BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Profil Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya. pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab. Tugas pokok dan fungsi yang

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PP 10/1979, PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang: PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Penilaian Kinerja PNS

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Jurnal Sistem Informasi

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2005 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN KOTA SURABAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian, serta dapat

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya berbagai jenis kegiatan pembangunan di lingkungan. pengawasan yang tepat. Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

SURAT EDARAN NOMOR: 02/SE/1980 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 6 Tahun 2005 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DATA / PROFIL UNIT KERJA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2013

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor: 395/A.51.01/Unwidha/VII/2014 tentang PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan

Profil Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.R Tahun 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

profesional, bersih dan berwibawa.

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1994 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA KARYA SATYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 97 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar

PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASI MANDIRI DAN REKAN (SELF EVALUATION, PEER REVIEW) MUTU KLINIS PUSKESMAS AJI KUNING

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PANDUAN PENILAIAN PEGAWAI MELALUI DAFTAR PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BURU

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pengendalian bahan baku diperlukan perangkat keras dan perangkat lunak.

BAB III LANDASAN TEORI. melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan sasaran tertentu.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

QANUN KOTA SABANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Profil Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya merupakan suatu dinas bentukan Pemerintah yang bertugas menangani Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tujuan dibentuknya Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya adalah untuk dapat menjabarkan dari visi dan misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang telah disepakati dengan sasaran yang ingin dicapai peningkatan sumber daya manusia aparatur dan pelayanan yang sebaik-baiknya sehingga tercapai pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab. Tugas pokok dan fungsi yang sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 90 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Kota Surabaya yaitu pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana program, anggaran dan laporan badan, pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan, pengelolaan administrasi kepegawaian dan fungsinya perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian dan diklat, pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang kepegawaian dan diklat, pembinaan dan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, pengelolaan ketatausahaan. Visi dan Misi dari Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya adalah MENJADIKAN APARATUR YANG DISIPLIN DAN PROFESIONAL. Penjelasan Visi nya adalah Aparatur yang memiliki kualitas kompetensi yang dapat mencerminkan sosok pribadi yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, dengan mengedepankan semangat team work serta komunikatif, memiliki 8

9 kemampuan manajemen, responsif dan bertanggung jawab serta kesediaan untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan global sebagai kekuatan utama untuk mensukseskan visi Pemerintah Kota Surabaya. Untuk mewujudkan visi tersebut Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Surabaya telah menyusun misi sebagai berikut : a. Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian yang prima b. Meningkatkan kesejahteraan pegawai c. Melaksanakan pembinaan pegawai d. Melaksanakan pengembangan pegawai Kantor dari Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya beralamat di Jalan Jimerto no 25-27. Adapun pembagian-pembagian Bidang itu adalah : 1. Bidang Sekretaris 2. Bidang Umum dan Kepegawaian 3. Bidang Keuangan 4. Bidang Pendidikan dan Pelatihan 5. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pegawai 6. Bidang Mutasi 7. Bidang Diklat Struktural dan Fungsional 8. Bidang Pembinaan Pegawai 9. Bidang Mutasi Fungsional 10. Bidang Diklat Teknis 11. Bidang Pengembangan Pegawai 12. Bidang Mutasi non Fungsional

10 Adapun struktur organisasi dari Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya yang dapat menunjukkan garis tanggung jawab dari setiap bidang seperti dalam Gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya (Sumber: Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Surabaya) 2.2 Sistem Informasi Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin (1994) yang dikutip oleh Jogiyanto (1997:1), sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi subsistem yang berusaha untuk mencapai tujuan (goal) yang sama. Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran. Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Sasaran menentukan masukan dan keluaran yang dihasilkan. Sistem dikatakan berhasil jika mencapai sasaran dan tujuan. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Informasi merupakan data yang telah diolah untuk menjadi bentuk yang lebih berguna bagi pihak penerima dan didalamnya mnenggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dam kesatuan nyata (fact dan entity) (Jogiyanto, 1997:25).

11 Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output. Pada proses terdapat hubungan timbal balik dengan dua elemen, yaitu kontrol kinerja sistem dan sumber-sumber penyimpanan data, baik berupa karakter-karakter huruf maupun berupa numerik. Saat ini data bisa berupa suara atau audio maupun gambar atau video. Data ini diproses dengan metode-metode tertentu dan akan menghasilkan output yang berupa informasi. Informasi yang dihasilkan dapat berupa laporan atau report maupun solusi dari proses yang telah dijalankan. Penggambaran proses yang terjadi dalam suatu siklus sistem informasi seperti dijelaskan dalam Gambar 2.2. Input of Data Resource 2.3 Penilaian Kinerja Control of System Processing Data Storage of Data Resource Gambar 2.2 Proses Sistem Informasi (Sumber: Herlambang dan Tanuwijaya, 2005) Output of Information Products Menurut Simamora (1997:415), penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses dengannya organisasi mengevaluasi pelakasanaan kerja individu. Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja (performance feedback) memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka bekerja jika dibandingkan dengan standar standar organisasi. Apabila penilaian kinerja dilakukan secara benar, para karyawan, penyelia penyelia mereka, departemen

12 sumber daya manusia, dan akhirnya organisasi bakal diuntungkan dengan pemastian bahwa upaya upaya individu memberikan kontribusi kepada fokus strategik organisasi. Menurut Mathis dan Jackson (2002:78), kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi. Kontribusi tersebut antara lain : 1. Kuantitas output 2. Kualitas output 3. Jangka waktu output 4. Kehadiran di tempat kerja 5. Sikap kooperatif 2.4 Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil adalah penilaian secara periodik pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan atau ketidak berhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil, dan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan kelebihankelebihan yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain pengangkatan, kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan, serta pemberian penghargaan. Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.

13 Dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan unsur-unsur yang dinilai adalah: a. Kesetiaan Adalah kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah. b. Prestasi kerja Adalah hasil kerja yang dicapai seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksana tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seorang Pegawai Negeri Sipil dipengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, pengalaman dan kesungguhan PNS yang bersangkutan. c. Tanggung Jawab Adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul risiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. d. Ketaatan Adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan. e. Kejujuran Adalah ketulusan hati seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang diberikan kepadanya.

14 f. Kerjasama Adalah kemampuan seseorang Pegawai Negeri Sipil untuk bekerja bersamasama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. g. Prakarsa Adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan. h. Kepemimpinan Adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Dalam Peraturan Pemerintah ini ditentukan, bahwa yang berwenang membuat Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil adalah Pejabat Penilai, yaitu atasan langsung dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dengan ketentuan serendah-rendahnya kepala Urusan atau pejabat lain yang setingkat dengan itu. Pejabat lain yang setingkat dengan Kepala Urusan, antara lain adalah Pemilik Sekolah Dasar, Penilik Pendidikan Agama, Kepala Sekolah Dasar, dan Pejabat lain yang ditentukan oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretaiatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dalam lingkungannya masing-masing. Dengan adanya ketentuan sebagai tersebut di atas, maka Penilai benar-benar mengenal secara pribadi Pegawai Negeri Sipil yang

15 dinilai, sehingga dengan demikian diharapkan penilaian dapat dilakukan lebih obyektif. 2.4.1 Kriteria Penilaian Suatu penilaian kinerja akan membutuhkan jawaban dari pihak penilai sesuai dengan hasil pengamatan dari kinerja yang ditampilkan oleh pihak yang dinilai. Jawaban merupakan dari pihak penilai dalam suatu penilaian karena dari jawaban ini akan dilakukan suatu pengelolahan sehingga menghasilkan suatu nilai akhir. Setiap jawaban dalam proses penilaian ini dijabarkan dalam bentuk suatu kriteria penilaian. Dimana nilai tertinggi merupakan kriteria yang diharapkan oleh pihak instansi dan nilai terendah merupakan kriteria yang paling tidak diharapkan oleh pihak instansi. Masing-masing variabel dan indikator penilaian memiliki kriteria seperti yang terlampir pada sub bab lampiran indikator dan kriteria penilaian. Contoh kriteria penilaian dari variabel prestasi kerja dengan indikator pertamanya yaitu mempunyai keterampilan dalam melaksanakan tugasnya seperti tertera pada tabel dibawah ini Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Dari Indikator Keterampilan dalam Melaksanakan Tugas Indikator Nilai Kriteria Penilaian Keterampilan dalam Mempunyai ketrampilan yang sangat baik 91-100 melaksanakan tugas dalam melaksanakan tugasnya. Keterampilan dalam Mempunyai ketrampilan yang baik dalam 76-90 melaksanakan tugas melaksanakan tugasnya. Keterampilan dalam Mempunyai ketrampilan yang cukup dalam 61-75 melaksanakan tugas melaksanakan tugasnya. Keterampilan dalam Mempunyai ketrampilan yang sedang dalam 51-60 melaksanakan tugas melaksanakan tugasnya. Keterampilan dalam Kurang mempunyai ketrampilan dalam 0-50 melaksanakan tugas tugasnya.

16 2.4.2 Proses Perhitungan dan Kategorisasi Nilai Akhir Metode perhitungan yang digunakan dalam mengelola hasil penilaian yang didapat dari proses penilaian adalah dengan mengakumulasikan nilai setiap indikator dalam satu variabel. Setelah itu, nilai dari setiap variabel diakumulasi untuk mendapatkan nilai akhir dari proses penilaian ini. Formula perhitungan dari proses penilaian ini adalah sebagai berikut: NV = (NI1+NI2+NI3+Nin)....... (1) Keterangan : I NV = Nilai Variabel NI = Nilai setiap indikator Nin = Nilai indikator ke-n I = Jumlah indikator NA=(NV1+NV2+NV3+Nvn)..... (2) Keterangan : v NA = Nilai Akhir NV = Nilai setiap variabel Nvn = Nilai variabel ke-n v = Jumlah variabel NDP3=(NA1+NA2+NA3+Nan) (3) a

17 Keterangan : NDP3 = Nilai Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan NA = Nilai Akhir Nan = Nilai akhir ke-n a = Jumlah akhir Setelah nilai akhir penilaian didapat, maka nilai tersebut akan diterjemahkan kedalam standarisasi nilai akhir yang telah dibuat oleh instansi sebelumnya. Standarisasi nilai akhir tersebut bukan keputusan terakhir. Rekomendasi tersebut hanya merupakan alat bantu bagi pimpinan dalam memberikan keputusan berdasarkan hasil penilaian kinerja pegawai. Standarisasi nilai akhir dapat dilihat dalam tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2 Nilai Akhir dan Keterangannya Rentang Nilai Keterangan 91-100 Amat Baik 76-90 Baik 61-75 Cukup 51-60 Sedang 0 50 Kurang