih aktif dalam mengikuti penyuluhan. Lebih jauh lagi

JKM. Vol. 6, No. 2, Februari 2007 responden akan merasakan manfaatnya sehingga timbul rasa membutuhkan sehingga pada penyuluhan berikutnya dia akan datang lagi dan bukan tidak mungkin dia akan mengajak teman-temannya untuk ikut hadir pada penyuluhan tersebut. - Adanya komitmen yang kuat baik dari pemerintah dalam melaksanakan berbagai program kesehatan didukung dengan dana yang memadai. Ucapan Terima Kasih Dr. Cahyo Priambodo selaku Kepala Puskesmas DTP Sukanegara beserta seluruh staf Puskesmas yang telah memberikan dukungan bagi penelitian ini. Daftar Pustaka 1. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2002. Jakarta, 2004; 29. 2. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2004. Bandung, 2005; 33-7. 3. Angka Kematian Ibu Hamil Tertinggi di ASEAN. http://www.sinarharapan.co.id/ berita/0512/28/sh14.html Diakses tanggal 1 April 2006. 4. Angka Kematian Ibu di Indonesia Tertinggi di ASEAN. http://situs. kesrepro.info/kia/jul/2002/kia01.htm Diakses tanggal 1 April 2206. 5. Indonesia Tertinggi di ASEAN. http://www.suarapembaruan.com/new s/ 2003/09/02/Utama/ut06.htm Diakses tanggal 1 April 2006. 6. Dua Ibu Melahirkan Meninggal Setiap Jam di Indonesia. http://situs. kesrepro.info/kia/mei/2004/kia05.htm Diakses tanggal 1 April 2006. 7. Kematian Ibu di Jabar Tertinggi. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/ 0303/22/0301.htm Diakses tanggal 1 April 2006. 8. Departemen Kesehatan RI. Upaya Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta, 1998. 9. Maternal death rate tough to reduce. http://www.nasw.org/users/nasw/ dparsell/maternal/index.php Diakses tanggal 1 April 2006. 10. Departemen Kesehatan RI. Peningkatan Peran Serta Mayarakat Dalam Gerakan Sayang Ibu. Panduan Bagi Petugas Kabupaten. Jakarta, 1998. 11. GSI Sudah Dikenal di Tingkat Desa. Kompas. http://www.kompas.com/kompascetak/0201/24/iptek/gsis10.htm Diakses tanggal 1 April 2006. 12. STARH (Sustaining Technical Achievement in Reproductive Health/Family Planning). http://www.jhuccp.org/asia/indosnesia /starh.shtml Diakses tanggal 1 April 2006. 13. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pondok Bersalin. Direktorat jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta, 1994. 14. Badar S. Warga Siaga Wujud Aplikasi Klinik Sosial Kesehatan Reproduksi. LSM Warga Siaga Kota Cirebon. Cirebon, 2004. 15. Suami Siaga, Ambulan Desa dan Pondok Ibu. http://www.pontianakpost.com/ berita/index.asp?berita=singkawang&id =92935 Diakses tanggal 1 April 2006. 16. Puskesmas DTP Sukanagara. Laporan Tahunan Tahun 2005. Dinas Kesehatan Cianjur. Jawa Barat, 2005. 17. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT Rineka Cipta. Jakarta, 2002. 18. Rihna A, dkk. Pengayoman Medis Keluarga Berencana. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta, 1989.

51