BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. hanya saja pengendaliaan operasionalnya diambil oleh perusahaan pengakuisisi

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ANEKA TAMBANG Tbk SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merger merupakan suatu kebijakan yang diambil perusahaan dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB V PENUTUP. perbandingan kinerja perusahaan setelah merger dan akuisisi selama periode 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

Merger dan Akuisisi Pengertian Merger dan Akuisisi Merger Akuisisi Jenis-jenis Merger dan Akusisi a. Merger b. Konsolidasi c.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB 5 PENUTUP. kinerja keuangan PT. Fastfood Indonesia, Tbk dan PT. Pioneerindo Gourmet

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi proses merger perusahaan, Rasio menunjukkan kemampuan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW sampai dengan 2008, mengalami peningkatan sebesar 45 %. Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN. terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Akuisisi Akuisisi adalah penggabungan usaha dengan cara membeli saham, kas dan sekuritas lainnya secara tunai. Perusahaan yang diakuisisi namanya akan tetap ada hanya saja pengendaliaan operasionalnya diambil oleh perusahaan pengakuisisi dengan kata lain kedua perusahaan ini akan menjalin hubungan antara perusahaan induk dan anak perusahaan. Istilah merger dan akuisisi digunakan saling menggantikan (interchangeable). Gambar 1 Skema Akuisisi Sumber yang diolah 10

11 2.1.2 Klasifikasi Akuisisi Ditinjau dari keterkaitannya dengan bidang usaha perusahaan bergabung, maka dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut: 1. Akuisisi Horizontal,penggabungan usaha yang dilakukan padaperusahaan sejenis atau dalam industri yang sama yaitu menghasilkan produk atau jasa yang sama. Misalnya perusahaan semen dengan perusahaan semen. 2. Akuisisi Vertikal, penggabungan usahan yang dilakukan pada kedua perusahaan yang mempunyai hubungan bisnis sebagai pelanggan atau pemasok. Misalnya perusahaan tepung dengan perusahaan roti. 3. Akuisisi Kongenerik, penggabungan usaha yang dilakukan antar perusahaan dalam industri sejenis tetapi tidak menghasilkan produksi atau jasa yang sama. Misalnya perusahaan air mineral dengan perusahaan minuman dalam kemasan. 4. Akuisisi Konglomerat, penggabungan perusahaan dimana perusahaan satu dengan perusahaan lain dalam industri yang berbeda. Misalnya perusahaan komputer dengan perusahaan makanan. 2.1.3 Alasan Melakukan Akuisisi Akuisisi dilakukan karena berbagai alasan dan pertimbangan, banyak aspek yang perlu diperhatikan untuk melakukan akuisisi. Menurut Martono dan Harjito (2010: 347), umumnya akuisisi disebabkan oleh berbagai alasan, yaitu :

12 1. Peningkatan Penjualan dan Penghematan Operasi (Sinergy) Perusahaan industri melakukan akuisisi, maka perusahaan yang memiliki produk pengganti dari jenis produk yang sudah ada akan menambah jenis produk yang ada sehingga dapat meningkatkan produk keseluruhan. Penghematan operasi (sinergy) dapat dicapai dengan akuisisi melalui penghapusan fasilitas-fasilitas yang sama, mengkonsolidasikan kegiatan pemasaran, akuntansi, pembelian dan kegiatan operasi lainnya. 2. Perbaikan Manajemen Perusahaan-perusahaan dengan keuntungan yang rendah lebih sesuai dilakukan penggabungan. Namun apabila hal ini dilakukan, maka harus dapat menunjukan adanya kemungkinan perubahan keuntungan melalui perbaikan manajemen tersebut. 3. Pengaruh Informasi Informasi ini merupakan informasi yang dimiliki manajemen namun tidak dimiliki pasar. Jika manajemen merasa penilaian saham dilakukan dibawah nilai seharusnya (undervalued) maka dengan restrukturisasi, perusahaan memberikan informasi yang positif sebagai isyarat bahwa perusahaan akan lebih baik sehingga terjadi peningkatan harga saham. 4. Pertumbuhan Perusahaan Suatu perusahaanmungkin tidak mampu tumbuh dengan laju yang cepat atau cukup seimbang melalui perluasan atau pertumbuhan internal, sehingga perlu dilakukan perluasan eksternal melalui penggabungan. Hal ini mungkin terjadi karena perluasan eksternal jauh lebih murah daripada perluasan eksternal.

13 5. Pengalihan Kekayaan Setiap tindakan yang mengurangi risiko arus kas, seperti akuisisi, akan mengakibatkan pengalihan kekayaan dari pemegang saham pada pemegang hutang. Restrukturisasi yang meningkatkan risiko relatif, seperti pelepasan atau peningkatan leverage keuangan, akan mengakibatkan perpindahan kekayaan dari pemegang hutang kepada pemegang saham (ekuitas). 6. Alasan-alasan Pajak Penggabungan dengan perusahaan lain yang memperoleh laba dengan maksud agar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan yang profitable lebih kecil. 7. Diversifikasi Dengan mengambilalih perusahaan di dalam lini usaha yang berbeda, suatu perusahaan dapat mengurangi ketidakstabilan siklus laba. Dengan diversifikasi maka risiko yang dihadapi atas suatu saham dapat dikompensasi oleh saham yang lain dengan demikian risiko secara keseluruhan menjadi lebih kecil. 8. Keuntungan-keuntungan Leverage Dalam restrukturisasi perusahaan, penggunaan leverage keuangan mengalami peningkatan. Jika hal ini terjadi, penciptaan nilai bagi pemegang saham akan terjadi. Ada timbal balik antara pengaruh pajak perusahaan, pajak pribadi, biaya kebangkrutan dan agensi serta pengaruh intensif. Restrukturisasi perusahaan dapat menyebabkan perubahan leverage keuangan yang kemudian menyebabkan pertumbuhan nilai.

14 9. Alasan Pribadi Dalam perusahaan yang dimiliki secara perseorangan (tertutup), maka pemilik mempunyai keinginan perusahaannya diambil alih oleh perusahaan lain yang telah mempunyai saham-saham yang mapan. Sehingga melalui penggabungan dengan perusahaan yang dimiliki masyarakat (go public), mereka akan mendapatkan perbaikan yang nyata dalam likuiditas mereka, yang memungkinkan mereka menjual beberapa sahamnya dan mendiversifikasi investasinya. 2.1.4 Dampak Akuisisi Apabila dua perusahaan digabung, maka akan terjadi rasio pertukaran (ratio of exchange), yaitu laba per lembar saham (EPS) dan harga pasar gabungan dua perusahaan (Martono dan Harjito, 2002: 351) 1) Dampak Akuisisi terhadap Laba Penggabungan usaha dapat memungkinkan terjadinya peningkatan atau penurunan EPS bagi perusahaan yang mengakuisisi. Jumlah peningkatan atau penurunan tersebut merupakan merupakan fungsi dari rasio harga/laba atau PER sebelum penggabungan usaha dan ukuran relatif kedua perusahaan diukur dengan laba total. Semakin tinggi PER perusahaan yang mengakuisisi dibandingkan dengan rasio perusahaan yang diambil alih, dan semakin besar laba perusahaan yang diakuisisi dibandingkan dengan laba perusahaan yang mengakuisisi, maka semakin besar kenaikan laba per lembar saham perusahaan yang mengakuisisi.

15 a. Dampak akuisisi terhadap laba di masa datang Apabila pertumbuhan laba perusahaan yang diakuisisi lebih besar dari perusahaan yang mengakuisisi, maka pada akhirnya akan menghasilkan EPS yang lebih tinggi bagi perusahaan pengakuisisi. b. Perbaikan Laba Per lembar Saham (Bootstrapping Earning Per Share) Perusahaan tidak akan menawarkan harga yang lebih tinggi dari harga pasar yang berlaku jika perusahaan lain tersebut dianggap tidak dapat memberikan penghematan ekonomi atau perbaikan manajemen. Kekayaan pemegang saham perusahaan yang melakukan akuisisi akan meningkat jika PER perusahaan lebih tinggi dari perusahaan yang diakuisisi. 2) Dampak Akuisisi terhadap Pasar Proses tawar menawar dalam akuisisi terutama didasarkan pada rasio pertukaran harga pasar per lembar saham. Harga pasar dapat dijadikan tolok ukur untuk memperkirakan nilai intinsik perusahaan. Harga tersebut dapat mencerminkan laba potensial perusahaan deviden, risiko bisnis, struktur modal, nilai aktiva dan faktor-faktor penilaian lainnya. 2.1.5 Kerugian dan Keuntungan Akuisisi Berikut adalah kerugian dan kelemahan dari merger dan akuisisi menurut Harianto dan Sudomo (2001:643). 1. Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset, sebagai berikut: a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya

16 anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi. b. Apabila perusahaan mengambilalih seluruh saham yang dibeli maka terjadi akuisisi. c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. 2. Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut: a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak bidding firm. b. Dalam akuisisi saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan. c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover). d. Akuisisi aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.

17 2.1.6 Laporan Keuangan Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:76) Laporan Keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan oleh setiap pengguna dengan informasi yang berbeda-beda. Analisis laporan keuangan digunakan untuk menganalisis rasio kondisi keuangan pada masa lampau dan memprediksi kondisi keuangan untuk masa yang akan datang. Pada dasarnya laporan keuangan mempunyai tiga bagian, yaitu Neraca, Laporan Laba-Rugi dan Laporan Arus Kas. Laporan keuangan harus disajikan secara wajar sesuai dengan aturan yang berlaku, karena laporan keuangan disajikan bukan hanya untuk kepentingan manajemen perusahaan tetapi juga untuk pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, seperti investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat sebagai transparasi perusahaan. 2.1.7 Analisis Rasio Keuangan Rasio Keuangan adalah penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Rasio tersebut memberikan dua cara bagaimana membuat perbandingan dan data keuangan perusahaan yang berarti: (1) kita dapat meneliti rasio antar-waktu (katakanlah untuk 5 tahun terakhir) untuk meneliti arah

18 pergerakannya: dan (2) kita dapat membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya (Keown et al., 2008: 74). Proses berjalannya operasional perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dan apabila ada beberapa pertanyaan yang timbul seputar likuiditas perusahaan, aktiva perusahaan, laba operasional dan deviden atas investasi pemegang saham dapat dijawab dengan rasio keuangan.dalam penelitian ini menggunakan 4 rasio keuangan, yaitu: 1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari Current Ratiodan Quick Ratio. a. Current Ratio (CR). Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya hutang lancar yang ditutup dengan aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. CR = Aset Lancar Hutang Lancar b. Quick Ratio (QR). Rasio ini dihitung dengan mengurangkanpersediaan dari aset lancar dan kemudian membagi hasilnya dengan hutang lancar.pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang lancar tanpa mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting. QR = Aset Lancar Persediaan Hutang Lancar 2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengelola asetnya. Rasio ini untuk menilai kewajaran total

19 jumlah setiap jenis aset yang dilaporkan dalam neraca dan dibandingkan dengan tingkat penjualan yang diharapkan. Rasio aktivitas terdiri dari Fixed Assets Turnoverdan Total Asset Turnover. a. Fixed Assets Turnover (FATO). Mengukur perputaran aset tetap. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan aset tetap. FATO = Penjualan Aset Tetap b. Total Asset Turnover Ratio (TATO). Mengukur perputaran semua aset perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan total aset. TATO = Penjualan Total Aset 3. Rasio Solvabilitas, yaitu perbandingan yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari Debt to Asset Ratiodan Debt to Equity Ratio. a. Debt to Asset Ratio.Rasio ini dihitung dengan membagi total hutang dengan total aset. DAR = Total Hutang Total Aset b. Debt to Equity Ratio. Rasio ini dihitung dengan membagi total hutang dengan ekuitas. DER = Total Hutang Ekuitas

20 4. Rasio Profitabilitas, yaitu perbandingan yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam suatu periode tertentu. Rasio Profitabilitas terdiri dari Return on Total Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). a. Return on Total Assets (ROA). Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aset. ROA = Laba Bersih Total Aset b. Return on Equity (ROE).Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan modal sendiri. ROE = Laba Bersih Modal Sendiri c. Net Profit Margin (NPM). Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. NPM = Laba Bersih Penjualan 2.1.8 Penelitian Terdahulu Penelitian sejenis sudah pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, penelitian ini dengan penelitian terdahulu pasti mempunyai persamaan dan perbedaan. Menurut hasil penelitian Suwardi (2008) dengan judul Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger pada PD BPR BKK Purwodadi secara umum dengan mendasarkan perubahan pada rasio-rasio kinerja keuangan menunjukkan bahwa sesudah merger terjadi peningkatan efisiensi yang ditunjukkan dengan

21 peningkatan ROA, penurunan BOPO, dan NPL, walaupun NIM terjadi penurunan dan LDR terjadi peningkatan. Dengan beberapa temuan diatas, penelitian ini selaras dengan landasan teori merger, tujuan bahwa perusahaan-perusahaan melakukan merger adalah untuk menggunakan skala & skope ekonomi (Koch & Mac Donald, 2002 hal. 902), sehingga mendapatkan peningkatan pada aset, efisiensi biaya (BOPO dan NPL), peningkatan penjualan yang tercermin dalam LDR dan return (ROA). Terjadinya penurunan NIM dan meningkatnya ROA, kemungkinan disebabkan karena peningkatan pendapatan non operasioanl perbankan yang lebih kecil (%) dibandingkan efisiensi biaya operasional yang representatif sehingga menghasilkan peningkatan ROA. Berdasarkan hasil analisis Marzuki dan Widyawati (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi: Studi pada PT Bank CIMB Niaga dengan menggunakan uji t sampel berpasangan (paired samples t-test) dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Terdapat 6 rasio keuangan yang mempunyai perbedaan secara signifikan yaitu banking ratio, net profit margin, primary ratio, capital adequacy ratio, credit risk ratio dan deposit risk ratio sesudah akuisisi menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami perubahan yang signifikan yang mana terjadi peningkatan setelah akuisisi. Jadi akuisisi menghasilkan sinergi bagi perusahaan; (2) Dari hasil perhitungan ini juga dapat diketahui bahwa terdapat 2 rasio keuangan yang tidak mempunyai perbedaan secara signifikan yaitu quick ratio dan return onequity capital; (3) Kinerja keuangan perusahaan perbankan PT Bank Cimb Niaga, Tbk setelah akuisisi menunjukkan kondisi keuangan yang semakin

22 membaik, karena keseluruhan hasil perhitungan rasio keuangan tersebut menunjukkan peningkatan setelah akuisisi. Sedangkan menurut penelitian Hamidah dan Noviani (2013) dengan judul Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi menarik kesimpulan, bahwa rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan dua, empat, dan lima tahun sesudah merger dan akuisisi, yang berarti efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset lancarnya untuk mengelola kewajiban lancar semakin meningkat setelah penggabungan badan usaha. Rasio profitabilitas yang diukur dengan return on assets (ROA) menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan empat tahun sesudah merger dan akuisisi, yang berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk kegiatan operasional perusahaan dan kinerja manajemen semakin efektif dibanding sebelum merger dan akuisisi. Rasio nilai pasar yang diukur dengan price earnings ratio(per) menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi, yang berarti setelah merger dan akuisisi tingkat kepercayaan investor terhadap kinerja jangka panjang perusahaan semakin meningkat.

23 Tabel 1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Sekarang Perbedaan/ Penelitian Terdahulu Penelitian Persamaan Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 3 sekarang Judul Analisis Kinerja Kinerja Keuangan Perbandingan Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sebelum dan Sesudah Akuisisi: Kinerja Keuangan Keuangan PT Aneka Tambang Sesudah Merger Studi Pada PT Perusahaan Tbk Sebelum pada PD BPR Bank CIMB Sebelum dan dan Sesudah BKK Purwodadi. Niaga Sesudah Merger dan Akuisisi Akuisisi di Bursa Efek Peneliti Suwardi Machrus Ali Marzuki dan Nurul Widyawati Tahun Hamidah dan Manasye Noviani Indonesia Penulis 2008 2013 2013 2014 Penelitian Sampel PD BPR BKK Purwodadi. Rasio NIM, BOPO, ROA, NPL dan LDR. Teknik Analisis Wilcoxon dan PairedSamplesT- Test PT. Bank CIMB Niaga QR, ROE, BR, NPM, PR, CAR, CRR, dan DRR Paired T-Test Samples Perusahaan publik periode 2006-2009. CR, TATO, DAR, ROA dan PER Paired Samples T-Test PT Aneka Tambang Tbk CR, QR, DER, DAR, FATO, TATO, NPM, ROA dan ROE Paired Samples T-Test 2.2 Rerangka Pemikiran Menurut Sekaran dalam Wiyono (2011) Rerangka pemikiran adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan dan dielaborasi secara logis antar variabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dibuatlah kerangka pemikiran dari analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan akuisisi sebagai berikut:

24 Persaingan perusahaan Pertambangan PT Aneka Tambang Tbk Ekspansi (Perluasan Usaha) Ekspansi Internal Ekspansi Eksternal Penggabungan Usaha Merger Akuisisi Konsolidasi Analisis Kinerja Keuangan 1.) Current Ratio 2.) Quick Ratio 3.) Fixed Asset Turnover 4.) Total Asset Turnover 5.) Debt to Asset Ratio 6.) Debt to Equity Ratio 7.) Return on Assets 8.) Return on Equity 9.) Net Profit Margin Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi Gambar 2 Rerangka Pemikiran

25 2.3 Perumusan Hipotesis Menurut Sekaran dalam Wiyono (2011), hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan yang muncul dari perumusan masalah penelitian yang berarti suatu hipotesa dapat diubah atau diganti dengan hipotesa lain yang lebih tepat karena pembentukan hipotesis tidak berarti bahwa hubungan tertentu yang diharapkan merupakan suatu fakta yang pasti. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha 1 : Current RatioPT Aneka Tambang Tbk berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Ha 2 : Quick Ratio PT Aneka Tambang Tbk berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Ha 3 : Fixed Asset Turnover PT Aneka Tambang Tbk berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Ha 4 : Total Assets Turnover PT Aneka Tambang Tbk berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Ha 5 : Debt to Assets Ratio PT Aneka Tambang Tbk berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Ha 6 : Debt to Equity Ratio PT Aneka Tambang Tbk berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi.

26 Ha 7 : Return on Assets PT Aneka Tambang Tbk berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Ha 8 : Return on Equity PT Aneka Tambang Tbk berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Ha 9 : Net Profit Margin PT Aneka Tambang Tbk berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi.