PENGEMBANGAN SUMBERDAYA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PENINGKATAN KINERJA DI KANTOR KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENINGKATAN KINERJA DI KANTOR KECAMATAN KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA

PENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH

PROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAH di BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN. Oleh : Elvis Laoh ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang

Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Di Kota Manado

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO.

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA POLA KARIR SEKRETARIS DESA BUPATI MALANG,

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN P.T. DANLIRIS SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Penddidikan dan Latihan. atas Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian

MEWUJUDKAN PERANGKAT DESA YANG BERKUALITAS Sebuah Kajian Menyongsong Implementasi Undang-undang Desa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

PENERAPAN DISIPLIN DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN (Suatu Studi di Kantor Kecamatan Mapanget Kota Manado)

PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah hidup sendiri, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. lebih efisien dan efektif melalui tindakan individu-individu atau kelompok

PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya yaitu sebagai pengelola sistem yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. negeri sipil dalam jabatan struktural menjelaskan untuk mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. unsur pelaksanaan / penyelenggara tugas tugas / pekerjaan guna pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

ANALISIS DOMAIN PERMASALAHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PADA PEREKRUTAN DAN PENILAIAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bangsa yang merdeka, Indonesia telah memiliki lembaga-lembaga. pemerintahan yang melaksanakan tugas-tugas Negara dalam

BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERGADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BENGAWAN SOLO DI SURAKARTA

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH DALAM MENIGKATKAN KINERJA PADA DINAS PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI RAWAS ANGGA *) DEWI FITRIYANI **)

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM : , JUR : ILMU PEMERINTAHAN)

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia saat ini dianggap paling berharga dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi sehingga diperlukan pula peran yang besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi para anggotalah yang menentukan keberhasilannya. Dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

Transkripsi:

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PENINGKATAN KINERJA DI KANTOR KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Abstrak Oleh : Julex Wanga NIM. 120813247 Majunya technology dan berkembangnya informasi serta tersedianya modal dan bahan akan sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya bila sumber daya manusia tidak di perhatikan atau di telantarkan. Dalam rangka mencapai keberhasilan suatu organisasi atau badan usaha, produktivitas kerja pegawai merupakan factor penting yang harus di wujudkan untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi. Aktivitas kerja senantiasa mempengaruhi produktivitas dalam organisasi sehingga dengan produktifnya pegawai dalam pelaksanaan tugas pokok, akan tercipta efektifitas dan efisiensi. Permasalahan sekarang pengetahuan dan kemampuan aparat tidak merata, hal ini menjadi tugas yang harus segera diselesaikan oleh pemimpin yang ada. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana pengembangan Sumber Daya Aparatur Sipil Negara dalam meningkatkan kinerja pegawai khususnya di Kantor Kecamatan Silian Raya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, hasil yang didapat dari penelitian dilapangan menunjukkan, Pengembangan sumber daya aparatur sipil negara dalam meningkatkan kinerja aparatur pemerintah (khususnya di kantor Kecamatan Silian Raya) sudah cukup baik, namun perlu lagi adanya beberapa perbaikan. Keywords: Pengembangan, Sumberdaya, Aparat 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah aset atau unsur yang paling unik sekaligus penting diantara unsur-unsur organisasi lainnya. Hal yang membuat Sumber daya manusia disuatu organisasi atau perusahaan unik karena manusia itu sendiri makhluk yang memiliki akal budi,punya kemampuan untuk berkembang, dan memiliki keinginan-keinginan berbeda dengan alat produksi lain yang tidak dapat berkembang kemampuannya serta tidak memiliki keinginan-keinginan. Oleh Karena itu tidak sama dengan alat produksi lain maka pengelolaan manuisia pun bersifat unik. Aparatur pemerintah daerah harus memiliki kemampuan maksimal dalam mengelolah sumber daya manusia yang ada di daerahnya. Pemerintah daerah baik secara individu, kelompok maupun kelembagaan berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan mengkaji aspek sumber daya manusia bagi aparatur pemerintah daerah dalam memainkan peranannya mengurus rumah tangga daerah, didapati berbagai permasalahan yang menyangkut keterbatasan dan kelemahan, yang berakibat tidak optimalnya upaya percepatan pembangunan didaerah. Masalah-masalah tersebut meliputi seiring terjadinya tumpang tindi yang mengakibatkan ketidakefisien dalam pelaksanaan tugas juga pemborosan waktu dan dana dalam rekruitmen pegawai kedalam jabatan tertentu ternyata belum selektif dan sistematis sehingga tenaga-tenaga profesional dan berbakat sangat kurang ditemui di kabupaten/kota sedangkan tenaga yang sudah cukup matang dan berpengalaman akhirnya ditarik atau diangkat kedaerah propinsi untuk mengejar jabatan-jabatan yang bereselon tinggi. Kondisi ini menyebabkan kurangnya mantapnya kinerja aparatur didaerah kabupaten/kota karena tingkat penguasaan ketrampilan dan pengetahuan dibidang pekerjaan umumnya rendah. pengembangan Sumber Daya bagi aparatur sipil Negara sangatlah penting untuk dilaksanakan. Pengembangan sumber daya manusia yang kuat sangatlah diperlukan demi meningkatkan kinerja pegawai. Akan tetapi bagaimanakah aparat menjalankan tugasnya dipemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara Tenggara yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Minahasa Tenggara Tenggara. Dan dari pengamatan dilokasi penelitian ditemukan gejala-gejala seperti belum banyak menampakkan prestasi kerja yang maksimal, belum banyak memperhatikan/memberikan pelayanan kepada masyarakat, kemampuan aparat yang tidak merata, kurangnya pengetahuan mengenai tugas dan fungsi dari masing-masing pegawai dan terlalu lambatnya penyelesaian tugas, skill aparat kecamatan dalam mengoperasikan beberapa peralatan modern seperti computer, lcd, laptop, kamera. Adanya peningkatan prestasi kerja aparatur akan memperkecil kekuatiran-kekuatiran yang berkaitan dengan lemahnya pelayanan publik terutama yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat. B. Perumusan Masalah Adapun masalah yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Pengembangan sumber daya aparat dalam meningkatkan kinerja pegawai, khususnya di kantor Kecamatan Silian Raya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui bagaimana pengembangan Sumber Daya Aparatur Sipil Negara dalam meningkatkan kinerja pegawai khususnya di Kantor Kecamatan Silian Raya. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara ilmiah diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu pemerintahan dalam rangka pengembangan sumber daya aparat dalam meningkatkan kinerja aparatur pemerintah. 2

2. Secara praktis dapat menjadi input atau masukan bagi pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara Tenggara dalam rangka penentuan kebijakan, strategi serta dalam menunjang pelaksanaan tugas bagi aparatur pemerintah daerah di lingkungan kantor Kecamatan Silian Raya TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengembangan Pengembangan adalah suatu perubahan dalam orang yang memungkinkan yang bersangkutan bekerja labih efektif. Hasil pengembangan adalah pegawai yang memiliki pengetahuan atau informasi baru, dapat menerapkan apa yang ia ketahui (kellog dalam Moekijat, 1982:2). Menurut Drs. Hendayat Soetopo dan Drs. Wasty Soemantio (1982 : 45), istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut terus-menerus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya maka berakhirlah dengan kegiatan pengembangan. maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah setiap kegiatan atau usaha yang dilakukan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana penilaian dan penyempurnaan terus dilakukan dalam suatu organisasi serta memberikan informasi mempengaruhi sikap orang agar manusia tersebut dapat bekerja lebih efektif. B. Konsep Kinerja Salah satu upaya yang dapat menetukan proses prima khususnya dalam organisasi apalagi organisasi pemerintah tergantung pada kinerja. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan yang mana merupakan suatu bentuk atau aplikasi dari target atau hasil kerja yang dicapai melalui inpu dan output. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak meraka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam uapaya meningkatkan kinerja organisasi. Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh seorang manager atau pimpinan. Walaupu demikian, pelaksanaan kinerja yang obyektif bukanlah tugas yang sederhana, penilaian dapat terjaga. Kegiatan penilaian ini penting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang kinerja mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Menurut Gibson, (dalam srimulyo, 1993:39) ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan presitasi kerja atau kinerja, yaitu : 1. Variabel individual, terdiri dari : - Kemampuan dan ketrampilan: mental dan fisik - Latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian - Demografis: umur, asal usul, jenis kelamin 2. Variabel organisasional, terdiri dari : - Sumber daya - Kepemimpinan - Imbalan - Struktur - Desain pekerjaan 3. Variabel psikologis - Persepsi - Sikap - Kepribadian 3

- Belajar - Motivasi Sutemeister (dalam srimulyo, 1994:40-41) mengemukakan pendapatnya, bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1. Faktor Kemampuan - Pengetahuan: pendidikan, pengalaman, latihan dan minat - Ketrampilan: kecakapan dan kepribadian 2. Faktor Motivasi - Kondisi sosial: organisasi formal dan informal, kepemimpinan - Serikat kerja kebutuhan individu: fisiologis, sosial dan egoistic - Kondisi fisik: lingkungan kerja D. Konsep Aparatur Sipil Negara aparatur negara, alat kelengkapan negara yang terutama meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian, yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari. Dengan demikian pengertian aparatur tidak hanya dikaitkan dengan orangnya tetapi juga organisasi fasilitas ketentuan pengaturan dan sebagainya. Dengan demikian, maka aparatur pemerintah diartikan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yakni melayani, mengayomi dan menumbuhkan prakarsa serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan sedangkan sebagai abdi negara yakni bermental baik dan mempunyai kemampuan profesional yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya untuk mendukung kelancaran pembangunan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri aparatur pemerintah pemerintah adalah : - Bersih - Berwibawa - Bermental baik - Mempunyai kemampuan profesional yang tinggi Adapun aparatur pemerintah yang sangat penting disebabkan oleh dalam melaksanakan pemerintahan dan merupakan dinamisator dan stabilisator serta merupakan suri teladan bagi masyarkat. Demikian apartur pemerintah itu mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi aparatur pemerintah sebagai abdi negara, yakni : - Sebagai pemikir - Sebagai perencana - Sebagai penggerak pembangunan - Sebagai pelaksana dari tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan - Sebagai pendukung dalam kelancaran pembangunan 2. Fungsi aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat, yakni : - Mengayomi masyarakat, - Membina masyarakat, - Menumbuhkan prakarsa dan partisipasi, - Tanggap terhadap pandangan-pandangan dan aspirasi yang hidup dalam masyarakat. 4

METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu penelitian kontekstual yang menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat kualitatif. Pendekatan kualitatif dicirikan oleh tujuan penelitian yang berupaya memahami gejala-gejala yang sedemikian rupa yang tidak memerlukan kuantifikasi, karena gejala tidak memungkinkan untuk diukur secara tepat (Garna,1991 :32). B. Fokus Penelitian Pengembangan Sumber Daya Aparat dimaksudkan untuk membantu para pegawai dalam meningkatkan kualitas dan kunatitas kerja serta profesionalisme aparatur pemerintah Daerah. Untuk mengetahui aspek utama dari pernyataan tersebut yang timbul sebelumnya mengenai pengembangan sumberdaya aparatur sipil Negara di Kecamatan Silian raya, penulis mencoba memfokuskannya pada Teori pengembangan menurut moekijat : pengembangan adalah setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan dan sikap. C. Jenis Data dan Informan Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan objek penelitian, Jenis data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Data primer dan (2) Data sekunder. Data primer diperoleh dalam bentuk verbal atau kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku dari subjek (informan) yang berkaitan dengan objek penelitian. Data sekunder yaitu berupa tulisan-tulisan, rekaman-rekaman, gambar-gambar atau foto-foto, peta, grafik yang semuanya berhubungan dengan objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari informan dan dokumen yang relevan dengan fokus penelitian, seperti gambar, foto, grafik, tabel, model, catatan rapat, arsip-arsip atau tulisantulisan yang ada kaitannya dengan fokus penelitian. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling. Teknik purposive sampling digunakan untuk mengarahkan pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan melalui penyeleksian informan yang menguasai permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. D. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan meliputi data primer dan data sekunder Data Primer pada penelitian ini adalah berikut: 1. Hasil pengamatan terhadap kinerja aparatur pemerintah di Kantor Kecamatan Silian Raya 2. Hasil Wawancara mendalam pada Pimpinan dan staf di kantor Kecamatan Silian Raya Untuk data sekunder terdiri dari : - Data dan dokumentasi yang diperoleh di lapangan tentang pengembangan kemampuan aparat di Kantor Kecamatan Silian Raya. E. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakaan teknik analisa data yang berifat deskriptif, dimana suatu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas fakta-fakta berdasarkan data yang terkumpul di lapangan yang berkaitan erat dengan objek penelitian, kemudian data tersebut dipadukan dan dianalisa secara kualitatif dengan memberikan gambaran-gambaran, interpretasi atau penafsiran atau fakta-fakta tersebut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa data yang ada adalah sebagai berikut : a. Kategorisasi, dalam hal ini data-data yang diperoleh dari kapangan di kategorisasikan berdasarkan data prioritas yang dianalisa dan data yang tidak diprioritaskan untuk dianalisa. 5

b. Reduksi, adalah sebuah langkah dengan menghilangkan atau menegasikan data tertentu yang dinilai tidak perlu untuk dianalisa secara lebih lanjut untuk kepentingan penelitian. c. Interpretasi, adalah tahapan akhir dari proses analisa data, dimana pada tahap ini penulis memberikan tafsiran dan penjelasan-penjelasan yang berkaitan erat dengan data-data yang menjadi isu dalam penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Berbagai strategi dan taktik rangkaian persaingan dapat ditentukan melalui kebijakan dan program secara struktural dan secara sistem dengan pertimbangan situasi dan kondisi secara internal dan secara eksternal. Secara internal perkembangan secara struktural dan secara sistem dapat didasarkan pada sumberdaya dan secara eksternal dapat didasarkan pada kualitas pelayanan. Kebijakan dan program melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi diukur dari 1) kesetiaan 2) prestasi kerja 3) tanggung jawab 4) ketaatan 5) kejujuran 6) kerjasama 7) prakarsa 8) kepemimpinan, dengan pendekatan pada nilai-nilai adat istiadat, ideologi dan kepercayaan yang ada pada suatu masyarakat. Memperjuangkan kebutuhan publik dapat didasarkan pada kehidupan filosofisnya, sosiologis dan yuridisnya baik dalam konsep, struktur, program, dan kepemimpinan.. Dalam penelitian ini Sumber daya manusia yang dimaksud disini secara khusus adalah aparataparat pemerintah atau pegawai Kecamatan Silian Raya. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa aparat pemerintah memiliki posisi yang sangat penting dalam suatu organisasi pemerintahan daerah. Oleh sebab itu pengembangan sumberdaya manusia, dimaksudkan untuk membantu para pegawai dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja serta profesionalisme terutama dalam pelayanan kepada masyarakat. Oleh sebab itu bab ini akan membahas mengenai pelaksanaan tugas aparat pemerintahan di Kantor Kecamatan Silian Raya, serta membahas mengenai upaya pemerintah dalam pengembangan sumber daya aparatur sipil negara. Tabel Jumlah Pegawai Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO TINGKAT JUMLAH PENDIDIKAN 1. SMP - 2 SMA 11 3 SARJANA 8 4 MAGISTER - JUMLAH 19 Sumber : Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara 2016. Dari penelitian melalui data sekunder di kantor kecamatan Silian penulis menilai pengembangan akan sumberdaya aparatur sipil Negara harus dilakukan karena dari segi pendidikan jumlah pegawai 19 pegawai namun hanya 8 orang yang mempunyai gelar sarjana, selain itu kebanyakan pegawai masih dalam usia produktif jadi masih dapat dikembangkan. Penulis juga mewawancarai staf di Kantor Kecamatan Silian Raya Minahasa Tenggara Bapak. Noldy Panekenan, dimana beliau mengatakan Semua Pegawai disini mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan demi menigkatkan sumber daya manusia, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan aparat dalam menjalankan tugas. 6

Maka kesimpulan yang dapat ditarik dari data diatas, ternyata pemerintah sudah memberikan kesempatan bagi pegawainya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagaimana yang diharapkan. A. Kecakapan Kecakapan yang dimaksud disini adalah kemampuan Sumber Daya Aparatur juga dituntut untuk mampu menggunakan fasilitas kerja sebagai penunjang keberhasilan tugas dan pekerjaan dalam bidang pemerintahan. Keahlian aparatur menggunakan fasilitas yang tersedia walaupun belum memadai merupakan satu kemampuan dan satu keuntungan yang tersedia bagi pegawai/aparatur. Fasilitas kerja merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas untuk mancapai hasil yang efektif. Apabila fasilitas kerja pegawai dalam melaksanakan tugas telah terpenuhi maka pegawai dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Begitupun sebaliknya, bila fasilitas kerja kurang memadai dapat menghambat kelancaran pelaksanaan tugasseperti komputer, mesin ketik, fax, fotocopy dll. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan penunjang keberhasilan tugas secara efesien yaitu kemampuan atau keahlian dan tersedianya fasilitas secara memadai. Untuk mengetahui lebih dalam dalam penggunaan fasilitas kerja di Kecamatan Silian Raya penulis mewawancarai seorang staf yang ada dibagian Seksi Fungsional Umum bapak Marcel Mokalu, S.Sos, beliau mengatakan fasilitas di kantor Kecamatan Silian Raya sudah cukup baik dimana tersedia komputer, printer, laptop dan lain sebagainya, namun sayangnya tidak semua pegawai tahu menggunakannya, hal ini perlu diperhatikan oleh pimpinan dimana perlu adanya pelatihan bagi staf dalam menjalankan fasilitas yang ada. Kesimpulan yang dapat ditarik diatas adalah ternyata penggunaan fasilitas kerja dalam pelaksanaan tugas adalah sudah menggunakan setiap fasilitas yang ada secara maksimal, namun tidak semua pegawai dapat menggunakannya dikarenakan pegawai tersebut tidak dapat mengoperasikannya. B. Sikap Apratur Pemerintah Dalam ilmu pemerintahan, peraturan yang menjadi pedoman sikap dan landasan bertindak serta berprilaku bagi aparatur Negara atau apratur pemerintahan disebut dengan etika pemerintahan. Hingga sekarang ini telah banyak ditetapkan peraturan-peraturan yang mengatur dan menjadi pedoman sikap dan perilaku aparatur pemerintah, misalnya peraturan mengenai etika jabatan, peraturan mengenai disiplin dan berbagai peraturan kedinasan lainnya. Sikap dan Perilaku aparat pemerintah merupakan gambaran tentang apa saja yang menjadi tindakan aparatur. Seorang aparat pada pelaksanaan kerjanya, perilaku kerja ini dapat menggambarkan kinerja yang dimiliki oleh seorang aparatur pada bidang atau pada bagian yang ditempatinya. Perilaku kerja aparatur dalam pelaksanaan tugas-tugas dalam segala bidang terutama dalam penyelenggaraan pemerintahan diukur dan dinilai berdasarkan hasil kerja yang dicapai oleh, karena itu semuanya tergantung pada moral yang dimiliki oleh masing-masing aparatur baik atasan maupun bawahan apakah mereka mampu menjaga kemampuan kerja mereka dengan baik atau tidak. Untuk mengetahui perilaku kerja aparatur dalam pelaksanaan tugas penulis mewawancarai Camat Kecamatan Silian Bapak Meidy Tangian, S.Pd dimana beliau mengatakan, Sebenarnya perilaku aparatur pemerintah dalam pelaksanaan tugas pada umumnya sudah cukup baik. Mereka sudah mulai menunjukkan bagaimana berlaku sebagai aparat yang professional. Hal ini akibat dari pembinaan yang selalu dilakukan secara berjenjang. Saya selalu mengatakan kepada mereka bahwa aparatur pemerintah itu harus berperilaku baik dalam melaksanakan pekerjaan karena kita seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat pada umumnya. Memang masih ada juga aparatur yang perlu terus dibina karena perilakunya masih buruk. Tapi saya yakin, bahwa dengan pembinaan yang dilakukan terus, mereka akan berkembang menjadi aparatur yang lebih professional. 7

Maka kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil wawancara di atas adalah ternyata aparatur pemerintah memiliki perilaku kerja yang baik dalam pelaksanaan tugas di Kantor Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara. perilaku kerja yang baik tentunya akan sangat berpengaruh pada hasil kerjanya nanti. C. Pengetahuan Pengetahuan aparat akan tugas dan fungsinya sangat berpengaruh terhadap kinerjanya, seorang aparat akan lebih mudah menjalankan tugasnya berdasarkan kompetensi yang ada, pembagian pekerjaan mereupakan factor penting dalam suatu pekerjaan apakah suda sesuai atau belum. Pada dasarnya pembagian kerja dilakukan untuk menghindari adanya tumpang tindih dalam melaksanakan suatu pekerjaan sehingga hasilnya tidak efektif. Pembagian kerja dapat menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas karena setiap pegawai akan memiliki batasan gerak yang jelas dalam melaksanakan suatu pekerjaan sehingga diharapkan akan terwujudnya efektivitas dalam mencapai hasil yang baik. Pembagian kerja dilakukan dengan memperhatikan keterampilan dan keahlian pegawai pada bidang-bidang masing-masing. Untuk mengetahui pembagian kerja di Kantor Kecamatan Silian Raya, penulis mewawancarai seorang staf di Kantor Kecamatan Silian Raya Ibu. Softlie Rugian dimana beliau mengatakan Berbicara mengenai pembagian kerja disini telah dilaksanakan dengan baik. Camat Kecamatan Silian Raya selalu membagi pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan kemampuan kami, agar supaya pekerjaannya berjalan secara efektif dan efesien. Kesimpulan yang dapat ditarik dari data diatas, ternyata pembagian kerja di Kantor Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara sudah dilakukan seperti yang diharapkan atau sudah dilakukan dengan baik. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penempatan pegawai kedalam jabatan-jabatan tertentu yang sesuai dengan gelar sangat perlu dilakukan, karena hal ini dapat membantu pelaksanaan tugas. Meskipun dari hasil penelitian melalui data sekunder menunjukkan ada beberapa posisi yang menunjukkan tidak sesuai dengan kompentensinya. PENUTUP A. Kesimpulan Dengan memperhatikan uraian pada hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengembangan sumber daya aparatur sipil negara dalam meningkatkan kinerja aparatur pemerintah (khususnya di kantor Kecamatan Silian Raya) dilakukan dengan pemberian kesempatan kepada bawahannya untuk mengikuti pendidikan pelatihan. Begitu pula dengan penempatan pegawai dalam jabatan-jabatan tertentu sudah dilakukan dengan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing pegawai. 2. Mengenai pelaksanaan tugas, aparatur pemerintah dalam pelaksanaan tugas sudah menunjukkan perilaku yang baik, pelayanan yang diberikan kepada masyarakatpun sudah dilakukan dengan baik. Begitu juga dengan penggunaan fasilitas kerja yang ada sudah digunakan secara maksimal. Tidak hanya itu, aparatur pemerintah yang ada di Kantor Kecamatan Silian Raya sangat taat terhadap disiplin kerja, hal ini ditunjukkan dengan datang ke kantor tepat waktu, dan pulang setelah jam kantor selesai dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Ditambah lagi dengan peranan pimpinan yang sangat efektif terhadap kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas, hal ini dikarenakan pimpinan selalu memberikan arahan sebelum memberi tugas. B. Saran Beranjak dari hasil penelitian, maka hal yang perlu disarankan untuk ditindak lanjuti adalah : 1. Mengingat pentingnya perilaku yang baik oleh aparat dalam menjalankan tugas, maka disarankan perlu ditingkatkan pengawasan kepada aparat dalam menjalankan tugas mereka 8

sehingga dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Dalam tingkat kedisiplinana, Camat harus meningkatkan kedisiplinan karena masih ada beberapa pegawai yang belum taat, perlu diberikannya teguran yang lebih tegas agar pegawai yang lebih disiplin dalam pekerjaan mereka. 2. Demi meningkatkan kualitas aparat pemerintah perlu dilaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi aparat dalam menunjang pekerjaan agar pegawai lebih dibekali pengetahuan dan keahlian ataupun kursus dalam penggunaan fasilitas teknologi seperti komputer, laptop, printer dan lainnya. Pemberian kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan juga perlu diperhatikan dengan memberi fasilitas dan dukungan dana dan moril. 9

DAFTAR PUSTAKA As ad, Administrasi Kepegawaian Daerah, 1991, Ghalia Indonesia, Balai Aksara Jakarta- Yudhistira, Jakarta Maleong, Lexy, J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya. Moekijat, Drs. 1974. Management Kepegawaian. Alumni Bandung. Musanef, Manajemen Kepagawaian Indonesia, 1989, CV. Hajimasagung, Jakarta Poewardarminta W.J.S. 1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta. Balai Pustaka Nasional. Sugiyono, Prof.Dr. 2007, Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta; Bandung. Situmorang V, dan Juhir J, SH, 1998, Aspek Hukum Pengawasan Melekat, Jakarta: Rineka Cipta. Wasty Soemantio dan Hendayat, Dasar-dasar Administrasi, 1982, LAN, Jakarta Sumber Lain - Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah - Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara - Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan 10