PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DAN BUDAYA DI KOTA BANJAR

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2005 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA. NOMOR : 6 Tahun 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG IZIN-IZIN PENYELENGGARAAN KEBUDAYAAN KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S A L I N A N NOMOR 06/C 2002.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI DAN IZIN USAHA KEPARIWISATAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN SURAT IZIN USAHA INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 10 SERI C NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI. Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA, OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 1 Tahun 2002 Seri: B

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PENGGUNAAN JALAN DAN BONGKAR MUAT BARANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR : 37 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA MEDAN

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN DIBIDANG USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 07 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2008

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2006 SERI E.15 PERATURAN BUPATI CIREBON BUPATI CIREBON

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 23

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 3 PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 22 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 17 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 14 PERATURAAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBURAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 62 TAHUN 2006 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM RETRIBUSI IZIN USAHA PERINDUSTRIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 36 SERI C NOMOR SERI 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 21 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 17 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK ANGKUTAN DARAT DI KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 04

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA PARIWISATA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DAN BUDAYA DI KOTA BANJAR DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 27 Tahun 2002, tentang Pembentukan Kota Banjar di provinsi Jawa Barat, Kota Administratif Banjar meningkat statusnya menjadi daerah otonom dengan segala kewenangan dan kemampuan yang dimilikinya, dalampenyelenggaraannya perlu dilakukan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, akuntabilitas serta kondisi obyektif daerah; b. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pembangunan, pemerintahan dan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat perlu digali sumber-sumber pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah / Retribusi Daerah dan menjadi kewenangan Pemerintah Kota Banjar; c. bahwa sumber-sumber pendapatan sebagaimana dimaksud pada huruf b diatas diantaranya adalah Izin Usaha Kepariwisataan dan Budaya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b dan c diatas, perlu diatur Izin Usaha Kepariwisataan dan Budaya dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427); 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 6. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 7. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4246); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3658); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 11. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk-produk Hukum Daerah; 13. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 3 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pembuatan, Perubahan, Pencabutan dan Pengundangan Peraturan Daerah. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJAR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DAN BUDAYA DALAM KOTA BANJAR.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Banjar. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Banjar. 3. Walikota adalah Walikota Banjar. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjar. 5. Dinas adalah Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota Banjar. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota Banjar. 7. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Banjar. 8. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. 9. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 10. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. 11. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. 12. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut. 13. Budaya adalah merupakan hasil budaya karya, rasa dan cipta manusia. 14. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan jalan belajar. 15. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa pemberian izin yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 16. Objek dan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran pariwisata. 17. Izin adalah Izin Usaha Kepariwisataan dan Budaya. 18. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. 19. Menteri adalah menteri yang bertanggungjawab di bidang kepariwisataan. 20. Biaya Administrasi adalah uang penggantian ongkos cetak tulis.

BAB II IZIN USAHA Pasal 2 (1) Setiap usaha pariwisata yang berlokasi dalam daerah yang bergerak dalam ruang lingkup usaha jasa pariwisata, jenis usaha seni dan sarana budaya serta usaha lain yang terkait dibidang tersebut harus mendapat izin usaha dari Walikota. (2) Jenis usaha pariwisata terdiri dari : a. Usaha jasa pariwisata. - Jasa Biro Perjalanan. - Jasa Agen Perjalanan Wisata. - Jasa Pramuwisata. - Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran. - Jasa Impresariat. - Jasa Konsultan Pariwisata. - Jasa Informasi Pariwisata. b. Pengusahaan objek dan Daya Tarik Wisata. - Pengusaha objek dan daya tarik wisata alam. - Pengusaha objek dan daya tarik budaya. - Pengusaha objek dan daya tarik wisata minat khusus. c. Usaha Sarana Pariwisata. - Penyediaan akomodasi. - Penyediaan makan dan minum. - Penyediaan angkutan wisata. - Penyediaan sarana wisata tirta. - Kawasan pariwisata. (3) Jenis usaha seni dan sarana budaya : a. Jasa seni. - Pemanfaatan padepokan dan lingkung seni. - Penyelenggaraan kursus seni. - Mengadakan pentas seni bagi masyarakat. - Menyelenggarakan pasang giri. - Menyelenggarakan binojakrama wayang golek. - Menyelenggarakan pekan seni. - Jasa impresariat kesenian. b. Sarana Budaya. - Pendirian Sanggar seni. - Pembuatan home industri kerajinan.

c. Penyediaan Sarana Budaya. - Pengolahan peninggalan sejarah. - Pengolahan dan pengembangan museum. - Pengolahan pusat/ sarana budaya dan industri kerajinan. - Pengolahan monumen. - Penyebaran informasi sejarah berupa buku. - Penyelenggara lomba/ sayembara penulisan sejarah daerah dan cerita rakyat. - Penelitian ilmiah bidang seni budaya, sejarah dan kepurbakalaan. Pasal 3 (1) Izin diberikan kepada badan usaha dan perorangan. (2) Jenis izin Usaha pariwisata terdiri dari : a. Izin Sementara Usaha Pariwisata (ISUP). b. Izin Tetap Usaha Pariwisata ( ITUP). (3) Bentuk izin dan jenis kegiatan usaha pariwisata diatur lebih lanjut oleh Walikota. BAB III TATA CARA MEMPEROLEH DAN JANGKA WAKTU BERLAKUNYA IZIN Pasal 4 (1) Untuk memperoleh izin usaha pariwisata dimaksud Pasal 2 Ayat (1) pengusaha yang bersangkutan harus mengajukan permohonan kepada Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk itu. (2) Bentuk tata cara dan cara-cara penjualan permohonan Izin Usaha Pariwisata diatur lebih lanjut oleh Walikota. Pasal 5 Jangka waktu berlakunya Izin Usaha Pariwisata : a. Izin Sementara Usaha Pariwisata (ISUP) berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun. b. Izin Tetap Usaha Pariwisata ( ITUP ) berlaku selama kegiatan usaha masih berjalan dan dilaksanakan pendaftaran ulang/ herregistrasi pada setiap 1 ( satu ) tahun sekali selama memenuhi persyaratan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV BIAYA ADMINISTRASI DAN RETRIBUSI Pasal 6 (1) Badan hukum dan orang pribadi yang mengajukan Izin Usaha Kepariwisataan dan Budaya dikenakan biaya administrasi. (2) Usaha badan hukum sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dengan persyaratan tertentu dikenakan retribusi. (3) Besarnya tarif retribusi untuk setiap izin usaha bagi badan hukum dan orang pribadi tertentu sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) ditetapkan sebagai berikut : No Bentuk Usaha Jenis Usaha Tarif Retribusi/ tahun (1) (2) (3) (4) I Usaha Jasa Pariwisata 1. Biro Perjalanan Wisata. 2. Agen perjalanan pariwisata. 3. Pramuwisata. 4. Jasa konvensi, perjalanan Intensif dan pameran. 5. Jasa Impresariat. 6. Jasa Konsultan Pariwisata. 7. Jasa informasi Pariwisata. Untuk Badan Usaha 1. Kantor pusat Rp. 150.000,- 2. Kantor Cabang Rp. 100.000,- II Usaha Objek dan Daya 1. Pengusahaan ODTW Badan Usaha yang Tarik Wisata bukan Alam mengelola kawasan milik Pemda 2. pengusahaan ODTW 1. ODTW kelas I Budaya. Rp. 100.000,-/Ha 3. pengusahaan ODTW 2. ODTW Kelas II Rp. 75.000,-/Ha III Usaha Sarana Pariwisata 1. Akomodasi Minat Khusus 1. Hotel Berbintang 10 % dari tarif kamar ( Bintang I-Bintang V )

2. Hotel Melati 10 % dari Tarif Kamar ( Melati I s/d III ) 3. Pondok Wisata 1. OW. Kelas I Rp.40.000,-/ Rmh 2. OW. Kelas II Rp. 25.000,-/ Rmh 4. Pondok Remaja Rp. 2.000,-/ Bed 5. Bumi Perkemahan 6. Persinggahan/ Rest Area OW. Kls I Rp.100.000/ Ha OW. Kls II Rp.75.000/ ha Rp.100.000,- /Ha 2. Penyediaan Makanan dan Minuman a. Usaha Bar Usaha Bar Rp. 5.000,-/ Kursi b. Restoran i. Sendok Garpu Emas Rp. 2.000/ kursi i. Sendok Garpu Perak Rp. 1.500,-/ kursi. i. Sendok Garpu Perunggu Rp.1250,-/ kursi c. Rumah Makan Rumah makan Rp.1.000 / kursi Rumah Makan Fasilitas Hiburan Rp. 2.000,-/ kursi.

d. Cafe 1. Sampai dengan dari 500 porsi Rp. 50.000,- 2. Dari 501 s/d 1.500 porsi Rp. 75.000,- 3. > 1.500 porsi Rp. 100.000,-

3. Penyediaan Angkutan Wisata 1. Jasa angkutan penumpang umum 1. Bus Penumpang Rp. 100.000,-/ Bus. 2. Non bus Rp. 75.000/ Unit 2. Jasa angkutan penumpang rekreasi 1. Kereta Api Mini Rp. 1.000,-/ Kursi. 2. Mobil Rekreasi Mini Rp. 15.000,-/ buah 3. Angkutan Rekreasi Lokal Rp.25.000,-/ unit. 4. Kuda Tunggang Rekreasi Rp. 5000,-/ ekor. 5. Becak Wisata Rp. 2.500,-/ buah 6. Sepeda Wisata Rp.2.500,-/buah. a. Kurang 10 buah Rp.300,- b. Lebih 10 buah Rp. 2.500,- 7. Andong Wisata Rp.5.000,-/buah 4. Penyediaan sarana Wisata Tirta 1. Fasilitas perahu pesiar 1. Perahu dayung /Layar Rp. 10.000,-/buah 2. Kapal /Perahu Motor Rp. 15.000,-/buah 3. Jet Sky Rp. 25.000,- /buah 4. Speed Boat Rp. 50.000,-/buah

2. Fasilitas Sewa Peralatan Rekreasi Air 1. Speed Air Rp.4.000,- /buah. 2. Ban Renang Rp.500,- /buah 5. Penyediaan sarana wisata lainnya 1. Hiburan Bioskop a. Bioskop tertutup 1. Kelas AC kurang dari 500 kursi Rp.500,-/ kursi 2. Kelas AC lebih dari 500 kursi Rp.400,-/ kursi 3. Kelas non AC kurang dari 500 kursi Rp 300,- / kursi 4. Kelas Non AC lebih dari 500 kursi Rp. 200,-/ kursi b. Bioskop Terbuka c. film Keliling Rp.50.000,-/buah Rp. 20.000,-/buah 2. Mesin permainan Anak/ Video Game. 3. Sanggar Senam 4. Salon Tata Rias Kecantikan. 5. Kamar Mandi / Air Panas / Mandi sauna Rp.10.000,-/mesin Rp.50.000,-/unit Rp. 15.000,-/kursi Lebih dari 5 orang Rp.10.000,-/kamar Kurang dari 5 orang Rp. 15.000,-/kamar 6. Kamar Mandi / WC Umum. Rp.2.500,-/kamar 7. Kolam Pemancingan 8. Kolam Renang Rp.300,-/ m 2 Rp.200,-/ m 2

9. Lapangan Bulu Tangkis (Gedung ) Rp.25.000,-/lapang 10. Lapangan Tenis Rp. 100.000,-/lapang 11. Squash Rp.20.000,-/ lapang 12. Bowling Rp. 25.000,-/lapang 13. Lapang Golf a. Fasilitas 18 Hole Rp. 800.000,-/ lapang. b. Fasilitas 9 Hole Rp. 600.000,-/ lapang. c. Fasilitas Mini Golf Rp.400.000,-/ lapang 14. Sanggar Seni Rp.75.000,-/ gedung 15. Gedung Pertunjukan/Gedung Pementasan. Rp. 100.000.,-/ gedung 16. Pertunjukan Berpindah-pindah. Rp. 5000,-/ jenis 17. Sirkus dan sejenisnya Rp. 200,-/ kursi IV Pemberian Lisensi 1. Jasa Pramuwisata. Utama Rp.30.000,-/orang Madya Rp.20.000,-/orang Muda Rp. 10.000,-/orang 2. Jasa Bartender, Jasa Pemijat. 3. Jasa Tata Boga Rp. 50.000,-/ orang Tunanetra Rp. 10.000,-/ orang Non Tunanetra Rp. 50.000,-/ orang Rp. 25.000,-/ orang

Pasal 7 (1) Tata Cara Pembayaran Administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diatur lebih lanjut oleh Walikota. (2) Pengolahan jenis izin usaha yang memiliki persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Walikota. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8 (1) Pembinaan dan pengawasan usaha pariwisata dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata dalam bentuk pengaturan, bimbingan, pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan usaha. (2) Pembinaan dan pengawasan usaha pariwisata sebagaimana dalam Ayat (1) diselenggarakan agar tercipta kondisi yang mendukung kepentingan wisatawan, keberlangsungan usaha pariwisata dan terpeliharanya objek dan daya tarik serta lingkunganya. (3) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Walikota. BAB VI KETENTUAN PIDANA Pasal 9 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksana kewajibannya sehinga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah). (2) Denda sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), disetor ke Kas Daerah melalui Dinas. (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB VII PENYIDIKAN Pasal 10 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana undang-undang hukum acara pidana yang berlaku. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan Retribusi agar keterangan atau laporan tersebut mejadi lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perpajakan daerah dan retribusi. c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi. d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang perpajakan daerah dan retribusi. e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut. f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah dan retribusi. g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meningggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e. h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan daerah dan retribusi. i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. j. Menghentikan penyidikan. k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi menurut hukum yang bertanggung jawab. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

BAB VIII PENUTUP Pasal 11 Ketentuan yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. Pasal 12 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banjar. Ditetapkan di Banjar pada tanggal 24 Juni 2004 WALIKOTA BANJAR H. HERMAN SUTRISNO. Diundangkan di Banjar Pada tanggal 24 Juni 2004 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJAR H. MEMET SLAMET. LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR TAHUN 2004 NOMOR 22 SERI C

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DAN BUDAYA DALAM KOTA BANJAR I. PENJELASAN UMUM Bahwa dalam rangka memberikan dasar bagi usaha-usaha penggalian kekayaan bahan galian alam wilayah Kota Banjar, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom merupakan penjabaran dari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Bahwa dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah perlu untuk lebih menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, sehingga salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Banjar didalamnya termasuk Izin Usaha Kepariwisataan dan Budaya yang diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal ini menjelaskan beberapa istilah yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini, dengan maksud agar terdapat pengertian yang sama sehingga kesalahpahaman dalam penafsiran dapat dihindarkan. Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7

Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19