BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

dokumen-dokumen yang mirip
siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembukaan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pembukaan UUD 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang menjadi sarana belajar bagi seorang individu. Sekolah merupakan suatu lingkungan formal yang di dalamnya terdapat berbagai macam sarana dan prasarana pendukung bagi pemantapan edukasi. Tujuan utama orang tua menyekolahkan anaknya adalah untuk belajar. Belajar yang dimaksud di sini adalah belajar secara akademik. Itu yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua. Namun, ternyata pada hakikatnya, tidak hanya kemampuan akademik atau biasa disebut kompetensi kognitif dalam bahasa sekolah, yang menjadi satusatunya tujuan diadakannya sekolah. Melainkan, ada dua tujuan lain yang dijadikan sebuah tujuan bagi adanya sekolah yaitu anak dididik untuk memiliki kompetensi afekif dan psikomotor. Kompetensi afektif adalah suatu kompetensi yang mengajarkan kepada peserta didik untuk bertata laku yang baik, atau sopan santun. Sedangkan kompetensi psikomotor adalah suatu kompetensi yang mengajarkan peserta didik untuk mengenal suatu ketrampilan lain, di luar ketrampilan akademik. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB III Pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan adalah : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada 1

2 Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis. Dalam undang-undang tersebut sangat jelas menerangkan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik. Titik poin ini lah yang melatarbelakangi penulis mengungkapkan adanya masalah dalam suatu paradigma yang memandang bahwa suatu keputusan yang benar ketika seorang peserta didik hanya difokuskan untuk belajar di dalam kelas saja. Tidak untuk mengeksplor dirinya dengan kegiatan lain, yaitu kegiatan ekstrakulikuler yang bisa dijadikan sebagai sarana pengembangan diri di luar bidang akademik. Akademik memang penting, semua orang menyetujui hal tersebut. Tapi sebagian orang juga setuju bahwa kegiatan ekstrakuliker pun juga tidak kalah penting untuk mengembangkan potensi lain yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pasal 2 menerangkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Tergambar jelas dari aturan menteri tersebut bahwa kegiatan ekstrakurikuler memang bertujuan untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat peserta didik sebagaimana yang telah dijelaskan pada undang-undang mengenai sistem pendidikan nasional. Jika dikatakan belajar akademik hanya untuk otak kiri, maka untuk kegiatan ektrakulikuler ini lah sarana yang digunakan untuk mengasah otak kanan kita, agar keduanya seimbang. Poin penting yang ingin penulis tunjukan adalah bahwasanya, kegiatan ekstrakulikuler dapat menjadi

3 alat pendukung untuk ketercapaian kompetensi akademik bagi seorang peserta didik. Dalam hal ini yang akan penulis garis bawahi adalah mengenai pengaruh kegiatan ekstrakulikuler dalam melatih kemampuan beretorika peserta didik di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan bakat dan minat peserta didik, sesuai dengan kondisi sekolah. Banyak peserta didik yang kurang mengetahui bakat dan minat yag ada pada dirinya sehingga peserta didik juga kurang maksimal dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Pada dasarnya, kegiatan ekstakurikuler dan intrakurikuler merupakan kegiatan utama sebuah institusi sekolah. Dalam pembinaan peserta didik di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, ketrampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju. Kegiatan-kegiatan peserta didik di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi, terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kegiatan ini menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian peserta didik. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987), bahwa kegiatan esktrakurikuler harus meningkatkan kemampuan peserta didik beraspek kognitif, afektif, dan

4 psikomotor. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar peserta didik di kelas. Melalui kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat menambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di kelas. Sedangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler juga peserta didik dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Hasil yang dicapai peserta didik setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan berdampak pada hasil belajar di kelas, yaitu pada pelajaran tertentu yang ada kaitannya dengan ekstrakurikuler akan mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut. Biasanya peserta didik yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler akan terampil dalam mengelola dan memecahkan masalah sesuai karakteristik ekstrakurikuler yang diikuti. Namun demikian, berdasarkan pengalaman penulis di lapangan saat kegiatan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) dari bulan Januari hingga bulan April 2016 di SMA PGRI 1 Bandung, pada saat mengajar di kelas merasakan bagaimana perbedaan pada anak-anak yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pada saat mengemukakan pendapat di kelas. Terasa sekali kesenjangan antara yang aktif dan yang pasif. Mereka yang cenderung vokal atau punya kemampuan beretorika adalah yang aktif di kegiatan ekstrakurikuler, sedangkan yang lain cenderung

5 pasif. Padahal jika harus dijabarkan, ada banyak kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diikuti oleh peserta didik di SMA PGRI 1 Bandung, seperti OSIS, PRAMUKA, PASKIBRA, PMR, IT Club, LISWA, dan lain sebagainya. Banyak sekali manfaat kegaiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan kemampuan beretorika. Seperti dikutip dari sebuah buku berjudul Retorika Praktis Teknik Seni dan Berpidato karangan Gentasari Anwar, S.H. yang menyatakan sebagai berikut : Maju mundurnya sebuah organisasi baik organisasi sosial politik maupun organisasi masa, tidak saja tergantung pada keberadaan unsur pimpinan, tapi juga ditentukkan oleh kemampuan para kadernya. Secara umum, misi para kader organisasi seperti tersebut di atas, ialah : Ke dalam : 1) melakukan pembinaan terhadap anggota dari segala aspek 2) membina hubungan yang komunikatif antara sesama anggota, dan anggota dengan unsur pimpinan. 3) menegakkan peraturan-peraturan organisasi, terutama bagi para anggota 4) ikut memikirkan dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi organisasi. Ke luar : aktif mengembangkan dan menjalankan semua program organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, para kader pasti banyak melakukan proses komunikasi dalam bentuk komunikasi tatap muka. Di sini, para kader dituntut untuk mempelajari dan menguasai ketrampilan berbicara yang menyakinkan. Setiap manusia oleh Tuhan dibekali kemampuan yang berbeda-beda untuk tumbuh dan berkembang. Demikian pula dengan peserta didik, setiap peserta didik mempunyai potensi yang berbeda, baik inteligensinya, motivasi belajarnya, kemauan belajarnya dan sebagainya. Bila dikaitkan dengan keaktifan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi peserta didik yang aktif dalam organisasi akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dari peserta didik yang tidak aktif dalam organisasi, karena mereka memiliki kelebihan tertentu, misalnya kemampuan interaksi sosial dengan teman-temannya, guru-gurunya serta orang

6 lain di sekitar terutama kemampuan menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan orang lain, sehingga menopang mereka untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik sehingga dapat mencapai prestasi yang tinggi. Begitu juga mengenai kemampuan beretorika, kemampuan ini sangat jarang sekali dimiliki secara natural oleh manusia. Artinya, secara tidak langsung kemampuan ini adalah kemampuan yang harus banyak dilatih bagi yang menginginkan untuk dapat menguasainya. Salah satu faktor yang mempengaruhi pelatihan kemampuan beretorika ini yaitu seringnya kemampuan beretorika, berani mengemukakan pendapat di depan kelas dan lain sebagainya. Dan hal tersebut biasanya terlatih dalam organisasi atau kegiatan ekstrakurikuler. Seseorang yang aktif organisasi atau organisator biasanya sangat terlatih mengenai kemampuan beretorika. Karena dalam organisasi biasanya setiap anggota organisasi dilatih untuk berani mengemukakan pendapatnya di muka umum, seperti salah satunya saat rapat. Hal ini lah yang mendasari penulis untuk mengusung tajuk mengenai pengaruh kegiatan ekstrakurikuler dalam melatih kemampuan beretorika peserta didik. Karena dirasa dengan berkembangnya jaman, bukan tidak mungkin bahwa orang yang memiliki kemampuan lebih vokal akan lebih dibutuhkan dibandingkan dengan orang yang cenderung pasif berkomunikasi. Berdasarkan ulasan di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Melatih Kemampuan Beretorika Peserta Didik Kelas XI SMA PGRI 1 Bandung.

7 B. Identfikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan inventarisasi masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Seperti yang telah diketahui bahwa kemampuan beretorika sangat dibutuhkan dalam era dewasa ini. Mengingat saat ini Indonesia sudah memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dimana dalam era ini, kita dihadapkan pada tantangan untuk bersaing dengan negara lain. Tentulah banyak skill yang harus kita miliki salah satunya yaitu kemampuan beretorika. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah yang dikemukakan penulis sebagai berikut: 1. Kurang pandainya peserta didik mengemukakan pendapatnya ketika dihadapkan pada presentasi kelas ataupun diskusi. 2. Kurangnya literasi mengenai wacana keilmuan yang mereka dapatkan di kelas sehingga menyulitkan mereka untuk berani mengemukakan pendapat yang baik sesuai dengan kaidah keilmuan atau fakta yang ada (tidak asal bunyi). 3. Kurangnya minat peserta didik terhadap kegiatan ekstrakurikuler membuat mereka kekurangan sarana untuk melatih kemampuan beretorika mereka. 4. Kurangnya keaktifan peserta didik secara positif sehingga sedikit manfaat yang diperoleh dari keaktifannya berorganisasi dan rendahnya kontribusi yang diberikannya kepada organisasi. 5. Peserta didik selalu beranggapan bahwa mengikuti ekstrakurikuler dapat mengganggu kegiatan intrakurikuler (kegiatan akademik).

8 6. Kurangnya dukungan dari orang tua karena adanya anggapan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat mengganggu nilai akademik. 7. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler cenderung lebih aktif dibanding dengan yang peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan ini mengarah pada penilaian peserta didik tersebut di kelas oleh guru. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah : Bagaimana Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler dapat Melatih Kemampuan Beretorika Peserta Didik Kelas XI 1 SMA PGRI 1 Bandung? D. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah pembahasan hasil penelitan dan agar lebih terfokus maka penulis membatasi masalah menjadi sebagai berikut : a. Bagaimana program kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan kemampuan beretorika? b. Bagaimana upaya kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan kemampuan beretorika? c. Bagaimana pengaruh kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan kemampuan beretorika? E. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut : 1) Tujuan Umum

9 Tujuan umum dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui fakta bahwa tidak selamanya kegiatan ekstrakurikuler dapat mengganggu kegiatan intrakurikuler, akan tetapi justru dapat membantu peserta didik untuk melatih kemampuan beretorika. 2) Tujuan Khusus Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Program kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan kemampuan beretorika b. Upaya kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan kemampuan beretorika c. Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan kemampuan beretorika F. Manfaat Penulisan Berdasarkan tujuan penulisan yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Manfaat lainnya yaitu memberikan pandangan baru bahwa tidak selamanya kegiatan ekstrakurikuler dapat mengganggu kegiatan intrakurikuler peserta didik justru dapat melatih kemampuan beretorika peserta didik. 1. Manfaat Teoritis Adapun manfaat teoritis dari penulisan ini adalah: a. Untuk mengembangkan wawasan ilmu dan mendukung teori-teori yang sudah ada yang berkaitan dengan bidang kependidikan,

10 terutama masalah proses belajar mengajar di sekolah dan sumber daya manusia. b. Menambah khasanah bahan pustaka baik di tingkat program pendidikan, fakultas maupun universitas. c. Sebagai dasar untuk mengadakan penulisan lebih lanjut dengan variabel lebih banyak. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penulisan ini adalah: a. Guru sebagai motivator yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar dengan cara yang seefektif mungkin dan membagi waktu dengan baik agar dapat belajar untuk melatih kemampuan lain di luar kemampuan akademiknya, seperti diantaranya kemampuan beretorika. b. Hasil penulisan ini dapat menambah wawasan peserta didik tentang perlunya melatih kemampuan beretorika untuk menunjang kemampuan psikomotornya. c. Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki penulis dalam melakukan penulisan. G. Kerangka Pemikiran Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat (bekerja, berusaha) (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 31). Aktif mendapatkan awalan kedan an, sehingga menjadia keaktifan yang mempunyai arti kegiatan atau kesibukan. Jadi, kata keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah

11 kesibukan peserta didik untuk mengikuti segala bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Berdasarkan hasil penulisan terdahulu oleh Sheila Anesh Sundari bahwa kegiatan kepramukaan (ekstrakurikuler) mampu meningkatan kemampuan interpersonal pada peserta didik. 1. Asumsi Berdasarkan pengalaman yang penulis rasakan selama menjadi peserta didik dan sekarang menjadi mahasiswa yang pernah aktif dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler (organisasi) baik itu yang ada di dalam ranah sekolah maupun luar sekolah, bahwa keaktifan tersebut mampu melatih kemampuan beretorika. Contoh yang nyata adalah ketika di dalam kelas, berani mengemukakan pendapat di depan kelas saat presentasi hasil diskusi kelompok. Hal itu disebabkan karena kita sering dilatih mengemukakan pendapat saat rapat ekstrakurikuler (organisasi). Secara tidak langsung kesempatan-kesempatan tersebut melatih kemampuan beretorika dengan sendirinya. Hal yang perlu digarisbawahi yakni bukan berani mengemukakan pendapat tanpa berdasarkan keilmuan yang ada, atau biasa disebut asal bunyi. Bukan yang demikian, akan tetapi beretorika yang juga berdasarkan pada fakta atau rujukan keilmuan yang ada (tidak asal bunyi) atau dengan kata lain dapat beretorika dengan dasar ide pemikiran yang kritis.

12 2. Hipotesis Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : Bahwa kegiatan ekstrakuikuler dapat melatih kemampuan beretorika peserta didik. H. Definisi Operasional Agar tidak jadi salah persepsi terhadap judul penulisan ini, maka perlu didefinisikan hal-hal berikut : 1. Pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 2. Kegiatan yaitu segala bentuk aktivitas yang ada di suatu organisasi atau ekstrakurikuler. 3. Ekstrakurikuler yaitu seluruh kegiatan ekstra di luar jam sekolah yang terorganisir, bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik, yang semua ketentuannya sudah ada di aturan sekolah. 4. Melatih yaitu mengajar seseorang agar terbiasa (mampu) melakukan sesuatu, membiasakan diri (belajar). 5. Kemampuan yaitu kesanggupan, kecakapan, kekuatan yang dimiliki setiap individu yang merupakan hasil latihan secara teratur. 6. Beretorika yaitu kemampuan berkomunikasi yang dilakukan secara lisan mengenai suatu hal atau topik di hadapan banyak orang dengan tujuan mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan, dan memberikan informasi kepada masyarakat di tempat tertentu. Contoh nyatanya seperti

13 mengemukakan pendapat pada saat diskusi dengan menggunakan ide berpikir yang kritis. 7. Peserta didik yaitu adalah siswa atau komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidkan sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. I. Struktur Organisasi Skripsi Struktur penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu : BAB I Pendahuluan Bab pembuka pada penulisan karya ilmiah ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menjelaskan mengenai bagaimana asal usul penulis mengangkat judul dari penulisan karya ilmiah ini, identifikasi masalah untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang penulis angkat dalam karya ilmiah ini, dan tujuan penulisan yaitu untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam karya ilmiah ini, dan yang lainnya yaitu kegunaan penulisan, serta struktur organisasi penulisan yang menjabarkan isi masing-masing bab pada penulisan karya ilmiah ini. BAB II Kajian Teori Pada bab II ini, penulis membahas mengenai tinjauan kajian teori dari masing-masing variabel. Variabel tersebut yakni ada mengenai ektrakurikuler (organisasi), yang di dalamnya berisi

14 pengertian organisasi, unsur-unsur organisasi serta prinsipprinsip organisasi. Dilanjutkan mengenai tinjauan teori mengenai ekstrakurikuler, beberapa profil ekstrakurikuler dan terakhir mengenai tinjauan teori tentang beretorika. BAB III Instrumen Penelitian Metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penulisan, definisi operasional, instrumen penulisan dan teknik pengolahan data. BAB IV Hasil Penulisan dan Pembahasan Hasil penulisan dan pembahasan ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Melatih Kemampuan beretorika. BAB V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran ini penulis menyimpulkan dan memberi saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.